Selasa, 03 Juni 2025

Mempererat Ikatan, Mengukir Kenangan : Reputasi MPK 2025 Penuh Kehangatan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Keluarga besar Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang sukses menyelenggarakan kegiatan Reuni Purna Lintas Generasi (Reputasi) MPK 2025 pada Sabtu, 31 Mei 2025. Digelar di gedung MAN 1 Malang, acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota MPK aktif, purna MPK, serta para pembina dan purna pembina, sekaligus merefleksikan perjalanan organisasi dari masa ke masa. 

Acara dibuka tepat pukul 09.00 pagi dengan suasana penuh semangat. Zabrina Tsani dan Hilya Nasywa, yang bertindak sebagai MC, berhasil mencairkan suasana dengan sapaan hangat dan sedikit lelucon, membuat seluruh peserta langsung merasa nyaman.

Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua MPK, Manbaul Arzaq. Dengan penuh rasa terima kasih dan bangga, ia menyambut kehadiran seluruh anggota dan purna MPK.

"Beribu terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman dan purna MPK yang telah menghadiri REPUTASI ini. MPK itu seperti rantai besi berbentuk lingkaran, selalu berkaitan kuat dan tak ada ujungnya, sama halnya seperti MPK selalu berkaitan antar masa bakti yang tidak akan pernah ada putusnya“, ujarnya

Antusiasme yang sama juga disampaikan oleh Ketua Pelaksana Reputasi MPK 2025, Dwi Nur Huda, yang menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar generasi MPK. 

Sesi berikutnya yaitu perkenalan satu sama lain antar anggota MPK dan purna MPK. Dalam suasana santai, semua peserta memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, jabatan, dan masa baktinya. Tawa dan nostalgia bercampur aduk di sesi ini, menunjukkan betapa eratnya ikatan kekeluargaan di antara mereka.

Keseruan semakin terasa dengan adanya sesi fun game. Berbagai permainan interaktif dirancang untuk menguji kekompakan dan kreativitas. Permainan "Speeling Kata" mengasah kecepatan berpikir, "Silent Night" melatih konsentrasi dan komunikasi non-verbal, sementara "Aku Siapa dan Aku Apa" memicu gelak tawa dengan tebak-tebakan unik. Seluruh peserta, baik anggota aktif maupun purna, larut dalam kegembiraan dan menunjukkan semangat sportivitas yang tinggi. Tak hanya itu, panitia juga menyediakan photo booth yang didesain secara kreatif, menjadi spot favorit bagi peserta untuk mengabadikan momen kebersamaan mereka.

Setelah sesi fun game yang penuh tawa, kegiatan dilanjutkan dengan sesi sharing tiap-tiap komisi. Anggota MPK aktif dan purna dari komisi yang sama berkumpul, bertukar pikiran, dan berdiskusi tentang berbagai isu terkait bidang mereka. Ini menjadi kesempatan berharga bagi anggota aktif untuk belajar dari pengalaman para purna. Setelah itu, sesi fun game ditutup dengan ishoma.

Usai Ishoma, acara dilanjutkan kembali sekaligus menyambut kehadiran Wakil Kepala Bidang Kesiswaan , Pembina MPK, dan Purna Pembina MPK yang baru saja tiba. Diawali dengan foto bersama, kemudian Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, Ady Irawan, S. Pd., memberikan sambutannya. 

"Kegiatan Reputasi MPK ini adalah cerminan dari semangat kebersamaan dan regenerasi yang harus terus kita jaga. Kalian semua adalah generasi penerus kepemimpinan di madrasah ini. Teruslah belajar, berinovasi, dan berkontribusi positif. Ingatlah bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh”, ucapnya. 

Ia juga menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan Reputasi MPK ini dan berharap MPK dapat terus menjadi organisasi yang memberikan dampak positif bagi madrasah. Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Pembina dan Purna Pembina yang memberikan motivasi dan arahan kepada seluruh anggota.

