Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 Februari 2025

Sistem Boarding School dalam Meningkatkan Efikasi Diri Siswa

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Kegiatan mendidik tidak hanya bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan semata, tetapi juga untuk membentuk karakter dan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Dalam revolusi pendidikan di Indonesia, banyak lembaga pendidikan tingkat menengah atas yang menawarkan sistem sekolah asrama (boarding school). Menurut data yang dirilis pada tahun 2018 oleh Direktorat SMA Kemdikbud RI, jumlah SMA yang menyelenggarakan model boarding school mencapai 934 dan tentu saja jumlah ini terus bertambah hingga saat ini. Dalam konteks ini, sistem boarding school terutama di lembaga islam hadir sebagai salah satu sistem pendidikan yang memberikan pengalaman universal bagi siswa, melalui sistem pendidikan yang terstruktur, disiplin, dan berbasis nilai-nilai Islam, boarding school menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan efikasi diri—yakni keyakinan terhadap kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas dan menghadapi berbagai tantangan.

Efikasi diri memiliki peran krusial dalam membentuk keberhasilan akademik, kemandirian, serta ketahanan mental seseorang. Siswa yang belajar di boarding school akan mengikuti serangkaian pembiasaan yang sistematis untuk melatih kemandirian, kepemimpinan, dan tenggung jawab. Diantara contoh kegiatan utama di boarding school yang dapat berkontribusi terhadap penguatan efikasi dri siswa adalah: (1) siswa diberi tanggung jawab dalam berbagai peran kepemimpinan, seperti menjadi ketua kamar/kelas, pemimpin kelompok diskusi, dan pengurus organisasi, (2) kewajiban mengikuti sholat lima waktu berjamaah, sholat tahajud, dan sholat dhuha melatih disiplin spiritual dan konsistensi dalam menjalankan kewajiban, (3) kegiatan tilawah harian dan tahfidz Al-Qur’an bukan hanya melatih hafalan, tetapi juga mengajarkan siswa untuk berkomitmen dan bersabar dalam mencapai target, (4) hidup bersama dalam asrama mengajarkan siswa untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan konflik secara mandiri, (5) bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian diri untuk menumbuhkan rasa kemandirian dan kemampuan mengelola diri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.

Melalui pembiasaan yang terstruktur, boarding school Islam menciptakan lingkungan yang menantang namun tetap suportif bagi perkembangan siswa. Mereka tidak hanya mendapatkan ilmu akademik, tetapi juga dilatih untuk memiliki mental yang kuat dan percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi. Disiplin tinggi melalui ibadah wajib dan sunnah, manajemen waktu yang ketat, serta tanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian diri membentuk karakter yang mandiri. Dukungan sosial dari teman sebaya dan pembimbing membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi dan kepemimpinan. Dengan perpaduan nilai keagamaan, kedisiplinan, dan kemandirian, sistem ini efektif dalam meningkatkan efikasi diri siswa, menjadikannya individu tangguh dan siap menghadapi masa depan.

Oleh : Luthfi Maulida R - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Sukses Parenting Ala Dokter Mas'adah, Peranan Bagi Behavior Anak Hingga Worldview Terhadap Pondok Pesantren

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Tidak bisa dipungkiri bahwa pondok pesantren ikut mewarnai sejarah perkembangan dunia pendidikan bangsa Indonesia jauh sebelum sistem pendidikan formal di Indonesia diterapkan hingga masih eksis sampai dengan masa modern ini. Lantas apakah sistem pendidikan di Pondok Pesantren masih relevan dengan perkembangan zaman saat ini. 

Dalam kesempatan ini, penulis akan membagikan sebuah artikel hasil diskusi bersama salahsatu wali santri dari dua putri yang sedang menempuh pendidikan di Pondok Modern Al-Rifa'ie tepatnya di Unit MTs Modern Al-Rifa'ie. Tak hanya disebut sebagai walisantri yang sukses di dunia medis sebagai dokter spesialis rehabilitasi medik di RSUD Ibnu Sina Gresik, RS Semen Gresik dan RS Pku Muhammadiyah sekapuk Ujung Pangkah. Namun juga sukses dalam dunia parenting mendidik 2 anak putri sehingga berprestasi.

Dalam suatu shortpodcast bersama media MTs Modern Al-Rifa'ie, Mas'adah mengungkapkan keinginannya memiliki seorang putri kuat dalam hal ilmh imum dan agama, serta memiliki spirit sosial sebagai bekal hidup ditengah masyarakat nantinya. 

"Supaya antara ilmu umum dan agamanya itu seimbang Ustaz, karena kalau tidak dibekali dengan ilmu pesantren saya yakin nanti kedepannya anak-anak tidak bisa bermasyarakat dengan bersosial dengan bekal ilmu agama yang cukup mungkin kayak gitu Ustaz" ungkapnya. 

Pada prakteknya, hidup ditengah masyarakat memiliki kecerdasan dan keilmuan saja tidak cukup, harus dengan akhlak yang baik dan benar, sebab pondok pesantren adalah tempat dimana bersosial itu dipraktekkan secara nyata. Kemandirian serta ketangguhan timbul dilingkungan pondok pesantren tentu dengan pendekatan Character Building. 

"Karena kan untuk bermasyarakat kita tidak hanya penting berilmunya ya tapi harus ada adabnya akhlakul karimahnya benar, saya yakin nanti di pondok bisa di gembleng ya atau bisa dapat banyak hal pengalaman dibandingkan dengan hanya dirumah saya Ustaz" tutur Mas'adah. 

Akhir-akhir ini secara pragmatis, kebanyakan orang memandang pondok pesantren dengan pandangan yang underestimate, hal ini pondok dicitrakan dengan metode pengajaran yang kuno, rawan terjadi bullying dan kekerasan, menutup mata terhadap teknologi serta orang yang belajar ilmu langit saja. Padahal, dalam konsepnya sekarang ini banyak pondok pesantren yang sudah maju dengan peradabannya, seperti halnya. Misalnya Pondok Modern Al-Rifa'ie atau instansi lain dengan konsep Boarding School. 

Disisi lain, orang yang memiliki anggapan demikian mereka kadang lupa, bahwa peradaban teknologi yang kini berkembang menjadi Artificial Intelegent (AI) adalah gagasan awal Al-Khawarismi dan Phytagoras sebagai ilmuan muslim termasyhur pada waktu itu. Perkembangan ilmu kedokteran oleh Ibnu Sina, Ibnu al-Haitham adalah ilmuwan Muslim yang menemukan kamera obscura, cikal bakal kamera modern. Penemuannya ini terjadi pada akhir abad ke-10 M. 

Seharusnya kita tak perlu menyalahkan siapapun, yang terpenting adalah mengapa degradasi kualitas pendidikan islam itu memgalami penurunan, tentu dikaji keluar dari konsep konflik sosial atau kerajaan. Harusnya, manusia modern sekarang ini juga bisa menggapai dan menjadi center of change seperti cenddekiawan muslim dulu. 

"Kalau saya memandangnya saat ini pondok pesantren itu kan bervariasi ya, mulai ada yang salaf sampai modern yang ada sekolahnya, jadi kalau kita open minded pasti tidak kalah kok sebenarnya lulusan atau dari Pondok Pesantren itu kalau mau di disandingkan dengan lulusan dari umum itu sebenarnya prestasi juga enggak kalah Kok jadi banyak pondok pesantren yang benar-benar berkualitas mencetak ee generasi muslim muslimah yang bagus sehingga nanti bisa bersaing di masyarakat seperti itu salah satunya di pondok modern Al- Rifa'ie juga" Terang Mas'adah. 

Hemat kata, Dokter spesialis rehabilitasi medik dengan 2 putri ini nyatanya masih memiliki kepercayaan diri terhadap kualitas pendidikan didalam pondok pesantren, tentu tak ada gading yang tak retak. Semuanya masih perlu perbaikan untuk menuju kesempurnaan. 

