Sabtu, 31 Mei 2025

Ketua Askab PSSI Malang M. Ukasyah Ali Murtadho Sesalkan Insiden Pelemparan Bus Persik Kediri

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Muhammad Ukasyah Ali Murtadho, menyampaikan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas insiden pelemparan kaca bus yang dialami tim Persik Kediri usai laga tandang di wilayah Malang.

"Saya sangat menyayangkan peristiwa tersebut. Ini mencoreng nilai-nilai sportivitas yang harusnya menjadi semangat utama dalam sepak bola. Tindakan seperti ini tidak bisa dibenarkan," ujar Ukasyah.

la menekankan bahwa Aremania sebagai pendukung Arema FC selama ini dikenal sebagai kelompok suporter yang kreatif dan solid, bukan sebagai pelaku anarkisme.

"Aremania adalah suporter yang penuh semangat, loyal, dan terkenal dengan aksi-aksi dukungan kreatif mereka. Jangan biarkan ulah segelintir oknum merusak citra baik Aremania dan suporter Malang secara umum," lanjutnya.

Sebagai Ketua Askab dan juga anggota DPRD Kabupaten Malang dari Fraksi Partai Gerindra, Ukasya mendorong agar insiden ini segera diusut tuntas oleh aparat penegak hukum dan dijadikan momentum untuk memperkuat edukasi suporter dalam menjaga sportivitas dan ketertiban.

"Sepak bola harus menjadi ruang pemersatu, bukan pemicu konflik. Kita semua punya tanggung jawab menjaga atmosfer sepak bola yang damai dan membanggakan," pungkasnya. 


"Aremania Itu Kreatif, Bukan Anarkis"

Malang - Ketua Askab PSSI Malang

Tim Magang FIB School of Talent - Tradisi Tak Biasa: Makan Siang Jadi Kunci Kuatnya Lembaga

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tim magang mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang di FIB School of Talent menemukan ciri khas unik yang jarang dimiliki lembaga pendidikan non formal pada umumnya. FIB School of Talent memiliki kegiatan rutinitas untuk para fasilitatornya. Rutinitas ini yakni makan siang bersama yang dilakukan setelah pembelajaran. Makan siang ini dilaksanakan di ruangan yang sangat nyaman berkonsep cafe kekinian. Makan siang yang diadakan setiap hari ini seluruhnya penuh dibiayai oleh lembaga.

Kegiatan makan siang ini bukan hanya menjadi kegiatan yang berfokus pada kebutuhan logistik saja, namun dalam makan siang ini juga mampu menghapus sekat-sekat struktural dalam lembaga. Hal itu dikarenakan seluruh fasilitator, anak magang, hingga pengelola duduk bersama di sebuah meja makan tanpa adanya perbedaan tempat atau jenis makanan. Suasana di meja makan membentuk ruang dialog yang tidak kaku, bahkan sampai menjadi tempat munculnya ide-ide dalam proses pembelajaran.

Menurut salah satu fasilitator di FIB School of Talent, saat makan siang bersama memiliki suasana yang seru, karena antar fasilitator dapat bertemu dan bercerita mengenai proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Biasanya para fasilitator sering bercerita mengenai permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga bisa saling memberikan saran dan masukan antar fasilitator.

“Suasananya seru, karena kita waktu makan siang bisa sharing kegiatan anak-anak waktu di sekolah ngapain aja, terus setelah itu cerita biasanya kan ada anak yang jail, itu gimana kita saling minta saran dan pendapat dari fasilitator lain, sehingga kita bisa memetik pelajaran dari yang lain,” ujar Ms.Yuli, salah satu fasilitator program kesetaraan.

Salah satu mahasiswa magang PLS FIP UM, Desta, juga memberikan kesan positifnya mengenai kebersamaan ditempatnya magang. 

“Kami banyak belajar tidak hanya dari apa yang diajarkan, tapi juga dari bagaimana lembaga ini menjaga relasi antar manusia. Makan siang bersama ini membuat kami merasa menjadi bagian dari keluarga, bukan hanya sebagai tamu magang.”

Kegiatan ini secara tidak langsung menjadi penguat kelembagaan karena menghadirkan nilai-nilai kerja kolaboratif, keterbukaan, dan kepedulian. Budaya ini mendorong lahirnya ekosistem kerja yang sehat dan berkelanjutan. Dalam konteks PLS, hal ini juga menunjukkan praktik nyata dari prinsip partisipatif dan pembelajaran sepanjang hayat. Dengan keberadaan makan siang bersama, FIB School of Talent tidak hanya menciptakan ruang fisik yang nyaman, tetapi juga ruang batin yang penuh makna. Ia menjadi contoh bagaimana kelembagaan non formal dapat dibangun bukan hanya lewat struktur administratif, tetapi juga lewat budaya yang hidup dan memberdayakan.


Selamat Jalan Cak Bowo, "Sang Ketua NU"

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Abdurrohim Prabowo, yang populer disapa Cak Bowo, kini sudah tiada. Sudah dipanggil oleh Allah SWT. Ia meninggal di kantor PCNU Kota Malang, kurang lebih pukul 11.00 WIB, Sabtu 17 Mei 2025. 

Hati bergetar mendengar kabar beliau meninggal dunia secara tiba-tiba. Karena sehari sebelumnya, kondisinya masih sehat. Masih enak ngopi bersama orang-orang Nahdlatul Ulama (NU) yang berkunjung ke kantor PCNU Kota Malang.

"Kemarin masih sehat dan ngopi sama saya," kata Cak Marsidi, teman dekatnya di NU.

Sosok Cak Bowo hampir setiap acara NU, baik PCNU Kota Malang atau PCNU Kabupaten Malang, selalu ada sosok Cak Bowo yang membantu persiapan acara. Dari saking aktifnya dalam setiap kegiatan NU, orang-orang NU menyebutnya Cak Bowo adalah Kepala NU Malang. Karena setiap acara itu, selalu ada perannya.

Bahkan tak hanya acara PCNU, setiap acara Muslimat NU dan Fatayat NU, juga menjaga tenaga utama untuk menyiapkan segala hal yang dibutuhkan demi suksesnya acara.

Setiap ada acara di kantor PCNU, hampir setiap orang yang datang ditanya, apakah mau ngopi. Cak Bowo dengan ikhlas sikap membuatkan kopi kental untuk para kiai dan kader NU yang datang ke kantor NU.

Bahkan, dalam setiap acara NU, sebelum kader atau pengurus lain datang, Cak Bowo sudah paling awal hadir di Acara NU. Mulai dari menyiapkan bendera NU, pasang bendera NU di lokasi acara NU. 

Sosok Cak Bowo tak pernah mengeluh soal kebutuhan hidupnya. Tidak punya duit atau punya duit sama saja. Harus tetap bahagia dan selalu mengabdi untuk NU. Melayani para kiai, pengurus NU dan kader NU.

