Selasa, 10 September 2024

Teknologi Hologram, Sajikan Sejarah Kampung Sanan Lebih Menarik dan Interaktif

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Perkembangan teknologi dalam sebuah industri adalah suatu keniscayaan yang harus terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta meningkatkan daya tarik. Kampung Sanan yang terkenal sebagai daerah Industri Tempe yang yang juga memiliki banyak keunggulan dari segi budaya sudah seharusnya juga terus melakukan inovasi dalam rangka menarik minat konsumen. Melalui kerja sama yang telah terjalin lama dengan Universitas Negeri Malang (UM), maka pada tahun ini salah satu dosen UM, Rachmat Hidayat, M.Pd., berhasil menciptakan Hologram Kit bagi Kampung Sanan.

Hologram yang dibuat khusus untuk mengenalkan sejarah Kampung Industri Tempe Sanan ini secara resmi diluncurkan pada Jum`at (23/08/2024). Dengan teknologi hologram ini pengunjung dapat mengetahui sejarah dengan pengalaman yang lebih interaktif dan menarik, karena dapat menyaksikan video yang menceritakan sejarah Kampung Sanan dalam format tiga dimensi.

"Teknologi ini memberikan pengalaman visual yang mendalam dan memukau, membawa sejarah hidup di hadapan mata pengunjung. Kami ingin memberikan pengalaman belajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga mengesankan. Dengan visualisasi hologram, kami berharap pengunjung dapat merasakan kedekatan dengan sejarah yang dipaparkan," ungkap Rachmat.

Kampung Industri Tempe Sanan, yang selama ini dikenal sebagai sentra produksi tempe di Malang, kini memiliki daya tarik tambahan sebagai destinasi wisata edukasi berteknologi tinggi. Penggunaan hologram dalam penyajian sejarah diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung, baik dari kalangan pelajar, wisatawan lokal, maupun mancanegara.

Selain meningkatkan daya tarik wisata, proyek ini juga berpotensi memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal. Dengan bertambahnya jumlah kunjungan, diharapkan akan terjadi peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar, terutama para pengusaha tempe dan pelaku UMKM.

Pengembangan hologram ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun komunitas lokal, proyek ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan wisata edukasi yang berkelanjutan dan inovatif.

Proyek ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk tujuan edukasi dan pengembangan pariwisata. Inovasi ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi Kampung Sanan, tetapi juga menjadi langkah maju dalam upaya pelestarian sejarah melalui pendekatan yang modern dan menarik.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Desain Baru Kemasan Ecogreen Packaging di Kampung Industri Tempe Sanan, Inovasi Ramah Lingkungan Berkelanjutan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Inovasi eco-green packaging menjadi program yang saat ini tengah digalakkan oleh banyak industri di negeri ini, sebagai upaya untuk menjaga lingkungan. Hal inipun juga turut dilakukan oleh pelaku industri tempe di Kampung Sanan, Kota Malang. Penggunaan eco-green packaging di industri tempe Kampung Sanan sebenarnya sudah mulai dirintis sejak tahun 2023 dan terus dilakukan pembaharuan dan pengawasan oleh tim pengembang dari mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Eka Putri Surya, S.Pd., dan tim. Inovasi ini tidak hanya menjaga kualitas tempe yang dikemas, tetapi juga memperpanjang masa simpannya, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai keberlanjutan. Dengan begitu, Ecogreen Packaging mendukung ekonomi sirkular dan meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan produsen dan konsumen tempe.

Kegiatan di tahun kedua yang dimulai pada Kamis (22/08/2024) ini memiliki fokus untuk mengembangkan dan memproduksi kemasan ramah lingkungan yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetik. Proyek ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Nomor 9, yang menekankan pentingnya industri, inovasi, dan infrastruktur.

Eka juga menyatakan bahwa upaya ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal dan memberikan solusi kemasan yang berkelanjutan.

"Kami berharap dengan adanya kemasan Ecogreen Packaging, produk tempe dari Kampung Sanan dapat bersaing di pasar yang lebih luas dan turut serta dalam upaya menjaga lingkungan," ungkapnya.