"Jadi untuk harapan ke depannya untuk pondok pesantren moderern Al-Rifa'ie dan yayasan sekolah MTs terutama, tentunya kita mengharapkan ke depannya lebih baik baik dari segi fasilitas yang memadai, kemudian dari segi SDM yang berkualitas sehingga anak-anak mendapatkan bekal pendidikan baik ilmu umum maupun agamanya itu yang cukup dan bisa bersaing baik di tingkat lokal maupun di tingkat internasional, ya mungkin tidak kalah dengan lulusan tingkat internasional ya mungkin Ustaz ya tidak kalah dengan lulusan pondok pesantren yang lainnya sehingga jadi seorang pemimpin mungkin nantinya dari lingkungannya yang keluarga maupun lingkungan masyarakat nanti". Tegas Mas'adah.

Dengan kata lain, jika sarana dan prasarana telah terpenuhi dengan baik Sumber Daya Manusia sebagai pengajarnya telah mumpuni, sistem dan metode pendidikan yang terukur terarah dan Sustainable. Pengembangan karakter seyogyanya menjadi fokus utama, ini bisa dilaksanakan dengan kehadiran kegiatan ekstrakulikuler baik untuk akademik maupun non akademik. 

"Harapannya seperti itu mungkin kalau sekarang masih belum seperti belum ada les atau ekstrakurikuler yang berkaitan dengan e akademik mungkin nanti ke depannya ada nggih supaya anak-anak juga e ilmunya akademik mungkin nanti ke depannya ada Nggih supaya anak-anak juga e ilmunya atau sekolahnya tidak tertinggal dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya" lanjutnya.

Artinya, Pondok Pesantren Khususnya Pondok Modern Al-Rifa'ie 2 Gondanglegi Malang serta pada Unit MTs Modern Al-Rifa'ie masih memiliki probabilitas yang potensial dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. MTs Modern Al-Rifa'ie telah menghasilkan sisw/siswi yang berprestasi baik level regional atau nasional. 

"Mudah-mudahan Pondok Pesantren Modern Al-Rifa'ie beserta yayasannya pastinya lebih maju bisa mencetak generasi ee yang mumpuni baik dari segi agama maupun ilmu umum sehingga bisa bersaing di level Global atau internasional" pungkas Mas'adah.




Oleh karena itu, mari bergabung bersama kami percayakan potensi anak anda untuk berprestasi.

Wakil Dekan Fakultas Vokasi UM : Ilmu Agama dan Kemandirian Mutlak Didapatkan oleh Santri di Pondok Pesantren

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Memberikan pendidikan terbaik bagi anak adalah investasi dunia-akhirat yang tak akan pernah habis, warisan terbaik yang paling tepat adalah ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan dunia maupun akhirat. Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak bisa lepas dari dunia pondok pesantren. Bagaimanapun pondok pesantren telah ada di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu, meskipun konsep pondok pesantren ada sejak abad ke-14 namun pada masa kerajaan Hindu-Budha telah mengetrapkan metode ini, misalnya padepokan. 

Tentunya, metode ini sudah diterapkan oleh para pendahulu kita, maka tidak lain dan tidak bukan sudah teruji dan ikut memberikan dampak bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Kali ini penulis akan artikel mengenai bagaimana santri/ peserta didik mengalami Efikasi Diri didalam konsep metode pendidikan pesantren. 

Secara khusus, pondok pesantren memang memiliki basis keilmuan dalam bidang agama yang lebih masif, sebab pendekatan ilmu agama akan lebih terserap jika long-education meski dalam kerangka yang lebih singkat. Artinya dalam pondok pesantren, siswa atau santri belajar sekaligus menerapkan ilmunya secara langsung mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan didalam tidurnya santri harus pula dengan ilmu.

Seperti yang dikatakan oleh salahsatu wali santri yang sekaligus sebagai Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas Negeri Malang, Dr. Ely Siswanto, S.Sos., M.M bahwa dalam rangka menjamin kebutuhan ilmu agama putranya, ia lebih memilih pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan untuk anaknya, meski begitu ia percaya bahwa pondok pesantren mampu bersaing dalam disiplin ilmu lain selain agama yang tidak kalah dengan sekolah formal non pondok pesantren. 

"Kita memang ingin apa putra kita ini di samping memiliki kemampuan ilmu umum ilmu atau formal tapi ilmu agama itu menjadi pondasi utama sehingga kami memiliiki Al-Rifa'ie ini karena dari sisi konten keilmuan agama luar biasa karena pesantren itu memang basisnya ilmu agama tapi ilmu umumnya  Insyaallah tidak kalah dengan apa sekolah-sekolah yang lain itu diantaranya apa alasan kita" ujar Ely.

Disadari atau tidak bahwa Waldorf Education milik Rudolf Steiner juga disisipkan dalam konsep pendidikan pondok pesantren, sebagian orang modern juga menganggapnya sistem Boarding School. Hal yang menarik lainnya adalah ketika berada dipondok pesantren Character Building sudah menjadi keharusan dimana siswa atau santri memiliki jati diri sesuai potensi, porsi dan proporsinya masing-masing. 

"Disamping itu agar anak-anak memiliki apa kompetensi keilmuan juga memiliki apa kemandirian ketika dia mondok itu Insyaallah dia akan punya kemandirian yang baik nanti ke depannya untuk masa depan anak" terang Ely. 

Dalam kata lain, potensi anak memang beragam. Tak ada anak yang tidak memiliki prestasi, yang ada hanya guru yang tak mampu menumbuhkan potensi setiap anak, untuk itu menjadi guru adalah siap belajar seumur hidup dan siap menjadi murid seumur hidup.

"Saya rasa setiap anak memiliki potensi masing-masing ya perlu digali kaya Fahim ini Insyaallah punya potensi apa misalkan tilawah ini kita berharap nanti apa pesantren ini maupun sekolah bisa menggali semaksimal mungkin yang miliki anak agar bisa memiliki prestasi yang lebih baik lagi ya itu harapan kita" Pungkas Ely. 

Itulah pendapat Dr. Ely Siswanto mengenai Pondok Modern Al-Rifa'ie Gondanglegi - Malang. Ayo bergabung bersama kami dan percayakan masa depan anak anda.

LDK OSIS & Jurnalistik SMP Al-Munawwariyyah 2025 : Bersama dalam Kepemimpinan, Bersinergi untuk Masa Depan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Yayasan Al-Munawariyyah Malang, melalui SMP Al-Munawariyyah menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDK) bagi OSIS dan Anggota Jurnalistik, di Gedung SMP Al-Munawariyyah Jl. Raya Sudimoro No.09, Sudimoro Krajan, Sudimoro, Bululawang Malang pada Sabtu, (01/02/24).

LDK sendiri merupakan program tahunan yang bertujuan untuk membentuk karamter pemimpin dikalangan pengurus dan siswa. Selain itu, kegiatan ini dirancang khusus bagi siswa putri dengan role model yang baik, tidak hanya di sekolah namun juga di lingkungan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat memiliki visi yang lebih matang untuk masa depan organisasi dan mampu memberikan kontribusi positif dalam setiap kegiatan sekolah. LDK ini menjadi wadah untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan, membangun kerja sama tim, meningkatkan manajemen organisasi, serta menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab.

Bersama dalam Kepemimpinan, Bersinergi untuk Masa Depan merupakan tema LDK  yang sudah dibuat dalam kegiatan ini merupakan memiliki maksud dan tujuan tersendiri yang nantinya dapat diimplementasikan pengurus OSIS sebagai penunjang terwujudnya tujuan  kegiatan ini. Maksud dan tujuan dari tema kegiatan ini adalah agar meningkatkan kompetensi kepemimpinan pengurus OSIS Putri sehingga dapat memimpin organisasi dengan baik dan efektif. Kedua, membekali peserta dengan keterampilan manajemen organisasi agar dapat menjalankan perannya  secara optimal. Ketiga, Mendorong peserta untuk menjadi pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki komitmen tinggi dalam berorganisasi. Terakhir untuk menumbuhkan semangat kolaborasi dan sinergi antaranggota organisasi demi tercapainya visi OSIS.