Puncak acara yang paling berkesan adalah "Napak Tilas Sejarah MPK dari Masa ke Masa" yang disampaikan langsung oleh Pembina MPK. Beliau dengan apik menceritakan perjalanan MPK sejak awal berdiri, tantangan yang dilalui, hingga perubahan dari masa ke masa. Cerita-cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membangkitkan rasa bangga dan semangat untuk terus berkembang.

Setelah napak tilas, dilanjutkan dengan diskusi bersama yang melibatkan seluruh anggota MPK aktif, purna MPK, Pembina MPK, dan bahkan beberapa purna pembina yang turut hadir. Diskusi ini menjadi ajang untuk berbagi pandangan, memberikan masukan, dan merumuskan ide-ide segar untuk kemajuan MPK di masa mendatang.

Setelah rangkaian inti acara dan penutupan oleh MC, seluruh peserta diberi kesempatan untuk menuliskan kesan-pesan mereka terhadap kegiatan Reputasi MPK 2025 yang mana kemudian menjadi pesan inspiratif bagi seluruh keluarga besar MPK.

Kegiatan Reputasi MPK 2025 selesai pada pukul 15.00 WIB dengan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh makna. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi semata, tetapi juga menjadi pemicu semangat baru bagi seluruh anggota MPK untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi madrasah.





Pewarta : Moch. Mambaul Arzaq Fatoni

 

Mengukir Jejak Abadi: Peran Mahasiswa PGSD dalam Membangun Ekosistem Pembelajaran Bermakna di Sekolah Dasar

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Melalui program asistensi mengajar, sekelompok mahasiswa PGSD di Sekolah Dasar (SD) telah merancang dan mengimplementasikan berbagai program kerja yang komprehensif. Inisiatif ini berfokus pada optimalisasi potensi siswa secara holistik, mencakup pengembangan berbagai aspek diri siswa secara menyeluruh. Berangkat dari kebutuhan fundamental akan peningkatan kualitas pendidikan dasar, inisiatif ini mencakup spektrum kegiatan yang luas, mulai dari pengembangan literasi dan numerasi hingga penanaman kesadaran lingkungan dan pembentukan karakter.

Pendekatan ini selaras dengan prinsip pendidikan abad ke-21 yang menekankan pada pembelajaran bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana (2005) dalam jurnalnya mengenai pengembangan kurikulum, program asistensi mengajar memiliki peran strategis dalam menjembatani teori dan praktik, memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan inovasi pembelajaran di lapangan.

Program kerja ini dilaksanakan di SDN Madyopuro 4, dengan dua bidang yaitu akademik dan non akademik. Program kerja pada bidang akademik yaitu Literasi dan Numerasi. Kegiatan ini dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa dalam memahami informasi, baik dalam bentuk teks maupun angka. Melalui berbagai metode inovatif seperti diskusi, dan penggunaan media pembelajaran dengan video pembelajaran Power Point.

Program ini berupaya menumbuhkan minat baca dan berpikir logis pada siswa. Studi oleh Kemendikbud menunjukkan bahwa peningkatan literasi dan numerasi merupakan syarat penting bagi keberhasilan akademik siswa dan kemandirian mereka di masa depan, sehingga inisiatif ini menjadi pondasi utama bagi pengembangan diri siswa.

Selanjutnya, program kerja pada bidang non akademik yaitu:

 (1) Gema Ramadhan Seru menjadi salah satu program unggulan yang memadukan dimensi spiritual dan edukatif. Kegiatan Pondok Ramadhan ini tidak hanya diisi dengan lomba-lomba yang mengasah kreativitas dan sportivitas, tetapi juga dengan sesi cerita Islami, mengaji bersama, buka puasa bersama, dan tarawih bersama. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, etika, dan kebersamaan, sekaligus memperkuat pemahaman siswa akan ajaran Islam. Menurut penelitian oleh Djuwita (2020) mengenai pendidikan karakter berbasis nilai agama, kegiatan semacam ini berkontribusi signifikan dalam membentuk kepribadian siswa yang berakhlak mulia dan toleran.