Memasuki tahun kedua, tim dari UM telah mencapai kemajuan signifikan dengan meningkatkan kapasitas produksi Ecogreen Packaging dan memperkenalkan teknologi baru yang lebih efisien dalam proses pembuatannya. Peningkatan ini memungkinkan produksi kemasan ramah lingkungan dalam jumlah yang lebih besar dan dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu, tim juga memberikan pelatihan intensif kepada para produsen tempe di Kampung Sanan, menekankan pentingnya beralih ke kemasan ramah lingkungan. Pelatihan ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mengedukasi tentang manfaat jangka panjang, seperti pengurangan limbah dan peningkatan daya saing produk di pasar.

Program ini mengintegrasikan pendekatan teknis dengan partisipasi aktif masyarakat setempat, memastikan bahwa setiap tahap pengembangan Ecogreen Packaging melibatkan mereka secara langsung. Dengan melibatkan warga, program ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap inovasi yang dihasilkan, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian penting dari proses perubahan. Melalui pelatihan, diskusi, dan kolaborasi, masyarakat diajak untuk memahami pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan berperan aktif dalam upaya pengurangan limbah plastik. Pendekatan ini memperkuat komitmen kolektif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi lokal.

Dengan adanya dukungan penuh dari UM dan semangat kolaboratif dari masyarakat Kampung Sanan, diharapkan kemasan Ecogreen Packaging dapat menjadi model bagi industri lainnya di Indonesia. Program ini juga menjadi bukti konkret bahwa kolaborasi antara akademisi dan industri lokal dapat menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi banyak pihak.


Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Mahasiswa dan Dosen Uiversitas Negeri Malang Bekali Santri Pondok Pesantren dengan Entrepreneurial Citizenship Competencies untuk Memulai Bewirausaha

 


TULUNGAGUNG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa dan dosen dari Universitas Negeri Malang (UM) berkolaborasi untuk membekali para santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Islam di Tulungagung, dengan kompetensi kewirausahaan melalui program Entrepreneurial Citizenship Competencies, pada Jum'at-Minggu (5/7/2024). 

Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis kepada para santri agar mereka dapat memulai usaha mandiri di masa depan. Selain itu, Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UM. Dosen pembimbing program ini, Dr. Sri Untari, menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kewirausahaan berdasarkan konsep ekonomi kerakyatan sirkular.

Para mahasiswa UM yang terlibat dalam program ini memberikan pelatihan intensif mengenai dasar-dasar kewirausahaan, mulai dari perencanaan bisnis, pemasaran, hingga manajemen keuangan. Ketua Pelaksana Alfan Bramantya menyatakan bahwa dalam pengabdian ini mahasiswa juga memperkenalkan konsep Entrepreneurial Citizenship, yang mengajarkan bagaimana seorang wirausaha dapat berkontribusi pada masyarakat dengan menjalankan usaha yang memanfaatkan .

Pengurus Pondok Pesantren Ust. Rijal, mengungkapkan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi masa depan santri. 

"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi santri dan membuat santri lebih paham bagaimana cara memulai usaha, dan yang lebih penting, bagaimana menjadikan usaha tersebut bermanfaat bagi orang lain," Ujar Ust. Rizal.

 

Hari Ini Aksi Demo Tolak UU Pilkada Di Malang Bersama Aliansi Malang Bergerak

 


A.Data*

Mohon izin mennyampaaikan terkait  Monitoring Terkait Teknis Lapangan Aksi dari Aliansi Malang Bergerak Pada Kamis 22 Agustus 2024 bertemmpat di Mystic Coffe Jl. Joyo Utomo V Merjosari, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang diikuti oleh ±200 orang dari masing masing organisasi mahasiswa dan unsur masyarakat dalam Aliansi Malang Bergerak.

