Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Menuju Ramadhan

Serambi Ramadhan Ke-11 | Kasuistik Pemuda Dalam Prespektif Ramadhan

  Dalam skema penalaran berfikir, pemuda memiliki peran dominan terhadap penalaran-penalaran dialektikanya berlaku. Utamanya dalam berperan diera modern dan era highspeed komunikasi serta transparasi komunikasi. Hedon mengenai peran pemuda telah terbukti dari zaman sebelum indonesia merdeka ada golongan tua dan golongan muda. Meskipun demikian, dua golongan super natural tersebut bukan alasan mutlak untuk mendistraksi dialektika yang berjalan. Pemuda memiliki semangat dan kemauan bulat sedangkan para sesepuh golongan tua berhak memberikan dorongan dan motivasi penguat, bak kata-kata Ki Hajar Dewantara, Tut Wuri Handayani. Untuk itu, meletakkan dimana kita atas apa yang harus kita lakukan disituasi yang bagaimana, diras perlu kita fikirkan melalui forum-forum perkumpulan profetik dengan asas, cendekiawan, prinsip kebangsaan serta berpegang pada ideologi agama yang moderat.  Oleh karena itu, pemuda se kecamatan dampit dalam forum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU IPPNU) menselaraskan

Serambi Ramadhan Ke-10 | Empat Metode Asketik

  Tirakatan sejauh ini menjadi 'laku' yang terpinggrikan, sebab orang modern menganggap tirakatan sebagai bentuk tradisi bukan sebagai kebutuhan hidup suatu manusia, dengan kata lain manusi modern saat ini kurang mengenal esensi dari tirakatan itu sendiri, menganggap tirakat merupakan sesuatu yang dapat membahayakan diri dan tidak memiliki pengaruh yang jelas terhadap manusia itu sendiri. Dari artikel ini, akan diungkapkan beberapa pendapat mengenai asketik atau bisa diartikan sebagai tirakatan. Memang ada tirakat yang dibungkus dengan sesuatu yang menyakiti namun juga ada yang dilakukan yang bisa menjadi sesuatu cinta. Medote askestik itu dapat dibedakan menjadi beberapa dibawah ini :  1. Natural Asceticism Adalah Gaya hidup serba minimal dimana aspek material kehidupan direduksi menjadi sangat sederhana dan minimum, tetapi tanpa melukai/ menyiksa tubuh. Banyak dari terdahulu yang sudah melakukan hal ini, seperti puasa karena puasa masih ada hal yang berbuka.  2. Unnatural Asc

Serambi Ramadhan Ke-9 | Ragam Praktek Hidup Asketik

  Fase dalam setiap manusia mengalami fase yang sama, meskipun dengan prosesnya yang berbeda. Dengan begitu, manusia harus memahami setiap prosesnya, self awareness, sefl love juga bekal yang baik. Manusia untuk berproses dengan baik harus mutlak menjalankan sesuatu yang naturalnya manusia harus mengalami, diantaranya :  1. Fasting (Puasa) Hampir semua agama/ makhluk melakukan puasa, baik dibungkus dengan ibadah maupun jalan ideologi, arti leterlijk dari puasa adalah Menahan demi panen yg besar, lelahnya ibadah akan panen manisnya iman, lelahnya belajar akan panen manisnya kepintaran, itulah diantara latarbelakang yang menjadi faktor utama.  2. Communal  Menjauh dari kerujunan/ uzlah, ini sudah banyak dipraktikkan oleh orang-orang besar. Para penulis kitab besar juga perlu uzlah untuk menciptakan kitab dengan sempurna, karena dengan kesendirian dan keheningan tercipta pemikiran yang mendalam.  3. Yogic asceticism  Secara amaliah kalau kita sebagai umat islam adalah Wirid, kalau orang k