Sederet kurikulum materi yang telah dicanangkan dalam kegiatan ini diantaranya, pengertian kepemimpinan dan cara memimpin yang baik, manajemen organisasi dengan perencanaa, pelaksanaan, evaluasi kegiatan, teknik penyusunan rencana kerja OSIS, entingnya kerja sama dalam organisasi dan strategi membangun kesolidan tim, cara mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan membuat keputusan yang baik, serta cara membentuk sikap yang bertanggung jawab, integritas, dan disiplin dalam berorganisasi.

Kepala Sekolah SMP Al-Munawariyyah menjelaskan pentingnya LDK dan Jurnalistik ini agar siswa memiliki bekal di masyarakat nantinya dan juga menjadi seorang penulis, mengingat sekarang ini banyak jurnalis dari kalangan santri.

"Tentu organisasi ini penting ya, khususnya LDK ini karena pasti dimasyarakat nanti akan berbeda antara seseorang yang ikut organisasi dan tidak, soalnya saya sendiri juga pernah ikut osis. Lalu sekarang ini kan banyak ya jurnalis dari kalangan santri, kira lihat banyak mahasiswa yang jadi jurnalis itu juga mondok" ujarnya ketika temui di ruang kepala madrasah.

Sementara itu, Yukha Pembina OSIS Putri SMP Al-Munawwariyyah berharap agar siswinya sukses dengan mengikuti organisasi.

"Semoga anak-anakku nanti sukses dengan berorganisasi" pungkas perempuan yang akrab disapa bu Yukha tersebut.



Membangun Generasi Berkarakter Melalui Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Pondok Pesantren

 

Gambar : Dokpri by Meta AI
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Kurikulum  adalah seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan pendidikan, bahan pendidikan dan isi pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU 2003). Struktur kurikulum sendiri tujuannya untuk mengembangkan dan memunculkan aspek-aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotorik yang tertanam dalam diri seorang murid. Kurikulum ini sangat penting dalam sutu lembaga, tak hanya pendidikan formal pendidikan agama juga membutuhkan suatu krikulum yang dikemas dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Indonesia memiliki lembaga pendidikan Islam khas yang disebut dengan pesantren, yaitu lembaga yang melestarikan dan memperhatikan pengajaran Agama dengan materi-materi yang terperinci, diantaranya adalah tafsir, akidah, akhlaq, fiqih, tasawuf, tauhid, bahasa arab dan lain sebagainya. Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengembangan masyarakat, lembaga yang mandiri dan indigenous culture yang berakar di masyarakat. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam secara selektif bertujuan menjadikan para santrinya sebagai manusia yang mandiri yang diharapkan dapat menjadi tempat pengajaran umat dalam menuju keridhaan Allah SWT (M.Dian, 2007)

Sejalan dengan kuantitasnya, pesantren telah menyumbangkan perjuangannya untuk mengusir para penjajah. Tak heran jika pesantren ini sudah ada sejak masa penjajahan kolonial yang ada di Indonesia sekitar 550 tahun yang lalu. Ulama’ dan santri selalu menjadi garda terdepan untuk menjadi motor penggerak dan garda terdepan dalam mengusir penjajah. Alumninya selalu menjadi tokoh masyaraat yang berpengaruh seperti KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Mansur, KH. Kahar Muzakki dan lain-lain. Beliau berjuang dengan totalitas tanpa adanya rasa takut, Pesantren diyakini sebagai produk lembaga paling tua dan orisinil yang berada di Indonesia dibanding dengan lembaga formal. 

Tatanan kurikulum yang ada di pesantren selalu mengikuti perkembangan zaman, tak heran banyak masyarakat menganggap bahwa pesantren adalah wadah bagi generasi muda untuk belajar ilmu Agama dan memperbaiki akhlaq, karena Kurikulum dipesantren tidak pernah lepas dari yang namanya ilmu dasar agama, hampir 24 jam para santri dicekok serta digembleng ilmu dan ajaran Islam, tujuan nya membina dan menanamkan pada jiwa santri agar memiliki keyakinan atau akidah yang lebih kuat terhadap Aloh SWT, memiliki akhlaq yang mulia dan teguh terhadap agama. Tak jauh dari itu tujuan ilmu agama di pesantren sendiri adalah untuk mengkader umat supaya menjadi tafaqquh fiddin untuk bisa mewujudkan islam sebagai rahmatan lil’aalaamiin, dan mengungkap bagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya.

Adapun kurikulum pesantren adalah usaha sistematis melalui aktifitas nya dalam mengelola pembelajaran yang ada di pesantren yang dilandasi dengan nilai-nilai Islami agar para santri dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien yang sesuai dengan Al-qur’an dan Sunnah. Dizaman sekarang ini pesantren sebagai lembaga yang berbasis masyarkat adalah tempat yang sangat penting untuk menjadi wadah dalam menjawab kebutuhan masyarakatan sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pesantren dalam menyikapi hal tersebut. Maka sangat penting yakni manajemen dan tata kelola sistem yang baik sehingga dapat meningkatkkan mutu manajemen pesantren ke arah yang lebih baik.

Manajemen kurikulum yang ada di pesantren ini tidak lepas dari yang namanya produktivitas yakni hasil yang akan diperoleh dalam pelaksaan kurikulum, ouput atau peserta didik harus benar-benar diperhatikan agar sesuai dengan manajemen kurikulum, disamping itu demokratisasi, ini adalah hal yang tak kalah penting dalam lingkungan pesantren. Demokratisasi adalah proses dalam manajemen kurikulum yang harus berdasar asas demokrasi yang menempatkan setiap unit seperti pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar dapat menjalankan tanggug jawab dan tugas dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya ialah kooperatif. 

Agar pelaksanaan kurikulum dapat tercapai maka harus ada kerja sama yang baik dari semua kalangan yang terkait yang berada di pesantren. Yang terakhir adalah efesisensi. Yaitu rangkaian kegiatan kurikulum harus mencapai tujuan dengan mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efesien agar kegiatan manajemen kurikulum dapat memberi manfaat.

Kurikulum yang ada di pesantren disusun oleh pimpinan/kyai yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara umum yang berkenaan dengan ibadah/muamalah. Kurikulum pada lingkungan pesantren dikenal dengan istilah manhaj yang diartikan sebagai arah suatu pembelajaran tertentu. Manhaj yang ada dipesantren tidak berbentuk silabus tetapi berupa kitab-kitab yang diajarkan kepada para santri. Kurikulum yang ada dilembaga pesantren yang statusnya adalah lembaga non formal mempelajari kitab-kitab kuning klasik yang banyak sekali macamnya.

Selain aspek pendidikan para santri diajarkan aspek keilmuan hingga aspek sosial. Pembahasan ilmu ini sangat kompleksitas dan kemudahan yang dapat menjawab masalah sehari-sehari yang bisa menjadi bekal dimasa depan. Pesantren selalu menganut kedisiplinan, mulai dari bangun tidur melaksanakan sholat subuh sampai menjelang tidur diajarkan dalam pondok pesantren.

Pesantren dalam kelembagaannya mulai mengembangkan diri dengan jenis dan corak yang bermacam-macam. Salah satunya terdapat pesantren yang dapat mengembangkan madrasah, sekolah umum bahkan perguruan tinggi yang sangat besar. Madrasah dan perguruan tinggi yang berdiri dalam naungan pesantren juga menggunakan kurikulum yang sama dengan kurikulum di lembaga formal, yaitu kurikulum yang telah dibekukan oleh kementrian Agama dan kementrian keagamaan dan kebudayaan. Jadi pesantren yang mendirikan lembaga non formal tetap menggunakan kurikulumnya dan menggabungkan antara kurikulum nasional dengan kurikulum pesantren.


