Langsung ke konten utama

Ribuan Warga Tumplek Blek di Sedekah Waduk Cengklik 2025, Meriahkan Tradisi dan Lestarikan Budaya

Antusiasme warga berebut gunungan hasil bumi pada acara Kirab Budaya dan Sedekah Waduk Cengklik di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (5/7/2025)

BOYOLALI | JATIMSATUNEWS.COM :
 Ribuan warga dari berbagai daerah memadati Plaza Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, pada Sabtu (5/7/2025), untuk mengikuti tradisi tahunan bertajuk Sedekah Waduk Cengklik. Acara ini digelar sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan manfaat dari alam, khususnya keberadaan Waduk Cengklik yang telah lama menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.

Kegiatan berlangsung semarak dengan berbagai pertunjukan budaya, mulai dari tarian tradisional hingga kirab budaya yang menampilkan 25 gunungan berisi hasil bumi dan perairan dari waduk.

Rangkaian kegiatan diawali dengan kirab budaya yang melibatkan perwakilan dari 12 desa di Kecamatan Ngemplak. Peserta kirab memulai perjalanan dari bendungan sisi timur Waduk Cengklik menuju Plaza Waduk Cengklik. Masing-masing membawa tumpeng dan gunungan yang berisi hasil pertanian serta produk-produk unggulan dari pelaku UMKM lokal. Dengan mengenakan busana adat khas daerah, para peserta juga menampilkan kesenian tradisional yang memukau dan menyemarakkan suasana.

Setibanya di plaza, acara dilanjutkan dengan doa bersama sebagai wujud syukur atas berkah alam yang telah diberikan. Tak berselang lama, belasan gunungan hasil bumi mulai disusun di tengah area acara. Warga yang telah menunggu sejak pagi langsung memadati area gunungan dan berebut aneka hasil bumi seperti sayur-mayur, tahu kuning, buah-buahan, hingga ikan nila bakar.

Rukayah (47), warga asal Kartasura, mengaku sengaja datang sejak pagi untuk mengikuti seluruh rangkaian acara.

“Saya datang sejak pagi bersama keluarga, sekalian jogging terus mampir. Antusias sekali, karena momen seperti ini jarang ada. Tadi kami dapat buah dan ikan dari gunungan,” ujarnya.

Antusiasme warga juga tampak saat panitia membagikan 1.000 nasi berkat secara gratis. Dalam waktu singkat, seluruh nasi berkat ludes dan disantap bersama di sekitar lokasi acara, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh keceriaan.

Bupati Boyolali, Agus Irawan, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan tradisi ini. Ia berharap Sedekah Waduk Cengklik dapat terus digelar secara rutin sebagai sarana pelestarian budaya sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan.

“Dengan adanya Sedekah Waduk Cengklik ini, kita tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga melestarikan alam, merawat waduk, sekaligus mencari berkah dari keberadaan Waduk Cengklik ini,” ujarnya.

Tradisi Sedekah Waduk Cengklik tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya lokal, tetapi juga momentum untuk memperkuat rasa syukur, kebersamaan, dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Kontributor/ pewarta : Dwi Parwati 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Jelita Lestari, Jurnal Online Optimalisasi Pembimbingan Guru Pamong dan Mahasiswa PPG

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Dalam upaya untuk terusmeningkatkan kualitas pembimbingan dan pelaksanaanPraktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Negeri Malang (UM)memperkenalkan sebuah inovasi terbaru berupa platform jurnal online berbasis lesson study dengan nama “JelitaLestari”. Platform ini dikembangkan khusus untukmemfasilitasi guru pamong dan mahasiswa dalam proses refleksi pembelajaran dan dokumentasi bimbingan yang lebihsistematis. Website Jelita Lestari dirancang sebagai sarana bagi guru pamong untuk merekam, memantau, serta mengevaluasipembelajaran yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPG di lapangan. Platform ini juga menyediakan ruang bagi guru pamong untuk menuliskan hasil lesson study mereka dalambentuk artikel ilmiah, yang nantinya dapat dipublikasikan. Dengan adanya platform ini, diharapkan akan terjadipeningkatan kualitas pembimbingan, yang pada akhirnyaberdampak positif pada kemampuan pedagogis mahasiswacalon guru. "...

Menyala! Siswa Kelas 9B SMP Ibnu Rusyd Dampit Tampilkan Tarian Khas Lombok Damar Mesunar pada Malam Puncak Gelar Budaya Nusantara P5

  MALANG | JATINSATUNEWS.COM :  Melalui pertunjukan tari siswa kelas 9B SMP Ibnu Rusdy Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit berkreasi dengan bebas. Nyatanya kreasi mereka harus diakui oleh kedua jempol tangan karena berhasil menyita perhatian para pengunjung panggung pertunjukan dengan seni tari yang dibawakan.  Lengkap dengan segala aksesoris yang melekat pada tubuh penari, gerakan tarian serta ekspresi yang dikeluarkan oleh mimik wajah menambah watak dan karakter semakin hidup. Pencahayaan yang dipilih serta musik pengiring juga telah menambah kuat pesan moral yang ingij disampaikan oleh penari kepada penonton.  Tari Damar Mesunar adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang sarat akan semangat gotong royong, persatuan, dan kekuatan alam. “Damar” merujuk pada lampu atau pelita, sedangkan “Mesunar” dalam bahasa Sasak berarti menyala atau bersinar. Melalui simb...