Tampilkan postingan dengan label Mahasiswa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mahasiswa. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Februari 2025

Pro - Kontra Mahasiswa dan LP3M dalam Acara Studium Generale KKN 2025

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pada tanggal 17 Februari 2025, acara Studium Generale Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2025 diselenggarakan di kampus, dihadiri oleh Wakil Rektor 3 Bu Siti Aisyah, panitia KKN yang diwakili oleh Bu Nurhayati, Ketua LP3M A. Atho' Lukman Hakim M.Sc, dan beberapa dosen, serta seluruh mahasiswa semester 6. Acara tersebut dimulai dengan pembukaan oleh MC, diikuti dengan lagu Indonesia Raya dan sholawat.

Sesi utama acara tersebut adalah materi sosialisasi tentang konsep KKN-T yang dibawakan oleh Sekretaris LP3M, Fitriyah Mahdali, M.Pd, dan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai PAR berbasis maqosid syariah serta konsep desa maslahah yang disampaikan oleh Ketua LP3M, A. Atho' Lukman Hakim M.Sc.

Namun, saat acara berlangsung, muncul pro dan kontra terkait pembahasan yang disampaikan, yang memuncak pada interaksi antara Ketua LP3M dengan salah seorang mahasiswa. Nico Yanuar Rahman, mahasiswa dari Program Studi Akhwalus Syakhsiyah semester 6, mengajukan dua pertanyaan yang mengundang perhatian.

Nico Yanuar Rahman menuturkan “KKN ini tujuannya adalah kemaslahatan masyarakat berbasis Maqosid Syariah, dan rumusan masalahnya njenengan sampaikan dicari oleh dua aspek, yaitu mahasiswa dan masyarakat. Bagaimana kemaslahatan ini bisa ditemukan titik tengahnya, maslahat versi masyarakat dan maslahat yang dibawa oleh mahasiswa yaitu maqosid syariah? Bagaimana kalau tidak sesuai dengan masyarakat, apakah tetap dengan menggunakan kemaslahatan maqosid syariah?”

Kemudian pertanyaan kedua adalah, “KKN ini untuk siapa? Kalau untuk masyarakat kenapa yang memberi nilai ini kampus bukan masyarakat ? Kalau untuk nama besar kampus, kenapa tidak dinaungi kampus saja, malah mahasiswa wajib membayar kepada kampus?” 

Setelah pertanyaan diungkapkan, hal ini menimbulkan respon positif kepada para mahasiswa lain dibuktikan dengan tepuk tangan yang meriah dari mahasiswa dan sebagian dosen yang menandakan para mahasiswa pro terhadap gagasan Niko.

Namun, jawaban yang diberikan oleh Ketua LP3M justru menimbulkan ketegangan. Alih-alih memberikan penjelasan, A. Atho' Lukman Hakim M.Sc justru memberikan tanggapan yang dinilai tidak sejalan dengan harapan mahasiswa. “Kamu itu pakek logika dagang untung rugi! Kalau nggak mau KKN, yasudah nggak usah KKN. KKN ini pengabdian kepada Allah dan Rasulullah,” jawabnya dengan nada yang lebih emosional.

Pernyataan tersebut membuat sejumlah mahasiswa yang hadir merasa bingung dan kecewa. Sebagian merasa bahwa pertanyaan yang diajukan bukan untuk menyerang, melainkan untuk mencari pemahaman lebih dalam terkait konsep yang dijelaskan, terutama mengenai hubungan antara kemaslahatan versi mahasiswa dan masyarakat dalam kerangka maqosid syariah. Apalagi, banyak yang merasa bahwa jawaban yang diberikan lebih menyerang pribadi mahasiswa ketimbang menjawab substansi pertanyaan ungkap penulis Anonim.

Penulis anonim menjelaskan bahwa, Insiden ini memicu diskusi di kalangan mahasiswa mengenai peran LP3M dalam memberikan ruang diskusi yang sehat dan terbuka. Beberapa mahasiswa mempertanyakan sikap Ketua LP3M yang terkesan kurang menerima kritik atau masukan. Mereka berharap adanya klarifikasi atau penjelasan lebih lanjut mengenai konsep KKN yang disosialisasikan, agar tujuan dari KKN ini lebih mudah dipahami dan diterima oleh semua pihak yang terlibat, baik mahasiswa maupun masyarakat.

Acara Studium Generale yang seharusnya menjadi wadah untuk saling bertukar pikiran dan memperdalam pemahaman mengenai KKN-T 2025, akhirnya meninggalkan kesan yang berbeda bagi sebagian mahasiswa. Mereka berharap ke depan, interaksi antara pihak kampus, mahasiswa, dan LP3M bisa lebih terbuka, saling mendengarkan, dan memberikan ruang untuk dialog yang konstruktif demi kemajuan bersama.





Sabtu, 15 Februari 2025

Karya Inovasi Mahasiswa UM : Ciptakan Mesin Pasteurisasi dan Sterilisasi Pengemasan Susu Otomatis untuk KPSP Setia Kawan, Nongkojajar

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Berawal dari masalah lamanya waktu produksi susu hingga kurang lebih 8 jam, suhu pada produk susu yang tidak presisi sehingga mengakibatkan kurang efektif dalam pembunuhan bakteri, serta kontaminasi bakteri dengan suhu ruang karena proses pengemasan yang tidak sesuai standar mengakibatkan produk susu tidak steril. Ketidaksterilan produk susu tersebut dikarenakan kontak langsung dengan tangan pekerja pada saat proses pengemasan berlangsung. Hal tersebut dapat dapat membahayakan para konsumen karena susu yang dikonsumsi sudah tercemar oleh bakteri-bakteri berbahaya bagi tubuh. 

Di lain sisi, kebutuhan konsumsi susu semakin meningkat sehingga pemerintah terpaksa melakukan impor. Padahal, kualitas susu di Indonesia juga tidak kalah dibandingkan dengan susu dari luar negeri. 

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa UM yang diketuai oleh Adam Wildan (mahasiswa S1 Teknik Elektro), beranggotakan Shefira Salvabila (Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika) sebagai inisiator pencipta inovasi, Elva Alrista (Mahasiswa S1 Kimia), Rizki Amrullah (Mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Elektro), dan Aried Zaldi (Mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Mesin). Tim ini di bawah bimbingan Dr. Eng. Siti Sendari, S.T., M.T. sehingga mampu menciptakan teknologi tepat guna berupa Mesin Pasteurisasi dan Sterilisasi Pengemasan Susu Otomatis. 

Koordinator Produksi Susu Rasa KKPSP Setia kawan mengakatan berkat bantuan mesin pasteurisasi yang dibeikan Mahasiswa UM sangat membantu dalam pekerja dalam produksi susu, baik secara waktu maupun kualitas. Selain itu berdampak pada review dari customer terkait peningkatan rasa susu. 

