Salah kaprah perbuatan baik menjadi kurang pas dalam konteks Bagi-Bagi takjil, bagi-Bagi takjil buka puasa gratis yang semula menjadi amal baik dibulan suci ramdhan kini sudah mengalami pergeseran arti. Hal itu karena Momentum acara ini sebagai ajang seremonial dan rutinitas dibulan suci ramdhan tanpa mempertimbangkan makna kontekstual.
Dulu, bagi-bagi takjil itu memiliki dasar suatu hadis yang bermakna barang siapa yang memberi makanan buka puasa maka akan memperoleh pahala sesuai orang yang berpuasa tersebut. Namun sekarang sudah menjadi ajang seremonial, dokumentasi atau bahkan hanya menunjukkan eksistensi tanpa mempertimbangkan aspek mudharatnya. Pihal yang harusnya merasa bersalah dengan tulisan ini adalah panitia atau yang membuat konsep bagi-bagi takjil yang terkadang Salah kaprah tersebut, diantara kesalahan dalam pembagian takjil gratis itu yang membuat pergeseran makna diantaranya.
Panitia tidak mempertimbangkan tempat yang strategis, kadangkala menurut panitia yang strategis ini adalah tempat yang ramai. Padahal kadangkala ini merugikan lalu lintas, misalnya tempat itu berada setelah sebelum jalan menanjak, tentu saja ini membuat para pengendara roda 4 khususnya memperoleh kerugian, sebab mesin mobil akan mudah rusak bila macet ditengah jalan menanjak.
Kedua, bagi-bagi takjil hanya untuk dokumentasi bahwa organisasinya/perkumpulannya/komunitasnya sudah melakukan bagi-bagi takjil namun kadangkala yang membagikan tidak berpuasa disiang hari, ini tentu saja hanya akan menimbulkan rasa persaingan. Kadangkala juga orang disekitarnya lebih membutuhkan bagi takjil itu dari pada harus bagi takjil ditempat yang jauh dan ramai.
Dijalan raya pasti terdapat banyak sekali pengendara, tidak hanya yang sedang mencari takjil saja namun juga ada ayah yang harus segera pulang untuk berbuka dengan anaknya atau bahkan pasien yang segera harus tiba di rumah sakit. Harusnya ini menjadi pertimbangan bagi panitia untuk tidak menyenggarakan di jalan protokol.
Sebetulnya, budaya bagi takjil ini idealnya dilakukan menjelang hari raya, sebab syiar bulan suci ramadhan ini ketika menjelang hari raya pasti semakin redup, disisi lain pembiasaan ini juga menarik masyarakat untuk berpuasa diakhir ramadhan. Apalagi dalam akhir-akhir dibulan ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Ini tentu akan membuat pahala semakin berlipat ganda dan spirit semakin meningkat.
Saya lebih sepakat bila pembagian takjil gratis ini dilakukan di masjid terdekat, itu sebagai syiar sholat maghrib berjamaah juga dan bagi anak-anak agar terbiasa mengunjungi masjid. Selain tidak menangganggu arus lalu lintas ini akan membiasakan masyarakat dan anak-anak untuk betah mengunjungi masjid saat bulan puasa. Didepan masjid hanya perlu diberikan pengumuman 'Disediakan Takjil Gratis (beserta menunya) untuk menarik perhatian masyarakat.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkontribusi, selalu ikuti kami melalui sebuah tulisan