Langsung ke konten utama

Daur Ulang Bungkus Semen di Sekolah Pinggiran Pacitan: Lestarikan Wayang Beber dan Tumbuhkan Wawasan Kedudayaan

 


PACITAN | JATIMSATUNEWS.COM : Pelestarian budaya seringkali menjadi tantangan tersendiri ketika menghadapi ancaman kepunahan. Hal ini mendorong lahirnya inisiatif inovatif yang menggabungkan pendidikan, budaya, dan lingkungan, seperti yang dilakukan oleh tim pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) yakni pelatihan daur ulang limbah bungkus semen menjadi merchandise wayang Beber. Dalam rentang waktu antara Juli hingga November 2024, 12 sekolah di wilayah pinggiran Pacitan menjadi sasaran lokasi dari program pelatihan tersebut. Kegiatan ini berfokus pada revitalisasi budaya Wayang Beber yang mulai terlupakan dengan menekankan aspek merchandise kebudayaan.

Proyek yang digagas oleh Dr. Iriaji, M.Pd., dosen Universitas Negeri Malang (UM) ini bekerja sama dengan komunitas lokal Pacitan Cerdas (PACE). Kegiatan ini juga semakin sukses karena mendapatkan dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, melalui program Bima yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

Pendekatan inovatif dalam kegiatan ini adalah pemanfaatan bungkus semen yang biasanya dianggap sebagai limbah, untuk diubah menjadi media ekspresi seni budaya Wayang Beber. Bungkus semen yang didaur ulang kemudian dijadikan bahan utama untuk membuat produk budaya, seperti merchandise, yang menarik perhatian kalangan muda dan masyarakat luas. 

Melalui pendekatan kreatif ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung dalam proses produksi, tetapi juga terlibat dalam mempromosikan budaya lokal yang hampir punah. Pelatihan ini diadakan tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan baru bagi siswa sekolah, tetapi juga untuk membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal dalam bentuk yang lebih modern dan inovatif.

Dr. Iriaji, M.Pd., sebagai ketua kegiatan, menyampaikan pentingnya pendekatan kreatif dalam pelestarian budaya yang juga bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

"Daur ulang bungkus semen menjadi karya seni ini bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga menyelamatkan Wayang Beber yang hampir punah. Dengan menjadikan produk budaya ini sebagai merchandise, kita menggabungkan nilai ekonomi dan budaya, terutama bagi generasi muda," ujarnya.

Selama pelatihan, siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya daur ulang dan kontribusi mereka terhadap lingkungan. Selain itu, mereka diajak untuk memahami lebih dalam tentang Wayang Beber, sebuah bentuk seni tradisional yang telah ada sejak zaman Majapahit, namun kini mulai jarang ditemui. Keterampilan daur ulang ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa dan komunitas, terutama dalam menciptakan produk-produk bernilai ekonomis yang ramah lingkungan.

Kegiatan ini sejalan dengan tiga tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu tujuan ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, tujuan ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta tujuan ke-12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Melalui sinergi antara pendidikan dan budaya, proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam menggerakkan sektor industri kreatif di Pacitan, sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan masyarakat.

Dr. Iriaji menambahkan bahwa selain menamamkan persuasif terhadap budaya, kegiatan tersebut bertujuan memberikan relevansi budaya yang bisa bersaing pada zaman sejarang

"Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan bahwa budaya bukan hanya warisan, tetapi juga sumber daya yang bisa terus hidup dan berkembang seiring perkembangan zaman. Ini adalah cara kita untuk menunjukkan bahwa budaya lokal bisa tetap relevan dan berdaya saing". Tegas Dr. Iriaji

Komitmen tim pengabdian terhadap pelestarian budaya dan pemberdayaan komunitas menjadikan program ini sebagai contoh konkret bagaimana pendidikan, inovasi, dan kesadaran lingkungan dapat berjalan seiring. Proses kreatif yang melibatkan daur ulang bungkus semen untuk mendukung pelestarian Wayang Beber menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional masih relevan dan dapat dipadukan dengan praktik-praktik modern untuk menghadapi tantangan masa kini.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Jelita Lestari, Jurnal Online Optimalisasi Pembimbingan Guru Pamong dan Mahasiswa PPG

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Dalam upaya untuk terusmeningkatkan kualitas pembimbingan dan pelaksanaanPraktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Negeri Malang (UM)memperkenalkan sebuah inovasi terbaru berupa platform jurnal online berbasis lesson study dengan nama “JelitaLestari”. Platform ini dikembangkan khusus untukmemfasilitasi guru pamong dan mahasiswa dalam proses refleksi pembelajaran dan dokumentasi bimbingan yang lebihsistematis. Website Jelita Lestari dirancang sebagai sarana bagi guru pamong untuk merekam, memantau, serta mengevaluasipembelajaran yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPG di lapangan. Platform ini juga menyediakan ruang bagi guru pamong untuk menuliskan hasil lesson study mereka dalambentuk artikel ilmiah, yang nantinya dapat dipublikasikan. Dengan adanya platform ini, diharapkan akan terjadipeningkatan kualitas pembimbingan, yang pada akhirnyaberdampak positif pada kemampuan pedagogis mahasiswacalon guru. "...

Menyala! Siswa Kelas 9B SMP Ibnu Rusyd Dampit Tampilkan Tarian Khas Lombok Damar Mesunar pada Malam Puncak Gelar Budaya Nusantara P5

  MALANG | JATINSATUNEWS.COM :  Melalui pertunjukan tari siswa kelas 9B SMP Ibnu Rusdy Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit berkreasi dengan bebas. Nyatanya kreasi mereka harus diakui oleh kedua jempol tangan karena berhasil menyita perhatian para pengunjung panggung pertunjukan dengan seni tari yang dibawakan.  Lengkap dengan segala aksesoris yang melekat pada tubuh penari, gerakan tarian serta ekspresi yang dikeluarkan oleh mimik wajah menambah watak dan karakter semakin hidup. Pencahayaan yang dipilih serta musik pengiring juga telah menambah kuat pesan moral yang ingij disampaikan oleh penari kepada penonton.  Tari Damar Mesunar adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang sarat akan semangat gotong royong, persatuan, dan kekuatan alam. “Damar” merujuk pada lampu atau pelita, sedangkan “Mesunar” dalam bahasa Sasak berarti menyala atau bersinar. Melalui simb...