Oleh : Nafila Lana Amalia
Berbicara revitalisasi, Revitalisasi sendiri merupakan usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu, dengan adanya revitalisasi pada peran kader maka akan menjadikan kader-kader IPNU IPPNU menjadi kader yang bisa bermanfaat lebih dimasyarakat. Terlepas dari itu kader IPNU IPPNU juga harus pandi memerankan diri, mencari celah dan mengambil kesempatan ditengah banyak kesempatan ini. Kesempatan datang kepada seseorang yang memiliki wawasan yang luas, semakin banyak kader IPNU IPPNU menguasai banyak bidang, makan banyak pula kesempatan yang akan menghampirinya, hal ini akan menentukan proses distribusi kader, yang mana sebenarnya itu merupakan tujuan tersirat kita dalam mengikuti organisasi IPNU IPPNU selain berkhidmah. Ketika melakukan revitalisasi bukan hanya tubuh organisasi dan pelaku organisasi saja yang ditingkatkan, melainkan cara befikir jangka panjang dan berdasarkan kepentingan yang tulus, artinya bisa dijadikan prinsip hidup dari kader tersebut, karena jika kita berani dan berkomitmen menjadi kader dalam suatu organisasi, maka tentunya kita adalah brosur berjalan atau prototype dari organisasi tersebut, bagaimana orang lain menilai organisasi kita, itu semua bergantung kepada penilaian seseorang terhadap diri kita. Jika orang lain menilai kita baik maka seperti itu pula penilaian orang lain kepada organisasi yang kita ikuti, begitu pula sebaliknya.
Kata kunci kedua adalah distrupsi atau era distrupsi, Era disrupsi adalah suatu fenomena di mana terdapat sejumlah perubahan atau lompatan yang besar yang keluar dari tatanan yang lama, dan mengubah sistem yang lama menjadi sebuah sistem baru. Keadaan itu mengharuskan setiap semua yag berproses dan hidup sosial harus beradaptasi akan zaman ini, tak terkecuali organisasi khususnya IPNU IPPNU, maka bersama itu, peran kader yang sesuai dengan spesifikasi diatas akan menentukan akankah, organisasi IPNU IPPNU ini akan menjadi pelaku, sutradara atau bahkan menjadi penonton, renungkanlah kembali pembahasan diatas jika kita ingin menemukan jawaban itu, semua bukan tentang fakta sekarang, karena fakta masih bisa dirubah selama ada waktu, bukan pula mulai kpan dan siapa yang mengawali. Namun, semua tentang iya atau tidak dan cara berfikir dari diri kita sendirilah yang bisa menyikapi sekaligus menjawabnya.
Untuk itu IPNU PPNU harus pandai dalam berperan diera ini adapun cara untuk merevitalisasi kader IPNU IPPNU adalah dengan cara menganalisis kader melalui big data, kita tahu sekarang IPNU IPPNU melalui pimpinan pusat telah melakukan pendataan sampai dengan akreditasi, tidak lain dan tidak bukan semua itu adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan agar IPNU IPPNU siap dan handal dalam menghadapi era ini bahkan akan menciptakan zaman baru, artinya sebagai sutradara tadi, selain itu yang mana melalui data tersebut kita dapat mengetahui potensi tiap-tiap kader yang kompeten, melakukan distribusi kader ke semua aspek, mencangkup pendidikan, politik, seni budaya, religi, dan lain sebagainya. Dan yang terakhir yaitu penyegaran dan komposisi kepengurusan yang seimbang dan tidak memberatkan satu sama lain. Dengan kata lain komposisi anggota dan penempatannya telah diseleksi dan diploting dengan baik, tidak sedikit anak yang masuk organisasi tidak mengerti dari posisi yang sedang dijabatnya, akhirnya mereka tidak ada percepatan atau perubahan, atau mereka juga terkena syndrome filter buble atau hanya berputar pada siclenya saja, akan terlalu fanatik dalam bermindset khususnya dalam rangka menghadapi perkembangan zaman yang cederung semuanya diukur dari penguasaan teknologi.
Akhir literasi, kita harus sadar peran organisasi utamanya IPNU IPPNU sangat dibutuhkan disini, utamanya pada era distrupsi ini melalui ajaran IPNU IPPNU diperlukan dimasyarakat dan kehidupan, sehingga kita dapat adaptif dengan perkembangan era saat ini, selain itu juga diperlukan kesadaran para kader untuk terus maju dan meyakini bahwa kita adalah agent of change melalui spirit 3B yaitu Belajar, Berjuang, Bertaqwa. Melakukan kerjasama dengan berbagai instansi juga salahsatu upaya strategi, kita ingat jargon bahwa bersatu kita kuat, maka jangan pobia dengan instansi lain karena takut akan luntur ideologi kita, baliklah pemikiran itu karena semua untuk amal ma’ruf nahi munkar. Sekian, wallahu a’lam bis shawab,….
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkontribusi, selalu ikuti kami melalui sebuah tulisan