Kamis, 28 November 2024

Kembangkan Teknologi VR dalam Pembelajaran Genetik untuk Mendukung SDGs 4 Pendidikan Berkualitas

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pendidikan berkualitas menjadi tantangan sekaligus peluang di era digital saat ini. Terutama dalam memahami literasi genetik, suatu bidang yang kompleks dan membutuhkan pendekatan inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa. Berangkat dari kebutuhan ini, Universitas Negeri Malang (UM) dengan dipimpin oleh Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd., bekerja sama dengan MGMP Biologi SMA Kota Malang menghadirkan solusi teknologi terbaru, yaitu asisten kelas berbasis Virtual Reality (VR) sebagai upaya memperkuat literasi genetik siswa.

Menurut Prof. Siti, penggunaan VR dalam pendidikan bukan hanya untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik, tetapi juga untuk membantu siswa memahami konsep-konsep biogenetik yang kompleks.

“Kami ingin siswa tidak hanya menghafal konsep, tetapi benar-benar memahami dasar-dasar genetika dengan cara yang lebih interaktif dan immersive. Melalui teknologi VR ini, kami berharap mereka dapat merasakan simulasi langsung tentang bagaimana gen bekerja di dalam tubuh,” ungkap Prof. Siti.

Teknologi VR ini dirancang dalam bentuk prototipe industri yang mengintegrasikan pengalaman belajar langsung di dalam kelas virtual. Siswa dapat merasakan simulasi berbagai proses biogenetik yang tidak mungkin dilihat langsung dalam dunia nyata. Dengan memakai headset VR, siswa dibawa ke dunia mikro untuk memahami bagaimana DNA berfungsi, melakukan replikasi, dan berperan dalam pembentukan sifat-sifat biologis.

Kemitraan dengan MGMP Biologi SMA Kota Malang membuka peluang bagi siswa dan guru untuk belajar dan berinteraksi dengan teknologi baru ini. Dalam beberapa sesi pelatihan, para guru dibekali kemampuan mengoperasikan perangkat VR sehingga nantinya mereka mampu memaksimalkan penggunaannya di kelas. Pelatihan ini juga memberi ruang bagi para guru untuk mengeksplorasi berbagai skenario pembelajaran yang relevan dengan kurikulum biologi di tingkat SMA.

Program ini tidak hanya mendukung proses pembelajaran di kelas, tetapi juga menargetkan peningkatan kualitas pendidikan biologi di sekolah-sekolah yang tergabung dalam MGMP Biologi Kota Malang. Guru dan siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, bertanya, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam pembelajaran berbasis teknologi. Hal ini, menurut Prof. Siti, menjadi langkah konkret untuk mempersiapkan siswa menghadapi era revolusi industri 4.0 dan menciptakan generasi yang melek teknologi serta terampil dalam literasi digital dan genetik.

“Kerjasama antara institusi pendidikan dan industri sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan berkelanjutan. Kami optimis, inovasi ini dapat meningkatkan literasi genetik siswa dan membuat mereka lebih tertarik pada sains,” kata Prof. Siti. 

Inisiatif ini juga mendukung SDGs poin 4, yang menekankan pendidikan berkualitas sebagai fondasi masa depan. Inovasi VR ini diharapkan menjadi solusi pembelajaran di masa depan yang lebih dinamis dan interaktif, yang tidak hanya mencakup aspek teoritis tetapi juga praktis. Program ini menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi antara teknologi dan pendidikan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Melalui teknologi VR, konsep-konsep yang rumit kini dapat diakses oleh para siswa dengan cara yang lebih sederhana dan menarik, memotivasi mereka untuk lebih mendalami bidang genetika. Langkah ini menunjukkan bahwa teknologi VR bukan hanya alat hiburan, tetapi juga medium pendidikan yang mampu menyederhanakan ilmu kompleks.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Kolaborasi Triplehelix Dalam Inkubasi Batik, Dukung Kemitraan SDGs untuk Pengembangan Pusat Inkubasi Batik Berbasis Income Generating