"Asal ngopi dan ngerokok sudah aman dan tenang Gus. Ikhlas mengabdi di NU. Melayani para kiai dan kader NU," kata Cak Bowo, saat menasehati penulis, saat santai istirahat, dalam acara Kirab Panji NU beberapa tahun lalu.

Cak Bowo juga sedikit ada usaha sambilan, yakni menjual pigura lukisan lambang NU yang di pigura. Bahkan juga sering menyediakan pembelian bendera NU. Hal itu bukan jenis usaha. Tapi hanya bantu untuk NU dan warga NU. "Saya membantu membelikan saja," aku Cak Bowo saat itu.

Almarhum Cak Bowo memang terbukti orang yang ikhlas berjuang di NU. Menyakini betul barokah dari NU dan melayani para kiai NU. Engkau orang baik cak. Semoga kebaikan Cak Bowo membawa kedamaian di surganya Allah. Saya bersaksi Cak Bowo orang baik dan meninggal dalam kondisi baik dan khusnul khotimah. Selamat Jalan Cak Bowo...(*)


_*)Penulis, Yatimul Ainun, teman Cak Bowo_

Kolej Canselor UPM Gelar Forum Internasional : Volunteering in The Eyes of The World Universiti Putra Malaysia

 

Sesi Diskusi Online
MALAYSIA | JATIMSATUNEWS.COM : Sekretariat Kesukarelawan dan Pengatarabangsaa, Majlis Perwakilan Kolej, Kolej Canselor Sesi 2024/2025 menyelenggarakan Program Volunteerung in The Eyes of The World pada Sabtu malam, (17/052025). 

Bekerjasama dengan Universitas Negeri Malang, Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Negara Brunei Darussalam, Universiti Teknologi Mara (UiTM) dan Universiti Putra Malaysia. 

Acara berlangsung meriah dengan partisipan aktif sebanyak 176 orang dari berbagai negara, forum terdiri dari tayangan video montaj, forum pusingan pertama yang menampilkan video aksi relawan masing-masing universiti, persembahan selingan, forum pusingan kedua serta sesi quiz menggunakan kahoot dan pengumuman pemenang. 

Forum antar bangsa ini mendiskusikan berbagai hal terkait dunia relawan mulai dari cara kerja relawan di masing-masing negara, dampak relawan terhadap pembangunan global, hingga kesulitan dan risiko yang dihadapi suatu relawan di masing-masing negara dan isu relawan serta kebencanaan lainnya.

Keempat ahli yang hadir dari masing-masing universitas antara lain, Eko Rudianto-Tim Reaksi Cepat Cakrawala Universitas Negeri Malang, Indonesia (TRCC UM), Nurfashahah binti Haji Mawang-Presiden Badan Pelajar Syariah (BaSyar) Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Negara Brunei Darussalam, Iman Absyar bin Kaab Naib Presiden Kelab Kesukarelawanan dan Kemasyarakatan, Universiti Teknologi Mara (UiTIM) Cawangan Negeri Sembilan dan Muhammad Aqil Syukran bin Baharuddin-Kluster Sukarelawan Alam Sekitar, Universiti Putra Malaysia. 

"Malaysia Madani"

"Berilmu Berbakti"










Polres Kediri Terkesan Remehkan Kasus Dugaan Pencurian Sebuah Unit Laptop Senilai Belasan Juta Rupiah

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kasus dugaan pencurian terhadap sebuah Laptop di Camp Edelwis (Kampung Inggris) Jalan Lamtana Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri pada Selasa, 4 Maret 2025 belum mengalami titik terang. 

Baca Juga : Kronologi Kasus Dugaan Pencurian Laptop di Kampung Inggris Pare Kabupaten Kediri

M. Thareq Warga Desa Singosari Kabupaten Malang, merupakan seorang yang telah dimintai Undangan Wawancara Klarifikasi Perkara pada 21 April 2025 merasa dirugian atas proses penanganan yang lambat ini. Diketahui Thareq adalah pemilik usaha toko online jual beli laptop, yang ikut dalam perkara kasus ini karena telah membeli laptop dari seorang berdomisili Surabaya (CompRijal) yang diduga hasil pencurian. 

"Dari awal dihubungi pihak kepolisian, lalu proses pengambilan barang bukti hingga memenuhi panggilan BAP ke polres Kediri kami sudah kooperatif sepenuhnya, dan kami pun terbuka dan mengikuti semua arahan dari kepolisian" ujar Thareq.

Thareq telah memenuhi undangan klarifikasi secara kooperatif sebagai warga yang patuh hukum, akan tetapi beberapa hari setelah selesai pada tahap wawancara yaitu pada tanggal 1 Mei, 6 Mei, 10 Mei, dan 13 Mei 2025 ia telah menanyakan perkembangan kasus yang telah berjalan namun tidak mendapatkan respon.

"Kami belum menerima laporan hasil penyelidikan sama sekali hingga detik ini. Kami juga sudah menghubungi pihak penyidik dan Buser polres Kediri untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan hasil penyelidikan, sudah kami chat sejak tanggal 6 Mei sebanyak 3x pesan chat WA, dan hasilnya tidak ada respon sama sekali ." Imbuhnya. 

Kemudian, pada tanggal 18 Mei 2025 Thareq telah mengirim surat resmi kepada polres kediri tentang Surat Permohonan Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), lagi-lagi tidak ada respon. 

"Kami juga sudah mengirimkan surat secara resmi kepada Penyidik. Yaitu Surat Permohonan Pemberitahuan Hasil Penyelidikan, dengan tujuan agar kami mengetahui sejauh mana proses hukum yang telah dilakukan terhadap laporan tersebut, demi kejelasan dan kepastian hukum" Ungkap Thareq. 

Thareq berharap, agar kepolisian menjalankan fungsi dan aturan sesuai dengan prosedur hukum, adanya transparansi juga menjadi titik utama. Dari awal ia telah menyampaikan juga agar dirinya difasilitasi berupa mediasi bersama pelaku untuk kemudian bisa mengembalikan kerugian sebesar 7.000.000 sebagai modal pembelian laptop tersebut. 

Teori Hukum "Equality Before the Law" seharusnya menjadi dasar jangan sampai ada yang berat sebelah. Hari ini kepolisian sedang diuji akan hal itu, banyak kasus di Indonesia ini yang mempertaruhkan citra kepolisian sebagai aparat penegakan hukum, tinggal sekarang kepolisian mampu atau tidak. 

Mahasiswa AM UM Hadirkan Pembelajaran Bahasa Inggris Seru di SDN Sawojajar 02 Kelas Rendah

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Setiap hari Selasa, saya bersama rekan saya, Alima, mengajar bahasa Inggris di kelas 1 dan 2 SDN Sawojajar 02. Pembelajaran kami dirancang tidak sekadar mengenalkan kosakata, tapi menjadi pengalaman menyenangkan penuh lagu, permainan, dan aktivitas interaktif. Kami ingin bahasa Inggris menjadi teman bermain yang seru, bukan momok yang menakutkan.

