Rabu, 12 Oktober 2022

Singkatnya, kenapa harus BKR UM ?

Koordinasi dengan Ibu Heni Masruroh Tim PLMK LPPM UM 

 
Sudah banyak terdengar bagi kita istilah kebencanannya, mulai dari pengertiannya hingga pengurangan risikonya. Kabupaten Malang sebagai wilayah yang bisa disebut laboratorium atau marketplace bencana menuntut manusianya harus bisa menguasai mengenai management penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. Dalam terorinya, dimana terjadi bencana maka diwilayah itulah semua stakeholder masyarakat harus bersatu dan saling berbagi peran dalam penanggulangan dan pengurangan risiko bencana, mulai dari kaum awam, kaum wirausaha hingga kaum cendekiawan harus bisa memposisikan dirinya dalam berperan untuk penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. 

Selama kurun waktu satu tahun banyak bencana yang terjadi wilayah malang, mulai bencana alam atau non alam, namun secara general bencana non alam seperti sosial jarang terjadi. Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angina putting beliung, gempa bumi dan gunung Meletus sering melanda wilayah kabupaten malang. Sepanjang tahun 2021 sampai awal 2022 telah terjadi empat bencana besar yang terjadi di Wiayah Malang yang berskala nasional, mulai Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu, secara berturut-turut pada 4 April 2021 terjadi bencana gempa bumi yang melanda wilayah selatan kabupaten malang, yakni kecamatan turen, dampit, Tirtoyudo dan Ampelgading. Lalu, pada 4 November 2021 disusul bencana banjir bandang kota batu juga tercatatat banyak korban jiwa. pada 4 Desember 2021 terjadi Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru yang memakan korban yang begitu banyak dan hingga artikel ini ditulis belum selesai penananganannya, yakni pada tahap relokasi dan pembangunan jembatan yang menghubungkan Malang dengan Lumajang berakibat putus saat bencana terjadi. Dan yang terakhir adalah pada tanggal 1 Oktober 2022 terjadi Tragedi Stadion Kajuruhanyang memakan korban 703 korban, 132 diantaranya meninggal dunia. 

Saat ketiga bencana itu terjadi, semua stakeholder terlihat begitu antusias dan berempati dalam membantu, mulai dari NGO, LSM dan Ormas-Ormas lainnya begitu ramai membantu, tak terkecuali dengan Pemerintah yang ikut andil dalam mengambil keputusan dan kebijakan. Saya saat itu juga menjadi saksi, penanganan ketiga bencana yang terjadi itu, rata-rata 4 bulan saya fokus terlibat dalam penanganan ketiga bencana tersebut. Namun ada hal yang begitu saya sayangkan. Karena saya selain diafiliasikan diri sebagai relawan, secara naluri saya juga sebagai mahasiswa, saya juga terpanggil dalam mengimplementasi konsep tridharma perguruan tinggi. Selama menjadi sekretaris posko di kebencanaan saya mengamati beberapa donatur yang datang ke lokasi kebencanaan, terkhusus mahasiwa. 

Ada beberapa peristiwa yang tak seharus dilakukan mahasiswa ketika merespon bencana khususnya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena saya sendiri adalah mahasiswa yang beralmamater UM sehingga, kritik dan saran yang saya himpun dari pengamatan ketika dilapangan adalah mengarah kepada Universitas Negeri Malang. Kritik dan saran yang diambil dari pengamatan dilapangan secara langsung tersebut akan saya jelaskan pada artikel ini, terlepas dari tingkat objektivitasnya yang paling penting begitulah fakta yang terjadi dilapangan, bukan bermasud untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekkan instansi dan almamater saya sendiri, bagi saya ini adalah wujud dari kecintaan kepada almamater untuk bisa memperbaiki agar bisa menjadi lebih baik dan lebih berperan serta dirasakan langsung oleh masyarakatnya, tak hanya eksistensinya saja namun juga solusi ditengah kebutuhan yang ada kita bisa memposisikan peran disitu. Beberapa fakta,kritik dan sara untuk Universitas Negeri Malang dari tiga penganganan bencana yang terjadi di wilayah Malang, antara lain : 