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pengembangan industri batik lokal tentunya memerlukan dukungan lintas sektor, terutama dalam membentuk sinergi antara pendidikan, industri, dan komunitas pengrajin. Untuk mewujudkan hal tersebut, Annisa Ayu Salsabila, S.Pd., mengisiasi program kolaborasi dengan memanfaatkan ruang studio terbuka sebagai pusat inkubasi batik. Kolaborasi Tripelix antara kurikulum perguruan tinggi, praktisi industri dan pemabatik pemula ini dilaksanakan pada Jum`at (08/11/2024) dengan partisipasi dari PT Mitra Bangun Kreatifa sebagai mitra industri, guna membangun kemitraan yang solid dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin 17, yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Pusat inkubasi batik ini diharapkan menjadi wadah bagi para pembatik pemula untuk mendapatkan akses ke praktik terbaik dari segi teknik, pemasaran, dan pengelolaan usaha. Annisa menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam mendukung keberlanjutan industri batik dengan pendekatan yang lebih sistematis.

"Kolaborasi ini tidak hanya memberi peluang bagi para pembatik pemula untuk meningkatkan keterampilan, tetapi juga membuka jalan bagi keberlanjutan ekonomi melalui inkubasi berbasis income generating," ungkap Annisa.

Program ini mengintegrasikan pendekatan link and match kurikulum perguruan tinggi dengan praktik industri, yang memungkinkan mahasiswa dan pengrajin untuk memahami kebutuhan pasar secara nyata.

"Proses inkubasi di ruang terbuka studio tidak hanya memfasilitasi transfer pengetahuan teknis, tetapi juga mendukung pengembangan kemampuan manajerial bagi pembatik pemula yang siap bersaing. Kami berharap program ini akan memperkuat posisi batik lokal di pasar serta meningkatkan daya saing produk melalui inovasi berbasis kolaborasi yang berkelanjutan," imbuh Annisa.

Selain itu, PT Mitra Bangun Kreatifa sebagai mitra kegiatan turut berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan mentoring bagi para peserta. Para pembatik pemula dilibatkan dalam kegiatan intensif yang berfokus pada pengembangan produk bernilai tambah, teknik pemasaran yang efektif, serta strategi untuk meningkatkan daya tarik produk batik di pasar. Harapannya, program ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran teknis, tetapi juga memperkuat jejaring kemitraan antara akademisi, pelaku industri, dan komunitas pembatik sebagai wujud nyata dukungan terhadap SDGs poin 17.

Program inkubasi ini juga mendukung peningkatan produktivitas dan keberlanjutan industri batik di tingkat lokal. Implementasi konsep income generating diharapkan dapat mengoptimalkan potensi ekonomi melalui produk batik yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki daya jual tinggi.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan

ISTIMEWA! RAPAT KOORDINASI OSIS-MPK BERUJUNG KEJUTAN HARI GURU NASIONAL

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pada Selasa (26/11/24), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang menggelar rapat koordinasi mengenai agenda classmeeting yang akan segera dilaksanakan setelah Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) nanti. Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Ady Irawan, S.Pd selalu Waka. Kesiswaan, Pembina OSIS-MPK, dan seluruh anggota OSIS-MPK Masa Bakti 2024/2025. 

Rapat diawali dengan pembukaan oleh moderator, dan disambung pembacaan juknis classmeeting yang sudah disusun oleh panitia. Pembacaan juknis ini guna mengoreksi dan mereview, agar nantinya classmeeting yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan selaras dengan apa yang sudah diharapkan, baik oleh Madrasah, Pembina OSIS-MPK, Panitia OSIS-MPK, maupun siswa-siswi.