Kami menggunakan metode learning by doing, dengan alat bantu seperti lagu ceria, tebak gambar, dan kartu kosakata. Musik menjadi senjata rahasia untuk membantu anak mengingat kata baru dengan cepat. Anak-anak pun tampak antusias setiap sesi mereka bernyanyi, menari, dan tertawa bersama. Salah satu siswa kelas 1, Azalea, terlihat sangat bersemangat. 

“Kakak-kakak pengajar seru banget! Aku suka nyanyi lagu ‘Hello Song’ dan main tebak-tebakan gambar bahasa Inggris!" Teriaknya begitu energik.

Selain aktivitas, lembar kerja yang kami gunakan juga menarik secara visual dan mendorong siswa untuk menyelesaikannya dengan semangat. Respon positif datang dari berbagai pihak.

“Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sungguh menyenangkan dan inspiratif. Anak-anak jadi aktif, percaya diri, dan tidak takut lagi belajar bahasa asing. Salut untuk inovasi pembelajarannya!” ujar salah satu wali murid siswa kelas rendah SDN Sawojajar 02 saat ditemui setelah kegiatan belajar berlangsung.

Dukungan juga datang dari orang tua wali murid terkait acara tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi metode pembelajaran ini. Anak saya selalu menantikan hari Selasa dan sering menyanyikan lagu bahasa Inggris di rumah. Ini luar biasa!” ungkap Bu Novi, wali kelas 2 SDN Sawojajar 02.

Tidak hanya itu, rekan sesama mahasiswa juga melihat dampak positif dari program ini. Salah satu teman sejawat mengatakan,

“Program ini membuktikan bahwa pembelajaran bisa menyenangkan jika dikemas kreatif. Anak-anak bukan hanya belajar bahasa, tapi juga membangun rasa percaya diri dan semangat kerjasama.” ujar Chenda, salah satu mahasiswa asistensi mengajar yang terlibat dalam kegiatan.

Kami percaya, pendekatan seperti ini mendukung pencapaian SDGs poin 4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan suasana belajar yang positif, inklusif, dan kreatif, anak-anak akan tumbuh sebagai generasi yang siap menghadapi dunia global dengan percaya diri dan semangat tinggi. Dengan begitu, mimpi besar mereka untuk menggapai dunia tidak lagi sekadar angan, melainkan kenyataan yang dapat diraih dengan penuh percaya diri dan kegembiraan.

 

 

Tawarkan Solusi Tekan Residivisme Lewat Pendekatan Psikologis di Lapas Malang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Memperhatikan kesejahteraan psikologis narapidana residivis bukan hanya soal belas kasih, tetapi juga bagian dari pendekatan pemasyarakatan yang komprehensif dan berorientasi pada kemanusiaan. Negara, masyarakat, dan institusi terkait memiliki peran penting dalam memastikan bahwa setiap individu—termasuk mereka yang tersandung masalah hukum berulang kali—mendapatkan perlakuan yang adil dan peluang untuk memperbaiki hidupnya.

Hal inilah yang mendorong Zalfa Awwala Q.A., mahasiswi Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) bersama Mochammad Sa`id, S.Psi., M.Si., selaku pembimbing melakukan penelitian kepada para narapidana residivis mengenai uji pengaruh kesiapan kerja yang ditinjau dari Grit (Ketekunan) dan Future Time Perspective (Pandangan atau Perspektif Masa Depan). 

Penelitian yang dilaksanakan pada Senin (19/05/2025) ini dilakukan di Lapas Kelas I Malang dan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang yang memiliki beberapa Narapidana Residivis dengan berbagai macam kasus pidana. Proses pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang dibagikan kepada Narapidana Residivis dan wawancara terbatas. Proses tersebut dibantu oleh staff pegawai Lapas Kelas I Malang dan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang.

Narapidana Residivis merupakan mereka yang terjerat kasus hukum yang kedua kalinya atau melakukan pengulangan tindak pidana.

"Para narapidana mengaku alasan terbesar mereka melakukan pengulangan tindakan tersebut dikarenakan faktor ekonomi yang membuatnya terpaksa untuk kembali ke dunia lamanya setelah bebas dari hukuman yang pertama. Ditambah lagi, jika mereka belum memiliki kesiapan kerja yang memadai," jelas Zalfa.

"Selanjutnya berdasarkan data primer yang saya dapatkan lalui pengisian kuesioner menunjukkan hasil terdapat pengaruh signifikan dari Grit dan Future Time Perspective terhadap Kesiapan Kerja bagi para narapidana residivis. Artinya, jika narapidana residivis memiliki ketekunan dan pandangan positif terhadap masa depan, mereka cenderung lebih siap untuk kembali bekerja," lanjutnya.

Melalui penelitian ini diharapkan lembaga pemasyarakatan mampu meningkatkan program kegiatan yang dapat membantu para narapidana agar lebih siap bekerja pada sektor yang layak serta mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8.

"Saya yakin dengan adanya bukti hasil penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bersama, sehingga pemberdayaan narapidana di lembaga pemasyarakatan bisa lebih fokus dan terarah dalam peningkatan ketekunan dan pandangan masa depan yang stabil. Semoga dengan itu juga mampu mengurangi angka risiko kasus residivisme yang ada di Indonesia," pungkas Zalfa.

Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang di SDN Lesanpuro 1 Kota Malang Menghadirkan Festival Sains dan Sosial yang Menarik

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kegiatan Festival Sains dan Sosial (FESS) yang diadakan di SDN Lesanpuro 1 merupakan sebuah perayaan yang penuh warna dan makna. Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan Parenting, Kartini, dan Edukasi (PARAS), menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat pada Selasa (29/4/25).

FESS bukan sekadar ajang pameran, melainkan sebuah platform yang mengajak siswa untuk menunjukkan kreativitas dan pengetahuan mereka di hadapan masyarakat sekolah. Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas bagi semua.

Di tengah keramaian acara, perwakilan dari setiap kelas tampil dengan percaya diri, mempresentasikan hasil media pembelajaran yang telah mereka siapkan. Setiap siswa membawa media yang tidak hanya menarik, tetapi juga edukatif, seperti Poster Puzzle Pemilahan Sampah yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, atau About Family Culture yang merayakan keragaman budaya di Indonesia. Ada juga Pasang Pintar Tumbuhan yang mengajarkan bagian-bagian tanaman, Flora Fauna Explorer yang mengenalkan keanekaragaman hayati, serta 

Aksi Siklus Air yang menjelaskan perjalanan air di Bumi. Setiap presentasi diakhiri dengan sesi tanya jawab, memberikan kesempatan bagi pendengar untuk berinteraksi dan mendalami materi yang disampaikan. Para orang tua juga sangat antusias untuk mengikuti sesi tanya jawab dengan peserta didik yang sedang melakukan presentasi dari media pembelajaran yang mereka paparkan.