Serambi Ramadhan Ke-8 | Patah Hati Itu Mahal

  Betapa ruginya ketika ramadhan telah selesai namun seorang manusia tidak merasakan kesedihan, sepertinya belum puas bahkan baru saja menemukan pola kenikmatannya ketika puasa, tarawih, tadarus, sholat dan qiyamul lail namun ramadhan telah usai. Kadang terucap, kalau hanya sekedar lewat mengapa datang. Namun ternyata itu cara Allah swt untuk memberika dorongan motivasi agar giat dalam menyambut bulan suci Ramadhan, tatkala kita merasa telat dalam menikmati nikmatnya ramadhan karena persiapannya yang kurang, itulah mengapa perasaan sedih itu ada bagi orang yang beriman dan berjihad dalam bulan suci ramadhan.  Jika difikir lebih jauh lagi, ternyata patah hati ditingg oleh bulan suci ramadhan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Cost kerugian tersebut yang ditaksir mahal tersebut ternyata muncul dari segi materil dan non materil bahkan ke moral. Misalkan dengan bulan ramdhan berakhir kita akan patah hati, dari sesorang yang tak bijak ketika patah hati akan kehilangan semangat dalam

Serambi Ramadhan Ke-7 | Cinta Tanpa Pengenalan Diri

Entah mengapa selalu menarik untuk membahas self love namun sangat sulit untuk melakukan dan menerapkannya. Kali ini, melanjutkan dari pembahasan artikel kemarin, sepertinya membahas mengenai dampak dari mencintai namun tanpa mengenali diri sendiri. Sebagian pendapat kita dengar bahwa sebelum mencintai orang lain maka cintailah diri sendiri, nah dalam mencintai diri sendiri itu sepertinya salahsatunya adalah dengan cara mengenali diri, dengan begitu maka  kita bisa menemukan pasangan yang sesuai diri kita dengan cinta yang sesuai dengan dialektika kehidupan kita. Diantara dampak dari mencintai tanpa mengenali diri adalah sebagai berikut :  1. Salah Memilih pasangan Kemungkinan bisa salah memilih pasangan itu pasti terjadi, misalnya kalau kita mudah tersinggung ya jangan punya pasangan yang ngomongnya tidak bisa dikontrol, jika tidak maka akan menjadi fatal, karena tidak bisa mengenal diri sendiri. Aku orang seperti apa sehingga butuh orang seperti apa. 2. Tergantung pada orang lain Sis

Serambi Ramadhan Ke-6 | Identitas dan Reputasi

  Masih di topik self love, namun kali ini berbicara mengenai identitas dan reputasi, membicarakan keduanya tentu berbicara mengenai personal life. Sesuatu yang melekat dalam diri kita seringkali disebut identitas, baik verbal maupun non verbal, begitupula dengan reputasi. Reputasi seseorang seringkali dikaitkan mengenai usaha mempertahankan harga diri seseorang. Menilai dan mencitrakan indentitas dan reputasi bisa dilakukan dengan cara dua aspek, dua sudut pandang yakni sudut pandang internal dan eksternal, sudut pandang diri kita dan orang lain. 'Siapa aku menurutku' mungkin itu adalah istilah tepat untuk mengungkap identitas diri sendiri yang dikemas dalam bentuk personal branding, tentu ini berbekal kepandaian dalam mengenali diri. Sudut pandang ini belum tentu akurat dan selalu benar karena yang menilai adalah diri kita sendiri yang cenderung diselimuti oleh emosi dan ambisi seperti yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya. Ada juga 'siapa aku menurut oranglain'

Serambi Ramadhan Ke-5 | Mengapa Mengenali Diri Sulit Dilakukan ?