Setelah rapat berjalan lancar mulai awal hingga akhir, sampailah mereka pada penutup rapat koordinasi. Namun, sebelum rapat ditutup salah satu pengurus OSIS-MPK menyampaikan bahwasanya mereka telah kehilangan uang classmeeting dalam jumlah besar. Sontak hal ini membuat seluruh isi ruangan terkejut, ditambah lagi dengan aksi saling menuduh antar pengurus. Melihat suasana yang sudah tidak kondusif dan saling menuduh satu sama lain, pria yang akrab disapa pak Ady pun memutuskan untuk angkat bicara.

"Lebih baik kalau ada masalah-masalah seperti ini bisa disampaikan kepada pembina terlebih dahulu. Jangan disampaikan di dalam forum, takutnya terjadi kejadian seperti ini" ucap Ady.

Ditengah semua kepala sedang panas akan kejadian ini, tiba-tiba masuklah salah satu anggota OSIS-MPK kedalam ruangan sambil membacakan puisi yang berisi tentang bentuk terimakasih kasih dan bangganya OSIS-MPK kepada Pembina, serta disusul oleh Ketua MPK dan Ketua OSIS yang masing-masing membawa 1 buah kue. Bukan hanya gemuruh riuh tepuk tangan, tetapi juga rasa haru sangat amat terasa.

 

TERIMAKASIH GURUKU

Karya : Carissa Kheyra Evelyn J.

 

Diruang kecil penuh cerita

Kami tumbuh dibawah sinarmu yang lembut

Engkau, lilin di kelam

Mengorbankan terang untuk menerangi jalan kami

 

Di balik senyum sederhana

Ada ribuan langkah perjuangan

Menghadapi murid-murid yang beragam

Dengan sabar kau rangkul semua perbedaan

 

Kami, OSIS dan MPK yang kau bimbing

Bukan hanya belajar dari buku

Tapi dari ketulusan hatimu

Mengajari kami arti tanggung jawab yang sejati

 

Setiap tugas yang kau amanahkan

Menguatkan kami, membentuk jiwa kepemimpinan

Kau tidak hanya menciptakan pelajar

Tapi pemimpin muda untuk masa depan bangsa

 

Guruku

Engkau adalah teladan yang tak tergantikan

Cahaya yang tak pernah padam

Dalam hati kami yang terus berjuang

 

Hari ini izinkan kami berkata

Dengan tulus dari hati yang terdalam

Terimakasih atas cinta dan pengorbananmu

Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa kami

Selamanya terpatri dalam sanubari


Demikianlah rasa cinta pengurus OSIS-MPK kepada sang pembina. Mereka sadar bahwa dibalik kesuksesan OSIS-MPK MAN 1 Malang, ada sosok pembina yang gigih yang senantiasa menuntun dan mengajari tanpa kenal lelah hingga titik kesuksesannya.

 

Pewarta : Muhammad Surya Wijaya

 

Dosen UM Kembangkan Hologram sebagai Pilar Inovasi Pariwisata Berkelanjutan di Desa Pagelaran

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Inovasi pendidikan yang berkolaborasi dengan sektor pariwisata terus berkembang seiring dengan kebutuhan akan pendekatan yang lebih interaktif dan berkelanjutan. Bentuk implementasi dari hal tersebut telah dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Negeri Malang (UM) dengan menciptakan teknologi holografis ang diperkenalkan sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya gerabah sekaligus mengedukasi masyarakat secara kreatif. Teknologi hologram dipilih sebagai media utama untuk memberikan pengalaman edukasi berbasis film kartun 3D yang menarik perhatian lintas generasi.

Kegiatan peluncuran teknologi yang pengembangannya diketuai oleh Dr. Iriaji ini berlangsung pada Rabu, 27 November 2024 di Desa Pagelaran, Kabupaten Malang dengan  melibatkan komunitas omah sinau sebagai mitra. Teknologi hologram tidak hanya dimanfaatkan sebagai alat bantu pendidikan, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan daya tarik wisata lokal. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang budaya lokal sekaligus mendorong pengunjung untuk melihat potensi teknologi dalam melestarikan tradisi.