Foto Penulis

Oleh

Fauzan (2310840102269) : Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Al-qolam Malang

Dosen Pembina : Dr. KH. Muhammad Husni, M.Pd.I

Pemberantasan Korupsi Lahiriah Sholat di MTs Annawawiyah Kediri

 


KEDIRI | JATIMSATUNEWS.COM : Di MTs Annawawiyah Kediri, terdapat sebuah gerakan yang unik dan inspiratif, yaitu Perkolas atau Pemberantasan Korupsi Lahiriah Sholat. Gerakan ini bertujuan untuk mengenalkan dan memperbaiki kualitas sholat para siswa sehingga para siswa mengetahui tatacara sholat yang benar menurut beberapa ulama' dan lintas madzhab. 

Gerakan Perkolas ini digagas oleh para siswa dan guru di MTs Annawawiyah Kediri, yang merasa bahwa terkadang sholat hanya dilakukan sesuai rukun saja,jarang sekali yang memperhatikan sunnahnya sholat bahkan macam-macam gerakan sholat seperti mengangkat ke-dua tangan lurus pundak atau lurus telinga (yang sama-sama benar) , Mereka menyadari bahwa sholat adalah ibadah yang sangat penting dalam Islam, dan harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh.

Melalui gerakan Perkolas, para siswa dan guru di MTs Annawawiyah Kediri berusaha untuk memperbaiki kualitas sholat mereka. Mereka melakukan berbagai kegiatan, seperti pengajian, diskusi, dan latihan sholat yang benar dengan sunnah-sunnahnya. 

Hasilnya, gerakan Perkolas di MTs Annawawiyah Kediri telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Para siswa menjadi lebih mengenal gerakan sunnahnya sholat dari cara syafi'iyah bahkan lintas madzhab sehingga para siswa memiliki pengetahuan luas tentang macam-macam sunnahnya sholat hingga mempraktikkannya. 

Dengan demikian, gerakan Perkolas di MTs Annawawiyah Kediri telah membuktikan bahwa dengan kerja sama dan kesadaran, kita dapat memperbaiki kualitas sholat kita dan menjadi lebih baik dalam menjalankan ajaran Islam.


Oleh 

Ramdhan Azmi Alifi

Abdul Chakam Asy'ari


Dosen pembina

Dr. KH. Lukman Hakim M. Pd

Sabtu, 25 Januari 2025

Konspirasi Gagalkan Visi Indonesia Emas 2045, Melalui Guru dan Dunia Pendidikan

Bagian 1: Sistem Pendidikan dan Ragam Pergantian Kepemimpinan Indonesia


Ketika Indonesia mencanangkan Indonesia Emas pada tahun 2045 pada saat usia Indonesia 100 tahun merdeka rasanya iya-iya tidak untuk bisa mencapainya, banyak aspek yang perlu dilihat dan dikaji sebelum menobatkan Indonesia Emas tahun 2045. Bukan suatu hal yang muluk namun semua harus difikir, disiapkan bahkan difikirkan secara rasional. 


Coba kita mulai pembahasan mulai dari persiapan, jika sekarang tahun 2024 maka kurang 21 tahun lagi penobatan itu harusnya didapatkan, bila kita memiliki generasi pemuda untuk disiapkan, sekaranglah memulai waktu yang tepat, sebab diumur 21 tahun nanti, pemuda sudah mulai berkontribusi. Itu kalau kita lihat dari pemuda yang masih berumur 0 tahun dari sekarang. 


Lalu bagaimana, dengan pemuda yang sekarang masih mencari jati diri. Ini berkisar antara umur 13-19 tahun, ini antara jenjang pendidikan smp-kuliah. Ini adalah waktu dimana seorang murid nanti akan menjadi manusia produktif ketika Indonesia digadang akan mengalami keemasan pada tahun 2045. 


Kita mulai mendalam dalam rangka persiapan ini, tentu dalam rangka persiapan adalah aspek crowded atau fokus utama. Sebab, persiapan terbaik adalah belajar dan yang bisa paling berperan adalah instansi pendidikan atau bahkan lebih spesifik lagi seorang guru. Namun nyatanya kondisi pendidikan mulai diperlakukan tidak serius, lalu bagaimana tujuan Indonesia emas 2045 itu bisa diraih. 


Lagi-lagi situasi politik masih menjadi tren isu masyarakat Indonesia belakangan ini, mulai dari Pileg dan Pilpres yang penuh ketegangan panggung sandiwara telah mengalihkan isu pendidikan yang dirasa penting untuk diperhatikan dan ditangani, belum lagi disambung pilkada beserta dinamikanya setelah itu. Seolah-olah isu politik ini menjadi arus perhatian pearalihan, tidak mengatakan semua namun minim yang masih menyuarakan pendidikan karena masih belum dianggap isu strategis. 


Belum lagi, skema perubahan pemerintahan identikanya juga perubahan kebijakan. Inilah yang kemudian dirasa lagi membuat sistem pendidikan terombang-ambing, logika dasarnya suatu sistem pendidkan belum dirasakan berhasil dan tidaknya namun sudah diganti. Seperti orang memasak belum selesai stepnya sudah dibuang sebelum dimakan dan dirasakan hasilnya. Nah ini akan menjadi piring kotor serta alat dan bahan dapur terbuang sia-sia, itulah yang terjadi di negara kita saat ini. 


Lebih dari itu, bila dibahasa pada jenjenag pendidikan mulai dari SMP sampai diperguruan tinggi diakui atau tidak sistem pendidikan dilingkungan pendidikan tinggi masih jauh dari kata efektif. Misalnya pragmatisme pendidikan tidak menjadi konsep utama lagi. Kebanyakan pendidikan tinggi dituntut memiliki luaran dan prestasi pragmatis, sehingga lembaga perguruan tinggi mau tidak mau harus pragmatisme menghasilkan mahasiswa yang didik menjadi alat menciptakan suatu produk industri dan teknologi. Alih-alih manusia sendiri bingung juga dengan pesatnya teknologi yang akan mengalahkan manusia. 


Jarang sekali menjumpai sekarang mahasiswa yang berjiwa sosial, negarawan, nasionalis atau apalah yang berhubungan dengan peningkatan daya akal budi yang baik dan memiliki cita-cita seperti para pendiri bangsa, jiwa Soekarno, Bung Tomo, Tan Malaka atau bahkan Sutan Syahrir atau yang lain. Mahasiswa lebih bangga teralifiliasi untuk menjadi silent major, menjadi konten kreator dan bahkan menemukan sederet aplikasi yang mungkin hanya bertahan saat dia kulia saja, setelah itu hanya menjadi cerita dan kembali ke profesi karyawan. Lagi-lagi idealisme itu dibunuh. 


Disisi lain, sistem pendidikan perguruan tinggi telah mengalihkan fokus mahasiswa yang idealis untuk memikirkan negara ini dengan kurikulum yang berbasis proyek, menghasilkan luaran teknologi dan industri atau bahkan segudang deretan prestasi yang hanya mencakrawala didunia akademis namun sanggat asing bila dibawa ke masyarakat bawah. Saya tak mempermasalahkan prestasinya, namun ini tak jauh dari orde baru ke reformasi ketika manusia dibungkam untuk berfikir kritis terhadap dinamika para penguasa bangsa yang bertindak tidak-tidak. 


Pada intinya, sistem pendidikan yang digemborkan sebagai Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini harus diterjemahkan detail. Akhirnya guru memiliki peranan masing-masing dan serta mampu beropini 'siapa berbuat apa' artinya guru berperan sesuai bidang keahliannya masing-masing yang mengarahkan/ mendampingi anak didiknya untuk berfikir kritis dan menitikberatkan pada akal budi dan pemikiran. 


