Langsung ke konten utama

Seorang Guru Berprestasi Saja Tak Cukup, Harus Menginspirasi

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Memilih menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa bagi manusia yang siap menjalankannya, begitu banyak guru di dunia ini yang hanya memperoleh predikat pengajar namun tidak sebagai seorang guru. Layaknya seorang pahlawan guru memang tak ternilai dengan apapun, untuk itu guru ini disebut sebagai pahlawan tanda jasa. 

Seorang yang mendedikasikan hidupnya sebagai guru harus rela untuk apapun, termasuk ketulusan dalam mendidik dengan hati tanpa tendensi apapun, dizaman sekarang ini hanya banyak yang salah kaprah, mereka lebih layak untuk dipanggil seorang pengajar saja. Sebab paradigma pemerintah yang membuat demikian. Pemerintah mendoktrin adanya kesehjateraan guru melalui iming-iming karir melalui gaji yang sebanarnya tak terbanding dengan dedikasinya. Akhirnya mereka yang hanya mengejar materi akan sibuk menuruti tuntutan pemerintah, termasuk administrasi, protokoler dan lupa akan substansi juga termasuk keilmuannya sendiri. 

Sehingga yang terjadi hanya transfer pengetahuan saja, bahkan transfer pengetahuan itu tidak akan maksimal. Mereka yang hanya mengejar karir melalui guru akan memperoleh kepuasan batin saja yang selalu kurang sehingga tidak akan membuat bangga atas pencapaian dengan menghasilkan insan kamil. Maka tidak jarang sekarang murid yang mengidolakan gurunya. Padahal guru yang berhasil adalah bangga akan kemampuan muridnya atau berhasil menghasilkan murid yang terbaik diantara yang paling baik. 

Selanjutnya, guru harus menginspirasi, guru yang berprestasi saja tidak cukup. Sehingga bagi saya guru yang berhasil menginspirasi bagi saya lebih utama dari pada guru yang hanya sekedar mengejar prestasi. Saya sendiri kagum dan respect terhadap guru yang memperoleh prestasi. Namun saya lebih bahagia jika melihat guru yang menginspirasi. Prestasi seyogyanya didapatkan ketika guru itu berada dalam proses menjadi seorang guru, misalnya ketika dia mahasiswa. Sedangkan waktu sekarang guru adalah terlibat langsung dimasyarakat dan menginspirasi siswanya. 

Sebab salah satu cara agar guru itu bisa menginspirasi adalah ketika dia berada langsung terjun kedalam dunia nyata atau masyarakat, sebab saya memiliki pengalam sendiri baik saya sebagai murid ataupun ketika sedang berada didalam kelas bersama siswa, jika murid diterangkan tentang suatu hal dan kita sebagai guru menerangkan dengan perpean sebagai pelaku utama maka itu akan berbeda, sesorang yang telah berpengalaman secara langsung akan berbeda dengan seseorang yang hanya belanja teori jika sedang menjelaskan atau menerangkan. 

Begitu pula dengan siswa yang sedang diajarkan akan berbeda perlakuan, mereka bahkan akan explore dengan cerita kita dan akan bertanya lebih banyak karena mereka membayangkan bahwa kita adalah pelaku dari pelajaran tersebut ketika dimasyarakat. 

Saya ketika dikelas mengalaminya, suatu saat saya sedang mengajarkan ilmu mengenai struktur bumi dan perkembangannya yang disitu membahas mengenai kebumian termasuk adanya teori lempeng bumi/ sesar, bencana gempa bumi, gunung meletus dan lain sebagainya. Bagi saya itu adalah dunia saya sebab saya terlibat langsung didunia itu melalui forum-forum komunitas penanggulangan bencana dan misi perubahan iklim. Selain saya mengajarkan teori ataupun ilmu, saya juga menceritakan menganai penanganan bencana termasuk juga edukasi saat terjadi bencana, ini tentu jauh lebih menarik dari pada yang menerangkan dengan hanya berpaku kepada buku semata. 