Dr. Iriaji, M.Pd., menyampaikan, "Inovasi ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat berperan penting dalam melestarikan budaya sambil memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Kami berharap produk hologram kit ini menjadi awal dari banyak inisiatif serupa yang dapat menghubungkan tradisi dengan teknologi modern." Penekanan pada kolaborasi antara tradisi dan teknologi ini menjadi elemen penting dalam pengembangan infrastruktur pariwisata berbasis edukasi berkelanjutan.

Para siswa yang berada di Omah Sinau, Desa Pagelaran mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung demonstrasi dari penggunaan hologram kit. Antusiasme terlihat dari partisipasi aktif anak-anak dalam mencoba alat ini, yang dirancang untuk mudah digunakan oleh segala usia. Program ini mendukung poin Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 11, yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Konsep ini diharapkan mampu menciptakan model pengelolaan pariwisata berbasis teknologi yang tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Melalui program ini, Desa Pagelaran diharapkan dapat terus berinovasi dalam mengembangkan potensi lokalnya. Dengan kombinasi tradisi dan teknologi, desa ini tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa keberlanjutan dapat dicapai melalui kolaborasi kreatif. Upaya ini sekaligus menggarisbawahi pentingnya inovasi yang berpihak pada masyarakat lokal dalam menciptakan pariwisata yang lebih tangguh dan inklusif.

Transformasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melihat teknologi sebagai peluang, bukan ancaman, terhadap budaya lokal. Komitmen bersama antara masyarakat, mitra, dan pihak akademisi telah membuka jalan bagi terwujudnya pendidikan berkelanjutan yang tidak hanya mendidik, tetapi juga memberdayakan. 

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

 

 

Modernisasi Kerajinan Gerabah Desa Pagelaran dengan Aplikasi Berbasis Machine Learning

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Desa Pagelaran, Kabupaten Malang yang terkenal dengan produk gerabahnya sebagai hasil dari kerajinan tangan tradisional menarik untuk terus dilakukan pengembangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu pengembangan tersebut dilakukan oleh oleh dosen muda dari Universitas Negeri Malang (UM), Abdur Ragman Prasetyo, S.Pd., M.Pd. Dengan sentuhan teknologi modern, kerajinan ini diubah menjadi instrumen edukasi yang kaya akan nilai budaya dan ekonomi. Langkah inovatif ini menjadi tonggak baru dalam pengembangan keberlanjutan industri kerajinan gerabah yang mampu mendukung pelestarian budaya sekaligus meningkatkan daya tarik wisata.

Inovasi ini diwujudkan melalui aplikasi berbasis machine learning yang dirancang untuk mendeteksi bentuk dan ragam hias keramik. Teknologi ini diperkenalkan oleh tim dari Universitas Negeri Malang dalam sebuah pelatihan yang digelar bersama mitra kegiatan, Omah Sinau Desa Pagelaran, pada Rabu, 27 November 2024. Melibatkan komunitas lokal, pelatihan ini menitikberatkan pada penggunaan teknologi sebagai pendukung utama dalam mempromosikan edukasi berbasis budaya lokal.

Abdul Rahman menyampaikan bahwa pengembangan teknologi ini bukan sekadar untuk mempermudah pengenalan ragam hias keramik.

"Aplikasi ini membuka peluang baru bagi industri gerabah agar lebih relevan dengan kebutuhan masa kini, terutama dalam mendukung sektor pariwisata berbasis edukasi," jelasnya. 

Teknologi ini memungkinkan pengunjung maupun pelajar untuk memahami secara mendalam filosofi di balik setiap motif gerabah yang dihasilkan oleh pengrajin.