Bagian 2 : Degradasi Perlakukan Guru : Hukum Dijadikan Alat Untuk Menepis Tudingan Murid Durhaka


Ini juga lagi marak, kasus guru dilaporkan wali muridnya karena dikatakan melakukan kekerasan. Saya memang tidak sepakat bahwa dunia pendidikan harus bermetode pada kekerasan yang amat berlebihan, namun juga tidak membenarkan bahwa wali murid yang keterlaluan menyikapi hal ini tanpa adanya pertimbangan dan analisis yang mendasar. 


Jangan salahkan, mungkin akibat dari guru yang seperti ini adalah manifestasi pada sistem pendidikan yang kurang tepat itu. Tidak bisa dipungkiri guru adalah produk dari pendidikan itu sendiri, pendidikan yang tepat akan menghasilkan guru yang tepat. Jadi lagi-lagi pembahasan diatas itu tidak hanya berujung pada kemajuan negara, subjektivitas murid namun juga terhadap produk dari kualitas guru itu sendiri secara personal. 


Oke kita kembali ke topik lagi, era sekarang ini banyak guru yang dilaporkan oleh wali muridnya dengan tudiangan kekerasan dengan berdalih pada pembenaran beberapa pasal perlindungan anak. Bahkan ada yang memanfaatkan kepentingan ini untuk meraup keuntungan, misalnya dalam tuntutan denda yang tidak logis. Baik tidak logis secara perbuatan guru maupun kondisi guru itu sendiri. Maksudnya tidak sesuai perbuatan guru adalah misalnya ketika guru melakukan pemukulan namun tidak ada luka yang berat dalam kenyaatannya dendanya tidak cukup sebagai ganti pengobatan saja namun juga untuk meraup keuntungan, bila dalihnya adalah untuk membuat jera, anda apakah berfikir bagaimana kalau guru ini mogok dalam mengajar.


Mungkin anda bisa beranggapan memindahkan anaknya disekolah lain, lalu bagaimana jika anda telah viral dalam dunia pendidikan, akibatnya anak anda dibacklist dari instansi pendidikan manapun, atau bahkan anak anda mendapatkan bullying dari temanya telah memiliki orangtua seperti anda. Jangan lupa guru memiliki solidaritas yang tinggi antar sesama guru lainnya apalagi guru honorer. 


Lalu, maksudnya tidak logis dari kondisi guru adalah bahwa guru tersebut honorer, bahkan gajinya dalam hidupnya saja tidak akan cukup. Sudah begitu diharusnya untuk membayar denda yang sedemikian besarnya, ini adalah suatu kejahatan moral yang amat dalam. Seharunya anda berfirkir sebagai orangtua untuk berfikir lebih dalam lagi tentang sebab akibat dari perlakuan guru terhadap anak anda. 


Dalam sebuah podcast antara Prof. Mahfud MD bersama Deddy Corbuizer di Channel Mahfud MD Official sempat disinggung terkait maraknya guru yang dipolisikan oleh walimurid karena dianggap kekerasan. Prof. Mahfud mengatakan cikal bakal pasal perlindungan anak tersebut sebenarnya ditujukan untuk kasus-kasus yang amat besar.  Sedangkan sekarang ini hukum sudah mulai di politisasi, kadang dibesar-besarkan demi balas dendam. 


Prof. Mahfud memilik pendapat  bahwa memang harus dikaji ulang. Saya pun demikian, bagi saya aparat penegak hukum harus selektif dalam konteks yang akan diperkarakan sehingga wali murid tidak mudah dikit-dikit melaporkan, tentu memang ada proses mediasi atau restorative justice, namun alangkah baiknya saat pelaporan itu ada kalanya laporan ditolak atau bagaimana sehingga muncul presepsi publik bahwa tidak semua kasus mentang-mentang harus berurusan dengan kepolisian, kejaksaan atau instansi terkait lainnya.


Peran Dinas Sosial, MGMP atau kelompuk guru, lembaga bantuan hukum pemerhati guru harus bersinergi mendesak birokasi dan tata prosedur dalam menyikapi kasus seperti ini. Sebab, yang mengerikan adalah ketika wali murid yang memiliki hegemoni dan dominasi tinggi atau bahkan kenal dengan pejabat melawan guru biasa yang sangat lugu maka ini adalah sesuatu yang jomplang bila tidak dibackup oleh seseorang yang mahir dibidang itu. Urgensitas Perda dan aturan secara rinci bahkan gambaran jelas batasan-batasan guru dikatakan melakukan kekerasan itu seperti apa, inilah yang harus dirumuskan untuk mudah diterjemahkan. 


Setelah ada prosedur yang jelas, tak perlu menafsirkan pasal yang masih holistik maka point-point itu tadi dilakukan sosialisasi masif bagi guru dan instansi pendidikan. Maka jelas, bila ada kasus A secara deskripsi A, dengan indikator A sehingga hukumannya itu A. Jangan hanya deskripsi atau pengertian yang masih general atau umum. 


Artinya untuk menghancurkan visi Indonesia tahun 2045 tidak perlu dengan hal yang lain, cukup dengan menghardik tenaga pendidik dan serta instansinya, kemudian melemahkan sistem pendidikan dengan tangan yang namanya politik, meski ini bakal banyak yang menyangkal dan sulit dibuktikan secara hukum. Namun, hal ini nyata dan terasa adanya, seperti halnya 'cawe-cawe pak Jokowi dalam gelaran pilpres, pileg, hingga pilkada'. Secara yuridis hukum, konstruksi hukum dan kronologi kejadian sulit dibuktikan. Namun secara naluri dan hati kecil kita pasti mengiyakan, sedikit atau banyak.


Senin, 23 Desember 2024

Kasus Guru Agama SMP Diponegoro Dampit Berakhir Damai

 



MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kasus dugaan kekerasan yang dilakukan oleh guru agama islam SMP Diponegoro Dampit Ropi'an. dilaporkan oleh orangtua siswi atas nama Jumak'iyah dengan tuntutan denda 70 juta, telah pada proses mediasi yang ke-5 di Ruang PPA pada Jum'at (6/12/24).

Dihadiri oleh Pelapor (Jumak'iyah), Suami Pelapor (Narko), Siswi (Denis), Terlapor (Ropi'an) beserta keluarga, Anggota DPRD Komisi II dan Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Malang, para penasehat hukum, serta simpatisan. Acara mediasi berjalan dengan lancar. 

Mediasi tersebut menghasilkan, kesepakatan damai antara kedua belah pihak, yang semula menuntut denda kini pelapor mencabut laporan itu dengan nol rupiah damai. 

Dalam kesepakatan damai, Erlehana Satrekrim Polres Malang menekankan untuk tidak ada denda dan dendam antara kedua belah pihak, pihak sekolah juga menjamin bahwa siswi tidak mendapatkan perundungan atau bullying atas kasus ini.

Rupi'an merasa bersyukur dan lega atas kasusnya yang telah selesai dengan jalur damai, dalam kesempatan yang sama juga mengucapkan terimakasih atas semua pihak yang telah membantu.

"Alhamdulillah, proses mediasi tadi selesai dengan damai dan tanpa ada denda nol rupiah, kami juga berkomitmen untuk menjaga siswi agar tidak mendapatkan pembullyan dan tetap menjadi siswi di SMP Diponegoro Dampit," ujar Ropi'an.

Selasa, 03 Desember 2024

Khatib MWC NU Dampit Buka Suara Terkait Kasus Guru Agama Dampit Dilaporkan Polisi

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kasus dugaan kekerasan terhadap anak yang menjerat salah seorang guru agama di SMP Diponegoro Dampit Malang terhadap siswanya telah menguak dipermukaan gajad media maupun dunia pendidikan, yang terjadi selasa, (27/8/24). 