Ketika masuk pada pemaparan aksi siklus air dan perwakilan bertanya “apa yang terjadi ketika air terkena matahari” dengan semangat para siswa beserta para orang tua menjawab serentak “akan mengalami penguapan” dan semua pertanyaan-pertanyaan yang lain juga dijawab dengan sangat antusias. Ketika memasuki sesi demonstrasi aksi siklus air dan MC pada acara ini bertanya “siapa yang mau mencoba untuk menggunakan media aksi siklus air?” sontak suara nyaring keluar dari para siswa “saya”, dan kegiatan akhir berisikan kegiatan refleksi dengan menyebutkan pesan dan kesan selama kegiatan berlangsung. Dari kelas 4 yang diwakili oleh siswa yang bernama Jamal menyebutkan bahwa “Kegiatan sangat seru sekali”. Dan banyak siswa yang setuju dengan pendapat Jamal.

Melalui kegiatan ini, kita semua diajak untuk merenungkan peran kita dalam mendukung pendidikan yang berkualitas. FESS bukan hanya sekadar festival, tetapi sebuah gerakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Mari kita dukung dan berpartisipasi dalam setiap langkah menuju pendidikan yang lebih baik, karena masa depan anak-anak kita ada di tangan kita. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi Instagram @am.um.sdnlesanpuro01.

Mahasiswa Magang PLS FIP UM Sukses Jalankan Program Beasiswa EVL Foundation Smart Tax Scholarship

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa magang dari Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM) berhasil menyukseskan rangkaian pelaksanaan Program Beasiswa “Smart Tax Scholarship” yang diselenggarakan oleh Education Visionary Lab (EVL) Foundation bekerja sama dengan Piranha Smart Center (PSC).

Program ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari mahasiswa magang PLS FIP UM dalam mendukung pengembangan pendidikan nonformal berbasis keterampilan profesional. Melalui peran aktif dalam kepanitiaan dan pelaksanaan teknis, mahasiswa menunjukkan kapasitasnya dalam manajemen program, koordinasi kegiatan, hingga layanan administrasi peserta.

Proses pelaksanaan beasiswa dimulai dari tahap pendaftaran dan pengunggahan berkas pada 5–15 Maret 2025. Selanjutnya, pengumuman hasil seleksi administrasi dan berkas dilakukan pada 17 Maret 2025. Dari ratusan pendaftar, hanya sebagian yang lolos ke tahap berikutnya.

Tes akademik atau pre-test dalam bidang perpajakan dilaksanakan pada 19 Maret 2025, yang menjadi indikator utama kemampuan dasar peserta dalam memahami sistem perpajakan di Indonesia.

Tahap wawancara pada 20 Maret 2025 menjadi bagian penting dari seleksi, yang tidak hanya menilai kompetensi akademik, tetapi juga semangat kontribusi peserta terhadap masyarakat. Hasil akhir pengumuman awardee diumumkan pada 24 Maret 2025, disusul dengan pemberkasan dan penandatanganan surat perjanjian beasiswa pada 25–27 Maret 2025.

Di hari yang sama dengan pengumuman awardee, dilakukan pula pembentukan kepengurusan penerima beasiswa EVL Foundation, yang akan menjadi bagian dari pelaksana program sosial dan edukatif di bawah naungan lembaga tersebut.

Program ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan berhasil menjaring peserta terbaik dari berbagai daerah di Indonesia.

Program beasiswa EVL Foundation: Smart Tax Scholarship bertujuan tidak hanya untuk membekali peserta dengan pengetahuan teknis di bidang perpajakan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, serta kemampuan pemecahan masalah yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan pengabdian masyarakat.

Menurut pernyataan dari Tim EVL Foundation, beasiswa ini dirancang sebagai bentuk edukasi alternatif nonformal yang berorientasi pada pembangunan kompetensi. Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa magang PLS, tim EVL, dan PSC, program ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari keterlibatan aktif mahasiswa magang PLS yang menjalankan peran sebagai tim administrasi, pengelola teknis pelaksanaan Zoom, moderator, hingga tim dokumentasi. Keterampilan komunikasi, problem solving, dan koordinasi lintas tim menjadi bukti bahwa mahasiswa PLS memiliki kesiapan dalam dunia kerja serta pengelolaan program berbasis masyarakat.

Salah satu mahasiswa magang, Muhammad Dany Alifudin, mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberinya wawasan luas tentang pentingnya tata kelola beasiswa berbasis digital. “Kami belajar langsung bagaimana memproses pendaftaran, mengatur jadwal, hingga memfasilitasi wawancara. Ini menjadi pengalaman luar biasa yang tidak hanya memperkuat teori di kampus, tapi juga praktik di lapangan,” ungkap Dany.

Seluruh tahapan dilakukan secara online untuk menjangkau peserta secara nasional. Tahapan ini disambut antusias oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi tinggi dari peserta, mitra, dan pihak penyelenggara. Ke depan, diharapkan kerja sama antara dunia pendidikan dan lembaga nonformal seperti EVL Foundation dan PSC dapat terus berlanjut, terutama dalam memberikan akses pendidikan keterampilan kepada generasi muda Indonesia.

Dengan berakhirnya rangkaian kegiatan ini, diharapkan para awardee tidak hanya mendapatkan manfaat finansial dan akademik, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan yang cakap dalam bidang perpajakan dan pendidikan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan program beasiswa EVL Foundation ini menjadi salah satu bukti bahwa sinergi antara lembaga pendidikan tinggi dan masyarakat dapat berjalan selaras untuk mencetak generasi unggul di masa depan.

Tanah Dibeli Dituduh Warisan, Kayu dan Tebu Diduga Dicuri: Konflik Keluarga di Karang Sari Memanas

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah konflik keluarga memanas dan memicu kegaduhan warga Desa Karang Sari, Kecamatan Bantur. Permasalahan yang mencuat adalah dugaan penyalahgunaan hak atas tanah pekarangan milik almarhumah Ibuk Ati, yang diklaim secara sepihak oleh beberapa anggota keluarganya sendiri. Tak hanya penyerobotan lahan, terdapat pula dugaan pencurian hasil tanaman tebu dan kayu di atas tanah tersebut.

Menurut keterangan Pak Riaman, anak kandung dari almarhumah Ibuk Ati, kejadian bermula sejak 22 September 2021, ketika saudara dan saudari almarhumah – yakni Suin, Sunai, Budi, dan Mbok Sini – diduga mengambil alih paksa lahan milik ibunya dan di bulan September 2022 mereka memanen tebu serta menebang kayu di atasnya tanpa izin.

“Tanah itu bukan warisan. Ibuk saya beli sendiri dari hasil kerja kerasnya bertani, beternak sapi dan emas, sejak tahun 60-an. Tapi sejak September 2021, setelah kami panen tebu, tanah itu diserobot oleh mereka,” ujar Pak Riaman kepada Jatim Satu News.

Pak Riaman menambahkan, kayu yang berada di lahan tersebut bahkan sudah ditawar oleh pembeli dengan nilai mencapai Rp40 juta. Sementara hasil panen tebu diperkirakan menghasilkan Rp8 juta per tahun. Namun semua itu kini dikuasai oleh Suin dan saudara-saudaranya tanpa kejelasan hukum.