“Dengan adanya inovasi berupa teknologi mesin pasteurisasi yang diterapkan oleh mahasiswa UM dapat membantu pekerja KPSP untuk mengefisiensi waktu satu kali proses produksi, selain itu dari segi kualitas juga semakin meningkat berdasarkan review dari customer susu rasa” Ungkap Anis Selaku Koordinator Produksi Susu Rasa KPSP Setia Kawan

Teknologi tepat guna tersebut bermitrakan KPSP Setia Kawan yang berada di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Pemilihan mitra tersebut dikarenakan proses produksi susu di KPSP Setia Kawan hanya bisa memproduksi 990 liter susu setiap bulannya. Jumlah tersebut sangat jauh dari kebutuhan pasar yang harus terpenuhi.Pembuatan teknologi dimulai dan diimplementasikan pada 2024 hingga berjalan sampai saat ini bekerja mampu mengurangi kerugian yang dihadapi serta mencapai keuntungan dengan penambahan dan percepatan jumlah produksi yang dihasilkan untuk didistribusikan.

KKN-T 113 UNHAS Gelar Pelatihan Desain Visual dengan Canva dan Pembuatan Catalog untuk Pelaku UMKM Desa Panaikang

 


SINJAI | JATIMSATUNEWS.COM : Kegiatan Edukasi Desain Visual dengan Canva untuk UMKM, Desa Wisata, dan Pemuda Desa yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan desain grafis bagi pelaku UMKM, pengelola desa wisata, serta pemuda desa. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan membantu peserta dalam menciptakan materi promosi digital yang menarik dan efektif menggunakan aplikasi Canva pada Sabtu, (18/2/25).

Acara ini diselenggarakan atas dasar penyelenggaraan salah satu program kerja KKN-T 113 Universitas Hasanuddin di Desa Panaikang Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai dengan dukungan dari yang merupakan saran dari Kepala Desa Panaikang. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan daya saing usaha lokal serta memperkuat branding destinasi wisata desa melalui desain visual yang lebih profesional.  

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh Koordinasi Desa, diikuti dengan perkenalan dari Semua anggota KKN T 113. Setelah itu, sesi utama berupa edukasi dan pelatihan desain visual menggunakan Canva dimulai.  

Sesi pertama berisi pengenalan dasar tentang desain grafis, prinsip dasar desain yang menarik, serta manfaat visual branding bagi UMKM dan pariwisata desa. Selanjutnya, peserta diberikan pelatihan langsung dalam penggunaan Canva, mulai dari pembuatan logo, poster promosi, hingga konten media sosial.  

Peserta dibimbing untuk membuat desain mereka sendiri dengan bimbingan fasilitator. Beberapa peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil desain mereka, mendapatkan masukan, serta memperbaiki desain berdasarkan prinsip yang telah dipelajari.  

Kegiatan ini dihadiri oleh 49 peserta yang terdiri dari pelaku UMKM, pengelola desa wisata, serta pemuda desa yang tertarik mengembangkan keterampilan desain mereka. Para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pelatihan ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan dan interaksi selama sesi berlangsung.  

Di akhir sesi, dilakukan evaluasi singkat terhadap pemahaman peserta melalui sesi tanya jawab serta survei kepuasan peserta. Secara umum, peserta merasa kegiatan ini sangat bermanfaat dan berharap adanya pelatihan lanjutan dengan materi yang lebih mendalam, seperti strategi pemasaran digital dan desain lanjutan.  

Demikian berita acara ini dibuat sebagai dokumentasi resmi atas pelaksanaan kegiatan "Edukasi Desain Visual dengan Canva untuk UMKM, Desa Wisata, dan Pemuda Desa". Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi para peserta serta mendukung perkembangan ekonomi lokal melalui penguatan branding visual.

Mahasiswa KKN UNHAS Serahkan Catalog Pelaku UMKM Desa Panaikang

 

Penyerahan atas program kerja pembuatan catalog pelaku UMKM Desa Panaikang

SINJAI | JATIMSATUNEWS.COM : Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai terdapat banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan perekonomian lokal. Namun, banyak dari mereka yang masih kesulitan dalam mempromosikan produknya kepada masyarakat luas.

Untuk mengatasi masalah ini, kami mahasiswa KKN T gelombang 133 berinisiatif untuk membuat catalog kerajinan Bambu UMKM Desa Panaikang. Catalog ini bertujuan untuk mempromosikan UMKM tersebut di Desa Panaikang dan memperluas jaringan pasar mereka.

Proses pembuatan catalog dimulai dengan mengidentifikasi pelaku UMKM . Tim yang terdiri dari mahasiswa KKN T gelombang 113 dengan penanggung jawab MUHADRA mahasiswa FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN , dan pelaku UMKM sendiri melakukan survei dan wawancara untuk mengumpulkan data tentang produk, harga, dan kontak pelaku UMKM.

Setelah data terkumpul, tim kemudian membuat desain catalog yang menarik dan informatif. Catalog ini berisi informasi tentang produk, harga, dan kontak pelaku UMKM, serta foto-foto produk yang menarik.

Catalog UMKM Desa Panaikang kemudian dicetak dan didistribusikan kepada pelaku UMKM dan Pemerintah Desa. Catalog ini juga diunggah ke media sosial untuk memperluas jaringan pasar.

Dengan adanya catalog UMKM Desa Panaikang, diharapkan pelaku UMKM di Desa Panaikang dapat memperluas jaringan pasar dan meningkatkan penjualan produknya. Selain itu, catalog ini juga dapat membantu mempromosikan Desa Panaikang sebagai destinasi wisata yang memiliki potensi ekonomi lokal yang besar.

Kamis, 28 November 2024

Kembangkan Teknologi VR dalam Pembelajaran Genetik untuk Mendukung SDGs 4 Pendidikan Berkualitas

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pendidikan berkualitas menjadi tantangan sekaligus peluang di era digital saat ini. Terutama dalam memahami literasi genetik, suatu bidang yang kompleks dan membutuhkan pendekatan inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa. Berangkat dari kebutuhan ini, Universitas Negeri Malang (UM) dengan dipimpin oleh Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd., bekerja sama dengan MGMP Biologi SMA Kota Malang menghadirkan solusi teknologi terbaru, yaitu asisten kelas berbasis Virtual Reality (VR) sebagai upaya memperkuat literasi genetik siswa.

Menurut Prof. Siti, penggunaan VR dalam pendidikan bukan hanya untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik, tetapi juga untuk membantu siswa memahami konsep-konsep biogenetik yang kompleks.

“Kami ingin siswa tidak hanya menghafal konsep, tetapi benar-benar memahami dasar-dasar genetika dengan cara yang lebih interaktif dan immersive. Melalui teknologi VR ini, kami berharap mereka dapat merasakan simulasi langsung tentang bagaimana gen bekerja di dalam tubuh,” ungkap Prof. Siti.

Teknologi VR ini dirancang dalam bentuk prototipe industri yang mengintegrasikan pengalaman belajar langsung di dalam kelas virtual. Siswa dapat merasakan simulasi berbagai proses biogenetik yang tidak mungkin dilihat langsung dalam dunia nyata. Dengan memakai headset VR, siswa dibawa ke dunia mikro untuk memahami bagaimana DNA berfungsi, melakukan replikasi, dan berperan dalam pembentukan sifat-sifat biologis.

Kemitraan dengan MGMP Biologi SMA Kota Malang membuka peluang bagi siswa dan guru untuk belajar dan berinteraksi dengan teknologi baru ini. Dalam beberapa sesi pelatihan, para guru dibekali kemampuan mengoperasikan perangkat VR sehingga nantinya mereka mampu memaksimalkan penggunaannya di kelas. Pelatihan ini juga memberi ruang bagi para guru untuk mengeksplorasi berbagai skenario pembelajaran yang relevan dengan kurikulum biologi di tingkat SMA.