Menanggapi hal tersebut, pihak terlapor Rofi'an yang merupakan salahsatu tokoh di NU, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama' (MWC NU) Kecamatan Dampit tentu memberikan perhatian dan dukungan. Melalui Khatib Aam MWC NU Dampit, Gus Muhammad Toha mengunjungi ustadz Rofi'an untuk berkoordinasi dikediamannya pada Minggu, 1 desember 2024 malam. 

Gus Toha mengatakan, bahwa MWC NU Dampit akan memberikan pendampingan terhadap kasus yang mejerat ustadz Rofi'an baik melalui MWC NU atau LP Ma'arif MWC NU Dampit. Gus Toha memandang bahwa setiap manusia pasti memiliki kekhilafan tak terkecuali ustadz Rofi'an, Gus Toha juga mengatakan akan berperan dalam mendamaikan antar pihak sehingga tidak memperkeruh keadaan. 

Selain itu, gus Toha juga berharap agar masalah tersebut segera diselesaikan dengan solusi terbaik anatara kedua belah pihak. 

"Mungkin harapan terakhir kami semoga, masalah-masalah seperti ini it tidak, berlarut-larut dan lekas diselesaikan, baik secara hukum maupun secara, kekeluargaan mungkin itu dari saya semoga bisa menjadi solusi yang baik dan jalan keluar yang baik atas terselesaikannya masalah yang teriadi dan ujian yang terjadi pada Ustaz Rofi'an" tegas Gus Toha

Ketua LAKPESDAM NU Dampit Berharap Kepolisian atau Pihak yang Berwajib Segera Menyelesaikan Kasus Guru Agama SMP Diponegroro Dampit

 

Ketua LAKPESDAM MWC NU Kecamatan Dampit
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kepolisian Resort (Polres) Malang telah memanggil Rupi'an, guru agama SMP Diponegoro Dampit yang dilaporkan oleh Jumak'iyah tanggal 29 agustus 2024 sebagaimana dimaksud dalam pasal 80 ayat (1) Jo 76C UU RI No.35 Tahun 2014 tentang perubahan UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. 

Setelah berkoordinasi dengan terlapor, yang juga merupakan salah satu tokoh NU di kecamatan Dampit. Usman Ali Khotib ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) MWC NU Kecamatan Dampit buka suara.

Lakpesdam sendiri salahsatunya memiliki tujuan untuk mempengaruhi kebijakan publik dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional berbasis data dan kajian strategis. Baik untuk kepentingan ummat maupun internal tokoh NU. 

Disela-sela koordinasi dengan ustadz Rofi'an, Usman Ali mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan penuh terhadap kasus hukum yang sedang berjalan, bahwa orang-orang nu juga berada dipihaknya, khususnya MWC NU Kecamatan Dampit. 

Usman Ali juga menyoroti pihak yang berwajib agar bijak dan segera menyelesaikan masalah ini, karena jika berlarut-larut akan membuat ustadz Rofi'an terbebani dan menghambat aktivitas dalam bekerja maupun melayani ummat, mengingat selain ustadz Rofi'an sebagai guru formal di SMP Diponegoro, juga sebagai guru ngaji, imam agama dimasyarakat atau modin. 

"Kepolisian untuk lebih bijak dan segera menyelesaikan agar tidak berlarut-larut yang bisa menghambat kesibukan pak Rofi'an" ujar Usman Ali. 

Diketahui bahwa siswi yang merupakan pihak yang terlibat dalam kasus ini, masih berstatus sebagai pelajar aktif di SMP Diponegoro Dampit, mengingat kegiatan memperoleh akaes pendidikan adalah hak semua orang.

Senin, 25 November 2024

Hari Guru nasional 2024 : Menilik Gagasan Apik Milik Rudolf Steiner, Waldorf Education


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Hari ini tepat rasanya bila aku berbicara konteks pendidikan dengan mengangkat salah satu teori pendidikan milik salah satu pejuang pendidikan yang berasal dari Austria. Bukan mendewakannya lalu kemudian menganggap tokoh pendidikan asal indonesia rendah, bahkan saya sangat terinspirasi oleh Ki Hajar Dewantara dengan konsep 'Taman Siswa', rangga warsita dengan serat beliau, HOS Cokroaminoto yang melahirkan proklamator atau bahkan ulama besar seperti Mbah Kyai Soleh Darat yang mengahsilkan ibu Kartini. namun dengan adanya degradasi dunia pendidikan yang sekarang patut kuranya teori ini dilambungkan, untuk disebarkan menjadi virus prinsip pendidikan yang harus diketahui oleh banyak orang.


Disisi lain, konsepnya tentang dunia pendidikan sama sekali tidak bersebrangan dengan dunia pendidikan kita yanv ada diindonesia, tanpa berbelit dan bertele-tele akan aku ringkas hasil kajianku mengenai teori konsep beliau Rudolf Steiner tentang dunia pendidikan, budayakan baca sampai akhir biar tak salah faham, hehe. Ingat ya semua tulisan saya ini hanya copas dari beberapa beliau, dan kalau ada salah pemahaman saya busa dikoreksi, sebab saya ini membaca karya beliau, tidak dengan sinau langsung dengan beliau atau podcast secara face to face. 


Beliau bernama Rudolf Steiner seorang profesor ilmu Filsafat, epistimologi, esoterisisme yang dimana beliau berkiblat sekaligus berusaha menjelaskan hal-hal spiritual secara nasional yang akhirnya beliau mendapatkan julukan "Leader Theoshopy Cabang Jerman". Gagasan beliau ini berawal dari "Dunia ini bukan terkait apa yang kita fikirkan dan yang kita lihat" itulah kemudian yang mengilhami beliau sehingga metode pendidikan yang dicetuskan ini diikuti  atau diadopsi oleh 75 negara didunia, mungkin salahsatunya indonesia, meski hanya parsial. 


Perlu diketahui bahwa Waldorf adalah nama pabrik rokok, sebab diakhir masa tuanya, ketika dia menghabiskan waktu senjanya dia diitawari pengusaha besar rokok untuk membuat sekolah untuk anak-anaknya, sempat ada syarat dan transaksi pak Waldorf ini mau jika saya diizinkan saya berkreasi dalam sistem pendidikannya (berbeda dengan formal), singkat cerita tawaran sekaligus syarat atay usulan ini disetujui yang kemudian terkenal dengan Waldorf School Day Jerman. 


Alasannya simpel saja, beliau ingin keluar dari zona nyaman bahasa sekarang, Status Quo (biar berbeda) bahasa dahulu. Diumurnya yang kesekian fikiran beliau masih energik untuk memikirkan dunia pendudukan. Oiya beliau ini lahir pada tahun 1861-1925 dan wafat pada usia 64 tahun. Dalam ajarannya Rudolf Steiner menggagas Antroposophy dimana meyakini adanya dunia spiritual yang dapat dipahami oleh intelek manusia dan dapat diakses oleh manusia melalui pengalaman hidup batiniah. Antroposophy bermaksud mengembangkan mode pemahaman imajinatif, inspiratif dan intuisi dengan melatih cara-cara berpikir yang tidak terbelenggu pengalaman material.


Antrosofi adalah sebuah gerakan spiritual sains dimulai oleh steiner, paham ini tumbuh dan dikenal luas dan mempunyai pengikut diseluruh dunia. Dua komponen penti g antroposofi adalah oneness with the world (kesatuan dengan dunia) dan search for self (pencarian diri). Steiner menekankan pentingnya setiap individu mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang, untuk meraih 'keseluruhan'. 


MAKNA ANTROPOSOPHY

Artinya dalam kerangka holistik gagasan utama antroposophy antara lain 

Spiritual knowledge & freedom

Bukan kebebasan melakukan apa namun kebebasan dari apa. Termasuk bebas dari dirimu dan fikiran, memisahkan diri dari diri kita. Dikritik orang gaakan marah, karena gagasanmu bukan dari dirimu. Termasuk dari hasrat, ambisi, nafsu dll. 