Tak hanya itu, investigasi Jatim Satu News menemukan fakta mencengangkan: lahan tersebut ternyata telah digadaikan oleh Suin kepada seseorang bernama Haji Said warga Desa Rejoyoso, Dusun Karang Lawas, Kecamatan Bantur, seharga Rp27 juta dengan bukti tertulis bermaterai.

“Suin menggadaikan ke saya karena butuh uang. Soal tanah itu warisan atau bukan, saya kurang tahu. Kalau nanti ada masalah, saya akan minta uang saya kembali ke Suin,” terang Haji Said kepada pewarta.

Permasalahan ini telah dilaporkan ke pihak berwajib sejak tahun 2022, namun hingga kini belum ada kejelasan hukum yang memuaskan pihak pelapor. Pak Riaman berharap hukum bisa ditegakkan seadil-adilnya sesuai wasiat almarhumah ibunya sebelum wafat pada Maret 2025.

“Ibuk saya sempat berwasiat: tanah itu hasil membeli, bukan warisan. Beliau minta kami mencari keadilan seadil-adilnya,” tegas Pak Riaman.

Terkait hal ini, menurut informasi dari Buku Leter C Nomor 695 Persil 04 dan Surat Pernyataan Tanah Tidak Sengketa yang dikeluarkan oleh pihak desa, tanah tersebut memang sah milik Ibuk Ati dan bukan merupakan warisan bersama ataupun obyek sengketa.

Kasus ini diduga melanggar Pasal 385 KUHP tentang Penyerobotan Tanah, yang dapat diancam pidana hingga 4 tahun penjara. Selain itu, juga dapat dijerat Pasal 362 KUHP tentang Pencurian, dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun.

Saat ini, kasus masih ditangani oleh LBH Sakur yang mewakili Pak Riaman. Menurut pihak LBH, mereka masih menunggu hasil verifikasi dari laporan yang telah masuk sejak dua tahun lalu.


Pewarta: M. Fiqih

Redaksi: Jatim Satu News



---

Tiga Pilar Kemajuan: Mahasiswa UM dan SDN Madyopuro 3 Gelar Pesta Budaya Penuh Semangat

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madyopuro 3 Kota Malang menjadi saksi dari serangkaian kegiatan yang penuh makna dalam rangka memperingati HUT ke-111 Kota Malang, Hari Kartini, dan Hari Pendidikan Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Malang yang berkolaborasi dengan sekolah. Dengan tema “Tiga Pilar Kemajuan: Belajar, Berkarya, dan Cinta Budaya dalam Negeri”, acara ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan, tetapi juga untuk meningkatkan semangat belajar, kreativitas, dan pengenalan budaya lokal di kalangan siswa pada kamis (07/05/2025).

Dimulai dari beberapa hari sebelum acara seluruh elemen sekolah sangat antusias untuk menyambut acara ini. Dimulai dari siswa, guru, hingga wali murid sangat bersemangat. Ada beberapa siswa yang kebingungan untuk memilih baju adat yang akan mereka kenakan untuk acara “Tiga Pilar”. Ada salah satu siswa yang merasa kebingungan untuk keperluan baju adat mereka, merekapun inisiatif untuk menyewa. 

Ih aku bingung nih, besok mau pakai baju apa ya?” Gumam salahsatu siswa. 

Pembukaan acara ini merupakan momen yang sangat dinanti. Diawali dengan pembukaan oleh MC kemudian sambutan oleh Ketua Pelaksana, Pradana Yogi Harliyatno, S.Pd, dan Kepala Sekolah Wihelmus Jehadung, S.Pd., M.Pd, suasana semakin meriah dengan penampilan lagu Indonesia Raya. Sebagai simbolis, penerbangan balon menandai dimulainya kegiatan Tiga Pilar Kemajuan. Antusiasme siswa, guru, dan wali siswa terlihat jelas semua siswa teriak dengan semangat saat penerbangan balon, menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan kebersamaan. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membangun karakter dan identitas budaya.

Salah satu agenda yang sangat dinanti adalah fashion show yang melibatkan seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Ketika MC bertanya apakah udah siap untuk fashion show hari ini? dengan serentak “sudah” MC menghampiri ke salah satu siswa kelas 1 ia berkata,

“Saya sangat tidak sabar mengikuti lomba fashion show dan kemarin malam saya gabisa tidur karna gasabar buat makeup”. Ucap siswa dengan energik.

Dengan beragam pakaian unik dan menarik, masing-masing siswa menunjukkan keberanian dan kreativitas mereka di panggung. Bahkan para guru dan wali siswa turut berpartisipasi, menampilkan pakaian adat, Yogi salah satu guru mengatakan, antusiasmenya siswa dalam kegiatan ini dan ia pun merasa harus lebih antusias.

“Anak-anak antusias untuk acara ini saya sebagai guru juga harus antusias menggunakan pakaian adat, saya menggunakan pakaian adat khas papua” ujar Yogi.

yang kaya akan nilai budaya. Melihat para siswa percaya diri di atas panggung adalah kebanggaan tersendiri dan menunjukkan bahwa mereka siap menjadi generasi penerus yang menghargai budaya bangsa.

Setelah fashion show, acara dilanjutkan dengan lomba menyanyi solo. Penampilan merdu dari siswa-siswa ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menunjukkan bakat terpendam mereka. Setiap suara yang bergema menambah kehangatan acara dan menggugah semangat semua yang hadir. Suasana semakin hidup dengan kehadiran para sponsor yang menyediakan makanan dan minuman, menjadikan kegiatan ini lebih meriah. Interaksi antara siswa, guru, dan orang tua di bazar menciptakan rasa kebersamaan yang tak ternilai.

Sebelum puncak acara, lomba mewarnai juga diadakan, di mana seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6 berpartisipasi. Sketsa pahlawan nasional dan pemandangan Kota Malang menjadi media untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Melihat hasil karya siswa yang penuh warna dan imajinasi adalah gambaran nyata dari potensi yang dimiliki anak-anak kita. Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap sejarah dan budaya bangsa.

Puncak dari kegiatan Tiga Pilar ini ditutup dengan pengumuman pemenang dari setiap cabang lomba. MC bertanya siapa yang mau jadi juara? sontak suara nyaring keluar dari para siswa “saya” Momen ini merupakan puncak kegembiraan, di mana siswa-siswa yang berprestasi mendapatkan pengakuan atas usaha dan kerja keras mereka. Salah satu pemenang dari cabang lomba mewarnai yang bernama Aleya memberikan pesan dan kesan selama kegiatan berlangsung.

Kegiatan ini sangat seru sekali ada 3 cabang perlombaan dan juga ada bazar, semoga acara ini terus ada disetiap peringatan”. Ungkapnya.

Selain itu, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk sponsor, menunjukkan rasa syukur dan penghargaan atas dukungan yang diberikan. Sponsor seperti Pie Susu Dava, Bank BRI, dan lainnya telah memainkan peran penting dalam kesuksesan acara ini.

