Langsung ke konten utama

Mengenalkan Hukuman Kepada Santri Adalah Hakikat Keselarasan dan Harmoni Kehidupan

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Pendidikan tidak melulu tentang mengajarkan hal yang benar dan baik saja serta melarang terhadap hal yang mungkar, namun juga memberikan batasan-batasan sebelum kemungkaran itu sendiri dilakukan. Ada banyak ragam kemungkaran, ada kemungkaran dunia dan akhirat. Kebanyakan kemungkaran dunia menjadi sebab terjadinya kemungkaran akhirat. Misalnya santri sering melakukan kemungkaran dunia berupa indisiplin maka seorang santri akan mudah tidak melaksanakan sholat, begitu analogi mudahnya.

Tugas dari pendidikan adalah menjaga itu semua agar tidak terjadi, maka harus ada hukuman untuk mengenalkan sebab-akibat serta tanggungjawab, tentu manifestasi dari sebuah hukuman adalah untuk membuat jera dengan metode mendidik dan berharap tidak akan mengulanginya kembali. Bahkan di dalam kehidupan, Tuhan YME, Allah SWT menciptakan surga dan neraka sebagai bentuk sebab-akibat dari tanggungjawab.

Bila santri telah disiplin dan memiliki sikap tanggungjawab dalam setiap tindakan, maka kemaksiatan akan minim dilakukan. Analogi lain adalah seperti halnya seorang pembuat senjata akan membakar besi dan menempanya dengan tekanan yang kuat untuk bisa menghasilkan pisau yang tajam. Mudahnya, memang untuk membiasakan suatu hal baik harus dibiasakan. Sifat dasar atau fitrah manusia memang kebaikan namun jangan lupa setan selalu bertengger dan tak suka jika manusia melakukan hal yang mungkar. 

Pada siklusnya, santri mungkin akan merasa terbebani bahkan tersakiti dengan suatu aturan dan hukuman, kemudian pada fase selanjutnya akan menjadi paksaan dan kewajiban, setelah itu akan menjadi kebiasaan atau habbits, setelah menjadi kebiasaan yang istiqomah dilakukan akan menjadi kepribadiaan. Bila kepribadian itu telah melekat maka akan menjadi suatu tanggungjawab. Dari tanggungjawab itulah santri akan sukses dikemudian hari. 

Bayangkan, yang tadinya adalah sebuah aturan yang menyakitkan kini menjadi sebuah tanggungjawab dan bahkan bila tidak melaksanakan santri akan menjadi gundah gulana, bila sudah demikian inilah yang kemudian dinamakan akhlakul karimah atau identitas santri itu sendiri. 

Sebagai pendidik, kami tentu bijak dalam menuntun proses belajar santri salahsatunya dengan menggunakan metode aturan dan hukuman atau punishment. Dengan begitu tidak hanya kemampuan Intelegence Quotient (IQ) atau kecerdasan Intelektual saja, namun Emotional Quotinet (EQ) atau kecerdasan emosional bahkan Spiritual Qouient (SQ) jika semua sudah selaras maka terbentuk derajat yang lebih tinggi yaitu Emotional Spiritual Quotient (ESQ) yang telah dijelaskan oleh tokoh motivator terkemuka yaitu Dr. (H.C.) H. Ary Ginanjar Agustian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Jelita Lestari, Jurnal Online Optimalisasi Pembimbingan Guru Pamong dan Mahasiswa PPG

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Dalam upaya untuk terusmeningkatkan kualitas pembimbingan dan pelaksanaanPraktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Negeri Malang (UM)memperkenalkan sebuah inovasi terbaru berupa platform jurnal online berbasis lesson study dengan nama “JelitaLestari”. Platform ini dikembangkan khusus untukmemfasilitasi guru pamong dan mahasiswa dalam proses refleksi pembelajaran dan dokumentasi bimbingan yang lebihsistematis. Website Jelita Lestari dirancang sebagai sarana bagi guru pamong untuk merekam, memantau, serta mengevaluasipembelajaran yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPG di lapangan. Platform ini juga menyediakan ruang bagi guru pamong untuk menuliskan hasil lesson study mereka dalambentuk artikel ilmiah, yang nantinya dapat dipublikasikan. Dengan adanya platform ini, diharapkan akan terjadipeningkatan kualitas pembimbingan, yang pada akhirnyaberdampak positif pada kemampuan pedagogis mahasiswacalon guru. "...

Menyala! Siswa Kelas 9B SMP Ibnu Rusyd Dampit Tampilkan Tarian Khas Lombok Damar Mesunar pada Malam Puncak Gelar Budaya Nusantara P5

  MALANG | JATINSATUNEWS.COM :  Melalui pertunjukan tari siswa kelas 9B SMP Ibnu Rusdy Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit berkreasi dengan bebas. Nyatanya kreasi mereka harus diakui oleh kedua jempol tangan karena berhasil menyita perhatian para pengunjung panggung pertunjukan dengan seni tari yang dibawakan.  Lengkap dengan segala aksesoris yang melekat pada tubuh penari, gerakan tarian serta ekspresi yang dikeluarkan oleh mimik wajah menambah watak dan karakter semakin hidup. Pencahayaan yang dipilih serta musik pengiring juga telah menambah kuat pesan moral yang ingij disampaikan oleh penari kepada penonton.  Tari Damar Mesunar adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang sarat akan semangat gotong royong, persatuan, dan kekuatan alam. “Damar” merujuk pada lampu atau pelita, sedangkan “Mesunar” dalam bahasa Sasak berarti menyala atau bersinar. Melalui simb...