Nature of human being

Sifat-sifat sejati manusia

Evolusion/ emanation


Kita sama-sana keturunan adam, kita sama-sama milik allah dan akan kembali kepada allah

Darwin : monyet-manusia

Evolusi islam : allah-manusia(alam)-allah


Ethics

Dunai diluar panca indra dan akal untuk menempuhnya salahsatunya dengan etika, yaitu tata laku batin kalau dalam agama nama lainnya adalah akhlak. Kalau tata laku lahir disebut ibadah. 


Pendidikan Holistik

Pendidikan holistik adalah suatu metode pendidikan yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan semua potensi manusia yang menyangkup potensi sosial-emosi, potensi intelektual, potensi moral atau karakter, kreatifitas dan spiritual. Pasti metode ini tujuannya untuk meningkatkan semua potensi manusia yang telah ada meskipun nanti positifistik. 


Ciri Kurikulum Pendidikan Holistik #1

  1. Menyadarkan setiap sesorang tentang kualitas, kapasitas dan keunikan sesorang 

Setiap orang harus disadarkan bahwa dirinya hebat, punya potensi, siappun yang nanti menjadi guru jangan sampai mematahkan hati muridnya. Kalau ada murid yang tidak berkembang jangan-jangan guru atau lembaganya. 


  1. Membuat kurikulum yang dilatih tidak hanya untuk berfikir linier namun juga intuitif, nurani dan insting dikelola semua. Jangan hanya mendayagunakan panca indra dan mengembangakan sains tapi juga cerdas secara emosional, cerdas secara sosial dan cerdas secara spiritual. 
  2. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan jamak (multiple intelegences)
  3. Harus menyadarkan siswa tentang keterkaitan dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya, kerjasama hubungan manusiawi atau sosial.
  4. Mengajak siswa untuk menyadari hubungan dengan bumi dan 'masyarakat' non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis. 


Ciri Kurikulum Pendidikan Holistik #2

  1. Memperhatikan hubungan antar berbagai pokok bahasan dalam tingkatkan trans-disipliner, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa (yang paham agama harus paham ilmu matematika (ilmu faraid, waris)), kita butuh ilmu yang lain, jangan sempit. 
  2. Menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, andafa kuantitatif dengan kualitatif. (Untuk melatih kehidupan sosial) 
  3. Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan dan memperluas cakrawala (sifatnya long life, dan evolutif (orang itu bertambah ilmunya berubah hidupnya)), mungkin tidak sempurna, namun setidaknya selelu lebih baik. 
  4. Pembelajaran adalah sebuahb proses kreatif dan artistik. 


Prinsip Pendidikan Holistik

Keterhubungan (Connectedness)

Dimaksudkan bahwa pendidikan hendaknya selalu dihubungkan dengan lingkungan fisik, lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.


Keterbukaan (inclusion)

Keterbukaan, dimaksudkan bahwa pendidika  hendaknga menjangakau semua anak tanpa kecuali. Semua anak hakikatnya berhak memperoleh pendidikan. 


Keseimbangan (balance)

Dimaksudkan bahwa mendidika  hendaknya mampu mengembangak ranah pengetahyan, sikap dan keterampilan secara seimbang. Termasuk simbang dalam kemampuan intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika dan spiritual. 


"Terimalah anak-anakmu dengan penghargaan, didiklah mereka dengan cinta kasih dan lepaskan mereka ke masadepan dengan kebebasan".


Pendidikan publik atau formal banyak yang terjebak karena tuntutan


"Yakinkan bahwa pendidikan adalah seni, dia harus berhubungan, berbicara kepada pengalaman anak-anak, untuk mendidik keutuhan anak. Keutuhan itu adalah hatinya dan keinginannya harus direngkuh termasuk keinginanya". 


Kenapa banyak orangtua marah-marah sebab orangtua ingin anaknya paham maksudnya, sedangkan tidak bisa demikian. 


Asumsi

Manusia terdiri dari 3 dimensi yaitu raga (fisik), jiwa (mental dan intektual) dan ruh (spiritual) serta 3 tahap perkembangan. 


  • 0-7 Tahun: Fokus Mengembangkan kapasitas fisik anak (Pendidikan untuk tangan)_ dalam perkembangan dan belajarnya cenderung
    Meniru, maka berikanlah contoh dan hal yang Baik (Good)
  • 7-12 Tahun: Fokus Mengolah kehidupan emosional anak (Pendidikan untuk hati)_ sudah berfikir abstrak dan Imajinasi-nya sangat berkembang, maka berikanlah dan tunjukkanlah hal yang Indah (Beauty).
  • 12-21 Tahun: Fokus Mendidik kehidupan intelektual (Pendidikan untuk otak)_ sudah berfikir kritis, di masa in perkembangan Judgement-nya sangat penting dan menonjol, maka berikan dan tunjukkan
    Kebenaran (Truth).


HIGHER SENSES & LOWER SENSES

  • 12 senses pada individu yang saling berkaitan dan harus dioptimalkan perkembangannya: touch; movement; balance; smell; taste; sight;
  • hearing; word; warmth; life; thought; dan ego.
  • 12 Senses dibagi dua: lower senses dan higher senses, lower senses yang optimal dan stimulasi akan juga mengoptimalkan higher senses-nya.
  • Mengapa ada anak yang cuek dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya (lack sense of warmth)? Mungkin itu terjadi karena lower sense hear dan word-nya kurang optimal. Bisa jadi saat kecil, dia tidak terbiasa mendengar sapaan yang baik atau tidak terbiasa menyapa dan bercerita tentang diri dan lingkungannya.
    Itulah mengapa timbul lack sense of warmth.


DASAR-DASAR PENDIDIKAN 

  • Ilmu pengetahuan, seni, dan spiritual adalah tiga hal yang tidak dapat dipisahkan.
    .• Pendidikan dilakukan tidak hanya berfokus pada kepala (intelegensia) saja, namun juga melibatkan tangan dan hati. Oleh karena itu membuat karya seni dan kerajinan, menceritakan kisah-kisah yang indah, drama, dan musik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan Waldorf.
  • Anak harus dihargai sebagai manusia yang memiliki kebebasan sesuai dengan perkembangan usianya. Anak-anak mengikuti kegiatan yang disesuaikan dengan perkembangan usianya.
  • Misalnya, anak usia taman kanak-kanak TIDAK diajari membaca dan menulis, namun para guru lebih mempersiapkan fisik anak agar nantinya mereka dapat fokus dalam rentang waktu yang diperlukan ketika membaca dan menulis (cukup banyak anak-anak usia SD sekarang in yang tidak dapat duduk diam dan fokus ketika membaca dan menulis bukan?)
  • Proses yang dilalui anak jauh lebih penting ketimbang hasil instant yang seringkali membuat anak kita "menguasai" suatu hal padahal mereka belum siap melakukannya.


"Apa yang dilihat sesorang, apa yang dialami dilingkungannya dilingkungkannya akan jadi kekuatan dalam dirinya, sesuai dengan hal itu dia akan membentuk dirinya" 


Apakah yang kita alami, itulah yang membentuk kita, maka hati-hatilah dengan apa yang kita lihat yang kita alami dan lingkungan kita sebab itulah yang akan membentuk dirikita. 


Pembagian Ideal Jam Sekolah :

  1. Jam Awal sekolah : Mengolah Akal (intelektual)
  2. Jam tengah hari : mengolah hati (cerita, musik drama)
  3. Jam akhir sekolah : melatih tangan (kegiatan fisik dan praktek)


Kurikulum Waldorf Education #1

• Kurikulum Waldrof dibuat untuk mendidik anak secara keseluruhan: "kepala, hati, dan tangan".