Aksi akan dilakukan pada Jumat 23 Agustus 2024 Pukul 14.00 WIB bertempat di DPRD Kota Malang Jl. Tugu No.1A, Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timurr dengan Korlap Gilang Dalu dan diikuti oleh ±6000 Masa Aksi


*B.Rangkaian Rencana Aksi*


1. Pukul 10.00 WIB - 11.30 WIB ada beberapa orang dari masa aksi untuk melakukan spionase di lokasi aksi Gedung DPRD kota Malang dan Balaikota Malang. 

2. Pukul 14.00 WIB Masa Aksi Berkumpul di Stadion Gajhayana Malang Jl. Tangkuban Perahu, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang. Setelah itu Longmarch menunju DPRD Kota Malang melewati Perempatan Rajabali Kayutangan menggunakan Mobil Komando dan membawa poster;bendera;banner dari masing masing organ

3. Setelah itu masa  aksi melakukan Orasi didepan gedung DPRD Kota Malang dan melakukaan pembakaran ban diselaa sela orasi. Setelah itu berdasarkan hasil konssolidasi, masa aksi akan melakukan skema chaks dengan mendobrak Gerbang DPRD Kota Malang dan menerobos masuk di gedung DPRD kota malang. Dalam melakukan pendobrakan masa aksi dibagi beberapa gelombang. Gelombang pertama bertugas sebagai pendobrak gerbang DPRD kota Malang lalu dilanjut gelombang kedua untuk menduduki DPRD Kota Malang

4. Setelah Skema chaos berhasil, maka masa aksi mundur / Evakuasi ke beberapa titik sbb:

* Dr sopraoen kampus 3,

* Jembatan kedua kayutangan Majapahit

* Stasiun kota baru


5. Masa aksi melakukan point tuntutan sbb

* mendesak presiden ri untuk mematuhi konstitusi

* menuntut dpr ri untuk menghentikan pilkada

* menuntut dpr ri untuk tidak melanjutkan pembahasan ruu

* menunttut presiden ri tidak cawe cawe

* mendesak kpu ri no mengikuti putusan MK 70 dan 60 

* boikot pilkada jika tidak memenuhi status aquo


*C.Hasil Pemantauan*

1. Bahwasannya Aksi yang dilakukan dari Aliansi Malamg Bergerak diikuti oleh ±6475 orang dan beberapa organisasi mahasiswa / masyarakat seperti :

* PMII

* GMNI

* IMM

* HMI

* GMKI

* PMKRI

* Amnesti Brawijaya

* Amarah Brawijaya

* Arema Kampus

* Ultras Garuda

* Perwakikan Bem Umm, Unisma, unmer, Um, gajayana, alhikam, unira, alqolam, Uwiga, Unikama, Polinema, Polkesma

* Anarko Acab 1312

* KNPI Kabupaten Malang


2. Bahwasanya Masa aksi akan melakukan skema chaos untuk melakukan penerobosan di gedung DPRD Kota Malang untuk mengajak Forkopimda dan Fraksi Fraksi DPRD Kota Malang

3. Bahwasanya Masa Aksi juga akan melakukan Follow up dari aksi dengan rencana melakukan pembatalan pelantikan anggota DPRD kota malang pada hasil pemilu 2024

4. Bahwasanya Masa aksi juga akan melanjutkan aksi jika tidak ada tindak lanjut dari aksi yang dilakukan pada saat jumat 23 agustus 2024 akan melakukan pembekuan Pilkada serentak di kota malang


*D.Upaya Pencegahan ATHG*


1. Berdasarkan potensi athg diatas bahwasanya dimungkinkan untuk melakukan pengamanan, Tim kesehatan terhadap tempat tempat yang akan menjadi titik aksi Seperti DPRD Kota Malang serta beberapa titik evakuasi, juga perlu menjadi perhatian terhadap Balaikota Malang karena akan terimbas Aksi. 

2. Berdasarkan Potensi Athg, dimungkinkan untuk melakukan pengalihan arus agar tidak terjadi penumpukan arus lalu lintas dan demi kondusifitas aksi. 