1. Respon Yang kurang Tepat 

Mulai bencana gempa bumi dan banjir bandang, mahasiwa UM sejauh pengetahuan saya tidak pernah melakukan giat didalam penenganan bencana tersebut. Meskipun ada giat hal itu kurang tepat, respon yang diambil hanya template atau respon yang dilaksanakan pada umumnya, tidak dikaji secara dalam apakah respon yang diambil sudah tepat. Misalnya, bila ada yang menganggap pernyataan saya diatas adalah salah, nyatanya mahasiwa melakukan open donasi dijalan. Inilah yang saya anggap kurang tepat, sebagai kaum intelektual dirasa kurang peran kita kalau hanya melakukan open donasi atau bermental ‘pengemis’, padahal kapasitas kita leboh dari itu, kita harusnya diposisi intelektual yang harusnya mengkaji mengenai management penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. Belum lagi ketika kita melakukan open donasi, ada bencana lain yang ditimbulkan diantaranya kemacetan. Semua ada positif dan negatifnya, alangkah baiknya jika optimalisasi itu diterapan sebagai akademisi dan sebagian kecil yang mengatur mengenai donatur. 

2. Egoisme Yang Tinggi

Terlepas dari fenomena diatas, mungkin jika prespektif saya salah, ada yang telah melakukan giat namun saya rasa tingkat egoismenya tinggi. Misalnya berangkat atasnama organisasi ekstra atau intra , saya tidak perlu menyebutnya. Coba jika kita semua organisasi ekstra, intra dan semua civitas akademika bergabung dan sama-sama membawa bendera Universitas Negeri Malang maka kita akan lebih besar namanya secara bersama, ditambah lagi jika kita berangkat dengan berpamitan terhadap kampus kita juga akan mendapatkan donatur itu dari kampus. Artinya mari kita bersatu membesarkan nama kampus untuk perperan dimasyarakat melalui bendera Universitas Negeri Malang. 

3. Asesmen Yang Rendah Pasca bencana terjadi, semua mahasiswa yang tergabung kedalam suatu organisasi, aktif ingin berperan atau membantu, tak sedikit yang melakukan open donasi, ini bukan suatu hal yang salah. Harusnya dalam hal ini harusnya mahasiswa berada diposisi strategis yaitu sebagai kaum intelektual yang berperan menganalisis dan mengkaji, memanfaatkan sumberdaya manusianya yang tinggi untuk managemen posko. Namun, nyatanya tidak demikian, mahasiswa lebih memilih untuk melakukan open donasi dilapangan yang justru menurunkan esensi dari mahasiswa itu sendiri, padahal terkadang apa yang telah dilakukan tidak berbasis kebutuhan dan hanya mengedepankan eksistensi, hanya beranggapan bagaimana organisasinya terlihat ikut membantu dan turun lapangan, padahal bantuan yang diberikan tidak tepat. Sebagai pengelaman saya ketika menjadi sekretaris Pos Lapangan saat bencana banjir bandang dikota batu, ada sekumpulan mahasiswa yang membawa pakaian bekas sebanyak separuh mobil pickup, padahal hal itu tidak dibutuhkan dan telah diumumkan oleh semua elemen penanggulanagan bencana kala itu, bahwa tidak membutuhkan pakaian bekas. 

Setelah kami telusuri, sebelum melakukan giat open donasi dan berangkat kesini apakah sudah koordinasi, ternyata belum koordinasi dengan siapapun. Bagi kami itu adalah kesalahan fatal, tidak meringankan bencana malah membuat bencana baru dengan membawa sesuatu yang tidak dibutuhkan sama sekali. Pengalaman kedua saat terjadi bencana  erupsi awan panas guguran gunung semeru, sudah diberitakan untuk tidak membawa logistik ,tetapi hal yang dibutuhkan adalah SDM Relawan, utamanya sebagai managemen posko dan asesmen, dibutuhkan juga alat rekonstruksi dan pembersihan, dan dana keuangan. Tapi, masih saja ada yang kelokasi membawa logistik dan yang paling parah adalah lokasi bencana dijadikan spot untuk wisata bencana, ini menujukkan sikap empati yang buruk dan perlu dilakukan edukasi kembali. 