Aplikasi object recognition yang dikembangkan memiliki kemampuan menganalisis dan mengidentifikasi pola hias keramik dengan akurasi tinggi. Teknologi ini tidak hanya mempermudah proses dokumentasi dan promosi, tetapi juga menjadi alat pembelajaran yang efektif bagi generasi muda. Selain itu, integrasi teknologi ini diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara untuk lebih mengenal kekayaan budaya lokal Desa Pagelaran.

Kegiatan ini juga menjadi upaya strategis dalam mewujudkan Kota dan Permukiman Berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan oleh SDGs poin 11. Melalui penerapan teknologi, pelestarian budaya tidak lagi hanya mengandalkan metode konvensional, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menjaga keberlanjutan industri gerabah.

"Inovasi ini menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, menghubungkan nilai-nilai luhur budaya dengan teknologi terkini," ungkap Abdul Rahman.

Kolaborasi dengan Omah Sinau sebagai mitra kegiatan menambah dimensi edukatif pada proyek ini. Selama pelatihan berlangsung, para peserta diajak untuk memahami pentingnya memanfaatkan teknologi dalam mempromosikan produk lokal. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencoba langsung aplikasi yang telah dirancang sehingga lebih memahami cara kerja dan manfaatnya.

Produk utama dari kegiatan ini adalah aplikasi object recognition ragam hias yang menjadi simbol konkret dari bagaimana teknologi dapat mengangkat nilai budaya lokal ke panggung global. Melalui aplikasi ini, setiap kerajinan gerabah tidak lagi hanya menjadi produk, tetapi juga sarana edukasi yang bercerita tentang warisan budaya Desa Pagelaran. Kehadiran teknologi ini diharapkan mampu memperkuat daya tarik wisata edukasi sekaligus meningkatkan nilai ekonomi para pengrajin gerabah.

Gerabah bukan lagi sekadar seni yang terancam punah. Dengan dukungan teknologi, produk budaya ini mampu bertahan dan berkembang dalam dunia modern yang semakin dinamis. Kombinasi antara inovasi teknologi dan pelestarian budaya ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan kemajuan dapat berjalan beriringan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

 

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Rancang Teknologi CNC untuk Pelestarian Sejarah dan Industri Berkelanjutan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pelestarian sejarah sekaligus pengembangan industri  kini dapat diselaraskan melalui inovasi teknologi. Kampung Mentaraman, Desa Pagelaran, Kabupaten Malang, yang memiliki banyak nilai-nilai warisan budaya corak batik menjadi lokasi terpilih untuk melaksanakan program yang bertujuan meningkatkan keberlanjutan ekonomi lokal. Teknologi berbasis mesin CNC Batik dirancang untuk menjawab tantangan industrialisasi dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisi batik sebagai warisan budaya, secara resmi diluncurkan oleh tim pengabdian oleh tim pengabdian dan penelitian Universitas Negeri Malang (UM) pada Rabu (27/11/2024).

Proses perancangan teknologi ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan masyarakat yang memerlukan teknologi tepat guna. Perangkat mesin CNC dirancang untuk mendukung efisiensi produksi sekaligus menjaga keaslian pola-pola batik khas daerah.

 “Mesin ini tidak hanya dirancang untuk mempercepat produksi, tetapi juga memastikan pelestarian pola tradisional batik yang menjadi kebanggaan masyarakat lokal,” jelas Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd., ketua kegiatan.

Dr. Ike menambahkan bahwa inovasi ini bertujuan membuka peluang industri berkelanjutan bagi masyarakat Kampung Mentraman, Desa Pagelaran. Pelatihan dan bimbingan diberikan agar masyarakat tidak hanya memahami teknologi tersebut, tetapi juga mampu mengelolanya secara mandiri.

“Kami percaya bahwa kombinasi teknologi dan tradisi mampu menciptakan ekosistem industri yang mendukung pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan poin ke-11 dari Sustainable Development Goals (SDGs),” imbuhnya.