3. Untuk Anggota dewan, Pegawai Forkopimda untuk melakukan pencegaham dini sebelum aksi dimulai, karena aksi yang dilakukan akan Chaos

Caraku Memaknai Budaya Cek Sound Hingga Larut Malam dalam Festival Karnival

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Semoga artikel ini tidak menyinggung para pemilik rental sound, panitia atau bahkan siapapun yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan karnaval, festival kebudayaan, partisipan, panitia, atau sejenisnya. Sebab ini adalah pyur suara dari saya yang juga dulu penikmat festival atau karnaval. 

Artikel ini bukan pula dalam rangka menolak keputusan Bupati Malang Nomor : 188.45/144/KEP/35.07.013/2022 tentang Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah yang mana Sound Horeg telah dicantumkan sebagai salah satu objek kebudayaan “Seni” di Kabupaten Malang. Namun murni pendapat pribadi saya. Akhirnya, tulisan ini tidak harus dibenarkan dan tidak pula bisa disalahkan 100%. Bila memang demikian diperlukan, maka mari berdebat atau diskusi secara baik dan benar serta menjunjung etika adat ketimuran dan budaya sopan santun.

Oke lanjut, saya juga memahami bahkan didalam ilmu agama kita dilarang berbicara mengenai sesuatu yang tidak kita kuasai, itu pula bagi saya termasuk selain ilmu agama, sebab saya juga tidak mengetahui dasar keputusan itu dan lain sebagainya. Sekali lagi ini adalah murni pandangan saya saja berdasarkan pengalaman. 

Baik, jadi begini. Oke bila mana budaya sound horeg ini kemudian memberikan dampak positif misalkan bagi profesi rental sound akan meningkat termasuk juga pegiat UMKM, rental costum, para freelancer dokumentasi hingga pemandu tarian. Maka tidak adil bila kita tidak membahas history of wisdom dari adanya peringatan HUT Ke-79 RI atau acara bersih desa atau apapunlah yang bermakna festival dan karnival. 

Saya masih ingat saat masih kecil dulu, karnival dilakukan pagi hingga sore hari maka disini kemungkinan-kemungkinan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan minim. Seperti misalnya pesta mabuk akan memiliki potensi besar dilakukan malam hari, anak-anak yang tidak pernah tahu dunia malam maka akan kecanduan untuk berkeliaran malam sebab tahu dunia malam.

Waktu malam adalah rentan terjadi tindak pidana kriminal, mulai dari pencurian, baik pencurian yang dilakukan di dalam rumah akibat rumah kosong maupun pencurian diparkir kendaraan. Sebab akan sulit mengkondisikan, mengidentifikasi dan melakukan tindakan massa ketika malam hari. 

Belum lagi kita membahas kesibukan warga yang wajib harus masuk kerja besoknya meskipun weekend sebab 80% profesi warga di desa tak kenal hari weekend, kesehatan warga, atau bahkan ada warga yang memiliki resiko sakit jantung dan bayi yang baru lahir tentu akan terganggu, kalau misalkan ada bantahan, 'ya mengapa tidak dipindah saja sementara' lalu nanti dibawa pulang lagi, kalau sudah demikian saya angkat tangan, namun yang jelas memang berarti telah terjadi degradasi moral diantara kita, sikap empati memang hanya sebatas teori. Terus ini lagi saat warga yang jauh datang atau pulang dari melihat karnival sound horeg akan besar potensinya mengalami begal di jalan. Itu bila ditinjau dari segi kemanan dan potensi-pontensi tindak pidana atau kriminal yang mungkin terjadi, termasuk adalah kenakalan remaja serta bibit kebiasaan buruk berupa keluar malam juga akan terjadi.

Selanjutnya ditinjau dari history wisdom nya, maka kita akan menjadi warga yang daya kreatifitasnya menurun. Bagaimana tidak, dalam level pertunjukan ini hanya ada joget dan kreasi kostum. Bila dibayangkan pada era saya dulu, setiap kelompok bahkan tidak mau sama, baik dalam tema dan pertunjukan. Kalau dulu sound dan tarian adalah hal yang wajib sehingga bervariasi artinya kreatifitas itu akan terbentuk. Misalnya ada tema kostum pahlawan, drama kolosal perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, drum band, pencak silat, tumpeng, dan lain-lain masih sangat banyak. Tentu semua juga mengandung pesan moral dan sejarah, akhirnya peringatan HUT Ke-79 RI akan sakral dan momen yang paling ditunggu oleh semua kalangan, baik masyarakat, tokoh agama, maupun cendekiawan.

