Kamis, 31 Maret 2022

Dosen UM Kawal Bencana Banjir Batu Hingga Perda No. 7 Tahun 2011 Melalui BEM UM

Pemaparan Materi Oleh Ibu Heni Masruroh, S.Pd, M.Sc

Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Universitas Negeri Malang Mengadakan Kegiatan Diskusi Umum Lingkar Studi Lingkungan dengan tema “Penyelarasan Kebijakan dan Realitas Rancangan Tata Ruang Wilayah di Kota Batu” Oleh Kementerian Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang 2022 Oleh Dirjen Lingkungan Hidup periode 2022. “Kegiatan ini merupakan program kerja dari BEM UM Periode 2022” Tutur Rendi Siswandi selaku Ketua Pelaksana.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil peran mahasiswa sebagai akdemisi untuk memecahkan problem yang telah terjadi. Pada 4 November 2021 lalu terjadi bencana banjir bandang kota batu yang menelan kerugian sebanyak 124 Keluarga, 6 Penyintas Selamat, 7 korban meninggal dunia, 75 Rumah Rusak/ Hilang, 57 Kendaraan Rusak/ Hilang, 128 Hewan Ternak, Hingga 8 Lahan terdampak ter-update 14 November 2021. Setidaknya, bencana ini cukup serius mengenai dampaknya. 

Delegasi Badan Koordinasi Relawan (BKR) UM Ikut Berdiskusi

Kegiatan yang dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB pada Kamis, 31 Maret 2022 di Gedung Aula Ava  Gedung D14 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang ini berjalan dengan lancar, kegiatan dimulai sesi diskusi dan dilanjutkan dengan pertanyaan. Sebagai pemateri Heni Masruroh, S.Pd, M.Sc  Dosen Geografi Universitas Negeri Malang, Pradipta Indra Ariono WALHI JATIM, Talbyahya Herdy Putra Malang Corruption Watch, pada kesempatan tadi Ibu Heni menyampaikan mengenai Kondisi Geografi. Alumni S2 Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada ini juga sedang melakukan riset yang berjudul "Optimalisasi Mitigasi Bencana Bagi Masyarakat Menuju Desa Tangguh Bencana Di Desa Taji Kecamatan Jabung Kabupaten Malang" hal ini sangat relevan menghadirkan beliau sebagai pemantik sekaligus pembicara dalam diskusi ini. Mas Indra berbicara mengenai regulasi pemerintah dan politik, begitu pula dengan pemateri ketiga. Terbukti dari ketiga pemateri yang sangat konsen pada bidangnya dan sejalan dengan program yang dilaksanakan.

Para Pemateri

Kegiatan ini digadang dan dipelopori oleh muculnya fenomena akan direvisinya Perda No. 7 Tahun 2011 Kota Batu mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu, yang dinilai akan merusak lingkungan. Namun sayang diskusi yang diadakan tadi seperti kurang merujuk pada tujuan dalam penyelesaian masalah yang ada, terlepas dari pemateri yang dihadirkan. Pemateri yang dihadirkan sangatlah bagus, namun mungkin panitia kurang maksimal dalam mengonsep, TOR atau kurikulum materi yang dirancang atau arah diskusi yang kurang spesifik.

Suasana Diskusi

Harusnya, jika diskusi difokuskan untuk menyelesaikan masalah, dalam hal ini agar tidak ada revisi mengenai perda, seharusnya dari awal acara dibuka dengan menghadirkan fakta yang ada, kemudian disusul solusi paling tepat, lalu barulah dimunculkan mengenai kehadiran rencana revisi perda tersebut yang dirasa bertolak belakang dari solusi yang paling tepat atau malah merugian. Baru dari sini setiap stakeholder yang diundang bisa memberikan pandangan umum, masukan atau solusi bahkan diskusi hangat, dari sini mungkin diskusi akan mengalir, dan tidak seperti tadi yang hanya diisi pemaparan. Kita sendiri sebagai mahasiswa tentunya paling ‘banter’ dan trend-nya hanya ‘diskusi’, maka itu harus kita ubah. Terobosan atau kegiatan seperti tadi harusnya memiliki keberlanjutan yang jelas, misalkan hasil diskusi tadi benar-benar direkap dan dikawal oleh pihak yang memiliki wewenang, atau bahkan saat diskusi bisa menghadirkan pejabat terkait untuk bisa memfasilitasi dan memberikan tindak lanjut, agar tidak berhenti sampai diskusi.