Dari berbagai kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menanggapi bencana, kami merasa prihatin dan ini tentunya hal yang kurang benar, maka untuk meluruskan hal yang menurut kami sebagai relawan kurang benar dan setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan organisasi relawan kampus yang langsung dibina oleh BPBD Kabupaten Malang dan LPBI NU Kabupaten Malang, organisasi itu bernama Badan Koordinasi Relawan Universitas Negeri Malang (BKR UM), peran Badan Koordinasi Relawan Univeristas Negeri Malang antara lain : 

1. Sebagai Information Center 

Hal yang pertama dilakukan ketika bencana terjadi adalah melakukan asesmen, maka dari situ relawan harus berada dilokasi secara langsung, bila pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat, kami akan mendirikan posko. Posko inilah nanti akan menjadi pusat informasi bagi seluruh civitas akademika Univeristas Negeri Malang yang ingin membantu ketika bencana sedang terjadi, entah itu berbentuk giat ataupun bantuan moril. Informasi yang kami sediakan ini utamanya bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan bantuan seperti yang telah terjadi pada kasus-kasus diatas. 

2. Pelayanan Satu Pintu 

Kami berperan sebagai enumerator civitas akademika Universitas Negeri Malang yang telah membantu, dari sini semua yang berhubungan dengan UM, baik organisasi intra, organisasi ekstra, organisasi daerah, komunitas, dan lain-lain terrekap dengan baik, serta kami bisa memberitahukan kepada kampus atau masyarakat pada umumnya bahwa univeristas negeri malang telah melakukan giat penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. 

3. Branding Universitas 

Pada intinya sebagai ajang menyatukan atau branding kampus terhadap seluruh organisasi yang selama ini berangkat sendiri-sendiri dengan membawa benderanya masing-masing. Kita harus bersatu, untuk membesarkan kampus dibawah bendera Univeristas Negeri Malang. 

Singkatnya, itulah peran kami. Pada dasarnya adanya banyak pertimbangan, terbukti kita didukung oleh banyak pihak, antara lain BPBD Kabupaten Malang, LPBI NU Kabupaten Malang, MDMC UMM. Tak hanya itu pada universitas lain juga terdapat organisasi serupa, dan kami mendapatkan dukungan support dari sana, yakni Mahasiswa Tanggap Bencana Universitas Airlangga Surabaya (MAHAGANA UNAIR). BKR Hari ini sebagai kepanjangan tangan dari BPBD yang ada dikampus dan menginduk kepada Pusat Lingkungan Mitigasi Kebencanaan (PLMK) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Malang (LPPM UM). 

Pada 3 April 2022, BEM UM Melalui Direktorat Jendral Lingkungan Hidup melaksanakan Diskusi Umum di Aula Ava Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Diskusi ini mengusung tema "Penyelarasan Kebijakan dan Realitas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu". Diharapkan dari adanya kegiatan diskusi ini dapat memulai inisiasi BEM UM 2022 dalam mengkritisi isu lingkungan di masyarakat. Pada saat itu adalah pasca bancana banjir bandang kota batu 2021 dan kami diundang untuk dalam seminar itu, diwaktu yang tepat kami juga turut berdiskusi untuk rencana strategis (RENSTRA) Pemerintah Kota Batu pasca bencana banjir bandang kota batu 2021. Diantaranya tata ruang yang aman bencana banjir khususnya di aliran sumber brantas dan kajian kota batu sebagai kota wisata yang ramah lingkungan.  Singkatnya, itu adalah pandangan umum sebagai relawan yang pernah terlibat dalam penanganan bencana banjir bandang kota batu 2021 dan sebagai mahasiswa sebagai pusat intelektual dan pengkajian. 

Diwaktu yang sama, kami bertemu dan berdiskusi lanjut dengan pemateri yang juga sebagai tim Pusat Lingkungan Mitigas Kebencanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang (PLMK LPPM UM) Heni Masruroh, kami menyampaikan maksud dan tujuan kami dalam bergerak membentuk Badan Koordinasi Universitas Negeri Malang (BKR UM), beliau sangat menyambut dengan baik, bahkan sudah lama beliau ingin membentuk organisasi serupa, hanya saja dengan nama yang berbeda, awalnya beliau akan member nama Tim Reaksi Cepat Cakrawala (TRCC), kami pun mengatakan jika berkaitan dengan nama kami bisa saja dan patuh apapun kebijakan dari kampus melalui PLMK LPPM UM, hal yang terpenting adalah bagaimana misi kemanusiaan yang kami usung dalam rangka penanggulangan dan pengurangan risiko bencana bisa dilakukan. 