  Dalam misi peningkatan kapasitas diri, upgrade skill atau usaha menjadi pribadi lebih baik. Ada beberapa rumus atau resep yang bisa ditempuh. Namun tak jarang banyak sesorang yang gagal dalam mengenali dirinya, mengenali diri ternyata tidak semudah yang dibayangkang. Bayangan kita mengenali diri adalah bagimana melakukan sesuatu yang kita sukai, yang membuat kita bahagia atau bahkan membuat kita terbuai dengan keadaan. Nyatanya ketika hanya demikian, maka seseorang akan terjerumus kepada hal-hal yang memabukkan, karena hanya berusaha menjalankan hal-hal yang kita sukai. Sedangkan, boleh jadi sesuatu yang kita sukai tidak baik bagi kita namun sesuatu yang kita benci akan berakibat baik bagi kita. Analoginya adalah sabar dalam menuntut ilmu akan menjadi derajat kita tinggi, meminum obat yang pahit adalah sarana kita agar sembuh dari sakit. Namun, sering mengkonsumsi makanan yang manis akan membuat penyakit bagi diri kita, itulah analogi simpelnya, fikirkanlah. Kesulitan-kesulitan dalam

Serambi Ramadhan Ke-4 | Manusia Paket Potensi Bukan Paket Jadi

  Menjadi manusia memang sebuah amanat yang begitu harus disyukuri, betapa banyak dari takdir manusia yang jauh lebih baik dibanding dengan makhluk lainnya. Betapa tidak, manusia diamanahkan sebagai pemimpin dibumi menyandang gelar yang begitu dominasi.  Dalam hidup manusia, nasib itu adalah pilihan, meskipun sudah digariskan oleh Allah SWT dalam bentuk takdir namun nasib bisa diubah sesuai dengan pilihan kita. Menjadi baik atau buruk adalah pilihan karena manusia adalah produk potensi yang bisa diubah kemanapun sesuai potensi yang ada, baik potensi keburukan atau potensi kabaikan. Berbeda dengan malaikat yang bisa dikatakan produk jadi. Artinya mulai dari awal diciptakan sampai dengan kari kiamat malaikat memiliki tugas yang sama. Telah banyak dikatakan bahwa malaikat hanya memiliki nafsu tidak memiliki akal, berbeda dengan manusia yang memiliki akal dan nafsu sehingga bisa terpengaruhi dari luar dan tumbuhnya berbagai pilihan untuk bertindak sesuatu. Bulan ramadhan ini adalah momentu

Serambi Ramadhan Ke-3 | The Main Virtues Of Ramadhan

  Buah dari bulan suci ramadhan adalah perdikat minal aidzin wal faidzin. Secara pengalaman dan umum saya merasakan 4 hal ini meski secara mukadimah saja, tidak menyeluruh setiap pointnya. Ramadhan begitu pas untuk memenuhi indikator keempat point tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas diri. Satu diantaranya adalah sifat Wisdom atau secara bahasa artinya adalah kebijaksanaan, dengan kata lain manusia yang telah selesai ditempa didalam bulan suci ramadhan akan memperoleh kebijaksanaan dalam bertindak ataupun memutuskan sesuatu. Sadar dan mengetahui mana baik mana buruk juga termasuk indikatornya, orang itu yang tidak wisdom sulit untuk bahagia, yang hidupnya selalu berlebihan akan sulit untuk memaknai kehidupan dalam bingkai kebijaksanaan. Kedua adalah Temperance yang berarti moderat, atau juga bisa disebut kesederhanaan, kemampuan mengendalikan diri, mengenali diri. Konsep ini tentunya seluruhnya bersifat internal dari diri kita untuk menyikapi suatu sistem. Ini semua adalah buah

Serambi Ramadhan Ke-2 | Puasa dan Kelapa

  Bagi kita, hamba yang berada diderajat puasa masih sebagai kewajiban menjalankan ibadah puasa masih memerlukan motivasi yang tinggi, mendalam, menginspirasi atau bahkan yang bersifat kabar gembira, tak jarang dikita kuga perlu diingatkan pahala/ fadhillah puasa disetiap malamnya, agar dalam menjalankan sesuai dengan aturan agama yang berlaku. Analogi atau ketuamaan puasa niscaya dibungkus dengan pemikiran yang relevan dengan zaman sekarang agar bisa masuk kedalam akal generasi zaman sekarang. Kalau hanya sekedar menahan puasa, ular pun ketika dia akan berganti kulit dia harus puasa dahulu, begitu pula dengan ulat yang bermetamorfosa menjadi kepompong yang akan menjadi kupu-kupu indah. Puasa bukan hanya ibadah fisik menahan lapar dan dahaga, namun juga ibadah batin yang mengatur dinamika serta dialektika hawa nafsu, banyak sudah jalan atau prosesnya yang telah banyak dibahas diberbagai forum mengenai bagaimana cara menjalankan ibadah puasa. Namun, ada yang menarik untuk dibahas dalam