Kegiatan Tiga Pilar bukan hanya sekadar lomba dan pertunjukan, tetapi lebih dari itu, ini adalah sebuah momentum untuk memperkuat karakter dan identitas budaya siswa. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya termotivasi untuk belajar, tetapi juga untuk berkarya dan mencintai budaya lokal. Budaya adalah akar dari sebuah bangsa, dan melalui kegiatan ini, mahasiswa asistensi mengajar berupaya menanamkan nilai-nilai tersebut dalam diri siswa.

Secara keseluruhan, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sukses. Melalui kerja keras dan kolaborasi antara mahasiswa, guru, dan siswa, acara ini berhasil menciptakan pengalaman yang berharga. Harapan kami adalah kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan, sehingga dapat menjadi pemicu semangat belajar dan berkarya bagi semua yang terlibat. Pendidikan adalah perjalanan yang tidak hanya mengandalkan buku, tetapi juga pengalaman yang membentuk karakter dan identitas.

Yogyakarta, 27 Mei 2006: Ketika Bumi Berguncang, Solidaritas Merekat dalam Duka dan Harapan

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Dua puluh tahun yang lalu, fajar di Yogyakarta menyingsing dengan indah, namun tak ada yang menyangka bahwa dalam hitungan jam, kedamaian itu akan direnggut oleh sebuah guncangan dahsyat. Pada pukul 05.53 WIB, Sabtu, 27 Mei 2006, bumi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan bergetar hebat. Gempa berkekuatan magnitudo 5,9 (versi USGS, sementara BMKG merilis M 6,3) itu memang tidak termasuk kategori "gempa raksasa," namun dangkalnya pusat gempa (sekitar 12 km) dan karakteristik sesar yang aktif menyebabkan kerusakan yang luar biasa.

Duka Mendalam: Korban Jiwa dan Kerugian yang Tak Terhingga

Dua puluh tahun berlalu, kenangan akan pagi kelabu itu masih membekas dalam ingatan kolektif masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Gempa dahsyat ini menjadi salah satu bencana alam paling mematikan dan merugikan di Indonesia. Data menunjukkan bahwa lebih dari 5.000 orang meninggal dunia, dengan beberapa sumber menyebutkan angka spesifik hingga 6.234 jiwa. Selain itu, puluhan ribu orang mengalami luka-luka, dengan perkiraan sekitar 192.534 hingga 20.000 orang, bahkan ada yang menyebutkan 38.568–137.883 luka-luka. Dampak paling memilukan adalah sekitar 600.000 hingga 800.000 orang kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi.

Secara materiil, gempa ini meninggalkan kerugian yang sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 29,1 triliun. Angka fantastis ini menjadikan Gempa Yogyakarta 2006 sebagai salah satu bencana alam paling merugikan dalam sejarah Indonesia, setelah Tsunami Aceh 2004. Lebih dari 240.000 hingga 390.077 rumah roboh atau rusak parah. Di Bantul, sebagai daerah paling parah terdampak, dilaporkan 71.763 rumah rusak total, 71.372 rusak berat, dan 66.359 rumah rusak ringan. Banyak gedung perkantoran, sarana dan prasarana sosial ekonomi, serta fasilitas publik seperti bandara, pasar, dan rumah sakit juga mengalami kerusakan parah. Bahkan beberapa situs kuno dan lokasi wisata seperti Candi Prambanan dan Makam Raja-Raja Imogiri turut rusak.

Pemandangan pilu rumah-rumah rata dengan tanah, tangisan histeris, dan kepanikan yang melanda, menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya kekuatan alam.


Bangkit dari Reruntuhan: Kisah Solidaritas dan Kegigihan

Namun, di balik duka yang mendalam, tragedi 27 Mei 2006 juga mengukir kisah-kisah heroik dan inspiratif tentang kemanusiaan. Saat bantuan pemerintah belum sepenuhnya terorganisir, masyarakatlah yang pertama kali bergerak. Dengan tangan kosong, tanpa menunggu instruksi, mereka bahu-membahu menolong tetangga, menyelamatkan korban dari reruntuhan, dan berbagi apa pun yang mereka miliki. Solidaritas mengalir deras dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia. Relawan berdatangan, bantuan logistik menumpuk, dan posko-posko darurat berdiri di mana-mana.

Gempa Yogya 2006 adalah pelajaran berharga tentang kerentanan kita di hadapan alam, namun juga tentang kekuatan luar biasa dari jiwa gotong royong dan kepedulian. Bangunan-bangunan boleh runtuh, tetapi semangat untuk bangkit dan membangun kembali tak pernah padam. Yogyakarta dan daerah terdampak lainnya perlahan tapi pasti, mulai menata kembali puing-puing, membangun rumah-rumah baru, dan memulihkan kehidupan.

Transformasi pasca-gempa bukan hanya soal fisik. Ada pelajaran berharga yang dipetik dalam mitigasi bencana. Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya bangunan tahan gempa, jalur evakuasi, dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana di masa depan. Pendidikan kebencanaan mulai digalakkan, dan regulasi pembangunan diperketat.


Mengenang dan Belajar: Monumen Abadi Solidaritas

Hari ini, 27 Mei 2024, dua puluh tahun setelah tragedi itu, Yogyakarta telah kembali bangkit dengan segala pesonanya. Namun, kita tidak boleh melupakan apa yang terjadi. Gempa 2006 adalah pengingat bahwa kita hidup di atas lempeng tektonik yang aktif, dan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci. Lebih dari itu, gempa ini adalah monumen abadi bagi semangat kemanusiaan, solidaritas, dan kegigihan masyarakat Yogyakarta yang mampu mengubah duka menjadi kekuatan untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Mari kita kenang para korban, belajar dari masa lalu, dan terus memperkuat tali persaudaraan untuk menghadapi segala tantangan yang mungkin datang. Karena seperti yang ditunjukkan pada 27 Mei 2006, ketika bumi berguncang, solidaritaslah yang merekat kita semua.

Transformasi Pembelajaran Inovatif Melalui Teknologi Holografi dalam Pendidikan Tinggi

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Dalam era yang serba terkoneksi, mata kuliah manajemen inovasi membutuhkan ruang yang fleksibel dan interaktif untuk mendukung ide kreatif mahasiswa tanpa batas. Teknologi memungkinkan mahasiswa dari berbagai penjuru dan berkolaborasi dalam waktu nyata, melampaui batas jarak dan geografis.

Media ini memberi kesempatan mahasiswa untuk bereksperimen dengan alat digital dan teknik baru, memperkaya proses pembelajaran mereka. Dengan cara ini, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kreatif dan berpikir kritis, sekaligus beradaptasi dengan perubahan dunia pendidikan yang dinamis dan semakin digital. Hal inilah yang mendorong salah satu dosen Universitas Negeri Malang (UM) Dr. Rochmawati, M.Pd untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis holografi untuk mata kuliah Manajemen Inovasi (Manov).