Selebihnya, beliau juga kaget ketika mendengar mahasiswa yang tergabung dalam BKR UM meskipun masih pertama adalah 70 mahasiswa dan telah mendapatkan sertifikasi BNPB di Hotel Mercure Malang, 70 mahasiswa tersebut tersebar dalam 9 divisi. Mulai dari divisi Hubungan Masyarakat dan Data Informasi (HUMDATIN), Divisi Tim Reaksi Cepat (TRC), Divisi Logistik, Divisi Psikososial, Divisi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Divisi Divisi Riset dan Pengembangan, Divisi Sarana Prasarana, Divisi Giat Operasional, dan yang terakhir adalah Divisi Kesehatan. Dari masing-masing divisi tersebut memiliki program yang beragam namun saling keterkaitan dengan divisi yang lain. Itu adalah divisi ketika organisasi namun saat turun ke lokasi berbeda struktunya. Itu adalah salahsatu teori management kebencanaan yang telah kita peroleh dari BPBD, LPBI dan MDMC, serta MAHAGANA UNIAR. Dengan kata lain, kami telah siap dalam misi penanggulangan bencana.

Selasa, 11 Oktober 2022

Penigkatan Kualitas Karakter Pelajar Indonesia


Oleh Muhammad Raihan Al Hadi

Indonesia merupakan sebuah negara yang berangsur-angsur mulai menaikkan tingkat kualitas pendidikan bagi rakyatnya pada setiap tahun, mulai dari didirikannya instansi pendidikan pada usia sangat belia hingga usia dewasa. Sasaran dan tujuan dari adanya berbagai instansi pendidikan ini tak lain untuk meningkatkan sumber daya manusia di negara Indonesia ini, namun sungguh tragis nilai-nilai karakter yang mencerminkan karakter bangsabagi masyarakat Indonesia semakin pudar, seiring berkembangnya dan majunya pendidikan di Indonesia. Lantas seperti apa karakter yang harus dimiliki masyarakat Indonesia terlebih kaum muda zaman sekarang ??....

Pendidikan merupakan sebuah tonggak bagi sebuah bangsa lebih dari itu pendidikan juga harus menjadi wajah dari sebuah bangsa. Melalui pendidikan yang baik diharapkan melahirkan generasi-generasi yang berbudi baik dan berkarakter  yang baik, karena karakter rakyat adalah cerminan dari sebuah bangsanya.

Berbicara mengenai karakter, karakter merupakan kepribadian bawaan seseorang yang muncul dikarenakan sebuah kebiasaan. Kepribadian dapat mengarah pada kepribadian yang positif dan juga negatif. Kita pastinya menginginkan generasi muda Indonesia lebih berkualitas dari generasi yang lalu, maka dari itu adanya peningkatan kualitas karakter bagi pelajar indonesia saat ini, melihat dari rendahnya nilai-nilai karakter dari generasi-generasi muda saat ini.

Ada beberapa cara meningkatkan karakter pelajar di Indonesia, yang pertama dengan adanya bimbingan guru di dalam kelas serta diluar kelas. Karena guru merupakan contoh terbesar bagi murid-muridnya, kemudian yang kedua pembelajaran dari keluarga mengenai pentingnya meminimalisir efek negatif dari lingkungan di sekitarnya, karena lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya karakter seseorang. Yang terakhir adalah penanaman nilai-nilai keimanan pelajar baik dari sisi keluarga dan guru dalam mendukung tumbuhnya nilai keimanan seorang pelajar. Dengan adanya cara-cara tadi diharapkan meningkatkatnya karakter siswa Indonesia

Senin, 10 Oktober 2022

Notulensi Rapat Pengurus Harian Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama’ (LPPNU) Kabupaten Malang

Notulensi Rapat 

Pengurus Harian Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama’ (LPPNU) 

Kabupaten Malang  

Senin, 10 Oktober 2022 

Zoom Meeting ; 19.00 – 21.00 WIB 

Daftar Hadir : 