Atau, dengan yang lebih elegan, BEM membuat artikel ilmiah yang bisa dipublikasian melalui seminar nasional yang diadakan oleh pemerintah/ pemerhati masalah yang ada, misalkan BRIN, DLH, atau pihak yang lainnya, dari sini kegiatan serupa akan menghasilkan output yang real dan nyata.

Itulah saran yang bisa saya berikan, mohon maaf, saya menyadari ada pepatah mengatakan “mengevaluasi itu lebih mudah” namun dengan seperti ini, kita semua bisa melakukan perbaikan dan bisa meningkatkan kualitas diri bahkan dapat memberikan nama baik almamater kita, dan tak hanya itu saya siap mengambil peran sebagai konsekuensi saya atas masukan yang telah saya usulkan, tinggal nanti didiskusikan lebih lanjut. Karena sebagai salah satu pengurus Badan Koordinasi Relawan UM kami merasa harus ada tindakan yang nyata disetiap isu yang sedang beredar, isu bukan hanya untuk mengangkat eksistensi suatu organisasi saja, melainkan untuk diselesaikan dan saling mengambil peran. Mahasiswa harus bisa dan pandai untuk menganalisis terkait mengambil peran dan menjalin kemitraan stakeholder yang tepat dan benar untuk setiap penyelesaian masalah.

Partisipan Kegiatan


Terimakasih kawan-kawan mahasiswa

Terimakasih kawan-kawan UM

Salam Tangguh

Salam Lestari

Mohon Maaf



Kegiatan Dihadiri Oleh:

 

1. Ketua Badan Koordinasi Relawan (BKR)

2. Ketua UKM Bhumi

3. Ketua UKM Gempita 

4. Ketua UKM Gerakan Pramuka

5. Ketua UKM GERMAN

6. Ketua UKM Jonggring Salaka

7. Ketua UKM KSR PMI

Menuju Ramadhan : 4 | Allah Maha Suci

Sejuk


Banyak sudah teori yang menjelaskan allah swt itu adalah maha suci, namun sekarang bukan untuk membahas teori yang sudah kuat atau bahkan sudah teruji karena dicetuskan oleh ulama’ masyhur. Catatan ini lebih berfungsi sebagai sarana menyimpan memori atau bukti bahwa diri ini pernah berfikir, meskipun diri ini kadang berifikir tanpa batas selayaknya berfikir, atau melebihi kerangka dalam berfikir. 


Berbicara mengenai ‘maha’ suci, pada dasarnya tidak perlu pembuktian, karena adanya sifat suci atau kata suci itu sendiri berasal dari sang pemberi kesucian itu sendiri, yaitu ‘maha’ suci. Kesucian itu bukan hanya terbebas dari najis namun dalam semua urusan kontens kehidupan, bahkan ini dipredisikan kata ‘suci’ yang sebenarnya boleh jadi bukan hanya makna sempit yang selama ini kita definisikan sendiri, boleh jadi suci dalam konteks aslinya lebih mengagumkan dan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia, yang terpenting kita sebagai manusia selalu ingat koidah kalimat “subhanallah wal hamdulilillah”.


Masih berputar pada filosofi jari, sebelumnya kita telah membahas mengenai semua jari yang ada pada telapak tangan, namun lagi-lagi semua itu bisa menjadi berkembang. Terdapat banyak rahasia-rahasia yang bisa diterjemahkan menjadi filosofi yang mengandung ‘pitutur luhur’ atau nasehat-nasihat kebaikan. Untuk itu kita awali lagi pembuktian ini dengan analogi yang sederhana agar akal bisa kita bisa menjangkaunya, namun tidak keluar dari konteks, sehingga tujuan dalam menggali filosofi itu tercapai yaitu semata-mata hanya untuk meningkatkan kualitas diri kita kepada tuhan atau Allah swt.


Pada kesempatan ini, bisa memulai dengan menganalogikan jari jempol. Jari jempol merupakan tokoh utama dalam memfungsikan semua jari, tanpa jari jempol atau bahkan kelebihan jari jempol maka fungsi telapak tanganpun tidak bisa berfungsi dengan sempurna. Bagi anda yang diberika kelebihan atau tidak memiliki jari jempol itu merupakan kuasa takdir Allah yang sangat indah, namun dengan takdir itu, bersama itu pasti Allah swt juga menghadirkan kelebihan untuk beradaptasi dengan keadaan sehingga fungsi dari telapak tangan bisa sempurna seperti tetap memiliki jari jempol yang utuh, kelebihan itu bisa melalui adaptasi (sensorik) yang langsung bisa menggantikan fungsi dari jari jempol itu, atau bahkan kelebihan yang lain untuk dapat menutupi kekurangan tersebut, seperti kecerdasan, kekuatan fisik atau yang lainnya.