Proyek yang dikembangkan sejak Maret hingga Agustus nanti, hari ini Selasa (27/05/2025) dilakukan uji terbatas di kelas Manov. Media ini mengedepankan konsep pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi holografi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan manajemen inovasi di ranah internasional.

“Dengan menggunakan teknologi ini, kami berharap dapat memfasilitasi proses belajar mengajar yang fleksibel. Pendekatan Seamless Innovation Learning mendorong semua mahasiswa dapat berkolaborasi secara aktif dimanapun dan kapanpun tanpa batasan ruang dan waktu. Hal ini sejalan dengan misi internasionalisasi yang digagas oleh UM,” ungkap Dr. Rara.

Implementasi teknologi Teacher Holografi Conference (THC) diharapkan mampu menghadirkan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan interaktif. Teknologi ini memungkinkan dosen dan mahasiswa dapat terhubung secara real time meskipun berada di lokasi yang berbeda. Oleh karena itu produk unggulan inovasi pembelajaran ini dapat memudahkan penyebaran materi manajemen inovasi kepada lebih banyak mahasiswa.

Selain itu, landasan dari pengembangan proyek ini adalah untuk mewujudkan poin ke-4 dari Sustainable Development Goals (SDGs) terkait pendidikan berkualitas. Proses pembelajaran berbasis holografi memberikan akses yang lebih luas kepada pendidikan berkualitas secara inklusif. 

Kolaborasi antara teknologi dalam pembelajaran manajemen inovasi ini diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang kaya akan kreativitas dan inovasi.

“Kami berharap proyek ini dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam revolusi pendidikan, khususnya dalam bidang manajemen inovasi. Dengan teknologi holografi, materi manajemen inovasi tidak hanya diajarkan tetapi juga dihidupkan kembali melalui metode yang interaktif dan menyeluruh,” ucapnya.

Melalui implementasi infrastruktur ini, proyek THC memberikan kontribusi besar bagi pengembangan media pembelajaran yang inklusif dan inovatif. Dimana dampaknya diharapkan tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa dan dosen di Indonesia, tetapi juga oleh komunitas pendidikan global yang terus berkembang.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan

PANCASUMAN: Menyusuri Jejak Cak Nun, Merawat Rasa, Menyalakan Cinta

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Di bawah langit malam yang teduh dan semilir angin yang menyapa lembut, pelataran Mesem Cafe disulap menjadi ruang perjumpaan batin yang hangat dan penuh makna. Malam itu, dalam suasana yang khas dan khidmat, digelar sebuah acara bertajuk “Pancasuman”. Sebuah perayaan yang sarat akan makna dan kebijaksanaan dalam nuansa Maiyah, untuk memperingati hurmat hari lahir Cak Nun ke-72 tahun pada Selasa, (27/5/25)

Pancasuman hadir bukan hanya menjadi ruang perjamuan makna, tapi sebagai ruang berkumpul untuk mengenang, merenung, dan menyelami kembali jejak-jejak pemikiran dan kasih sayang dari Emha Ainun Nadjib, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Cak Nun. Sosok yang kerap kita kenal sebagai budayawan, penyair, pembela kemanusiaan, dan guru spiritual bagi banyak generasi. Acara ini menghadirkan perpaduan antara kontemplasi, seni, dan spiritualitas, yang menandai betapa besarnya pengaruh Cak Nun bagi generasi lintas usia.

Pancasuman terasa begitu dekat di hati karena dihangatkan oleh kehadiran para sesepuh dan narasumber seperti Ki Ardhi Purbo Antoro (Lesbumi PBNU) yang menanam biji-biji kearifan budaya, Gus Agus dan Gus Nanang yang menyulam wejangan dalam kesederhanaan, Mbah Eko yang menuturkan hidup dengan teduh, serta Gus Irul (Presiden Republik Gubuk) yang bersuara jujur dari tanah rakyat.

Dengan gaya yang egaliter, humoris, dan menyentuh kesadaran, Gus Irul menyampaikan bahwa Cak Nun bukan tokoh menara gading, bukan sosok yang menggurui dari atas, melainkan rakyat biasa yang mengajak berpikir bersama. Ia menegaskan bahwa Cak Nun adalah sahabat perjalanan hadir untuk mendengarkan bahkan saat kita belum tahu harus bicara apa.

Dalam suasana penuh rasa itu, Gus Irul juga mengangkat filosofi hidup Cak Nun: Menek Blimbing, sebuah ajakan untuk tetap bersyukur dan ikhlas dalam menjalani hidup, bahkan ketika harus terjatuh. Sebab hidup bukan sekadar tentang menang dan kalah, tetapi tentang memahami makna jatuh dan bangkit dengan cinta.

Malam itu, para hadirin tak hanya sekadar duduk sebagai penonton. Mereka larut dalam irama hati yang disampaikan melalui berbagai bentuk ekspresi: dari pembacaan puisi oleh Nayla dan Vidi yang lembut menyentuh, hingga lantunan shalawat bareng dari Jagat Tresno Sholawat yang menggema dan menghangatkan ruang, menghadirkan spiritualitas yang teduh namun menggetarkan.

Ditengah hangatnya suasana, Nayla salah satu pembaca puisi menyuarakan kesan yang begitu mendalam membacakan sajaknya.

"Aku tidak hanya datang, tapi aku pulang." Itulah ungkapan yang menggambarkan perasaannya. 

Nayla hadir bukan sekadar menjadi penggembira acara, tetapi benar-benar merasakan suasana yang meneduhkan dan membumi.

Melalui lantunan shalawat, bait-bait puisi, dan petuah dari narasumber, ia merasa hatinya disentuh. Terlebih saat Gus Irul menyebut Cak Nun sebagai “sahabat perjalanan”, ia merasa seolah sedang menempuh perjalanan pulang, kembali ke dirinya sendiri. Pancasuman bukan hanya forum, tapi ruang untuk menemukan makna dan ketenangan. Dan malam itu, Nayla tidak pulang sendirian, ia pulang bersama harapan dan rasa yang utuh.

Pancasuman adalah bagian dari gerakan Brang Wetan yang menjadi ruang perjumpaan nilai-nilai Maiyah: welas asih, cinta, kebijaksanaan, dan penghargaan atas keberagaman. Acara ini bukan hanya milik satu kelompok, tapi rumah besar yang diisi dan dihidupkan oleh banyak pihak.

Keterlibatan aktif dalam acara ini dihadiri oleh: Pancasuman Brang Wetan, Lampah Klakah, IPNU dan IPPNU PAC Poncokusumo, Lembaga Adat Desa Tumpang dan Poncosukumo, Jagat Tresno Sholawat, Lesbumi NU Tumpang & Poncokusumo, Munajat Jalanan, Oi Malang Raya, Republik Gubuk, Mesem Cafe dan ISNU PAC Poncokusumo.

Kehadiran mereka menunjukkan bahwa Maiyah adalah rumah bersama, tempat semua merasa diterima, dipahami, dan dicintai. Tak heran jika forum ini disebut sebagai “rumah batin jutaan orang” bukan karena kemegahannya, tapi karena kesederhanaan dan kehangatannya.