(2) Program Eco Farming mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup melalui praktik nyata. Siswa diajak untuk terlibat langsung dalam kegiatan menanam, baik menggunakan media tanah konvensional maupun teknik hidroponik. Program ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan tentang pertanian dan ekosistem, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Pendekatan ini sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivisme, di mana siswa belajar melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar, sebagaimana diuraikan oleh Piaget (1970) dalam karya-karyanya mengenai perkembangan kognitif.

(3) Program Hari Bumi dan keberlanjutannya menekankan pentingnya pengelolaan sampah. Memperingati Hari Bumi bukan hanya seremoni sesaat, melainkan momentum untuk menggalakkan praktik memilah sampah secara berkelanjutan di lingkungan sekolah. Inisiatif ini menanamkan kebiasaan positif dan tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini, mengajarkan siswa tentang dampak positif dari tindakan sederhana dalam menjaga kelestarian bumi. Konsep "reduce, reuse, recycle" menjadi panduan utama, membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan dan berorientasi pada solusi. Lestari (2018), mengemukakan bahwa praktik langsung seperti ini lebih efektif dalam membentuk kesadaran dan perilaku ramah lingkungan pada siswa.

(4) Program Mading dan Poster "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" bertujuan sebagai inovasi dalam penyampaian informasi dan edukasi. Pembuatan mading dengan berbagai tema secara berkala dan poster yang mengusung nilai-nilai positif, berfungsi sebagai sarana belajar dan informasi yang dinamis bagi siswa. Media visual ini dirancang untuk menarik perhatian, memicu rasa ingin tahu, dan memfasilitasi penyerapan informasi secara menyenangkan. Strategi ini mengadopsi prinsip pembelajaran visual yang terbukti efektif dalam meningkatkan retensi informasi, seperti yang dijelaskan oleh Mayer (2001) dalam teorinya mengenai pembelajaran multimedia.

(5) Program Pemberian Label Nama pada Berbagai Tumbuhan di lingkungan sekolah, serta label untuk Hemat Energi dan Hemat Air bertujuan sebagai penguatan kesadaran lingkungan dan hemat energi juga diwujudkan. Penamaan tumbuhan tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang keanekaragaman hayati, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap lingkungan sekolah. Sementara itu, label hemat energi dan air secara konsisten mengingatkan siswa untuk berperilaku bijak dalam penggunaan sumber daya. Inisiatif ini mendukung konsep sekolah hijau dan berkelanjutan, yang menurut studi oleh (UNESCO, 2017) merupakan pendekatan integral untuk membentuk generasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Keseluruhan program kerja yang telah diuraikan ini, dari literasi hingga inisiatif lingkungan, menunjukkan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan dalam pengembangan potensi siswa. Setiap program saling melengkapi, menciptakan ekosistem pembelajaran yang holistik dan relevan dengan tantangan masa kini. 

Mahasiswa PGSD tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan inovator yang mampu merancang pengalaman belajar yang bermakna. Kolaborasi ini mencerminkan esensi dari peran mahasiswa dalam berkontribusi pada kemajuan pendidikan, sebagaimana disorot oleh Smith (2015) dalam penelitiannya tentang dampak program pengabdian masyarakat mahasiswa.

Penerapan program-program ini juga secara tidak langsung mengasah kemampuan adaptasi dan kreativitas mahasiswa PGSD. Mereka ditantang untuk merancang kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa SD, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul di lapangan. Pengalaman ini sangat berharga dalam membentuk calon guru yang profesional, reflektif, dan mampu menghadapi dinamika dunia pendidikan.