Program ini tidak hanya mendukung proses pembelajaran di kelas, tetapi juga menargetkan peningkatan kualitas pendidikan biologi di sekolah-sekolah yang tergabung dalam MGMP Biologi Kota Malang. Guru dan siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, bertanya, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam pembelajaran berbasis teknologi. Hal ini, menurut Prof. Siti, menjadi langkah konkret untuk mempersiapkan siswa menghadapi era revolusi industri 4.0 dan menciptakan generasi yang melek teknologi serta terampil dalam literasi digital dan genetik.

“Kerjasama antara institusi pendidikan dan industri sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan berkelanjutan. Kami optimis, inovasi ini dapat meningkatkan literasi genetik siswa dan membuat mereka lebih tertarik pada sains,” kata Prof. Siti. 

Inisiatif ini juga mendukung SDGs poin 4, yang menekankan pendidikan berkualitas sebagai fondasi masa depan. Inovasi VR ini diharapkan menjadi solusi pembelajaran di masa depan yang lebih dinamis dan interaktif, yang tidak hanya mencakup aspek teoritis tetapi juga praktis. Program ini menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi antara teknologi dan pendidikan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Melalui teknologi VR, konsep-konsep yang rumit kini dapat diakses oleh para siswa dengan cara yang lebih sederhana dan menarik, memotivasi mereka untuk lebih mendalami bidang genetika. Langkah ini menunjukkan bahwa teknologi VR bukan hanya alat hiburan, tetapi juga medium pendidikan yang mampu menyederhanakan ilmu kompleks.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Kamis, 21 November 2024

Insightful Hub, Koneksikan Kegiatan Dosen, Guru Pamong, dan Mahasiswa PPG

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Manajemen sistem teknologi yang saling berhubungan mendorong setiap orang untuk membuat inovasi media yang mudah dan memudahkan dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang memotivasi salah satu dosen Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Ibrohim, M.Si., untuk menciptakan inovasi dalam dunia pendidikan melalui pengembangan platform Insightful Hub, sebuah website yang bertujuan menghubungkan dosen pembimbing lapang, guru pamong, dan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG). Website ini dirancang untuk mendukung Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan pendekatan berbasis teknologi data dan kecerdasan buatan guna meningkatkan kemampuan reflektif calon guru menuju profesionalisme yang lebih unggul.

Platform Insightful Hub yang secara resmi diluncurkan pada Jum`at (25/10/2024) ini dikembangkan melalui skema penelitian inovasi PPG dengan mengusung Disruptive Learning Innovation (DLI). Teknologi ini diharapkan mampu menjawab tantangan dalam mengintegrasikan refleksi pembelajaran yang lebih modern dan efektif. Melalui Insightful Hub, mahasiswa PPG dapat merekam, menganalisis, dan merefleksikan pengalaman pembelajaran selama PPL dengan lebih mudah dan terarah. Sementara itu, dosen pembimbing lapang dan guru pamong dapat memberikan umpan balik yang lebih sistematis dan tepat sasaran.

"Selama ini, proses reflektif dalam PPL sering kali masih dilakukan secara manual dan konvensional. Melalui Insightful Hub, kami berharap mahasiswa dapat memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berkolaborasi dengan dosen dan guru pamong, sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka di lapangan," ungkap Prof. Dr. Ibrohim, M.Si, ketua tim pengembang.

Selain itu, platform ini juga dilengkapi dengan fitur analitik berbasis data yang memungkinkan dosen dan guru pamong untuk memantau perkembangan kemampuan reflektif mahasiswa secara real-time. Hal ini penting karena proses refleksi merupakan elemen kunci dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme calon guru.

Dengan penggunaan kecerdasan buatan (AI), Insightful Hub dapat memberikan analisis yang lebih mendalam mengenai kekuatan dan kelemahan mahasiswa selama praktik di lapangan. Platform ini akan memberikan umpan balik otomatis yang membantu mahasiswa memperbaiki metode pengajaran mereka, menciptakan pendekatan yang lebih relevan sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas.

“Kami sangat optimis platform ini akan menjadi solusi praktis dan inovatif yang dapat meningkatkan mutu calon guru, terutama dalam menghadapi dinamika pembelajaran yang semakin kompleks di era digital ini,” tambah Prof. Ibrohim.

Tim pengembang juga telah merencanakan untuk mengajukan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) guna melindungi inovasi ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan pendidikan profesi guru di Indonesia. Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, Insightful Hub diharapkan menjadi platform andalan yang dapat membantu integrasi lebih baik antara akademisi, praktisi di sekolah, dan calon guru untuk menghasilkan pendidikan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.

 

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah – Mahasiswa UM

Minggu, 02 April 2023

Serambi Ramadhan Ke-11 | Kasuistik Pemuda Dalam Prespektif Ramadhan

 


Dalam skema penalaran berfikir, pemuda memiliki peran dominan terhadap penalaran-penalaran dialektikanya berlaku. Utamanya dalam berperan diera modern dan era highspeed komunikasi serta transparasi komunikasi. Hedon mengenai peran pemuda telah terbukti dari zaman sebelum indonesia merdeka ada golongan tua dan golongan muda. Meskipun demikian, dua golongan super natural tersebut bukan alasan mutlak untuk mendistraksi dialektika yang berjalan. Pemuda memiliki semangat dan kemauan bulat sedangkan para sesepuh golongan tua berhak memberikan dorongan dan motivasi penguat, bak kata-kata Ki Hajar Dewantara, Tut Wuri Handayani. Untuk itu, meletakkan dimana kita atas apa yang harus kita lakukan disituasi yang bagaimana, diras perlu kita fikirkan melalui forum-forum perkumpulan profetik dengan asas, cendekiawan, prinsip kebangsaan serta berpegang pada ideologi agama yang moderat. 

Oleh karena itu, pemuda se kecamatan dampit dalam forum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU IPPNU) menselaraskan dialektika zaman yang berkembang, melalui kontur struktural dan multikultural IPNU IPPNU harus biasa memberikan pemikiran selaras serta problem solving yang konkret. Momentum Ramadhan kiranya tepat untuk sama-sama duduk untuk menganalisis hasil daya serap kondisi lingkungan, yang harus diabsraksikan dalam bentuk visi misi organisasi, hal tersebut guna menentukan arah gerak organisasi sesuai predikat ketentuan yang berlaku, bisa diterima baik untuk internal NU maupun kemaslahatan umat dengan latarbelakang apapun. 

Forum buka bersama, hakikatnya adalah refkeksi hasil setelah jerihpayah dalam satu hari penuh berusaha sekuat tenaga untuk menunda nafsu. Ini sengaja dirayakan bersama sebagai reminder bersama. Organisasi pun demikian, bila salahseorang disemua lingkup organisasi sadar dan berusaha menahan nafsunya serta egonya, niscaya tujuan organisasi yang telah dirancang dalam bentuk visi-misi yang telah terabstraksi dari analisa kompeks serta diterjemahkan dalam arah gerak atau program kerja, akan membuahkan hasil serta menyadarkan berbagai kolega. 

