Tampilkan postingan dengan label Bencana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bencana. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Maret 2025

Bersama Dirgantara Rescue, Yayasan Al Bashiroh Tingkatkan Pemahaman Kebencanaan kepada Santri dalam Perkasa 2025

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Dirgantara Rescue memberikan pengenalan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) kepada siswa-siswi SMP IT Al Bashiroh dan SMA IT Robbani dalam rangkaian acara Perkasa (Perkemahan Santri), yang diselenggarakan di Wana Wisata Winong Camp Ground, Wajak. Pengenalan SPAB ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan siswa terhadap ancaman bencana, khususnya gempa bumi yang berpotensi terjadi di wilayah Turen.  

Kegiatan yang diikuti oleh 130 peserta ini berlangsung pada 25 Februari 2025 dan berfokus pada evakuasi mandiri serta teknik penyelamatan korban gempa. Dalam pelatihan ini, siswa mendapatkan pemahaman tentang cara bertindak ketika terjadi gempa dan bagaimana melakukan evakuasi yang aman dan efektif.  

Panitia bidang acara, Kukuh, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan pengalaman pertama sekolah dalam mengundang pihak yang kompeten untuk memberikan edukasi kebencanaan secara formal. “Kebetulan sekolah kami belum pernah melakukan pelatihan bencana seperti ini secara formal dengan menghadirkan pihak yang kompeten di bidang itu. Makanya, kami jadwalkan tahun ini harus ada materi yang berbeda supaya wawasan anak-anak bertambah,” ujarnya.  

Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi dari tim Dirgantara Rescue yang menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana. Setelah itu, peserta melakukan praktik evakuasi mandiri, di mana mereka belajar bagaimana menyelamatkan diri saat gempa terjadi. Pelatihan ditutup dengan simulasi penyelamatan korban gempa, yang menguji pemahaman dan keterampilan siswa dalam menghadapi situasi darurat.  

Meskipun cuaca mendung sejak awal acara dan sempat terjadi gerimis tipis, antusiasme peserta tetap tinggi. Para siswa tetap fokus dalam menerima materi dan aktif mengikuti praktik serta simulasi. Salah satu peserta, Zaid, siswa kelas 7 SMP IT Al Bashiroh, mengungkapkan kesannya terhadap pelatihan ini. “Pelatihan ini seru, saya bisa menambah wawasan tentang bencana serta dapat membantu evakuasi seandainya nanti gempa menimbulkan korban,” katanya.  

Selain memberikan keterampilan dasar dalam penyelamatan diri, pelatihan ini juga menanamkan kesadaran bahwa kesiapsiagaan adalah bagian penting dari kehidupan di daerah rawan bencana. Dirgantara Rescue menekankan bahwa pengetahuan tentang mitigasi bencana harus dimiliki setiap individu, terutama mereka yang tinggal di kawasan yang memiliki potensi gempa seperti Turen. Dengan memahami prosedur evakuasi yang benar, risiko cedera dan korban jiwa saat bencana terjadi dapat diminimalkan.

Pewarta : Nur Hamid Abdissalam

Bersama FPRB Jawa Timur, Yayasan Al Bashiroh Tingkatkan Pemahaman Kebencanaan kepada Santri dalam Perkasa 2025

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Timur tingkatkan pemahaman kebencanaan melalui pengenalan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) kepada siswa-siswi SMP IT Al Bashiroh dan SMA IT Robbani dalam rangkaian acara Perkasa (Perkemahan Santri), yang diselenggarakan di Wana Wisata Winong Camp Ground, Wajak. Pengenalan SPAB ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan siswa terhadap ancaman bencana, khususnya gempa bumi yang berpotensi terjadi di wilayah Turen.  

Kegiatan yang diikuti oleh 130 peserta ini berlangsung pada 25 Februari 2025 dan berfokus pada evakuasi mandiri serta teknik penyelamatan korban gempa. Dalam pelatihan ini, siswa mendapatkan pemahaman tentang cara bertindak ketika terjadi gempa dan bagaimana melakukan evakuasi yang aman dan efektif.  

Panitia bidang acara, Kukuh, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan pengalaman pertama sekolah dalam mengundang pihak yang kompeten untuk memberikan edukasi kebencanaan secara formal. “Kebetulan sekolah kami belum pernah melakukan pelatihan bencana seperti ini secara formal dengan menghadirkan pihak yang kompeten di bidang itu. Makanya, kami jadwalkan tahun ini harus ada materi yang berbeda supaya wawasan anak-anak bertambah,” ujarnya.  

Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi dari Kabid Penguatan Kapasitas FPRB Jatim,Endi PU, yang menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana. Setelah itu, peserta melakukan praktik evakuasi mandiri, di mana mereka belajar bagaimana menyelamatkan diri saat gempa terjadi. Pelatihan ditutup dengan simulasi penyelamatan korban gempa, yang menguji pemahaman dan keterampilan siswa dalam menghadapi situasi darurat.  

Meskipun cuaca mendung sejak awal acara dan sempat terjadi gerimis tipis, antusiasme peserta tetap tinggi. Para siswa tetap fokus dalam menerima materi dan aktif mengikuti praktik serta simulasi. Salah satu peserta, Zaid, siswa kelas 7 SMP IT Al Bashiroh, mengungkapkan kesannya terhadap pelatihan ini. “Pelatihan ini seru, saya bisa menambah wawasan tentang bencana serta dapat membantu evakuasi seandainya nanti gempa menimbulkan korban,” katanya.  

Selain memberikan keterampilan dasar dalam penyelamatan diri, pelatihan ini juga menanamkan kesadaran bahwa kesiapsiagaan adalah bagian penting dari kehidupan di daerah rawan bencana. FPRB Jatim menekankan bahwa pengetahuan tentang mitigasi bencana harus dimiliki setiap individu, terutama mereka yang tinggal di kawasan yang memiliki potensi gempa seperti Turen. Dengan memahami prosedur evakuasi yang benar, risiko cedera dan korban jiwa saat bencana terjadi dapat diminimalkan.


Pewarta : Nur Hamid Abdissalam

Senin, 24 Februari 2025

Antisipasi Megathrust: Muhammadiyah Gelar Pelatihan Kegawatdaruratan di Kota Malang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang menggelar Pelatihan Kegawatdaruratan Sekolah Muhammadiyah dengan tema "Kesiapsiagaan Sekolah Muhammadiyah dalam Antisipasi Ancaman Megathrust." Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 22 Februari 2025, di Aula PDM Kota Malang ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, dalam menghadapi potensi gempa megathrust.  

Pelatihan ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari guru-guru Muhammadiyah, pengurus masjid, serta kader Muhammadiyah. Para peserta dibekali dengan berbagai materi penting terkait kebencanaan, di antaranya:  

1. Isu Megathrust di Jawa Timur dan Malang – Pemahaman tentang potensi gempa megathrust dan dampaknya bagi wilayah Malang Raya.  

2. Krisis Kesehatan akibat Bencana Megathrust – Dibahas oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur dan Kota Malang, membahas dampak kesehatan serta strategi medis dalam situasi darurat.  

3. Sinergi Pentahelix dalam Penanggulangan Bencana – Peran berbagai pihak dalam mitigasi dan penanganan bencana sesuai dengan peraturan BNPB.   

4. Pertolongan Pertama pada Gempa Bumi – Teknik dasar penanganan korban gempa untuk meningkatkan peluang keselamatan sebelum tenaga medis datang.  

5. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support – BHD) Saat Gempa – Pelatihan cara memberikan pertolongan medis darurat kepada korban gempa.  

6. Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) – Strategi kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah agar lebih tangguh menghadapi ancaman gempa.  

7. Simulasi Gempa Bumi – Latihan langsung menghadapi situasi gempa dengan prosedur evakuasi yang benar.  

Dalam sambutannya, DR.dr.A. Andyk Asmoro, perwakilan PDM Kota Malang, menekankan pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana, baik secara fisik maupun spiritual.

“Saya berharap seluruh warga Muhammadiyah paham dan tanggap terhadap bencana. Kita harus menghadapi bencana dengan lebih bertauhid, karena masih ada anggapan di masyarakat bahwa bencana adalah bentuk azab atau laknat. Pandangan seperti ini justru menghambat kita dalam menolong sesama,” ujarnya. 

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki perspektif berbeda terkait bencana dan telah merumuskan pandangan tersebut dalam Fikih Kebencanaan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.  

Ketua MDMC Kota Malang sekaligus Ketua Panitia, dr. Aurick Yudha Nagara, Sp. EM, menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kesiapsiagaan yang telah diamanahkan kepada Muhammadiyah. Ia menegaskan bahwa isu megathrust bukan sekadar spekulasi, tetapi merupakan ancaman nyata yang harus dihadapi dengan kesadaran dan kesiapan.