Hasil awal penggunaan mesin CNC ini menunjukkan potensi signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produk batik. Pola batik yang dihasilkan melalui mesin CNC memiliki presisi tinggi tanpa mengurangi nilai estetikanya. Selain itu, teknologi ini juga diharapkan mengurangi limbah produksi, menjadikannya lebih ramah lingkungan. Kolaborasi ini menciptakan interaksi antara akademisi, pelaku industri, dan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa teknologi tersebut tidak hanya relevan tetapi juga mudah diadopsi.

Pelibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Pelatihan intensif mengenai pengoperasian mesin CNC, perawatan perangkat, serta pengembangan model bisnis berbasis teknologi telah dilaksanakan. Warga yang sebelumnya hanya mengandalkan teknik manual kini memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan produktivitas tanpa mengurangi nilai tradisi.

“Teknologi ini bukan hanya alat, tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan. Dengan pelestarian pola batik yang terintegrasi dengan teknologi modern, masyarakat tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga membangun masa depan ekonomi yang lebih cerah,” pungkas Dr. Ike.

Kolaborasi ini menegaskan pentingnya sinergi antara inovasi teknologi dan pelestarian budaya. Kampung Mentaraman kini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi tepat guna dapat menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, sekaligus mendukung keberlanjutan permukiman lokal. Melalui proyek ini, nilai-nilai tradisional dapat terus hidup di tengah tantangan zaman modern. Mesin CNC Batik menjadi simbol perubahan, menyatukan efisiensi modern dengan kearifan lokal demi menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. 

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Akselerasi Ketertarikan pada Produksi Lokal melalui Game Edukatif yang Mendukung SDGs

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pengembangan kreativitas yang dikolaborasikan dengan teknologi menjadi salah satu langkah strategis dalam mendorong generasi muda untuk mencintai produk lokal. Berangkat dari hal tersebut, sebuah inovasi menarik dikembangkan oleh tim penelitian dan pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) yang dipimpin oleh Dr. Iriaji berupa permainan edukatif berbasis teknologi berjudul "Gerabah-Rush." Permainan atau Game ini didesain untuk meningkatkan pemahaman sekaligus ketertarikan terhadap proses produksi gerabah lokal dengan pendekatan Adaptive Learning dan Game-Based Learning.

Melalui game ini, pemain diajak untuk menjelajahi alur produksi gerabah, mulai dari pengolahan tanah liat hingga proses pembakaran. Permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi, sehingga cocok untuk generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.

"Kami berharap permainan ini dapat menjadi jembatan untuk mengenalkan potensi budaya lokal kepada generasi muda dengan cara yang lebih relevan," ujar Dr. Iriaji, M.Pd.

Omah Sinau, sebuah komunitas belajar bagi anak-anak yang ada di Desa Pagelaran, Kabupaten Malang terpilih menjadi mitra dalam pengembangan dan pelaksanaan proyek ini. Dukungan dari komunitas lokal sangat penting dalam memastikan produk ini tidak hanya menjadi inovasi teknologi, tetapi juga alat pemberdayaan masyarakat. Program ini dirancang agar masyarakat dapat berperan aktif dalam setiap tahapan pengembangan.

Pada peluncurannya, game ini juga diintegrasikan dengan sesi pelatihan singkat mengenai pentingnya keberlanjutan dalam pelestarian budaya. Dr. Iriaji menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga proses.

"Keterlibatan masyarakat dalam mengenali nilai-nilai tradisi adalah kunci. Game ini dirancang untuk menciptakan pengalaman yang interaktif sekaligus menggugah rasa bangga terhadap produk lokal." pungkasnya.

Keberlanjutan proyek ini diharapkan menjadi salah satu langkah kecil menuju tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama SDGs poin 11, yaitu menciptakan kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Selain itu, pendekatan teknologi adaptif yang digunakan dalam game ini memungkinkan kolaborasi antar generasi dan membuka peluang eksplorasi lebih lanjut di bidang pendidikan.