Kita semua sadar dan percaya hal itu, dampit dengan segala konsekuesinya mampu melahirkan organisasi pemuda yang sehat seperti vitamin, penawar rancun dalam setiap bisa serta pertunjukan seni kehidupan. Semua membutuhkan proses yang panjang. Bukan hanya semata untuk menghidupkan organisai, namun juga membentuk watak manusia personal yang paham akan ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah melalui belajar, berjuang dan bertaqwa. Layaknya ikan dalam sungai mereka berengang mengikuti arus namun tidak akan terseret dalam arus, ngeli ananging ora keli. Setidaknya ini bisa menjadi pegangan bagi kita untuk hidup di zaman modern ini, pemuda millenial jika tidak ingin tertinggal oleh zaman harus ikut dalam pergulatan peradaban zaman namun tidak terseret arus membahayakan oleh zaman. Batasan-batasan itu ditempa dalam prinsip dan ideologi organisasi. 

Tatkala organisasi masih mau berfikir mengenai hal ini, maka angin segar kesuksesan akan berhembus kencang. Tidak hanya untuk masadepan organisasinya namun juga personal manusiawinya. Semoga momentum buka bersama mampu merefleksikan pemikiran seperti ini, membuat sadar dan kematangan dalam berfikir. Semoga kita keluar dari bulan suci ini mendapatkan predikat Minal Aidzin Wal Faidzin. Aamiin.

Serambi Ramadhan Ke-10 | Empat Metode Asketik

 

Tirakatan sejauh ini menjadi 'laku' yang terpinggrikan, sebab orang modern menganggap tirakatan sebagai bentuk tradisi bukan sebagai kebutuhan hidup suatu manusia, dengan kata lain manusi modern saat ini kurang mengenal esensi dari tirakatan itu sendiri, menganggap tirakat merupakan sesuatu yang dapat membahayakan diri dan tidak memiliki pengaruh yang jelas terhadap manusia itu sendiri. Dari artikel ini, akan diungkapkan beberapa pendapat mengenai asketik atau bisa diartikan sebagai tirakatan. Memang ada tirakat yang dibungkus dengan sesuatu yang menyakiti namun juga ada yang dilakukan yang bisa menjadi sesuatu cinta. Medote askestik itu dapat dibedakan menjadi beberapa dibawah ini : 


1. Natural Asceticism

Adalah Gaya hidup serba minimal dimana aspek material kehidupan direduksi menjadi sangat sederhana dan minimum, tetapi tanpa melukai/ menyiksa tubuh. Banyak dari terdahulu yang sudah melakukan hal ini, seperti puasa karena puasa masih ada hal yang berbuka. 


2. Unnatural Asceticism

Gaya hidup asketik dengan cara penyiksaan diri diluar batas normal. Ini biasanya dilakukan oleh seorang budha. Kalau teman-teman ingat, pelaku debus mungkin melakukan ini sebelum beraksi dalam fase latihan. 


3. Innerwordly

Tetap melibatkan diri dalam kehidupan ramai, meskipun dengan mampu tidak tergodo/ terikat. Ini telah diajarkan oleh leluhur kita, sunan kalijaga punya prinsip yang lama telah kita adopsi, "ngeli ananging ora keli" yang artinya mengikuti arus tapi tidak terbawa arus. 


4. Outerwordly

Menarik diri dari dunia dan gaya hidup menyediri. Seringkali secara leterlijk disebut introvet, namun kalau introvet sebagian besar adalah bawaan dari sifat eksternal sedangkan outerwordly ini lebih kesengajaan yang dibarengi dengan usaha keras, butuh daya upaya yang keras untuk mencapai ini. Karena dizaman sekarang yang serba membuka dunia manusia jenis ini lebih memilih untuk jauh dari keramaian dunia.

Keempat metode tersebut, bisa dipilih sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan dituju, dilevel awal juga merupakan pilihan yang disesuaikan dengan keadaan hidup yang dipilih yang sesuai dengan kekuatan jasmani rohani. Setiap manusia berhak memilih sesuai dengan pilihannya dan secara garis besar berbeda. Idealnya setiap manusia harus pernah dimetode asketik tersebut, jika tidak maka manusia akan keluar sebagai makhluk yanh tidak ideal. Maka, namun jangan khawatir dimomentum ramadhan ini kita setidaknya sudah ada satu diantara hal tersebut, hanya saja semoga kita memperoleh buah hasil dari asketik puasa dan keluar memperoleh predikat Minal Aidzin Wal Faidzin, aamiin.

Serambi Ramadhan Ke-9 | Ragam Praktek Hidup Asketik

Fase dalam setiap manusia mengalami fase yang sama, meskipun dengan prosesnya yang berbeda. Dengan begitu, manusia harus memahami setiap prosesnya, self awareness, sefl love juga bekal yang baik. Manusia untuk berproses dengan baik harus mutlak menjalankan sesuatu yang naturalnya manusia harus mengalami, diantaranya : 


1. Fasting (Puasa)

Hampir semua agama/ makhluk melakukan puasa, baik dibungkus dengan ibadah maupun jalan ideologi, arti leterlijk dari puasa adalah Menahan demi panen yg besar, lelahnya ibadah akan panen manisnya iman, lelahnya belajar akan panen manisnya kepintaran, itulah diantara latarbelakang yang menjadi faktor utama. 


2. Communal 

Menjauh dari kerujunan/ uzlah, ini sudah banyak dipraktikkan oleh orang-orang besar. Para penulis kitab besar juga perlu uzlah untuk menciptakan kitab dengan sempurna, karena dengan kesendirian dan keheningan tercipta pemikiran yang mendalam. 


3. Yogic asceticism 

Secara amaliah kalau kita sebagai umat islam adalah Wirid, kalau orang kejawen adalah mantra. Diantara fungsi dari Yogis Asceticism adalah mempengaruhi alam bawah sadar dan memperoleh kedekatan dengan tuhan. 


4. Nocturnal Vigils 

Tirakat nomor empat ini, sejatinya mudah dilakukan oleh anak muda, mamun banyak diantara mereka yang tidak memahami dan tanpa dilandasi dengan niat dan cara yang benar, sehingga seringkali di sebut bergadang tiada gunanya. Sedangkan kegiatan bergadang mereka jika dilakukan dengan niat dan cara yang benar akan menghasilkan suatu yang luar biasa dari proses tirakatan, melekan/ bergadang ini bagi yang bisa melakukan akan merasakan asyiknya berhadapan dengan Allah, layaknya seseorang yang hanya ingin berdua dengan kekasihnya/ pasarnya. Jika telah berada pada fase ini, hamba hanya akan beribadah dengan khusyu' ketika malam hari, karena beranggapan bahwa ketika malam hanya ingin berhadapan sendiri dengan Allah swt. 


5. Pain Producing Asceticsm 

ini secara mudahnya bisa dikatakan menyiksa diri untuk merasakan betapa dirinya lemah dan yg kuat batinnya. Mereka yang menjalankan ini akan disadarkan bahwa batinnya akan kuat jika dekat dengan maha batin yaitu Allah Swt. 


6. Celibacy 

ini adalah julukan bagi mereka yang tidak menikah, fokus pada ilmu dan tuhannya, diantara anggapan bagi orang yang menjalankan ini adalah menikah bagian dari pemanjaan nafsu. 