“Isu megathrust itu bukan omong kosong. Namun, jangan takut dalam artian tidak tahu harus bersikap seperti apa. Kita harus sadar bahwa Indonesia bukan lagi ‘supermarket bencana’, melainkan ‘laboratorium bencana’. Kita harus bersyukur atas tanah yang diberkahi ini, tetapi juga harus membangun resilience (ketangguhan) karena tidak mungkin kita memindahkan jutaan penduduk ke lokasi yang lebih aman,” jelasnya.  

Ia menambahkan bahwa Malang menjadi lokasi strategis dalam pelatihan ini karena posisinya sebagai "Buffer Zone" Surabaya, yang memiliki dua patahan lempeng darat. Dengan kondisi geografis tersebut, masyarakat Malang harus memiliki kesiapsiagaan yang lebih tinggi dalam menghadapi potensi bencana.

“Pelatihan ini bertujuan agar sekolah-sekolah Muhammadiyah lebih siap menghadapi potensi gempa megathrust dan mampu mengambil langkah tanggap darurat secara cepat dan tepat,” tambahnya.  

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kalaksa BPBD Kota Malang, BPBD Jawa Timur, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Malang dan Jawa Timur. Dengan adanya pelatihan ini, Muhammadiyah berharap masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman gempa megathrust dengan pengetahuan yang benar serta sikap yang lebih bertauhid.


Pewarta : Nur Hamid Abdissalam

Sabtu, 15 Februari 2025

FKP3MR Gelar Pelatihan Dasar SAR Tahap 1, Perkuat Sinergitas Potensi SAR di Malang Raya

 


BATU | JATIMSATUNEWS : Sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan sinergitas dalam operasi pencarian dan pertolongan (SAR) di Malang Raya, Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan Malang Raya (FKP3MR) menggelar Pelatihan Dasar SAR Tahap 1 pada Sabtu dan Minggu (8–9 Februari 2025).  

Kegiatan yang berlangsung di Kota Batu ini diikuti oleh 84 peserta dari berbagai organisasi potensi SAR se-Malang Raya. Pelatihan ini merupakan bagian dari program kerja FKP3MR di bawah naungan Basarnas, yang bertujuan untuk menciptakan keseragaman silabus pelatihan serta membangun kesepahaman dalam pelaksanaan operasi SAR.  

Koordinator FKP3MR, Dr. Ganif Djuwadi, S.St., S.Pd., M.Kes, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal dalam membangun sinergitas antarorganisasi SAR yang lebih solid.  

"Saya berharap, ke depan, kita bisa mewujudkan sinergitas seluruh potensi SAR yang ada di Malang Raya. Tanpa sinergitas, operasi SAR tidak dapat dilakukan secara optimal. Oleh karena itu, teman-teman potensi SAR harus dibekali keterampilan, pendidikan, dan pelatihan sesuai dengan kurikulum Basarnas, meskipun dilakukan secara bertahap," jelasnya.  

Selama dua hari, peserta mendapatkan kombinasi materi teori dan praktik. Hari pertama difokuskan pada pemahaman teori, sementara hari kedua diisi dengan simulasi langsung di lapangan.  

Koordinator Unit Siaga SAR Malang Raya, Yoni Fariza, menegaskan bahwa pelatihan ini bertujuan menciptakan keseragaman pemahaman dalam operasi SAR.

"Harapan saya, pelatihan ini dapat mewujudkan keseragaman silabus serta menciptakan satu kesepahaman dalam operasi SAR," ujarnya.  


Sementara itu, Ketua Panitia Rudi Hari Susilo menjelaskan bahwa pelatihan ini memberikan tiga materi utama, yaitu:  

1. Medical First Responder (MFR) – membekali peserta dalam memberikan pertolongan pertama yang tepat kepada korban.  

2. Water Rescue – keterampilan dasar dalam penyelamatan di perairan.  

3. Manajemen Posko - memastikan operasi SAR berjalan terorganisir dan efektif.  


"Tiga materi ini menjadi dasar yang harus dikuasai setiap potensi SAR. Dengan pemahaman yang baik, mereka dapat memberikan pertolongan secara tepat, menghindari penambahan korban dari tim penyelamat, serta menjalankan posko dengan efektif agar operasi SAR berjalan efisien dan zero risk," jelasnya.  

Selain aspek teknis, Dr. Ganif Djuwadi menekankan pentingnya kolaborasi antara potensi SAR, perguruan tinggi, dan media dalam mendukung keberlanjutan pengelolaan SAR di Malang Raya.  