Melalui forum ini, hadirin diajak bukan hanya untuk mengenang sosok Cak Nun, tetapi untuk menghadirkan semangat Maiyah dalam diri: menjadi rumah yang nyaman bagi sesama, tempat bernaung bagi siapa pun yang lelah, gundah, atau sekadar ingin dipahami. Karena pada akhirnya, warisan terbesar dari Cak Nun bukan sekadar kata-kata indah atau ceramah penuh hikmah, tetapi teladan dalam mencintai manusia dan kehidupan dengan sederhana: hadir, mendengarkan, dan saling menghidupkan.

"Pancasuman bukan sekedar acara biasa. Ia adalah pelita yang dinyalakan bersama untuk merawat nalar, menyalakan cinta, dan menjaga bara semangat Maiyah agar terus menyala, dari generasi ke generasi". Ungkap Nayla.


Penulis: Nailur Rohmah

Lawan Perundungan Sejak Dini: Mahasiswa Asistensi Mengajar UM Edukasi Siswa SDN Bareng 3 Malang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang (PGSD UM), yang tergabung dalam program Asistensi Mengajar (AM) menginisiasi dan menyelenggarakan kegiatan bertajuk Sosialisasi Anti Bullying di SDN Bareng 3, Kota Malang. Kegiatan ini merupakan bentuk konkret komitmen kami sebagai calon pendidik untuk turut serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk perundungan pada Selasa, (25/5/2025).

​Bullying atau perundungan merupakan isu yang tak bisa dipandang sebelah mata dalam dunia pendidikan. Meskipun kerap dianggap sebagai hal biasa dalam interaksi antar siswa, kenyataannya bullying meninggalkan dampak psikologis yang serius bagi korban, bahkan bisa menghambat proses belajar dan perkembangan karakter anak. Menyadari hal tersebut, kami terpanggil untuk menghadirkan kegiatan edukatif yang bertujuan menumbuhkan kesadaran, empati, dan keberanian untuk mengatakan “tidak” terhadap bullying, sejak usia dini.

Konsep dan Tujuan Kegiatan

​Kegiatan Sosialisasi Anti Bullying ditujukan untuk seluruh siswa kelas 1 hingga kelas 5. Dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan kognitif anak, kegiatan dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama (08.50–09.20) diperuntukkan bagi kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3), sementara sesi kedua (09.30–10.00) diikuti oleh siswa kelas tinggi (kelas 4 dan 5). Setiap sesi dirancang berdurasi 30 menit dan dikemas secara komunikatif, interaktif, dan menyenangkan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta didik.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah:

• Menanamkan pemahaman tentang definisi dan jenis-jenis bullying (verbal, fisik, dan cyber).

• Menjelaskan dampak buruk bullying bagi korban, pelaku, maupun lingkungan sekitar.

• Mendorong siswa untuk membangun budaya saling menghormati, menolong, dan peduli satu sama lain.

• Menumbuhkan keberanian untuk melawan bullying dan melapor kepada guru atau orang dewasa yang dipercaya.

Pelaksanaan Kegiatan

​Kegiatan dibuka oleh tim mahasiswa yang berperan sebagai pembawa acara sekaligus fasilitator. Kami memulai dengan menjelaskan tujuan kegiatan secara sederhana dan membangun kedekatan emosional dengan siswa. Dilanjutkan dengan pemaparan materi melalui presentasi yang visual dan video edukatif yang menggambarkan situasi nyata bullying dan cara menghadapinya.

​Suasana semakin hidup ketika kami mengadakan ice breaking untuk mencairkan suasana. Siswa tertawa, bergerak, dan saling berinteraksi dalam permainan ringan yang mengandung pesan moral. Setelah itu, kami membuka sesi diskusi sederhana, di mana siswa diberikan ruang untuk bertanya, bercerita, dan mengungkapkan pendapat mereka terkait pengalaman atau pemahaman mereka tentang bullying. Respon yang kami terima sungguh luar biasa—beberapa siswa bahkan berani menceritakan kejadian yang mereka alami atau lihat sendiri, sesuatu yang membuktikan bahwa forum ini menjadi wadah aman bagi mereka.

Komitmen Bersama: Sekolah Bebas Bullying

​Salah satu puncak dari kegiatan ini adalah penandatanganan Deklarasi Sekolah Bebas Bullying. Kami mengajak seluruh siswa untuk menandatangani poster besar sebagai simbol komitmen bersama untuk tidak melakukan bullying dan siap menegur atau membantu teman yang menjadi korban. Momen ini terasa sangat sakral dan emosional. Terlihat jelas di wajah anak-anak semangat dan rasa bangga mereka menjadi bagian dari gerakan positif ini.

​Deklarasi ini tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga bentuk internalisasi nilai-nilai karakter dalam diri anak: tanggung jawab, keberanian, dan kepedulian sosial. Kami juga menyerahkan dokumen deklarasi kepada pihak sekolah sebagai bentuk dukungan terhadap program penguatan profil pelajar Pancasila.

Sebagai mahasiswa Asistensi Mengajar, kami mendapatkan banyak pelajaran dari proses ini—bukan hanya tentang bagaimana mengelola kegiatan, tetapi juga bagaimana menghadapi dinamika siswa dan menanamkan nilai-nilai kehidupan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna. Kami merasa bangga bisa mengambil bagian dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan inklusif.

​Kami menyadari bahwa upaya mencegah bullying tidak cukup hanya dengan satu kali kegiatan. Namun, kami percaya bahwa langkah kecil ini akan menjadi awal yang baik untuk perubahan yang lebih besar. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi program rutin yang didukung oleh sekolah dan terus dikembangkan dengan pendekatan yang berkelanjutan.

​Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala SDN Bareng 3, guru-guru, serta seluruh siswa yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Semoga apa yang telah kami lakukan menjadi amal kebaikan dan inspirasi bagi sesama untuk terus menjaga sekolah sebagai tempat yang aman dan penuh kasih.

Oleh : Rera Aulia Refitra

Diduga Aksi Pencurian Kopi di Lahan Milik Warga Ngantang Malang, Tertangkap Basah

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Aksi pencurian kopi  dilahan milik Yatmadi, warga dusun Pakan Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang tertangkap basah oleh anak pemilik lahan, pada Sabtu (31/5/25) siang. 

Sesuai pengakuan 2 orang pelaku yang terdapat dalam video tersebut, telah melakukan aksi yang kedua kalinya. Mereka mengaku juga mendapatkan perintah untuk melakukan aksinya tersebut. 

Samsudin, anak dari pemilik lahan merasa geram akan kejadian tersebut. Dia menduga kejadian ini buntut dari sengketa izin pengolahan lahan pertanian yang telah jatuh kepada Yatmadi, ayahnya. Ia berharap agar masalah ini selesai. 

"Saya ingin masalah ini selesai, agar keluarga saya tidak terus diganggu dan oknum ini jera" ungkapnya.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...