Tentu dari semua fase itu, manusia minimal memiliki satu dari salah satu kewajiban untuk meningkatkan diri, puasa merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim, merupakan bentuk dari pengamalan fase itu. Pada bulan puasa ini semoga kita mendapatkan predikat Minal Aidzin Wal Faidzin, aamiin.

Kamis, 30 Maret 2023

Serambi Ramadhan Ke-8 | Patah Hati Itu Mahal

 

Betapa ruginya ketika ramadhan telah selesai namun seorang manusia tidak merasakan kesedihan, sepertinya belum puas bahkan baru saja menemukan pola kenikmatannya ketika puasa, tarawih, tadarus, sholat dan qiyamul lail namun ramadhan telah usai. Kadang terucap, kalau hanya sekedar lewat mengapa datang. Namun ternyata itu cara Allah swt untuk memberika dorongan motivasi agar giat dalam menyambut bulan suci Ramadhan, tatkala kita merasa telat dalam menikmati nikmatnya ramadhan karena persiapannya yang kurang, itulah mengapa perasaan sedih itu ada bagi orang yang beriman dan berjihad dalam bulan suci ramadhan. 

Jika difikir lebih jauh lagi, ternyata patah hati ditingg oleh bulan suci ramadhan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Cost kerugian tersebut yang ditaksir mahal tersebut ternyata muncul dari segi materil dan non materil bahkan ke moral. Misalkan dengan bulan ramdhan berakhir kita akan patah hati, dari sesorang yang tak bijak ketika patah hati akan kehilangan semangat dalam menjalankan hal baik lagi, akan berhenti menjalankan istiqomah yang dijalankan ketika bulan suci ramdhan, ketika sudah begitu berapa biaya cost pahala yang kita biarkan tidak terserap oleh kita. 

Ya pada dasarnya itu hanya analogi dan contoh kecil, teori dan pengetahuan itu bisa di copypaste di semua aspek kegiatan kita yang bisa menimbulkan kerugian yang mahal setelah patah hati saat bulan ramadhan meninggalkan kita semua. Nanti kita coba memberikan tanda pada setiap akhir bulan ramadhan yang pernah kita jalankan akankah kita sedih atau senang, atau bahkan dari awal  ramadhan kita sudah berkeinginan untuk segera keluar dari bulan ramadhan, naudzubillah. 

Jangankan ke orang lain, pada dasarnya aku menulis ini sebenarnya untuk diriku sendiri. Sesuai dengan tulisanku sebelumnya, bahwa sedikitnya aku telah mengerti mengenai diriku sendiri. Karena diriku akan lebih ingat ketika aku dalam beragumen itu ditulis, itulah buah hasil dari bisa mengenal diri sendiri maka akan menimbulkan dampak yang baik.

Akhir literasi, semoga kegiatan dibulan suci ramadhan ini membantu memberikan pola dalam membantu menemukan identitas dan reputasi diri. Serta kita bisa keluar dari ramadhan kecuali memperoleh predikat orang yang Minal Aidzin Wal Faidzin, Aaamiin.

Rabu, 29 Maret 2023

Serambi Ramadhan Ke-7 | Cinta Tanpa Pengenalan Diri

Entah mengapa selalu menarik untuk membahas self love namun sangat sulit untuk melakukan dan menerapkannya. Kali ini, melanjutkan dari pembahasan artikel kemarin, sepertinya membahas mengenai dampak dari mencintai namun tanpa mengenali diri sendiri. Sebagian pendapat kita dengar bahwa sebelum mencintai orang lain maka cintailah diri sendiri, nah dalam mencintai diri sendiri itu sepertinya salahsatunya adalah dengan cara mengenali diri, dengan begitu maka  kita bisa menemukan pasangan yang sesuai diri kita dengan cinta yang sesuai dengan dialektika kehidupan kita. Diantara dampak dari mencintai tanpa mengenali diri adalah sebagai berikut : 

1. Salah Memilih pasangan

Kemungkinan bisa salah memilih pasangan itu pasti terjadi, misalnya kalau kita mudah tersinggung ya jangan punya pasangan yang ngomongnya tidak bisa dikontrol, jika tidak maka akan menjadi fatal, karena tidak bisa mengenal diri sendiri. Aku orang seperti apa sehingga butuh orang seperti apa.

2. Tergantung pada orang lain

Sisi kedua setelah tidak bisa mengenali diri sendiri ketika akan mencintai adalah nempel saja pada orang lain, tidak bisa mandiri. Maunya terserah saja, hal ini bisa saja terjadi karena tidak ada keinginan untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh diri sendiri, apapun itu. Mulai dari hal kecil, menu makan, kegiatan harian, hingga masalah kompleks seperti mengerjakan masterplan hidup. Disiai lain kita jadi menyulitkan perasaan oranglain, bisanya terserah atau ngikut saja. 

3. Tidak bisa merespon gejala yang muncul dalam diri kita

Ketidakmampuan diri dalam mengobati masalah yang terjadi pada diri kita sendiri bisa diakibatkan Karena tidak kenal dengan diri kita akan terpontang panting dengan diri kita. Orang yang tidak kenal dirinya itu biasanya hidupnya sepenuhnya mengandalkan pengalaman yang kemarin-kemarin, dia tidak punya visi, dikendalikan masalalu. Hanya mengikuti pola sejarah emosi kita.

Semoga di era yang modern ini khususnya pada momentum bulan ramadhan bisa menjadikan kita manusia yang pandai dalam menganalisis dan menentukan setplan atau bahkan masterplan kehidupan, serta memperoleh predikat Minal Aidzin Wal Faidzin.

Senin, 27 Maret 2023

Serambi Ramadhan Ke-6 | Identitas dan Reputasi

 

Masih di topik self love, namun kali ini berbicara mengenai identitas dan reputasi, membicarakan keduanya tentu berbicara mengenai personal life. Sesuatu yang melekat dalam diri kita seringkali disebut identitas, baik verbal maupun non verbal, begitupula dengan reputasi. Reputasi seseorang seringkali dikaitkan mengenai usaha mempertahankan harga diri seseorang. Menilai dan mencitrakan indentitas dan reputasi bisa dilakukan dengan cara dua aspek, dua sudut pandang yakni sudut pandang internal dan eksternal, sudut pandang diri kita dan orang lain.

'Siapa aku menurutku' mungkin itu adalah istilah tepat untuk mengungkap identitas diri sendiri yang dikemas dalam bentuk personal branding, tentu ini berbekal kepandaian dalam mengenali diri. Sudut pandang ini belum tentu akurat dan selalu benar karena yang menilai adalah diri kita sendiri yang cenderung diselimuti oleh emosi dan ambisi seperti yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya.

Ada juga 'siapa aku menurut oranglain' ini dilakukan oleh eksternal oranglain, cara ini akan berhasil bila seseorang tidak mudah sakit hati dalam dinilai oleh orang lain, berbagai masukan bukan untuk menjelekkan namun sebagai bahan introspeksi diri, muhasabah dan evaluasi. Tentunya kedua metode penilaian tersebut jarang sama dan itu telah hukum alam, kalaupun sama berarti seseorang telah memahami dirinya sendiri dalam mengungkap identitas dan oranglain telah membaca dari prespektif yang kompleks untuk mengungkap reputasi, namun kalau selalu sama hal ini perlu dipertanyakan. 