"Sinergitas sangat penting. Potensi SAR adalah pelaku utama di lapangan, perguruan tinggi berperan dalam transfer of knowledge dari penelitian kepada masyarakat, dan media membangun opini publik bahwa peran potensi SAR dalam operasi sangat vital, terutama menghadapi ancaman seperti isu megathrust," tambahnya.  

Dengan pelatihan ini, diharapkan potensi SAR di Malang Raya semakin terampil, profesional, dan siap menghadapi berbagai situasi darurat. FKP3MR berkomitmen untuk terus mengembangkan pelatihan lanjutan demi memperkuat kesiapsiagaan dalam operasi pencarian dan pertolongan.


Pewarta : Nur Hamid Abdissalam (TRCC UM)

Tingkatkan Kompetensi Rescue: TRCC UM Ikuti Pelatihan Dasar SAR FKP3MR

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebagai upaya meningkatkan keterampilan dalam pencarian dan pertolongan, anggota Tim Reaksi Cepat Cakrawala Universitas Negeri Malang (TRCC UM) turut serta dalam Pelatihan Dasar SAR Tahap 1 yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan Malang Raya (FKP3MR). Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu dan Minggu (8-9/2) di Kota Batu dan diikuti oleh 84 peserta dari berbagai organisasi potensi SAR di Malang Raya.  

Pelatihan ini bertujuan membentuk keseragaman silabus dan pemahaman dalam operasi SAR. Para peserta mendapatkan tiga materi utama, yaitu Medical First Responder (MFR), Water Rescue, dan Manajemen Posko, yang menjadi keterampilan dasar bagi relawan SAR dalam situasi darurat.

Salah satu peserta dari TRCC UM, Ilhan Widiasaputra, yang juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala Jonggring Salaka (JS), mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat relevan dengan aktivitasnya di divisi Olah Raga Arus Deras (ORAD).  

"Di JS ada lima divisi olahraga alam bebas, salah satunya ORAD yang sering berkegiatan di alam, khususnya di sungai. Banyak faktor risiko kecelakaan yang bisa terjadi, sehingga saya butuh teknik Water Rescue yang mungkin belum ada di JS," ujar Ilhan.  

Ia menambahkan bahwa meskipun beberapa materi Water Rescue sudah ada dalam pelatihan di JS, pelatihan dari FKP3MR memberikan wawasan tambahan, terutama dalam teknik dasar yang lebih sistematis sesuai standar Basarnas.  

Selain Ilhan, Hamid, anggota TRCC UM lainnya, juga mengungkapkan kesannya terhadap pelatihan ini. Ia menilai pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis tetapi juga memperluas jejaring antarorganisasi potensi SAR. 

"Pelatihan ini memberikan banyak ilmu dan pengalaman baru, terutama terkait pengelolaan posko dan teknik penyelamatan Kami merasa lebih siap jika suatu saat harus terjun dalam operasi SAR," jelas Hamid.  

Dengan mengikuti pelatihan ini, TRCC UM berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam berbagai kegiatan SAR, baik di lingkungan kampus maupun dalam skala yang lebih luas. Mereka juga berkomitmen untuk terus mengembangkan kapasitas tim dan berkontribusi dalam sinergi operasi SAR di Malang Raya.

Pewarta : Nur Hamid Abdissalam


Kantor SAR Surabaya Raih Dua Penghargaan Kinerja

 


JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM :  Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Surabaya mendapatkan dua penghargaan kategori Ketepatan Pelaporan dan Tertib Administrasi serta kategori Pembinaan Potensi SAR, dalam rangkaian Rapat Kerja BASARNAS 2025 yang di selenggarakan di Ruang Serbaguna Dono Indarto Gedung BASARNAS, pada Selasa (11/2/2025).

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit P.H., S.IP., M.M., menerima dua penghargaan tersebut yang diserahkan langsung oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), Marsekal Madya TNI Kusworo, S.E., M.M.

Untuk kategori Ketepatan Pelaporan dan Tertib Administrasi, Kantor SAR Kelas A Surabaya mendapatkan nilai 89,02. Sedangkan dalam kategori Pembinaan Potensi, nilai yang diperoleh sebesar 95.

Penghargaan ini diberikan Kantor Pusat BASARNAS atas kinerja Kantor SAR Kelas A Surabaya selama tahun 2024, khususnya dalam Ketepatan Pelaporan dan Tertib Administrasi serta Pembinaan Potensi SAR.