Pada akhirnya, program asistensi mengajar ini bukan sekadar tugas akademis, melainkan sebuah manifestasi nyata dari komitmen mahasiswa PGSD untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas, berkarakter, dan peduli lingkungan. Dampak positif dari inisiatif ini tidak hanya terbatas pada peningkatan kemampuan kognitif siswa, tetapi juga pada pembentukan sikap, nilai, dan keterampilan hidup yang esensial. Melalui sinergi antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dan praktik di lapangan, program ini membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dapat dicapai melalui upaya kolaboratif dan inovatif.

Oleh :

1. Arinda Deswintia Yoantika 

2. Aulia Putri Rahmawati 

3. Cesil Putri Ariyunda

4. Dinda Septiandini Kusumawardani  

5. Finda Farela Abadi 

6. Sekar Ayu Lestari Mulyani

Mencairkan Suasana Kelas Awal: Ice Breaking sebagai Kunci Semangat Belajar Siswa Fase A

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Sebagai seorang mahasiswa S1 PGSD Universitas Negeri Malang yang berkesempatan mengikuti Program Asistensi Mengajar di SDN Bareng 3 Kota Malang,  Elsa Aura Maharani  mendapatkan pengalaman berharga berinteraksi langsung dengan siswa-siswa Fase A, yaitu kelas I dan II. Anak-anak di usia ini memiliki karakteristik yang unik dan penuh dinamika, sebuah tantangan tersendiri dalam menjaga fokus dan semangat belajar mereka di tengah padatnya kegiatan pembelajaran.

Tantangan Menjaga Konsentrasi Siswa di Kelas

Saya seringkali menemukan bahwa anak-anak di usia dini mudah merasa bosan, cepat terdistraksi, dan kurang antusias ketika proses belajar berlangsung secara monoton. Hal ini menjadi perhatian utama bagi para guru. Mempertahankan perhatian siswa adalah kunci keberhasilan pembelajaran, dan metode pengajaran yang kaku seringkali gagal dalam mencapai tujuan ini.


Ice Breaking: Solusi Sederhana Berdampak Besar

Dari pengamatan inilah, ia mulai mencoba menerapkan sebuah metode sederhana namun berdampak besar: ice breaking. Ice breaking menjadi jembatan penting untuk mencairkan suasana, terutama di awal atau di pertengahan pembelajaran. Beragam aktivitas kami terapkan, mulai dari lagu-lagu sederhana yang riang, tepuk semangat yang membangkitkan energi, hingga permainan interaktif seperti "Simon Says". Semua ini dirancang untuk membangkitkan kembali semangat dan energi siswa.


Hasil yang Memuaskan dan Momen Berkesan

Hasilnya sangat positif. Anak-anak yang tadinya tampak lesu, mulai kembali ceria dan bersemangat. Mereka aktif ikut bernyanyi, bergerak, dan pada akhirnya siap kembali menyimak pelajaran dengan fokus yang lebih baik.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika seorang siswa yang biasanya pendiam, tiba-tiba dengan penuh percaya diri mengacungkan tangan untuk ikut menjawab pertanyaan di depan kelas setelah sesi ice breaking. Perubahan ini sangat nyata. Guru kelas pun mengakui bahwa kegiatan ice breaking ini sangat membantu dalam mengondisikan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan efektif.

Ice Breaking: Lebih dari Sekadar Selingan

Penting untuk dipahami bahwa ice breaking bukan sekadar selingan semata. Lebih dari itu, ini adalah strategi pedagogisyang ampuh. Ice breaking mampu membangun koneksi emosional yang kuat antara guru dan murid, sekaligus menciptakan atmosfer kelas yang lebih positif dan kondusif untuk belajar.

Pengalaman ini mengajarkan ia pelajaran berharga: pendekatan yang menyenangkan dalam pembelajaran justru bisa menjadi kunci keberhasilan. Ketika anak-anak merasa nyaman dan bahagia di kelas, mereka akan lebih terbuka untuk menerima materi pelajaran. ia sangat berharap praktik baik ini dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh para pendidik lainnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap tumbuh kembang anak di fase awal pendidikan dasar yang sangat krusial.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...