Namun, kalau kita lihat dari sekarang apakah demikian nilai itu masih ada, saya masih mencari apa maksud dari pertunjukan ini. Apa pesan moralnya. Padahal kegiatan karnival adalah suatu bentuk ekspresi syukur, akan kemerdekaan bukan seperti konotasinya untuk pelarian atau pelampiasan setelah kita terbelenggu, saya katakan demikan sebab tidak ada pesan moral dan tujuan yang jelas. Lalu apakah kalau tidak disebut pelampiasan. 

Seperti kata orang yang suka mabuk karena ingin melampiaskan dan melupakan semua bebannya, makan dia akan mabuk untuk menghilangkan kesadaran sementara untuk melupakan tidak ada tujuan lain selain hal itu. Nah ini sama bukan. Belum lagi kostum dan lagu-lagu yang dibawakan nyaris budaya dari barat. Percuma guru mendidik siswa untuk mencintai produk dalam negeri dan bangga akan bangsanya sendiri namun kalau ternyata budaya seperti ini bahkan didukung dan di kembangkan. 

Belum lagi cost anggaran biaya yang dibutuhkan adalah sangat tinggi, energi yang dikeluarkan sangat banyak. Memang iya ini setahun sekali, namun bukannya justru setahun sekai itu kita buat yang berkesan ya untuk menjadi memori yang indah setahun kedepan. Belum lagi tentang kesehatan yang dipaksa saat malam hari dan sudah tidak melaksanakan sholat mulai dari dhuhur sampai isya', bukannya suudzan namun mau berhusudzan bagaimana ketika mereka semua sholat dalam logika itu kok sulit, sebab saat itu juga seharusnya masjid akan penuh sesuai jumlah penonton, toh kalau memang bergantian kok air pada bak cuci kaki dimasjid kok tetap bening, wkwk.

Oke itulah keresahan saya, namun saya tidak egois akan mengkritik namun saya juga memberikan saran. Gini, kenapa kok tidak diadakan saja kegiatan sifatnya untuk mencetak prestasi-prestasi namun tetap seru. Misal, pertandingan sepakbola, voli, atau ini yang sedang baru di buat oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) yang mencangkup cabang olaraga tradisional yang hampir punah, selain akan melestarikan permainan tradisional dan membentuk atlet juga akan menamkan nilai moral yang baik pada permainan tersebut. 

Dari sini nanti kan akan ada atlet-atlet baru yang akan muncul, kalau memang ada yang membantah itu sudah dilakukan ketika rangkaian lomba agustus-an dan dibutuhkan penutup yang meriah. Mengapa tidak yang lain seperti festival music artis ternama sekalian, konser maestro music indonesia, parade drumb band, atau masih banyak lagi, seperti yang akan punah ini adalah ludruk, wayang, sebab yang katanya tidak lagi diminati oleh anak muda. 

Nah, ya memang, sebab mengapa tidak diminati anak muda, karena tak ada inovasi yang menarik. Coba pertunjukan wayang ata ludruk itu dilakukan ditengah pasar kuliner dan bazar umkm. Atau kasarnya dilakukan didalam lapangan, yang mana didalam lapangan itu ada banyak stand bazar dan permainan anak atau pasar murah dan lain-lain maka akan menarik. Misalnya juga nih, tari gandrung di Banyuwangi akan indah bila dilakukan oleh ribuan orang akan menarik sebab melibatkan banyak orang. Itu hanya contoh dan analogi kecil. 

Demikian adalah suara hati saya, saya memahami semua hal diatas adalah bukan yang mudah. Memang membutuhkan evolusi yang sangat kompleks. Saya memahami setiap punya standartnya masing-masing, memiliki worldviewnya masing-masing dengan pertimbangannya masing-masing sehingga menimbulkan perilakunya masing-masing. Namun coba sesekali menyelamlah kedalam hati kecil, pertimbangkan dan renungkan.