Selain dua kategori tersebut, ada 11 kategori penilaian lainnya yang diberikan Kantor Pusat BASARNAS kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis) lainnya, baik Kantor Kelas A maupun Kantor SAR Kelas B, atas kinerjanya selama tahun 2024.

Sebelas kategori tersebut, meliputi Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, Pengelolaan Kepegawaian, Kerja Sama di Bidang SAR, Data dan Informasi, Pengawasan Internal, Pelatihan SDM SAR, Bidang Operasi SAR, Bidang Kesiapsiagaan, Keandalan Sarana dan Prasarana, Kesiapan Sumber Daya Komunikasi, serta Pembinaan Uji Periodik Pranata SAR. (Hms)

Senin, 23 Desember 2024

Banjir, Tanah Longsor, dan Angin Kencang Melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat – 10 Orang Meninggal, 2 Korban Masih Hilang

 


SUKABUMI | JATIMSATUNEWS.COM : Bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak 3 Desember 2024 telah menyebabkan kerusakan parah dan menelan korban jiwa. Hingga Minggu (8/12), data sementara yang dihimpun menunjukkan 10 orang meninggal dunia, sementara 2 orang lainnya masih dalam pencarian.


**Korban Jiwa dan Kerugian Materil**

Menurut informasi dari BPBD Kabupaten Sukabumi, jumlah korban yang terdampak hingga saat ini tercatat mencapai 3.156 KK atau 4.889 jiwa, dengan 892 KK atau 2.871 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi. Korban yang meninggal dunia antara lain anak-anak, remaja, dan orang dewasa, dengan penyebab utama akibat tanah longsor dan banjir. 


**Data Korban Meninggal:**

1. Aden Dafa (11 tahun) – Kec. Simpenan

2. Ade Wahyu (11 tahun) – Kec. Simpenan

3. Elma Ayunda (27 tahun) – Kec. Simpenan

4. Sahroni (50 tahun) – Kec. Simpenan

5. Dadang (60 tahun) – Kec. Ciemas

6. Euis (44 tahun) – Kec. Ciemas

7. Siti Hamidah (8 tahun) – Kec. Simpenan

8. Resti (23 tahun) – Kec. Tegalbuleud

9. Santi (2 tahun) – Kec. Tegalbuleud

10. Emah (50 tahun) – Kec. Gegerbitung


Selain itu, dua orang masih dalam pencarian, yaitu Eros (80 tahun) dari Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, dan Ojang (53 tahun) dari Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran.

Kerugian materil juga sangat besar, meliputi 602 unit rumah rusak berat (RB), 230 rumah rusak sedang (RS), serta lebih dari 1.090 rumah terendam. Selain itu, 13 unit sekolah dan 29 unit jembatan juga terdampak bencana ini.


**Upaya Penanganan dan Bantuan**

Sejak awal bencana, BPBD Kabupaten Sukabumi bersama dengan TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian dan pertolongan. Pemerintah pusat melalui BNPB telah mengirimkan bantuan logistik berupa 450 paket sembako, 150 paket makanan siap saji, serta berbagai kebutuhan lainnya seperti selimut, matras, dan tenda pengungsi. Bantuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi yang tersebar di berbagai kecamatan.

Pada 6 Desember 2024, Kepala BNPB, bersama Wakil DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal dan beberapa pejabat lainnya, memimpin rapat koordinasi di Pendopo Kabupaten Sukabumi untuk mempercepat penanganan bencana ini. Dalam rapat tersebut, beberapa langkah strategis telah disepakati, termasuk aktivasi pos pendampingan nasional di Pendopo Kabupaten Sukabumi dan prioritas pencarian korban hilang.


**Kebutuhan Mendesak**

Meskipun bantuan terus dikirim, sejumlah kebutuhan mendesak masih diperlukan, di antaranya beras, mie instan, minyak goreng, air mineral, serta peralatan dapur dan perlengkapan mandi. Selain itu, pemerintah daerah juga sedang mempersiapkan relokasi bagi warga yang rumahnya rusak parah.


**Peningkatan Status Tanggap Darurat**

Bupati Kabupaten Sukabumi telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Angin Kencang untuk wilayah Kabupaten Sukabumi dengan nomor Surat Keputusan: 300.2.1/Kep.930-BPBD/2024. Status ini berlaku selama 7 hari terhitung sejak 4 hingga 10 Desember 2024.