Untuk itulah, guru seharusnya sebelum mengajar dikelas harus memiliki pengalaman secara nyata diluar agar memiliki sudut pandang riil ketika menerangkan, termasuk ketika ada pertanyaan dari siswa yang tidak terduga dan tidak ada jawabannya didalam buku. Selain itu masih banyak lagi. Misalnya lagi, ketika saya sedang mengajarkan ilmu mengenai kepenulisan atau jurnalistik, saya jarang sekali berpaku kepada buku atau modul dan lebih memilih dengan metode dan pengalaman saya pribadi, bukan karena ilmu yang ada dibuku itu salah, namun kadangkala materi yang ada dibuku tersebut monoton, kurang up to date atau bahkan kurang relevansi dengan zaman sekarang. 

Akhir kata, untuk itu siapa yang mau menjadi guru maka dia juga harus siap menjadi seorang murid, artinya harus selalu belajar dan mengembangkan diri, sebab dunia ini semakin cepat perubahan dan perkembangannya, bila kita tidak menyesuaikan maka kita dianggap guru yang tidak berkembang dan akan diremehkan. Seperti kata sunan Kalijaga yang tersohor yaitu "Anglaras Iling Banyu, Ngeli Ananging Ora Keli" arti secara konteksnya adalah Belajar seperti air mengalir, Menghanyutkan diri namun tidak terhanyut (dalam menghadapi perkembangan teknologi). Semoga tulisan singkat ini bermanfaat, saya pun masih banyak kekurangan dan harus selalu up to date dan belajar. Wallahu a'lam bisshawab. 

Seorang murid bertanya mengenai amplitudo dan gunung berapi, ku jawab dengan hasil jepretanku di PPGA Gunung Sawur Semeru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Jelita Lestari, Jurnal Online Optimalisasi Pembimbingan Guru Pamong dan Mahasiswa PPG

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Dalam upaya untuk terusmeningkatkan kualitas pembimbingan dan pelaksanaanPraktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Negeri Malang (UM)memperkenalkan sebuah inovasi terbaru berupa platform jurnal online berbasis lesson study dengan nama “JelitaLestari”. Platform ini dikembangkan khusus untukmemfasilitasi guru pamong dan mahasiswa dalam proses refleksi pembelajaran dan dokumentasi bimbingan yang lebihsistematis. Website Jelita Lestari dirancang sebagai sarana bagi guru pamong untuk merekam, memantau, serta mengevaluasipembelajaran yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPG di lapangan. Platform ini juga menyediakan ruang bagi guru pamong untuk menuliskan hasil lesson study mereka dalambentuk artikel ilmiah, yang nantinya dapat dipublikasikan. Dengan adanya platform ini, diharapkan akan terjadipeningkatan kualitas pembimbingan, yang pada akhirnyaberdampak positif pada kemampuan pedagogis mahasiswacalon guru. "...

Menyala! Siswa Kelas 9B SMP Ibnu Rusyd Dampit Tampilkan Tarian Khas Lombok Damar Mesunar pada Malam Puncak Gelar Budaya Nusantara P5

  MALANG | JATINSATUNEWS.COM :  Melalui pertunjukan tari siswa kelas 9B SMP Ibnu Rusdy Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit berkreasi dengan bebas. Nyatanya kreasi mereka harus diakui oleh kedua jempol tangan karena berhasil menyita perhatian para pengunjung panggung pertunjukan dengan seni tari yang dibawakan.  Lengkap dengan segala aksesoris yang melekat pada tubuh penari, gerakan tarian serta ekspresi yang dikeluarkan oleh mimik wajah menambah watak dan karakter semakin hidup. Pencahayaan yang dipilih serta musik pengiring juga telah menambah kuat pesan moral yang ingij disampaikan oleh penari kepada penonton.  Tari Damar Mesunar adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang sarat akan semangat gotong royong, persatuan, dan kekuatan alam. “Damar” merujuk pada lampu atau pelita, sedangkan “Mesunar” dalam bahasa Sasak berarti menyala atau bersinar. Melalui simb...