  • Memelihara Anak dan Mendorong Perkembangan secara Holistik
  • Perkembangan sosial dipicu dan dilatih melalui permainan imajinatif.
  • Perkembangan emosional dalam hubungan dekat yang dikembangkan setiap anak dengan guru, dan memalui persahabatan yang dibangun anak dengan teman sebaya.
  • Perkembangan moral-spiritual dibantu berkembang melalui guru kepada anak-anak, alam, materi didalam kelas, dan makanan kecil yang dinikmati. Abak anak perlu bagaimana mengambil keputusan yang baik.
  • Perkembangan fisik dipelihara melalui gerakan. Anak-anak sangat aktif, dan guru mendukung keaktifan in.
  • Perkembangan kecerdasan bukan berasal dari pengajaran langsung, tetapi melalui penemuan dan peniruan yang diatur sendiri oleh anak


Kurikulum Waldorf Education #2


  • Menggabungkan Berbagai Jenis Disiplin limu
  • Guru Waldrof selalu mengajar matematika, sains, kesusastran, kesenian, dan sebagainya sebagai dari sat kesatuan yang teratur. Landasan bagi kemampuan membaca, menulis dan berhitung, misalnya diletakkan melalui pengalaman setiap hari seperti pertunjukkan boneka dan menata meja untuk saat makan makanan kecil.
  • Mempertahankan Keteguhan Kecerdasan
  • Karena anak-anak meniru tindakan orang disekitar mereka, guru harus melakukan tindakan yang pantas ditiru. Guru mencontohkan tugas sehari-hari yang diperlukan dalam merawat sekolah dan rumah, termasuk memperbaiki dan membersihkan, memasak dan mencuci. Semua ini adalah tugas-tugas yang berharga dan bertujuan yang pantas ditiru
  • Merangkul Perbedaan
  • Pendidikan Waldrof bisa dipandang sebagai sebuar program multikultur contoh karena dengan mudah mengadaptasi budaya masyarakat yang beragam, merangkul perbedaan dan menciptakan kesinambungan yang mengasihi.


Kurikulum Waldorf Education #3


  • Menyediakan Lingkungan yang Respontif
  • Guru dituntut menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan responsif. Materi yang mengundang tangan dan pikiran tangan anak-anak Untuk menyentuh, mengolah, membuat dan berimajinasi. Mereka belajar bahwa ada kemungkinan yang tak terbatas, bukannya belajar bahwa ada satu cara yang benar untuk melakukansesuatu.
  • Belajar dengan Melakukan
  • Guru Waldorf mendorong anak-anak untuk menemukan sendiri. Saat anak-anak memilih untuk terlibat dalam imitasi atau permainan, mereka akan melakukan dengan sepenuh hati dan memperoleh jauh lebih banyak dari pada bila mereka dipujuk untuk melakukannva
  •  Tanggungjawab dan Regulasi Diri•Dengan memilih, anak-anak mulai melatih pengendalian mereka sendiri. Agar ini terjadi, anak perlu waktu, rang dan kesempatan yang cukup untuk berlatih membuat pilihan dan menggunakan kemandirian dan saling ketergantungan dibawah pengawasan seksama dan bimbingan orang dewasa


Penilaian Pembelajaran

  • Guru Waldrof sangat menyadari kemajuan perkembangan siswa mereka secara perorangan. Guru menunjukkan kesabaran, memandang pendidikan sebagai proses yang panjang.
  • Guru Waldrof mengumpulkan informasi tentang perkembangan dan pembelajaran setiap siswa, tapi secara bijaksana agar tidak membuat anak tertekan.
  • Setelah dikumpulkan dari berbagai sumber dan situasi, guru tidak menggunakan data penilaian untuk menilai atau mengukur siswa, tapi hanya untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang anak agar bisa memfasilitasi perkembangan dan pembelajaran dikelas dengan baik.
  • Metode in membiarkan guru secara kreatif mengunggkapkan beberapa sifat yang la amati dalam diri siswanya dan mendorong perkembangan aspek karakter mereka yang lain. Jenis penilaian seperti in berfungsi untuk memberikan informasi pendidikan penting dengan cara yang bermakna sambil mendorong keintiman pribadi antara guru dan siswa.


Pengembangan Kreasi dan Imajinasi

  • Contoh: adalah boneka-boneka yang dijadikan mainan ataupun alat bantu story telling. Untuk anak usia tertentu, boneka-boneka in tidak diberi mata, telinga, hidung, dan mulut. Salah satu tujuannya adalah agar anak memiliki imajinasi sendiri berkaitan dengan ekspresi boneka ini. Anak bisa membayangkan boneka tersebut sedang tersenyum, tertawa, marah, senang, sedih atau apa saja sesuai dengan imajinasi anak.
  • Contoh: sampai dengan anak umur sekitar 6 - 7 tahun, kegiatan menggambar yang diberikan adalah berupa painting dengan menggunakan cat air dan kertas yang telah dibasahi (wet on wet painting). Anak diberi kebebasan untuk menyapukan kuas dan bukan menggambar suatu bentuk, apalagi menggambar sesuatu berdasarkan contoh dari gurunya. Warna yang dipergunakanpun hanyalah tiga warna yaitu merah, biru, dan kuning. Anak dapat mencampur warna untuk menghasilkan warna-warna lain yang dinginkan.


Pendidikan itu hendaknya mengolah kebutuhan akan imajinasi, peserta didik punya rasa kecenderungan pada kebenaran dan tanggungjawab. Kreatif, berpegang terhadap nilai dan bertanggungjawab atas hidupnya. 


Untuk kamu kenal dunia, lihatlah kedalam dirimu, dan untuk kenal dirimu perhatikanlah dunia sekelilingmu. Kalau dalam bahasa hawa adalah prinsip cakra manggilingan, maka belajar itu tentang apa saja tidak terbatas. 


Dunia itu multi dimensi, jangan hanya terbatas pada akal dan panca indra, alat kita juga banyak dan lengkap. Kalau kita hanya memakai akal dan panca indra. Akhirnya realistas yang hanya kita akses hanya realitas rasional dan realitas fisik. Padahal ada dunia yang lain yang untuk mengkasesnya tidak bisa hanya pakai akses fisik dan akal, misalnya dimensi insting. 


Kunci hidup kita bernilai dan bahagia adalah 

  1. Lihatlah dan tirulah anak-anak

Anak-anak itu hidupnya murni, kadang-kadang konflik tapi seketika bisa rekonsiliasi, habis nangis lalu ketawa itu tidak masalah, setelah tawuran besoknya janjian ngopi. Kalau orangtua tidak bisa, masalah perbedaan pilihan pemilu bisa bertahun-tahun. 

  1. Tenangkan, bersihkan fikiran karena kunci kententraman hidup ada pada fikiran, jinakkan pikiran jelekmu. 
  2. Ikuti intuisimu 

Akan bisa tertipu tetapi tidak dengan intuisi, akal tidak bisa menentukan antara yang baik dengan yang baik namun intuisi bisa menentukan terbaik diantara yang baik dan paling benar diantara yang benar. 

  1. Lakukan apapun, mungkin kamu kesulitan baik buruknya dimana, yang penting menurutmu bahwa yang kamu lalukan itu pantes ditiru oleh orang lain, itu berarti baik. 


"Sebagian besar tindakanmu itu, bukan inisiatifmu tapi dari situasi lingkunganmu. Kasih waktu untuk dirimu sedikit saja untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginanmu yang murni, selama ini dirimu disetir oleh institusi atau apapun yang menghegemonimu"


Guru yang baik adalah guru yang juga murid

"Engkau tidak akan menjadi guru yang baik, kalau engkau hanya fokus pada yang kamu lalukan dan tidak pada siapa dirimu, guru yang baik adalah guru yang juga selalu memgupgrade dirinya, bukan guru yang merasa sudah tahu kemudian tinggal memberikan kepada muridnya" 


"Kalau kita tidak percaya, ada sesuatu yang lebih tinggi dari diri kita, maka level kita juga tidak akan naik lebih tinggi"


"Semoga jiwaku, bersemikan cinta untuk semua makhluk" 


Semua konsep diatas dasarnya adalah cinta. 


Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...