**Peran Relawan dan Lembaga Kemanusiaan**

Sebanyak 50 organisasi relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan, seperti Dompet Dhuafa, BAZNAS, Rumah Zakat, dan lain-lain, telah aktif membantu di lapangan. Selain itu, banyak relawan lokal dari berbagai komunitas juga terlibat dalam penanganan bencana ini.


**Pencarian dan Perbaikan Infrastruktur**

Sementara itu, tim gabungan terus berupaya mencari korban yang hilang dan memperbaiki infrastruktur yang terdampak, termasuk akses jalan dan fasilitas publik yang rusak. BPBD Kabupaten Sukabumi juga tengah melakukan pendataan dan assessment di lokasi-lokasi yang paling parah terdampak.


**Harapan untuk Pemulihan**

Dengan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, pusat, TNI/Polri, dan berbagai organisasi kemanusiaan, diharapkan penanganan darurat dapat segera membuahkan hasil. Pemulihan infrastruktur dan penyediaan tempat tinggal bagi korban yang terdampak masih menjadi prioritas utama.

Bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan atau informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Pusdalops BNPB di nomor 117 (bebas pulsa).


**Sumber:** BPBD Kabupaten Sukabumi, Pusdalops BNPB


---


**Laporan ini dapat berubah seiring dengan perkembangan situasi di lapangan.**

Akses Wisata Terganggu: Tanah Longsor Putuskan Jalur ke Pantai Modangan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pada dini hari Rabu, 11/12 sekitar pukul 03.00 WIB, terjadi bencana alam tanah longsor di ruas Jalur Lintas Selatan (JLS) Kelok 9, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Kejadian ini mengakibatkan kerusakan pada jalan sepanjang ±50 meter, membuat akses utama masyarakat menuju Pantai Modangan tidak dapat dilewati.

Bencana tanah longsor ini bermula pada Selasa, 10 Desember 2024, ketika daerah Kecamatan Donomulyo mengalami hujan dengan intensitas sedang sejak sore hari hingga dini hari Rabu. Hujan terus menerus tersebut menyebabkan retakan dan longsor di ruas JLS Kelok 9, Desa Sumberoto. Kondisi jalan yang rusak parah membuat jalur tersebut tidak dapat digunakan oleh kendaraan, mengganggu mobilitas masyarakat setempat.

Menanggapi kejadian tersebut, berbagai langkah segera diambil oleh pihak berwenang. Petugas langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penilaian awal dan memasang tanda peringatan (police line) di area yang berbahaya serta jalur yang tidak bisa dilalui kendaraan. Selain itu, koordinasi intensif dilakukan dengan Muspika Donomulyo, pemerintah desa, dan pihak terkait lainnya untuk menghimbau warga masyarakat sekitar agar tetap waspada mengingat curah hujan yang masih tinggi.

Langkah-langkah penanganan lainnya meliputi pelaporan kejadian kepada pimpinan pada kesempatan pertama, meningkatkan patroli wilayah Donomulyo secara intensif untuk mengantisipasi potensi bencana alam lainnya, serta memberikan informasi kepada masyarakat agar segera melaporkan kejadian serupa kepada petugas.


Beberapa petugas yang hadir di lokasi kejadian antara lain:

1. Iptu M. Arif Karnawan, S.H. (Ps. Kapolsek Donomulyo)

2. Aiptu Heru Sutrisno, SH (Ps. Kasium Polsek Donomulyo)

3. Aiptu M. Hasyim Asari (Ps. Kanitsamapta Polsek Donomulyo)

4. Aipda Yudha Agus P (Ps. Kanitintelkam Polsek Donomulyo)

5. Bapak Adi (Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kab. Malang)

6. Bapak Bambang Riyanto (Kasi Trantib Kec. Donomulyo)

7. Bapak Endrianto (Kasi PPM Kec. Donomulyo)

8. Bapak Johan (Pelaksana Kerja Pengerjaan Proyek JLS)

9. Budi Utomo (Kepala Desa Sumberoto)

10. Saudara Endri Cahyono (Tim SAR Kec. Donomulyo)


Akibat longsor tersebut, akses utama masyarakat menuju Pantai Modangan terputus, menghambat kegiatan sehari-hari warga. Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Kabupaten Malang akan melaporkan kejadian ini kepada Perencana dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) untuk tindak lanjut pembenahan Jalan Nasional tersebut. Saat ini, kondisi cuaca di Kecamatan Donomulyo masih berawan tebal dengan hujan ringan yang berpotensi menyebabkan longsor susulan di ruas JLS.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang mengenai kondisi jalan dan upaya penanganan bencana alam ini.