Menuju Ramadhan : 6 | Punggahan, Padusan, Megengan

Prosesi Ilustrasi Adat Punggahan/ Padusan/ Megengan Umat islam memiliki salah satu bulan yang begitu diistimewakan, selain keistimewaan yang datang dari bulan itu sendiri, tuhan atau allah swt melalui rosulnya menegaskan bahwa salah satu bulan itu terdapat ribuan atau bahkan tak terhitung jika dikalkulasi mengenai keistimewaannya, yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang berada diantara bulan mulia pula yaitu bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan hingga Syawal. Semua bulan itu merupakan bulan yang istimewa bagi seluruh umat pemeluk agama islam. Tentunya, dalam analogi jika kita akan didatangi sesuatu yang istimewa bagi kita, kita menyiapkan hal yang istimewa pula, mulai dari penyambutan, menjamu hingga mengantarkan pulang. Begitu pula dengan bulan Ramadhan, berbagai usaha dilakukan dalam rangka menyambut, menjamu dan mengantarkan pulang bulan yang istimewa tersebut. Ada banyak cara dan metode yang berbeda yang dilakukan oleh umat pemeluk agama, perbedaan itu disebabkan karena lintas generasi hingga l

Menuju Ramadhan : 5 | Hirarki Cinta

Membicarakan cinta memang tidak ada ujungnya, kadang dari sisi mana cinta ini tumbuh dan mengapa cinta itu bisa berubah arah terkadang menjadi misteri bagi setiap insan yang pernah merasakannya. Tentunya berbeda, antara sayang dan cinta tak hanya segi redaksi namun juga hakikat dan falsafahnya memang berbeda, nyatanya Allah swt lebih menyebutkan cinta daripada kata sayang diberbagai kalamnya. Karena pada cinta bisa ditaruh kepada apa saja semau kita, bisa kepada benda mati, sesama manusia atau makhluk lain. Pada artikel ini kita akan membahas hal yang telah didiskusikan berdasarkan akal sementara yang telah kita miliki, kita mencoba menggali hakikat cinta apakah valid sesuai apa yang dikatakan para pujangga atau malah lebih tepa tapa yang telah di nasehatkan oleh para sufi mengenai hakikat cinta. Untuk itu, pada kesempatan ini akan diadaka diskusi yang bermuara dari alur munculnya cinta dan dibahas secara fisik yang diterjemahkan leterlijk, namun menurut saya itu hal yang menarik dan d

Menuju Ramadhan : 4 | Allah Maha Suci

Sejuk Banyak sudah teori yang menjelaskan allah swt itu adalah maha suci, namun sekarang bukan untuk membahas teori yang sudah kuat atau bahkan sudah teruji karena dicetuskan oleh ulama’ masyhur. Catatan ini lebih berfungsi sebagai sarana menyimpan memori atau bukti bahwa diri ini pernah berfikir, meskipun diri ini kadang berifikir tanpa batas selayaknya berfikir, atau melebihi kerangka dalam berfikir.  Berbicara mengenai ‘maha’ suci, pada dasarnya tidak perlu pembuktian, karena adanya sifat suci atau kata suci itu sendiri berasal dari sang pemberi kesucian itu sendiri, yaitu ‘maha’ suci. Kesucian itu bukan hanya terbebas dari najis namun dalam semua urusan kontens kehidupan, bahkan ini dipredisikan kata ‘suci’ yang sebenarnya boleh jadi bukan hanya makna sempit yang selama ini kita definisikan sendiri, boleh jadi suci dalam konteks aslinya lebih mengagumkan dan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia, yang terpenting kita sebagai manusia selalu ingat koidah kalimat “subhanallah wal ha

