Langsung ke konten utama

USUT (TIDAK) TUNTAS | Catatan Zulham Akhmad Mubarrok, Ketua KNPI Kabupaten Malang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Malang punya sejarah panjang tentang perlawanan pemuda. Bukalah buku sejarah maka akan lugas terbaca bahwa arek-arek Malang punya tradisi heroik dan pantang mundur dalam hal membela kebenaran.

Simak pertempuran tak seimbang para pemuda Malang versus pasukan militer Belanda yang dilengkapi Tank Amtrac pada 31 Juli 1947. 

Berbekal senjata seadanya, arek-arek Malang yang tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) mampu bertempur selama 5 jam nonstop. Di ujung pertempuran, 35 nyawa gugur. 

Para pejuang remaja itu dimakamkan dalam satu lubang yang dulu hanya ditandai oleh pohon Pisang. Sebagai pengingat pertempuran heroik tersebut Presiden Soekarno mendirikan monumen perjuangan TRIP yang berlokasi di seputaran Jl Ijen, Kota Malang. 

Jika TRIP beranggotakan pelajar SMP dan SMA di masa perjuangan, lain lagi dengan Tentara Genie Pelajar (TGP). Mereka adalah gabungan pelajar sekolah SMK atau kejuruan. TGP berperan penting di periode tahun 1947 hingga 1949 saat Belanda ingin kembali memasuki wilayah Malang.

Sesuai dengan keahlian dari pelajar TGP, mereka membuat perangkap, mortir hingga bom untuk menahan tentara Belanda agar tak masuk ke wilayah Malang. TGP Bertempur dengan gagah berani di medan tempur Malang Selatan, Bululawang, Kendalpayak, Wagir, Batu hingga Pujon. 

Untuk menandai perjuangan mereka, monumen TGP dibangun pada 1960-1970an di depan SMK Bina Cendika Bangsa. Pada monumen tersebut, terdapat ukiran nama-nama pelajar yang tergabung dalam TGP yang gugur saat membela tanah air.

TRIP dan TGP adalah lipatan sejarah yang melanjutkan kisah heroik panjang di Bumi Arema. Pada era sebelumnya, Malang telah menjadi garis depan gerakan perlawanan pemuda seperti laskar Mujahidin (Hizbullah) yang bermarkas di poros Masjid Sabilillah, Blimbing dan Masjid Hizbullah di Singosari.

Tradisi perlawanan pemuda berakar kuat pada historis Malang. Dalam sejarah Nusantara, hanya di Malang, seorang pemuda dari kalangan rakyat jelata bernama Ken Anggrok (Ken Arok) mampu menaklukkan penguasa dan mendirikan sebuah kerajaan. 

Dibawah pemerintahan Ken Arok, Kerajaan Tumapel (Singosari) kemudian menjadi kerajaan terkuat di Nusantara yang melahirkan anak turun raja-raja penguasa tanah Jawa pada masa itu. 

Tradisi perlawanan pemuda di Malang memiliki energinya sendiri. Energi yang selama ini terpendam dalam ruang dan waktu yang makin renta ditelan peradaban. Tapi semesta selalu punya cara untuk melahirkan lagi api perlawanan yang hampir redup ditelan zaman. 

Pada malam nahas 1 Oktober 2022, Malang digores luka mendalam. 135 nyawa direnggut paksa dalam insiden kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen. Akibat kelalaian dan ketidakmampuan mereka yang seharusnya terlatih dan bermental disiplin, pengamanan berubah menjadi tragedi. Kematian 135 pemuda memupuk Bumi Arema dengan darah dan airmata. Sejarah perlawanan tersulut. 

Yang terjadi berikutnya semakin ironis. Perpecahan diantara sesama pemuda disulut untuk meredam sikap perlawanan. Beragam kepentingan saling tumpang tindih dalam ruang kebenaran yang makin sempit. 

Yang mencari keadilan kemudian menjadi terdakwa dan terhukum. Yang melawan atas nama sikap kritis diamputasi dan dibungkam. 