Biasanya yang lebih dominan bersumber dari reputasi untuk menilai diri sendiri, karena sejatinya oranglain bisa membaca diri kita disandingkan dengan keadaan dan kondisi yang pas, juga baik bila identitas bisa akurat dalam menilai dirinya sendiri karena siapa yang ingin mengenal tuhannya harus bisa mengenal dirinya sendiri, karena jika identitas didominankan dalam menilai diri sendiri hal yang mungkin adalah sulit obyektid dalam membaca diri sendiri.

Karena reputasi yan bersumber dari oranglain akan lebih akurat dalam menilai diri sendiri, maka mengenalkan identitas untuk membantu validasi diri kita kepada oranglain harus diusahakan sebagai bentuk upaya kita mengklarifikasi mengenai diri kita. Interkasi dengen oranglain untuk mengungkap siapa kita perlu dilakukan, baik melalui diskusi, debat, curhat atau bahkan screet mirror. 

Untuk itu, kita harus memiliki teman dekat yang mengerti diri kita sendiri, tidak perlu banyak yang terpenting adalah bisa memahami, baik senasip seperjuangan atau yan setara dengan diri kita secara dealektika kehidupan. Kembali lagi, sebenarnya dalam memilihi oranglain untuk bisa menilai diri kita adalah kita sendiri harus bisa mengenali diri kita sendiri, kepada siapa kita berteman dan dalam motif apa. 

Semoga refleksi demi refleksi ketika ramadhan menambah kita menjadi lebih baik dalam setiap proses menjalankan dialektika kehidupan yang dirasa dan dijalankan semakin kompeks, tingkat kompleksitas dialektika permasalahan atau kehidupan harus diimbangi pula dengan tingkat komplektifitas dalam berfikir dan menganalisis, semoga ramadhan kali ini kita berhasil mendidik diri kita untuk bisa berfikir yang jernih serta analisis yang matang sebagai bentuk kedewasaan dan kematangan diri, serta mendapatkan predikat Minal Aidzin Wal Faidzin.

Kamis, 31 Maret 2022

Dosen UM Kawal Bencana Banjir Batu Hingga Perda No. 7 Tahun 2011 Melalui BEM UM

Pemaparan Materi Oleh Ibu Heni Masruroh, S.Pd, M.Sc

Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Universitas Negeri Malang Mengadakan Kegiatan Diskusi Umum Lingkar Studi Lingkungan dengan tema “Penyelarasan Kebijakan dan Realitas Rancangan Tata Ruang Wilayah di Kota Batu” Oleh Kementerian Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang 2022 Oleh Dirjen Lingkungan Hidup periode 2022. “Kegiatan ini merupakan program kerja dari BEM UM Periode 2022” Tutur Rendi Siswandi selaku Ketua Pelaksana.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil peran mahasiswa sebagai akdemisi untuk memecahkan problem yang telah terjadi. Pada 4 November 2021 lalu terjadi bencana banjir bandang kota batu yang menelan kerugian sebanyak 124 Keluarga, 6 Penyintas Selamat, 7 korban meninggal dunia, 75 Rumah Rusak/ Hilang, 57 Kendaraan Rusak/ Hilang, 128 Hewan Ternak, Hingga 8 Lahan terdampak ter-update 14 November 2021. Setidaknya, bencana ini cukup serius mengenai dampaknya. 

Delegasi Badan Koordinasi Relawan (BKR) UM Ikut Berdiskusi

Kegiatan yang dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB pada Kamis, 31 Maret 2022 di Gedung Aula Ava  Gedung D14 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang ini berjalan dengan lancar, kegiatan dimulai sesi diskusi dan dilanjutkan dengan pertanyaan. Sebagai pemateri Heni Masruroh, S.Pd, M.Sc  Dosen Geografi Universitas Negeri Malang, Pradipta Indra Ariono WALHI JATIM, Talbyahya Herdy Putra Malang Corruption Watch, pada kesempatan tadi Ibu Heni menyampaikan mengenai Kondisi Geografi. Alumni S2 Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada ini juga sedang melakukan riset yang berjudul "Optimalisasi Mitigasi Bencana Bagi Masyarakat Menuju Desa Tangguh Bencana Di Desa Taji Kecamatan Jabung Kabupaten Malang" hal ini sangat relevan menghadirkan beliau sebagai pemantik sekaligus pembicara dalam diskusi ini. Mas Indra berbicara mengenai regulasi pemerintah dan politik, begitu pula dengan pemateri ketiga. Terbukti dari ketiga pemateri yang sangat konsen pada bidangnya dan sejalan dengan program yang dilaksanakan.

Para Pemateri

Kegiatan ini digadang dan dipelopori oleh muculnya fenomena akan direvisinya Perda No. 7 Tahun 2011 Kota Batu mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu, yang dinilai akan merusak lingkungan. Namun sayang diskusi yang diadakan tadi seperti kurang merujuk pada tujuan dalam penyelesaian masalah yang ada, terlepas dari pemateri yang dihadirkan. Pemateri yang dihadirkan sangatlah bagus, namun mungkin panitia kurang maksimal dalam mengonsep, TOR atau kurikulum materi yang dirancang atau arah diskusi yang kurang spesifik.

Suasana Diskusi

Harusnya, jika diskusi difokuskan untuk menyelesaikan masalah, dalam hal ini agar tidak ada revisi mengenai perda, seharusnya dari awal acara dibuka dengan menghadirkan fakta yang ada, kemudian disusul solusi paling tepat, lalu barulah dimunculkan mengenai kehadiran rencana revisi perda tersebut yang dirasa bertolak belakang dari solusi yang paling tepat atau malah merugian. Baru dari sini setiap stakeholder yang diundang bisa memberikan pandangan umum, masukan atau solusi bahkan diskusi hangat, dari sini mungkin diskusi akan mengalir, dan tidak seperti tadi yang hanya diisi pemaparan. Kita sendiri sebagai mahasiswa tentunya paling ‘banter’ dan trend-nya hanya ‘diskusi’, maka itu harus kita ubah. Terobosan atau kegiatan seperti tadi harusnya memiliki keberlanjutan yang jelas, misalkan hasil diskusi tadi benar-benar direkap dan dikawal oleh pihak yang memiliki wewenang, atau bahkan saat diskusi bisa menghadirkan pejabat terkait untuk bisa memfasilitasi dan memberikan tindak lanjut, agar tidak berhenti sampai diskusi.

Atau, dengan yang lebih elegan, BEM membuat artikel ilmiah yang bisa dipublikasian melalui seminar nasional yang diadakan oleh pemerintah/ pemerhati masalah yang ada, misalkan BRIN, DLH, atau pihak yang lainnya, dari sini kegiatan serupa akan menghasilkan output yang real dan nyata.

Itulah saran yang bisa saya berikan, mohon maaf, saya menyadari ada pepatah mengatakan “mengevaluasi itu lebih mudah” namun dengan seperti ini, kita semua bisa melakukan perbaikan dan bisa meningkatkan kualitas diri bahkan dapat memberikan nama baik almamater kita, dan tak hanya itu saya siap mengambil peran sebagai konsekuensi saya atas masukan yang telah saya usulkan, tinggal nanti didiskusikan lebih lanjut. Karena sebagai salah satu pengurus Badan Koordinasi Relawan UM kami merasa harus ada tindakan yang nyata disetiap isu yang sedang beredar, isu bukan hanya untuk mengangkat eksistensi suatu organisasi saja, melainkan untuk diselesaikan dan saling mengambil peran. Mahasiswa harus bisa dan pandai untuk menganalisis terkait mengambil peran dan menjalin kemitraan stakeholder yang tepat dan benar untuk setiap penyelesaian masalah.