Menuju Ramadhan : 3 | Tanah Semakin Lama Semakin Mahal

Analogi  Dari berbagai sumber penciptaan, utamanya sumber yang bersifat berasal dari agama samawi, asal usul manusia adalah diciptakan dari sari pati tanah. Tentunya tuhan dalam memberikan petunjuk ini bukan semata untuk memberitahu saja, namun ada tuntutan didalamnya agar manusia dapat mengambil pelajaran, tida bisa dipungkiri manusia yang benar-benar menjadi manusia harus mengetahui sifat-sifat dari tanah, keistimewaan tanah agar manusia dapat merepresentasikan identitas tanah tersebut kedalam kehidupan kita. Pada artikel kali ini, dalam menyongsong bulan Ramadhan dalam kurun waktu satu minggu sebelum memasuki bulan Ramadhan, akan dibahas hal-hal filosofis untuk bisa meningkatkan kualitas berfikir kita agar menunjang keimanan kita kepada tuhan atau Allah swt, dalam menyambut bulan suci Ramadhan pada setiap tahunnya.  Salah satunya adalah kita mencoba untuk berfirkir manusia diciptakan dari sari pati tanah, tentunya memiliki sifat khusus. Untuk itu ulasan akan secara singkat coba kami

Menuju Ramadhan : 2 | Rahasia Rasionalisasi Minyak Goreng

Jangan Terbuai Oleh yang Nampak Pernahkan anda berfikir mengapa negara Indonesia yang subur, apapun bisa tumbuh bisa dikalahkan oleh negara arab Saudi yang terkenal gersang, banyak anggapan mulai dari ilmuan hingga orang awam mengenai fakta ini. Alasan semuanya mungkin sebagian sudah terfikirkan oleh kita mulai dari alasan standart seperti arab merupakan negara ziarah sehingga banyak orang berdatangan sehingga banyak pemasukan kas negara, sehingga bisa mengelola negaranya sendiri dengan baik. Selain alasan diatas, ada juga alasan yang menyebutkan dari segi religi, arab merupakan negara yang ditakdirkan oleh tuhan dalam ini Allah swt menjadi negara yang makmur setelah kehadiran sang kekasihnya, yaitu nabi Muhammad saw sebagai rahmatal lil alamin, namun pendapat ini lebih mengarah kepada doktrin yang sulit dinalar, karena sebuah nash yang datang dari tuhan hendaknya, pemeluk atau umatnya harus mempercayai mengenai fakta yang telah disebutkan itu. Diskusi mengenai fakta ini menarik jika d

Menuju Ramadhan : 1 | Dari Tuhan Melalui Jari Tangan

Suasana Menggali Potensi Filosofi Telapak Tangan Ketika tuhan memberikan tanda-tanda kekuasaanya, terkadang membuat seseorang bisa semakin kuat dengan keimanannya, namun juga akan sebaliknya. Tanda-tanda itu terkadang tidak bisa ditebak memaluhi kisi-kisi atau prediksi. Tidak hanya itu, tanda-tanda itu tak jarang diberikan melalui hal yang sepele bahkan kita bisa terlena dengan hal itu, namun juga bisa melalui proses yang panjang dan harus melalui seseorang perantara untuk otak kita bisa memikirkan itu. Suasana Menggali Potensi Filosofi Telapak Tangan Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas satu tulisan yang menarik bagi saya, yaitu filosofi telapak tangan. Sekilas memfilososifak telapak tangan sebagai rahasia kunci kehidupan memang terlalu disepelekan atau dianggap biasa, namun ternyata itu semua tergantung dari sudut pandang dalam memfilosofikan itu. Selanjutnya, saya akan memfilosofikan telapak tangan dari segi agama, sosial, ilmu pengetahuan, hingga ilmu rasional/ matematika.