Fakta yang unik dari jari jempol itu ketika kita membersihkan hidung, maka lazim jari jempol itu tidak bisa digunakan dengan baik, padahal keempat jari lainnya bisa. Hal ini menandakan sifat analogi yang pada jari jempol tidak bisa digunakan untuk hal yang kotor, hal ini bisa disimpulkan Allah swt suci secara harfiah dan fungsinya, walaupun ini pemikiran yang dangkal namun setidaknya analogi singkat ini bisa diterima di semua kalangan.


Kedua, ketika kita melakukan istinja’ jar jempol tidak ikut andil dalam kegiatan itu, maknanya juga sama dengan fakta yang berada diatas. Namun, ada koidah lain, yaitu tuhan akan selalu melihat atau bersama kita walaupun ditempat yang tersembunyi sekalipun, tuhan akan tetap bersama kita meskipun dalam keadaan melakukan hal yang kotor maupun tidak, dalam keadaan berbuat baik atau buruk, Allah swt selalu memantau kita.


Semoga tulisan yang singkat dan ‘ngawur’ itu bisa membuat hati kita terbuka dan menambah rasa keimanan kita kepada tuhan atau Allah swt.

Waallahu a’lam bisshawab


Mahasiswa PLS UM Ajak Ibu-Ibu Warga Semanding Olah Buah Beligo Menjadi Berbagai Kue Lebaran


Oleh : Nur Hamid Abdissalam

Suasana Setelah Perlombaan dan Pemaparan Hasil
Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang kembali mengadakan studi lapangan pada Rabu, 30 Maret 2022. Kali ini sasaran mereka adalah para ibu warga Semanding Sumbersekar Dau Malang. Berbeda dengan kegiatan sebelumnya yang melibatkan keseluruhan mahasiswa PLS UM angkatan 2021 Offering D, kegiatan kali ini hanya melibatkan 7 mahasiswa saja. Kegiatan yang dihadiri oleh 19 ibu-ibu dan 7 mahasiswa ini dibimbing oleh Bapak Dr. M. Ishaq, M.Pd selaku dosen dari mahasiswa PLS UM Offering D. Kegiatan ini didukung oleh M. Hasanuddin Wahid anggota DPR RI komisi 10. 

Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Bapak Dr. M. Ishaq, M.Pd dan istrinya, serta doa bersama. Perlombaan dimulai pukul 09.00 WIB setelah para peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdapat satu mahasiswa sebagai pendamping kelompoknya. Perlombaan ini diselenggarakan di perkebunan milik dosen pembimbing. Proses produksi ini memakan waktu cukup lama karena pemrosesannya yang dilakukan mulai pengupasan, perendaman, hingga memasaknya. Walaupun demikian proses produksi ini hanya dibatasi hingga pukul 12.00 WIB. Setelah matang, setiap kelompok melakukan presentasi untuk dinilai oleh para juri.

Presentasi

Dari perlombaan ini menghasilkan berbagai macam olahan, diantaranya selai beligo, jemblem beligo, nastar, dan lumpia beligo. Kegiatan ini mendapat banyak apresiasi dari peserta lomba. “Saya senang sekali lho, bu.karena kegiatan ini saya baru tahu kalau selai itu bisa dibuat dari buah beligo, biasanya kan selai itu dibuat dari nanas” ucap salah satu peserta perlombaan. Selain itu, para peserta juga sangat senang karena momentum perlombaa ini mendekati lebaran yang bisa menjadi referensi untuk membuat kue lebaran. Perlombaan ini ditutup dengan pengumuman pemenang perlombaan dan pembagian hadiah.

Pemberian Hadiah
Stakeholder Pendukung

Mahasiswa Yang Terlibat :

1. Aliya Salsabila Putri Ismail
2. Bella Asih Atika Putri
3. Claudy Gabrielle Fiesta
4. Firdaus Yunico Prastyo
5. Mariana Kusuma Dewi
6. Mario Sebastian
7. Nur Hamid Abdissalam



Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...