Melalui kolaborasi inovasi dan teknologi, "Gerabah-Rush" menunjukkan bahwa budaya lokal dapat menjadi inspirasi tanpa batas. Program ini sekaligus menjadi bukti bahwa pengembangan teknologi modern dapat bersanding harmonis dengan pelestarian nilai-nilai tradisional. Kombinasi tersebut tidak hanya relevan bagi generasi muda tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mendukung pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Diversifikasi Motif Batik Kampung Mentaraman untuk Hilirisasi Produk Unggulan, Mendukung SDGs 17


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Transformasi sektor kreatif terus menjadi motor penggerak perekonomian lokal di berbagai daerah, termasuk di Kampung Mentaraman, Desa Pagelaran, Kabupaten Malang. Pelatihan intensif dan pendampingan mengenai teknik diversifikasi motif batik cap yang digelar pada Rabu (27/11/2024) menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah tersebut. Upaya ini dirancang untuk memperkuat kemitraan antar elemen masyarakat dan universitas, sesuai dengan visi Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.

Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd., dosen Universitas Negeri Malang (UM) sekaligus ketua kegiatan, menjelaskan bahwa desain sirkulasi produk seni dan pelatihan ini memiliki target ganda.

"Kami tidak hanya fokus pada pengembangan teknik produksi, tetapi juga mendorong inovasi desain yang lebih adaptif terhadap pasar. Melalui kegiatan ini, para pengrajin diharapkan mampu melihat peluang yang lebih besar dalam hilirisasi produk mereka," ungkapnya.

Pelatihan ini diikuti oleh pengrajin dari Kampung Mentaraman. Fokusnya tidak hanya pada teknik pembuatan batik cap, tetapi juga penguatan kapasitas dalam mengelola pemasaran dan branding produk. Pendampingan ini bertujuan memastikan produk batik Kampung Mentaraman mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional dengan identitas yang khas dan berkualitas tinggi.

"Untuk meningkatkan daya saing batik Kampung Mentaraman, kami tidak hanya memperhatikan teknik pembuatan batik cap, tetapi juga pentingnya penguatan kapasitas dalam pengelolaan pemasaran dan branding produk. Dengan pendampingan ini, kami berharap produk kami dapat bersaing di pasar lokal dan nasional, dengan identitas yang khas dan berkualitas tinggi," imbuh Dr. Ike.

Batik cap menjadi pilihan strategis karena memiliki proses produksi yang lebih efisien dibandingkan batik tulis. Dengan tetap menjaga estetika dan filosofi motif tradisional, para peserta dilatih untuk memadukan motif lokal dengan desain modern. Hasilnya, produk batik cap Kampung Mentaraman kini hadir dengan diversifikasi motif yang beragam, sesuai tren pasar yang terus berkembang.

Salah satu peserta pelatihan menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana kreativitas bisa dikolaborasikan dengan strategi bisnis.

"Kami merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini. Tidak hanya belajar tentang teknik batik, tetapi juga bagaimana memasarkan produk kami agar lebih dikenal luas," ujar Tutik, salah satu pengrajin yang mengikuti kegiatan tersebut.

Selain dampak langsung pada ekonomi, program ini diharapkan dapat memberikan efek jangka panjang berupa peningkatan kesadaran masyarakat terhadap nilai budaya lokal. Dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kemitraan yang solid mampu mendorong perubahan positif yang inklusif dan berkelanjutan.

Melalui inovasi, pelatihan, dan pendampingan yang berkesinambungan, produk seni seperti batik cap tidak hanya menjadi cerminan identitas budaya lokal tetapi juga simbol dari potensi besar yang dapat diraih melalui kolaborasi. Program ini memberikan harapan baru bagi pengrajin lokal untuk terus berkembang dan menjadikan produk mereka bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang lebih luas.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM 

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...