Kontributor : Nur Hamid Abdissalam

Kamis, 09 Desember 2021

KENAPA SIH MAU DAPET SEMBAKO SAJA SULIT, HARUS BAWA DATA DAN IDENTITAS | SUARA WARGA | RELAWAN ANGKAT BICARA

Packing logistik dan menganalisis pendistribusiannya berdasarkan data


Setelah mengupas mengenai cara untuk merespon bencana pada artikel sebelumnya, mari kita mengupas mengenai pentingnya data dalam sebuah analisis kebencanaan. Masuk ke ranah Relawan berbasis pos, yang bertugas mengatur atau manajemen pos, tentunya berbeda dengan relawan yang bertugas mengumpulkan doonasi atau melakukan giat, relawan yang bertugas mengatur/ memanajemen pos tentunya mengatur sirkulasi donasi yang masuk termasuk keluar masuknya logistic, keluar masuknya uang donasi bahkan distribusi relawan yang akan melakukan giat. Kenapa sih setiap kali ingin meminta bantuan dari pos harus memiliki data sebagai syaratnya.
Asesmen dan Analisis Data 


Seringkali, kita sebagai warga atau korban bencana atau bahkan lembaga/ organisasi penyalur bantuan mengenai keberadaan data, hal yang dipermasalahkan adalah syarat data yang diberikan tidak sebanding daripada donasi yang diberikan. Sebelum mengatakan tak sebanding mari kit abaca pentingnya data bagi penanganan bencana, agar tidak terjadi salahpaham.

Pertama, data adalah asset pertama dan dalam menangani bencana, apapaun bencananya. Sehingga kebutuhan data untuk mengakses dan menganalisis bencana itu semakin mudah, dari data relawan tahu seberapa besar bencana yag terjadi, siapa saja yang terdampak, apa saja kerugiannya, lokasi mana saja yang terdampak dan bantuan pertolongan seperti apa yang harus diberikan pada bencana yang sedang terjadi.



Kedua, jika dikatakan tidak sebanding seperrti pada paragraph pertama diatas maka itu salah besar, coba kita fikirkan. Ketika diumumkan adanya bencana maka semua elemen masyarakat dari luar melakukan open donasi bantuan. Artinya ketika datang satu gelombang bantuan maka itu akan terus berdatangan bantuan gelombang bantuan yang lain. Bayangkan jika tidak ada data yang valid dan update maka, data akan tidak tepat sasaran. Ada yang memperoleh bantuan itu secara terus meneruh. Sebaliknya, ada warga yang justru harus menerima data itu namun tidak memperoleh karena tidak terdata, inilah yang kami maksud sebanding, dari data pemerataan donasi baik donasi logistic maupun donasi giat pembersihan yang dilakukan relawan.

Ketiga, untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Dalam kebencanaan tentunya ada tahap/ masa status tersebut, ada tahap yanggap darurat, tahap transisi, dan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Data yang telah diterima tidak akan dibuang saat selesai penyaluran data, itu semua akan terus berkelanjutan berguna sampai bencaa selesai bahkan sampai ada kajian kebutuhan pasca bencana (JITUPASNA). Maka kebutuhan data yang valid sangat diperlukan. Bagaimana caranya agar valid, caranya adalah terus diupdate. Bagaimana caranya mengupdate. Cara yang tepat adalah saat proses pendistribusian bantuan karena pada saat itu relawan akan turun lapangan secara langsung.

Mungkin sekian, penjelasan singkat mengenai data, semua dilakukan untuk kepentingan semua. Relawan juga merasa dimudahkan, masyarakat terdampak semua kan mendapatkan dan bencana segera teratasi. Jika ada kurang akan dibahas pada BAB selanjutnya. Salam tangguh Relawan NU Relawan BKR UM 2021

Selasa, 07 Desember 2021

SALAHKAH MELAKUKAN OPEN DONASI ?!!! | BENCANA ERUPSI GUNUNG SEMERU 2021




Bencana kerap menjadi momentum bagi sebagian orang/ kelompok/ komunitas/ organisasi/ lembaga atau bahkan mahasiswa untuk bahu-membahu membantu korban dampak dari bencana yang telah terjadi. Tak luput bencana erupsi gunung semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021 sekitar pukul 14:47 kemarin. Selain erupsi yang cukup besar, keberadaan media sosial sangat membantu informasi yang masif dan cepat mengenai berita bencana tersebut.
Lalu, bantuan seperti apa yang tepat dan terbaik terhadap korban dampak bencana tersebut dan langkah efektif seperti apa sehingga bantuan dapat tersalurkan dengan baik. Dalam prespektif mahasiswa mereka bisa melakukan aksi dalam merespon kebencanaan ini dengan open donasi, namun nyatanya tak 100% open donasi ini telah menjadi penyelsaian yang tepat dalam menangani berbagai bencana. Karena apa, 