Salam,...

Wallahu a'alm bisshawab 


WAJAK BERSHOLAWAT BERSAMA MAJELIS AR-RIDWAN MALANG

 


WAJAK | JATIMSATUNEWS.COM : Dalam rangka memperingati Dirgahayu Indonesia Ke-79 warga kecamatan Wajak Kabupaten Malang dan Sekitarnya bersholawat bersama Majelis Ta'lim Wal Maulid Ar-Ridwan Malang, dilaksanakan ba'da isya' di Lapangan Suropati Wajak Kabupayen Malang pada Senin, (26/8/24). 


Dihadiri oleh khodimul majelis Ar-Ridwan Malang Al-Habib Ahmad Jamal bin Toha Baagil dan Al-Habib Abdul Qodir bin Mauladdawillah, tokoh masyarakat serta seluruh ribuan jamaah pembacaan dilaksanakan dengan khidmat. Acara dibuka sebelum khodimul majelis datang yang dengan patwal oleh anggota kepolisian sekitar. 


A. Bapak Nasihin Sesepuh Ar-Ridwan Wajak (Modin)

  1. Dengan kemerdekaan ngaji enak, makan enak, 
  2. Wajak ketemoatan ar-ridwan ke-13, semoga ini bukan terakhir
  3. Upaya keluarga sudah sekuat tenaga namun masih manusia biasa
  4. Dukungan Ar-Ridwan Wajak oleh Pak Huda sehingga menjadi besar


B. Ustadz Khoiruddin

  1. Al-Habib Zain Kitab Faidhul Muhtaroh : paling mulianya sesuatu yang turun dari langit adalah taufiq, taufiq adalah kemampuan yang diberikan kepada Allah oleh hambanya untuk bertaqwa. 
  2. Al Imam Abu Yazid Al Bustami : menceritakan bebucara dengan macan yang merupakan contoh taufiq, sehingga macan itu juga berpesan jangan menceritakan ketemu saya dan selamat bukan karena aku atau kamu namun karena taufiq nya Allah. 
  3. Sesuatu yang mulia dari langit adalah keikhlasan, yaitu amal yang didasari karena Allah swt
  4. Risalatul Khusyairitah : ikhlas adalah ketika kita melakukan hal baik namun dicibir oleh orang namun diam, itu adalah ikhlas.


C. Al-Habib Achmad Jamal bin Toha Baagil

  1. Santri itu Menuntut ilmu akan berhasil jika serius, sungguh-sungguh, istiqomah dan semangat.
  2. 4 Tahun adalah pondasi, 10 Tahun menyandang gelar Ustadz, Ulama' 25-40 Tahun
  3. Kita di Ar-Ridwan seminggu sekali, maka harus diperbanyak dengan wirid maka akan barokah
  4. Al-Qur'an : dan orang yang berupaya untuk sampai kepada allah, akan ku tunjukkan jalan yang banyak
  5. Ustadz Abdullah Abdul (Guru Habib Jamal) mengatakan : Dengan Sungguh-sungguh, bukan dengan orang tua ilmu akan kita gapai, bapak yang dibanggakan itu menjadi orang yang dibanggakan kecuali dengan sungguh-sungguh. Jangan dengan bapak alim, kemudian anak menjadi alim. 
  6. Ada orang yang merdeka, namun tidak memiliki ilmu akan seperti budak. Ada budak yang berilmu maka budak tersebut akan merdeka.
  7. Ada cerita majikan yang memerdekakan budaknya karena saking jijiknya, kemudian budak yang merdeka kemudian menjadi marbot masjid sekaligus menuntut ilmu akhirnya menjadi masalah besar. Suatu hari majikan itu mendapatkan masalah dan akhirnya mengharuskan berkonsultasi ke ulama' yang dulunya budak yang dimerdekkan itu. Akhirnya ulama' ini menasehati bahwa dulu menjadi budak dan kini menjadi ulama karena ilmu. Bukan karena nasab. 
  8. Kita dan anak kita akan mulia bila mempertahankan ilmu yang diwariskan oleh nabi Muhammad SAW
  9. Ada cerita anak yang ingin memiliki orang tua yang disebut ulama besar, akhirnya dibrefing bila ada ulama' besar tanya setelah deklarasi itu dengan jawaban 'masalah itu, ulama' berbeda pendapat'. Akhirnya ada yang bertanya apakah ada keraguan tentang wujudnya Allah swt akhirnya dijawab pula 'masalah itu, ulama' beda pendapat', dari sini akhirnya ketahuan bahwa orang tua tersebut bukan ulama' besar, hikmahnya tidak perlu dan membuktikan orangtua kita adalah ulama' besar
  10. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti akan memdapatkan, apa yang kau dapat adalah apa yang kau upayakan. Termasuk ilmu dan harta.
  11. Tidak berhasil santri sungguh2, ustadznya sungguh-sungguh, walinya sungguh-sungguh
  12. Santri yang tidak pernah di sambang (wali tidak serius)
  13. Habib Umar bin Hafidz pernah mengatakan Kalau guru mengajar tanpa muraja'ah, boleh santri meninggalkannya
  14. Santri harus sangat serius dan mujahadah an-nafsh