Rentetan kekecewaan demi kekecewaan para pencari keadilan tak kunjung paripurna. 

Berbagai jalan yang sepantasnya ditempuh sudah terlaksana secara estafet. Hingga hampir setahun berlalu tanpa kepastian dan keadilan. 

Sebuah tanda tanya besar menganga dalam benak jutaan pemuda Malang saat ini. Apakah Malang akan bernasib malang? 

Apakah kita akan membiarkan perilaku tidak adil ini terus terjadi? Sampai kapan nalar para pemimpin kita tertutup kabut kepentingan hingga membutakan fakta tentang keadilan yang terang benderang ini?

Kawan, jangan berhenti berbincang tentang kematian 135 saudara kita sedarah seperjuangan di Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. 

Perbincangkan ketidakadilan ini di warung-warung kopi, di kampung-kampung, di sudut-sudut pasar. Diskusikan kegelisahan ini di meja makan keluarga dan di kamar tidur yang temaram. 

Nyalakan api perlawanan dengan menularkan keresahan tentang tragedi Kanjuruhan dari satu telinga ke telinga yang lain.

Biarkan gemanya terus terdengar hingga pekak telinga mereka yang harusnya bertanggungjawab terhadap luka yang ditorehkan pada sejarah Bumi Arema. 

Usut (tidak) tuntas di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo akan selamanya tercatat dalam sejarah dunia dan diwariskan melintas ruang dan waktu. 

_Akhir-akhir ini, di Tanah Airku, yang terang menjadi gelap, yang hitam semakin legam dan pekat…_


Malang, Rabu Pon, 30 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Ciptakan Inovasi Pembelajaran Kimia Berupa KIT KOVALEN Berbasis Game Education

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Materi ikatan kimia merupakan materi yang tergolong sulit untuk siswa kimia SMA, salah satunya dalam penggambaran struktur Lewis. Hal ini terjadi karena struktur Lewis merupakan model ikatan kimia yang selain mememrlukan keterampilan berpikir dan logika, dibutuhkan juga imajinasi penggambaran ikatan di dalam molekul-molekulnya. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami ikatan kimia, khususnya ikatan kovalen.  Kelima mahasiswa dapartemen kimia Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah media pembelajaran ikatan kovalen untuk meningkatkan konsep pemahaman siswa SMA berbasis game education yang disebut Kit Kovalen merupakan inovasi media pembelajaran dari bahan dasar catur yang dimanfaatkan kembali didesain semenarik mungkin  seperti puzzle yang nantinya siswa akan memperaktikan sendiri dengan pilihan kartu yang diambilnya. Sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan bermakna. Mereka adalah Ulfa Rahmawati, Fatimah A...

Mahasiswa PLS UM Ikut Andil Berikan Metode Pembelajaran Huruf Hijaiyah dengan Media Gambar dan Warna pada Peserta Didik TPQ Ainul Yaqin Pakisaji

    MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Sekumpulan mahasiswa PLS UM mengadakan suatu program yang berkaitan dengan simulasi pembelajaran pada hari Rabu, 15 November 2023 yang melibatkan peserta didik jilid dua TPQ Ainul Yaqin yang berada di Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Program pembelajaran yang dilaksanakan berupa pengenalan huruf hijaiyah menggunakan media gambar dan warna dengan tujuan untuk membantu menstimulasi kemampuan motorik peserta didik. Materi yang disampaikan kepada peserta didik TPQ Ainul Yaqin menggunakan metode At-Tartil, yang mana anggota kelompok Mahasiswa PLS UM berperan sebagai pemateri. Penggunaan media dan sarana pembelajaran menggunakan alat yang sederhana, yaitu papan tulis, meja, karpet, alat peraga berupa kertas dengan huruf hijaiyah, Al-Qur’an, spidol, penghapus, kertas print dengan huruf hijaiyah, dan pensil warna. Selama proses pembelajaran dilakukan selama 60 menit. Awal pembelajaran diawali dengan salam, pembuka, dan perkena...