Pertama, jarak antara ditetapkannya status tanggap darurat sampai dengan pengumpulan hasil donasi cukup jauh, sekirat 3-4 hari. Padahal untuk merespon hal ini haruslah cepat, sehingga hal pertama yang harus dilakukan oleh mahasiswa ketika merespon terjadinya bencana adalah sebagai TRC (Tim Reaksi Cepat) yaitu Tim yang bertugas melakukan asesmen atau terjun ke lokasi bencana secara langsung untuk menganalisis kebutuhan yang dibutuhkan dan merekam segala aktivitas yang terjadi disana, harapannya seoranag mahasiswa adalah manusia akademisi yang pandai dalam melakukan analisis sehingga tidak perlu mencari uang dijalan jika dibandingkan akan lebih bermanfaat jika melakukan analytical asesmen.
Kedua, jika itu tidak bisa dilakukan sendiri/ kelompok/ organisasi. Maka carilah partner yang tepat sebagai rekan dilapangan seperti Relawan BPBD, LPBI, Komunitas Pencinta Alam, PMI, Pramuka, Brigade Penolong, dan lain-lin yang memiliki keahlian dalam kebencanan khususnya TRC.

Ketiga, mahasiswa bisa saja melakukan open donasi namun sebagai prioritas mahasiswa harus menjadi petugas penolong kebencanaan dalam hal ini relawan, atur mindset bahwa menjadi relawan tidak harus turun lapangan dan bersusah payah, menjadi TIM ruangan dalam penanganan kebencanaan pun sangat bisa, dan ini yang harus diperankan oleh mahasiswa. Sehingga jika sudah terlanjur menggalang donasi, pastikan donasi tersebut disalurkan dengan tepat, sebaiknya jangan disalurkan sendiri, karena jika kita tidak memiliki pengetahuan yang tepat dalam bencana yang terjadi dan asesmen yang baik maka besar kemungkinan bantuan tersebut tidak akan tepat sasaran. Salurkan kepada petugas kebencanan/ relawang yang ada yakni pemerintah dalam hal ini BNPB atau BPBD karena mereka adalah pos komando dari pemerintah pusat. Atau jika tidak sampaikan kepada pos lapangan.

Keempat, salurkan bantuan kepada Petugas Kebencanaan atau Relawan yang berbasis Pos Lapangan kenapa disebut Pos Lapangan bukan Pos Komando karena Pos Komando itu sebutan bagi pemerintah dalam hal ini BPBD. Karena dengan Relawan berbasis posko dana tau poslap mereka memiliki pengetahuan yang baik mengenai bencana itu, mulai dari asesmen, data informasi yang transparan dan akuntabel, data penyaluran bantuan dan donatur yang transparan dan akuntabel dan donatur tetap bisa melakukan branding dalam penyaluran bantuannya karena poslap yang resmi tidak akan mengklaim bantuan/ logistic yang masuk, seperti LPBI NU.

Kelima, mahasiswa dalam menjalin mitra dengan LPBI tidak harus membawa logistic/ bantuan. Mereka cukup menawarkan Sumber Daya Manusia yang siap untuk menjadi relawan tetap itu lebih dari cukup misalkan untuk manajemen poslap dan layanan dukungan psikososial yang sifatnya ruangan.

Keenam, sebelum menyalurkan pastikan bertanya kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh korban terdampak bencana kepada relawan poslap, sehingga program yang dilakukan mahasiswa/ organisasi/ komunitas tidak berdasarkan program kerja untuk eksistensi melainkan berbasis KEBUTUHAN. Dan masih banyak lagi kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat dilakukan mahasiswa dalam merespon bencana yang sedang terjadi. Hal diatas sering tidak dilakukan akibatnya banyak mahasiswa yang datang bukan malah diterima dengan baik oleh warga korban terdampak bencana/ relawan melainkan mereka malah tertolak bantuannya. Semoga tidak terjadi hak demikian. Semoga bermanfaat. Salam Tangguh.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...