Mahasiswa Promahadesa UNEJ Tanam 100 Pohon Cemara dan Bersih Pantai Wotgalih

 


JEMBER | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa Promahadesa Universitas Jember (UNEJ) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan menggelar aksi penanaman 100 pohon cemara pantai dan bersih-bersih pantai bersama dengan karang taruna serta pokdarwis di Pantai Wotgalih, Lumajang. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian ekosistem pantai serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama karang taruna dan pokdarwis Pantai Wotgalih.

Dalam kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 14 Agustus 2024, para mahasiswa dengan semangat gotong royong menanam 100 bibit cemara pantai di sepanjang garis pantai. Pohon cemara pantai dipilih karena memiliki akar yang kuat dan tahan terhadap angin laut, sehingga efektif dalam mencegah abrasi pantai. Selain itu, mahasiswa bersama karang taruna, pokdarwis dan masyarakat sekitar juga melakukan pembersihan pantai dari sampah-sampah yang berserakan.

Dokumentasi penanaman pohon cemara pantai oleh Mahasiwa Promahadesa UNEJ, Karang Taruna, serta Pokdarwis Wotgalih

Amar Raikhan, selaku koordinator kegiatan, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salahsatu bentuk upaya menjaga ekosistem dan rasa peduli lingkungan yang akan berdampak pasa pariwisata dan kesehatan masyarakat

“Aksi ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan, khususnya kawasan pantai. Cemara pantai sangat penting untuk menjaga ekosistem pantai, sementara kebersihan pantai akan memberikan dampak positif bagi pariwisata dan kesehatan masyarakat.” Ujar Amar

(Aksi bersih pantai Wotgalih bersama Karang Taruna dan Pokdarwis Wotgalih)

Sebagai bentuk dukungan terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik, mahasiswa Promahadesa UNEJ juga memberikan tempat pembuangan akhir sampah kepada masyarakat sekitar. Hal ini diharapkan dapat mengurangi masalah sampah di sekitar pantai dan mendorong masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Mahasiswa Promahadesa UNEJ juga memberikan modul konservasi cemara pantai serta modul pengelolaan sampah sebagai bahan literasi tambahan mengenai pentingnya menjaga kelestarian wilayah pantai.

Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan masyarakat sekitar. Bapak Lastari, Kepala Desa Wotgalih, menyampaikan terima kasih atas inisiatif mahasiswa UNEJ.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Dokumentasi penyerahan keranjang sampah dan modul konservasi cemara pantai serta modul pengelolaan sampah pantai.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya kawasan pantai. Melalui aksi nyata seperti ini, mahasiswa Promahadesa UNEJ membuktikan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang lebih baik.



Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...