Partisipan Kegiatan


Terimakasih kawan-kawan mahasiswa

Terimakasih kawan-kawan UM

Salam Tangguh

Salam Lestari

Mohon Maaf



Kegiatan Dihadiri Oleh:

 

1. Ketua Badan Koordinasi Relawan (BKR)

2. Ketua UKM Bhumi

3. Ketua UKM Gempita 

4. Ketua UKM Gerakan Pramuka

5. Ketua UKM GERMAN

6. Ketua UKM Jonggring Salaka

7. Ketua UKM KSR PMI

Mahasiswa PLS UM Ajak Ibu-Ibu Warga Semanding Olah Buah Beligo Menjadi Berbagai Kue Lebaran


Oleh : Nur Hamid Abdissalam

Suasana Setelah Perlombaan dan Pemaparan Hasil
Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang kembali mengadakan studi lapangan pada Rabu, 30 Maret 2022. Kali ini sasaran mereka adalah para ibu warga Semanding Sumbersekar Dau Malang. Berbeda dengan kegiatan sebelumnya yang melibatkan keseluruhan mahasiswa PLS UM angkatan 2021 Offering D, kegiatan kali ini hanya melibatkan 7 mahasiswa saja. Kegiatan yang dihadiri oleh 19 ibu-ibu dan 7 mahasiswa ini dibimbing oleh Bapak Dr. M. Ishaq, M.Pd selaku dosen dari mahasiswa PLS UM Offering D. Kegiatan ini didukung oleh M. Hasanuddin Wahid anggota DPR RI komisi 10. 

Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Bapak Dr. M. Ishaq, M.Pd dan istrinya, serta doa bersama. Perlombaan dimulai pukul 09.00 WIB setelah para peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdapat satu mahasiswa sebagai pendamping kelompoknya. Perlombaan ini diselenggarakan di perkebunan milik dosen pembimbing. Proses produksi ini memakan waktu cukup lama karena pemrosesannya yang dilakukan mulai pengupasan, perendaman, hingga memasaknya. Walaupun demikian proses produksi ini hanya dibatasi hingga pukul 12.00 WIB. Setelah matang, setiap kelompok melakukan presentasi untuk dinilai oleh para juri.

Presentasi

Dari perlombaan ini menghasilkan berbagai macam olahan, diantaranya selai beligo, jemblem beligo, nastar, dan lumpia beligo. Kegiatan ini mendapat banyak apresiasi dari peserta lomba. “Saya senang sekali lho, bu.karena kegiatan ini saya baru tahu kalau selai itu bisa dibuat dari buah beligo, biasanya kan selai itu dibuat dari nanas” ucap salah satu peserta perlombaan. Selain itu, para peserta juga sangat senang karena momentum perlombaa ini mendekati lebaran yang bisa menjadi referensi untuk membuat kue lebaran. Perlombaan ini ditutup dengan pengumuman pemenang perlombaan dan pembagian hadiah.

Pemberian Hadiah
Stakeholder Pendukung

Mahasiswa Yang Terlibat :

1. Aliya Salsabila Putri Ismail
2. Bella Asih Atika Putri
3. Claudy Gabrielle Fiesta
4. Firdaus Yunico Prastyo
5. Mariana Kusuma Dewi
6. Mario Sebastian
7. Nur Hamid Abdissalam



Rabu, 30 Maret 2022

Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa | Mulai dari Bank Sampah Hingga Olahan Permen Susu Pujon


Himpunan Jurusan Fisika (HMJ) universitas negeri malang melalui program dari kemdikbud yakni Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) mengadakan program pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan untuk produksi sekaligus peningkatan hasil olahan susu sapi.

Kegiatan yang dibuka pada 4 oktober 2021 yang rencananya dilakukan selama satu bulan ini dikelola oleh 15 mahasiswa dari fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas negeri malang, untuk memaksimalkan kegiatan yang sedang dijalankan diluncurkan dana sebanyak 35 juta rupiah.


Untuk mensukseskan acara ini semua stakeholder dari pemerintah desa dan organisasi kemasyarakatan dilibatkan, mulai dari PKK, Karang Taruna, Remas, IPNU IPPNU, Ansor. Harapannya dari semuanya ini memberikan warna dan peran masing-masing.

Selain itu kegiatan ini juga bekerjasama dengan dinas peternakan kabupaten malang untuk mendampingi dalam produksi sampai dengan pemasaran termasuk izin PIRT, BPOM dan Halal yang juga akan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 

Produk yang kami targetkan diantaranya adalah yoghurt, kerupuk susu, permen susu serta sebagai jangka depan adalah biogas berbasis limbah kotoran sapi.

Kegiatan ini disambut sangat baik oleh pihak pemerintah desa dan warga. Antusias warga dalam mengikuti pelatihan sangat tinggi, sebanyak 13 orang dilatih secara intensif dan terpantai, peserta yang dilatih telah memperoleh rekomendasi dari pemerintah desa dan organisasi setempat untuk mengikuti ini, banyak pertimbangan selain kriteria usaha yang layak, kondisi pandemi covid-19 juga memaksa untuk berkegiatan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan termasuk kapasitas peserta yang hanya diisi oleh 50% dari kapasitas gedung, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker.

Harapannya dari kegiatan ini memunculkan semangat dan inovasi baru bagi pelaku UMKM yang berada di desa Wiyurejo kecamatan Pujon Kabupaten Malang khususnya pada pengusaha susu sapi. Serta menjadikan bekal mahsiswa Universitas Negeri Malang untuk terjun didunia nyata secara langsung dikemudian hari.

Kamis, 09 Desember 2021

KENAPA SIH MAU DAPET SEMBAKO SAJA SULIT, HARUS BAWA DATA DAN IDENTITAS | SUARA WARGA | RELAWAN ANGKAT BICARA

Packing logistik dan menganalisis pendistribusiannya berdasarkan data


Setelah mengupas mengenai cara untuk merespon bencana pada artikel sebelumnya, mari kita mengupas mengenai pentingnya data dalam sebuah analisis kebencanaan. Masuk ke ranah Relawan berbasis pos, yang bertugas mengatur atau manajemen pos, tentunya berbeda dengan relawan yang bertugas mengumpulkan doonasi atau melakukan giat, relawan yang bertugas mengatur/ memanajemen pos tentunya mengatur sirkulasi donasi yang masuk termasuk keluar masuknya logistic, keluar masuknya uang donasi bahkan distribusi relawan yang akan melakukan giat. Kenapa sih setiap kali ingin meminta bantuan dari pos harus memiliki data sebagai syaratnya.
Asesmen dan Analisis Data 


Seringkali, kita sebagai warga atau korban bencana atau bahkan lembaga/ organisasi penyalur bantuan mengenai keberadaan data, hal yang dipermasalahkan adalah syarat data yang diberikan tidak sebanding daripada donasi yang diberikan. Sebelum mengatakan tak sebanding mari kit abaca pentingnya data bagi penanganan bencana, agar tidak terjadi salahpaham.

