Langsung ke konten utama

Membangun Generasi Berkarakter Melalui Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Pondok Pesantren

 

Gambar : Dokpri by Meta AI
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Kurikulum  adalah seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan pendidikan, bahan pendidikan dan isi pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU 2003). Struktur kurikulum sendiri tujuannya untuk mengembangkan dan memunculkan aspek-aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotorik yang tertanam dalam diri seorang murid. Kurikulum ini sangat penting dalam sutu lembaga, tak hanya pendidikan formal pendidikan agama juga membutuhkan suatu krikulum yang dikemas dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Indonesia memiliki lembaga pendidikan Islam khas yang disebut dengan pesantren, yaitu lembaga yang melestarikan dan memperhatikan pengajaran Agama dengan materi-materi yang terperinci, diantaranya adalah tafsir, akidah, akhlaq, fiqih, tasawuf, tauhid, bahasa arab dan lain sebagainya. Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengembangan masyarakat, lembaga yang mandiri dan indigenous culture yang berakar di masyarakat. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam secara selektif bertujuan menjadikan para santrinya sebagai manusia yang mandiri yang diharapkan dapat menjadi tempat pengajaran umat dalam menuju keridhaan Allah SWT (M.Dian, 2007)

Sejalan dengan kuantitasnya, pesantren telah menyumbangkan perjuangannya untuk mengusir para penjajah. Tak heran jika pesantren ini sudah ada sejak masa penjajahan kolonial yang ada di Indonesia sekitar 550 tahun yang lalu. Ulama’ dan santri selalu menjadi garda terdepan untuk menjadi motor penggerak dan garda terdepan dalam mengusir penjajah. Alumninya selalu menjadi tokoh masyaraat yang berpengaruh seperti KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Mansur, KH. Kahar Muzakki dan lain-lain. Beliau berjuang dengan totalitas tanpa adanya rasa takut, Pesantren diyakini sebagai produk lembaga paling tua dan orisinil yang berada di Indonesia dibanding dengan lembaga formal. 

Tatanan kurikulum yang ada di pesantren selalu mengikuti perkembangan zaman, tak heran banyak masyarakat menganggap bahwa pesantren adalah wadah bagi generasi muda untuk belajar ilmu Agama dan memperbaiki akhlaq, karena Kurikulum dipesantren tidak pernah lepas dari yang namanya ilmu dasar agama, hampir 24 jam para santri dicekok serta digembleng ilmu dan ajaran Islam, tujuan nya membina dan menanamkan pada jiwa santri agar memiliki keyakinan atau akidah yang lebih kuat terhadap Aloh SWT, memiliki akhlaq yang mulia dan teguh terhadap agama. Tak jauh dari itu tujuan ilmu agama di pesantren sendiri adalah untuk mengkader umat supaya menjadi tafaqquh fiddin untuk bisa mewujudkan islam sebagai rahmatan lil’aalaamiin, dan mengungkap bagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya.

Adapun kurikulum pesantren adalah usaha sistematis melalui aktifitas nya dalam mengelola pembelajaran yang ada di pesantren yang dilandasi dengan nilai-nilai Islami agar para santri dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien yang sesuai dengan Al-qur’an dan Sunnah. Dizaman sekarang ini pesantren sebagai lembaga yang berbasis masyarkat adalah tempat yang sangat penting untuk menjadi wadah dalam menjawab kebutuhan masyarakatan sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pesantren dalam menyikapi hal tersebut. Maka sangat penting yakni manajemen dan tata kelola sistem yang baik sehingga dapat meningkatkkan mutu manajemen pesantren ke arah yang lebih baik.

Manajemen kurikulum yang ada di pesantren ini tidak lepas dari yang namanya produktivitas yakni hasil yang akan diperoleh dalam pelaksaan kurikulum, ouput atau peserta didik harus benar-benar diperhatikan agar sesuai dengan manajemen kurikulum, disamping itu demokratisasi, ini adalah hal yang tak kalah penting dalam lingkungan pesantren. Demokratisasi adalah proses dalam manajemen kurikulum yang harus berdasar asas demokrasi yang menempatkan setiap unit seperti pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar dapat menjalankan tanggug jawab dan tugas dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya ialah kooperatif. 

Agar pelaksanaan kurikulum dapat tercapai maka harus ada kerja sama yang baik dari semua kalangan yang terkait yang berada di pesantren. Yang terakhir adalah efesisensi. Yaitu rangkaian kegiatan kurikulum harus mencapai tujuan dengan mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efesien agar kegiatan manajemen kurikulum dapat memberi manfaat.

