Langsung ke konten utama

Lawan Perundungan Sejak Dini: Mahasiswa Asistensi Mengajar UM Edukasi Siswa SDN Bareng 3 Malang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang (PGSD UM), yang tergabung dalam program Asistensi Mengajar (AM) menginisiasi dan menyelenggarakan kegiatan bertajuk Sosialisasi Anti Bullying di SDN Bareng 3, Kota Malang. Kegiatan ini merupakan bentuk konkret komitmen kami sebagai calon pendidik untuk turut serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk perundungan pada Selasa, (25/5/2025).

​Bullying atau perundungan merupakan isu yang tak bisa dipandang sebelah mata dalam dunia pendidikan. Meskipun kerap dianggap sebagai hal biasa dalam interaksi antar siswa, kenyataannya bullying meninggalkan dampak psikologis yang serius bagi korban, bahkan bisa menghambat proses belajar dan perkembangan karakter anak. Menyadari hal tersebut, kami terpanggil untuk menghadirkan kegiatan edukatif yang bertujuan menumbuhkan kesadaran, empati, dan keberanian untuk mengatakan “tidak” terhadap bullying, sejak usia dini.

Konsep dan Tujuan Kegiatan

​Kegiatan Sosialisasi Anti Bullying ditujukan untuk seluruh siswa kelas 1 hingga kelas 5. Dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan kognitif anak, kegiatan dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama (08.50–09.20) diperuntukkan bagi kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3), sementara sesi kedua (09.30–10.00) diikuti oleh siswa kelas tinggi (kelas 4 dan 5). Setiap sesi dirancang berdurasi 30 menit dan dikemas secara komunikatif, interaktif, dan menyenangkan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta didik.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah:

• Menanamkan pemahaman tentang definisi dan jenis-jenis bullying (verbal, fisik, dan cyber).

• Menjelaskan dampak buruk bullying bagi korban, pelaku, maupun lingkungan sekitar.

• Mendorong siswa untuk membangun budaya saling menghormati, menolong, dan peduli satu sama lain.

• Menumbuhkan keberanian untuk melawan bullying dan melapor kepada guru atau orang dewasa yang dipercaya.

Pelaksanaan Kegiatan

​Kegiatan dibuka oleh tim mahasiswa yang berperan sebagai pembawa acara sekaligus fasilitator. Kami memulai dengan menjelaskan tujuan kegiatan secara sederhana dan membangun kedekatan emosional dengan siswa. Dilanjutkan dengan pemaparan materi melalui presentasi yang visual dan video edukatif yang menggambarkan situasi nyata bullying dan cara menghadapinya.

​Suasana semakin hidup ketika kami mengadakan ice breaking untuk mencairkan suasana. Siswa tertawa, bergerak, dan saling berinteraksi dalam permainan ringan yang mengandung pesan moral. Setelah itu, kami membuka sesi diskusi sederhana, di mana siswa diberikan ruang untuk bertanya, bercerita, dan mengungkapkan pendapat mereka terkait pengalaman atau pemahaman mereka tentang bullying. Respon yang kami terima sungguh luar biasa—beberapa siswa bahkan berani menceritakan kejadian yang mereka alami atau lihat sendiri, sesuatu yang membuktikan bahwa forum ini menjadi wadah aman bagi mereka.

Komitmen Bersama: Sekolah Bebas Bullying

​Salah satu puncak dari kegiatan ini adalah penandatanganan Deklarasi Sekolah Bebas Bullying. Kami mengajak seluruh siswa untuk menandatangani poster besar sebagai simbol komitmen bersama untuk tidak melakukan bullying dan siap menegur atau membantu teman yang menjadi korban. Momen ini terasa sangat sakral dan emosional. Terlihat jelas di wajah anak-anak semangat dan rasa bangga mereka menjadi bagian dari gerakan positif ini.

​Deklarasi ini tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga bentuk internalisasi nilai-nilai karakter dalam diri anak: tanggung jawab, keberanian, dan kepedulian sosial. Kami juga menyerahkan dokumen deklarasi kepada pihak sekolah sebagai bentuk dukungan terhadap program penguatan profil pelajar Pancasila.

Sebagai mahasiswa Asistensi Mengajar, kami mendapatkan banyak pelajaran dari proses ini—bukan hanya tentang bagaimana mengelola kegiatan, tetapi juga bagaimana menghadapi dinamika siswa dan menanamkan nilai-nilai kehidupan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna. Kami merasa bangga bisa mengambil bagian dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan inklusif.

​Kami menyadari bahwa upaya mencegah bullying tidak cukup hanya dengan satu kali kegiatan. Namun, kami percaya bahwa langkah kecil ini akan menjadi awal yang baik untuk perubahan yang lebih besar. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi program rutin yang didukung oleh sekolah dan terus dikembangkan dengan pendekatan yang berkelanjutan.

​Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala SDN Bareng 3, guru-guru, serta seluruh siswa yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Semoga apa yang telah kami lakukan menjadi amal kebaikan dan inspirasi bagi sesama untuk terus menjaga sekolah sebagai tempat yang aman dan penuh kasih.

Oleh : Rera Aulia Refitra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Ciptakan Inovasi Pembelajaran Kimia Berupa KIT KOVALEN Berbasis Game Education

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Materi ikatan kimia merupakan materi yang tergolong sulit untuk siswa kimia SMA, salah satunya dalam penggambaran struktur Lewis. Hal ini terjadi karena struktur Lewis merupakan model ikatan kimia yang selain mememrlukan keterampilan berpikir dan logika, dibutuhkan juga imajinasi penggambaran ikatan di dalam molekul-molekulnya. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami ikatan kimia, khususnya ikatan kovalen.  Kelima mahasiswa dapartemen kimia Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah media pembelajaran ikatan kovalen untuk meningkatkan konsep pemahaman siswa SMA berbasis game education yang disebut Kit Kovalen merupakan inovasi media pembelajaran dari bahan dasar catur yang dimanfaatkan kembali didesain semenarik mungkin  seperti puzzle yang nantinya siswa akan memperaktikan sendiri dengan pilihan kartu yang diambilnya. Sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan bermakna. Mereka adalah Ulfa Rahmawati, Fatimah A...

Mahasiswa PLS UM Ikut Andil Berikan Metode Pembelajaran Huruf Hijaiyah dengan Media Gambar dan Warna pada Peserta Didik TPQ Ainul Yaqin Pakisaji

    MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Sekumpulan mahasiswa PLS UM mengadakan suatu program yang berkaitan dengan simulasi pembelajaran pada hari Rabu, 15 November 2023 yang melibatkan peserta didik jilid dua TPQ Ainul Yaqin yang berada di Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Program pembelajaran yang dilaksanakan berupa pengenalan huruf hijaiyah menggunakan media gambar dan warna dengan tujuan untuk membantu menstimulasi kemampuan motorik peserta didik. Materi yang disampaikan kepada peserta didik TPQ Ainul Yaqin menggunakan metode At-Tartil, yang mana anggota kelompok Mahasiswa PLS UM berperan sebagai pemateri. Penggunaan media dan sarana pembelajaran menggunakan alat yang sederhana, yaitu papan tulis, meja, karpet, alat peraga berupa kertas dengan huruf hijaiyah, Al-Qur’an, spidol, penghapus, kertas print dengan huruf hijaiyah, dan pensil warna. Selama proses pembelajaran dilakukan selama 60 menit. Awal pembelajaran diawali dengan salam, pembuka, dan perkena...