Pertama, data adalah asset pertama dan dalam menangani bencana, apapaun bencananya. Sehingga kebutuhan data untuk mengakses dan menganalisis bencana itu semakin mudah, dari data relawan tahu seberapa besar bencana yag terjadi, siapa saja yang terdampak, apa saja kerugiannya, lokasi mana saja yang terdampak dan bantuan pertolongan seperti apa yang harus diberikan pada bencana yang sedang terjadi.



Kedua, jika dikatakan tidak sebanding seperrti pada paragraph pertama diatas maka itu salah besar, coba kita fikirkan. Ketika diumumkan adanya bencana maka semua elemen masyarakat dari luar melakukan open donasi bantuan. Artinya ketika datang satu gelombang bantuan maka itu akan terus berdatangan bantuan gelombang bantuan yang lain. Bayangkan jika tidak ada data yang valid dan update maka, data akan tidak tepat sasaran. Ada yang memperoleh bantuan itu secara terus meneruh. Sebaliknya, ada warga yang justru harus menerima data itu namun tidak memperoleh karena tidak terdata, inilah yang kami maksud sebanding, dari data pemerataan donasi baik donasi logistic maupun donasi giat pembersihan yang dilakukan relawan.

Ketiga, untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Dalam kebencanaan tentunya ada tahap/ masa status tersebut, ada tahap yanggap darurat, tahap transisi, dan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Data yang telah diterima tidak akan dibuang saat selesai penyaluran data, itu semua akan terus berkelanjutan berguna sampai bencaa selesai bahkan sampai ada kajian kebutuhan pasca bencana (JITUPASNA). Maka kebutuhan data yang valid sangat diperlukan. Bagaimana caranya agar valid, caranya adalah terus diupdate. Bagaimana caranya mengupdate. Cara yang tepat adalah saat proses pendistribusian bantuan karena pada saat itu relawan akan turun lapangan secara langsung.

Mungkin sekian, penjelasan singkat mengenai data, semua dilakukan untuk kepentingan semua. Relawan juga merasa dimudahkan, masyarakat terdampak semua kan mendapatkan dan bencana segera teratasi. Jika ada kurang akan dibahas pada BAB selanjutnya. Salam tangguh Relawan NU Relawan BKR UM 2021

Selasa, 07 Desember 2021

SALAHKAH MELAKUKAN OPEN DONASI ?!!! | BENCANA ERUPSI GUNUNG SEMERU 2021




Bencana kerap menjadi momentum bagi sebagian orang/ kelompok/ komunitas/ organisasi/ lembaga atau bahkan mahasiswa untuk bahu-membahu membantu korban dampak dari bencana yang telah terjadi. Tak luput bencana erupsi gunung semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021 sekitar pukul 14:47 kemarin. Selain erupsi yang cukup besar, keberadaan media sosial sangat membantu informasi yang masif dan cepat mengenai berita bencana tersebut.
Lalu, bantuan seperti apa yang tepat dan terbaik terhadap korban dampak bencana tersebut dan langkah efektif seperti apa sehingga bantuan dapat tersalurkan dengan baik. Dalam prespektif mahasiswa mereka bisa melakukan aksi dalam merespon kebencanaan ini dengan open donasi, namun nyatanya tak 100% open donasi ini telah menjadi penyelsaian yang tepat dalam menangani berbagai bencana. Karena apa, 


Pertama, jarak antara ditetapkannya status tanggap darurat sampai dengan pengumpulan hasil donasi cukup jauh, sekirat 3-4 hari. Padahal untuk merespon hal ini haruslah cepat, sehingga hal pertama yang harus dilakukan oleh mahasiswa ketika merespon terjadinya bencana adalah sebagai TRC (Tim Reaksi Cepat) yaitu Tim yang bertugas melakukan asesmen atau terjun ke lokasi bencana secara langsung untuk menganalisis kebutuhan yang dibutuhkan dan merekam segala aktivitas yang terjadi disana, harapannya seoranag mahasiswa adalah manusia akademisi yang pandai dalam melakukan analisis sehingga tidak perlu mencari uang dijalan jika dibandingkan akan lebih bermanfaat jika melakukan analytical asesmen.
Kedua, jika itu tidak bisa dilakukan sendiri/ kelompok/ organisasi. Maka carilah partner yang tepat sebagai rekan dilapangan seperti Relawan BPBD, LPBI, Komunitas Pencinta Alam, PMI, Pramuka, Brigade Penolong, dan lain-lin yang memiliki keahlian dalam kebencanan khususnya TRC.

Ketiga, mahasiswa bisa saja melakukan open donasi namun sebagai prioritas mahasiswa harus menjadi petugas penolong kebencanaan dalam hal ini relawan, atur mindset bahwa menjadi relawan tidak harus turun lapangan dan bersusah payah, menjadi TIM ruangan dalam penanganan kebencanaan pun sangat bisa, dan ini yang harus diperankan oleh mahasiswa. Sehingga jika sudah terlanjur menggalang donasi, pastikan donasi tersebut disalurkan dengan tepat, sebaiknya jangan disalurkan sendiri, karena jika kita tidak memiliki pengetahuan yang tepat dalam bencana yang terjadi dan asesmen yang baik maka besar kemungkinan bantuan tersebut tidak akan tepat sasaran. Salurkan kepada petugas kebencanan/ relawang yang ada yakni pemerintah dalam hal ini BNPB atau BPBD karena mereka adalah pos komando dari pemerintah pusat. Atau jika tidak sampaikan kepada pos lapangan.

Keempat, salurkan bantuan kepada Petugas Kebencanaan atau Relawan yang berbasis Pos Lapangan kenapa disebut Pos Lapangan bukan Pos Komando karena Pos Komando itu sebutan bagi pemerintah dalam hal ini BPBD. Karena dengan Relawan berbasis posko dana tau poslap mereka memiliki pengetahuan yang baik mengenai bencana itu, mulai dari asesmen, data informasi yang transparan dan akuntabel, data penyaluran bantuan dan donatur yang transparan dan akuntabel dan donatur tetap bisa melakukan branding dalam penyaluran bantuannya karena poslap yang resmi tidak akan mengklaim bantuan/ logistic yang masuk, seperti LPBI NU.

Kelima, mahasiswa dalam menjalin mitra dengan LPBI tidak harus membawa logistic/ bantuan. Mereka cukup menawarkan Sumber Daya Manusia yang siap untuk menjadi relawan tetap itu lebih dari cukup misalkan untuk manajemen poslap dan layanan dukungan psikososial yang sifatnya ruangan.

Keenam, sebelum menyalurkan pastikan bertanya kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh korban terdampak bencana kepada relawan poslap, sehingga program yang dilakukan mahasiswa/ organisasi/ komunitas tidak berdasarkan program kerja untuk eksistensi melainkan berbasis KEBUTUHAN. Dan masih banyak lagi kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat dilakukan mahasiswa dalam merespon bencana yang sedang terjadi. Hal diatas sering tidak dilakukan akibatnya banyak mahasiswa yang datang bukan malah diterima dengan baik oleh warga korban terdampak bencana/ relawan melainkan mereka malah tertolak bantuannya. Semoga tidak terjadi hak demikian. Semoga bermanfaat. Salam Tangguh.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...