Kurikulum yang ada di pesantren disusun oleh pimpinan/kyai yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara umum yang berkenaan dengan ibadah/muamalah. Kurikulum pada lingkungan pesantren dikenal dengan istilah manhaj yang diartikan sebagai arah suatu pembelajaran tertentu. Manhaj yang ada dipesantren tidak berbentuk silabus tetapi berupa kitab-kitab yang diajarkan kepada para santri. Kurikulum yang ada dilembaga pesantren yang statusnya adalah lembaga non formal mempelajari kitab-kitab kuning klasik yang banyak sekali macamnya.

Selain aspek pendidikan para santri diajarkan aspek keilmuan hingga aspek sosial. Pembahasan ilmu ini sangat kompleksitas dan kemudahan yang dapat menjawab masalah sehari-sehari yang bisa menjadi bekal dimasa depan. Pesantren selalu menganut kedisiplinan, mulai dari bangun tidur melaksanakan sholat subuh sampai menjelang tidur diajarkan dalam pondok pesantren.

Pesantren dalam kelembagaannya mulai mengembangkan diri dengan jenis dan corak yang bermacam-macam. Salah satunya terdapat pesantren yang dapat mengembangkan madrasah, sekolah umum bahkan perguruan tinggi yang sangat besar. Madrasah dan perguruan tinggi yang berdiri dalam naungan pesantren juga menggunakan kurikulum yang sama dengan kurikulum di lembaga formal, yaitu kurikulum yang telah dibekukan oleh kementrian Agama dan kementrian keagamaan dan kebudayaan. Jadi pesantren yang mendirikan lembaga non formal tetap menggunakan kurikulumnya dan menggabungkan antara kurikulum nasional dengan kurikulum pesantren.


Foto Penulis

Oleh

Fauzan (2310840102269) : Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Al-qolam Malang

Dosen Pembina : Dr. KH. Muhammad Husni, M.Pd.I

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Ciptakan Inovasi Pembelajaran Kimia Berupa KIT KOVALEN Berbasis Game Education

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Materi ikatan kimia merupakan materi yang tergolong sulit untuk siswa kimia SMA, salah satunya dalam penggambaran struktur Lewis. Hal ini terjadi karena struktur Lewis merupakan model ikatan kimia yang selain mememrlukan keterampilan berpikir dan logika, dibutuhkan juga imajinasi penggambaran ikatan di dalam molekul-molekulnya. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami ikatan kimia, khususnya ikatan kovalen.  Kelima mahasiswa dapartemen kimia Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah media pembelajaran ikatan kovalen untuk meningkatkan konsep pemahaman siswa SMA berbasis game education yang disebut Kit Kovalen merupakan inovasi media pembelajaran dari bahan dasar catur yang dimanfaatkan kembali didesain semenarik mungkin  seperti puzzle yang nantinya siswa akan memperaktikan sendiri dengan pilihan kartu yang diambilnya. Sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan bermakna. Mereka adalah Ulfa Rahmawati, Fatimah A...

Mahasiswa PLS UM Ikut Andil Berikan Metode Pembelajaran Huruf Hijaiyah dengan Media Gambar dan Warna pada Peserta Didik TPQ Ainul Yaqin Pakisaji

    MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Sekumpulan mahasiswa PLS UM mengadakan suatu program yang berkaitan dengan simulasi pembelajaran pada hari Rabu, 15 November 2023 yang melibatkan peserta didik jilid dua TPQ Ainul Yaqin yang berada di Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Program pembelajaran yang dilaksanakan berupa pengenalan huruf hijaiyah menggunakan media gambar dan warna dengan tujuan untuk membantu menstimulasi kemampuan motorik peserta didik. Materi yang disampaikan kepada peserta didik TPQ Ainul Yaqin menggunakan metode At-Tartil, yang mana anggota kelompok Mahasiswa PLS UM berperan sebagai pemateri. Penggunaan media dan sarana pembelajaran menggunakan alat yang sederhana, yaitu papan tulis, meja, karpet, alat peraga berupa kertas dengan huruf hijaiyah, Al-Qur’an, spidol, penghapus, kertas print dengan huruf hijaiyah, dan pensil warna. Selama proses pembelajaran dilakukan selama 60 menit. Awal pembelajaran diawali dengan salam, pembuka, dan perkena...