1. Fauzie 

2. Supriyanto 

3. Rurid Rudianto 

4. Yusuf 

5. Ervan Andi F 

6. Eko Rudianto  

Topik 

A. Program Unggulan dan Progress 

1. Kerjasama dengan Ponpes Baiturrohman Ganjar-Gondanglegi 

2. Pupuk Srintil (NU Srintil Malang) 

3. Agro Teknopark 

Melalui asper Sumberpucung 

KPH Blitar 

Melalui LMDH 

Mendapatkan penawaran 30-50 hektar dari pemkab di dau (juga diberikan kepada PC. Ansor) 

4. Peternakan 

5. Kambing 

6. P4S Kopi (Mas Rurid) 

7. P4S Ibadurrohman 

8. P4S Pupuk Pak Fattah Poncokusumo  

B. Speak Up 

1. Rurid Rudianto 

1. Support ; bukan hanya finansial, namun finansial yang bersifat moril (Relasi) 2. Progress P4S • Sudah terbangun 2 akses jalan berupa jembatan 

Akses air sudah diinstal 

Pada 1 Ba’da Mulud didirikan Pendopo sebagai mengawali 

Kerjasama dengan PTPN  

Bekerjasama dengan Unira 3. Pengumpulan Fsilitator Program Yess 

Agrososiopreneur (mengakomodir warga/pemuda NU untuk diarahkan kepada program ini 

Mas Pras dan mas Rurid sebagai coordinator dalam Pengumpulan Program Yess 

2. Supriyanto 

1. Pembangunan SDM  

3. Fauzie 

A. Ada APBD 1,3 Miliyar dari Ke Ormas 

B. Klaim anggaran untuk lembaga 10 jt dengan cara menyelenggarakan kegiatan 

C. Perlu Koordinasi dengan bendahara PC NU untuk klaim anggaran ; tugas dr doctor supriyanto sebagai bendahara LPPNU 

D. Menyongsong 1 abad NU (Hari Santri) 

E. Expo : Dihadiri Menteri BUMN Erik Tohir, Banser, Menteri UKMK, 

F. Data Base 

G. Mengundang LPPNU MWC NU 

H. Rapat Zoom Meeting dengan Kabid  

4. Ervan Andi F 

Yess Programe adalah program pertanian yang disasarkan kepada pemuda


Dokumentasi:











BKR UM Jalin Mitra Bersama Mahagana Unair Surabaya



 

Badan Koordinasi Relawan Universitas Negeri Malang (BKR UM) Bersama Purna Ketua Mahasiswa Tanggap Bencana Universitas Air Langga Surabaya (MAHAGANA UNAIR) telah melakukan koordinasi antar perwakilan ketua. Selain ini sebagai ajang silaturahmi, bertukar pengalaman, study banding serta bertukar ilmu. Ini merupakan bentuk dari wujud komitmen kami sebagai relawan yang peduli akan penanggulangan dan pengurangan risiko bencana yang terjadi di indonesia pada umumnya dan secara khusus di daerah masing-masing sesuai potensi dan kapasitas yang ada. Pertemuan awal yang hanya dihadiri oleh ketua dari masing-masing perwakilan itu adalah langkah awal, kedepannya akan ada pertemuan forum relawan yang akan melibatkan seluruh relawan yang ada dimasing-masing institusi tersebut. Tujuannya adalah untuk sharing bersama.

Jika dilihat dari sisi nama, keduanya berbeda namun secara tugas dan peran banyak kemiripan atau bisa dikatakan sama. Hanya saja MAHAGANA sekarang dibawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sedangkan BKR adalah tim PLMK dari LPPM UM sebagai tim ad hoc, selebihnya menurut purna ketua MAHAGANA UNAIR sedang proses untuk independen seperti yang ada di UM atau nanti bisa di alih fungsikan menjadi UKM. Sejauh ini, pada kampus besar yang ada di jawa timur seperti juga terdapat organisasi serupa diluar dari MAPALA, KSR, PRAMUKA dan MENWA hanya saja berbeda-beda dalam penyebutannya, seperti yang baru saja dibentuk ini adalah MAHAGANA yang ada di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kehadiran MAHAGANA/BKR atau Relawan Kampus ini ternyata memiliki tunuan yang sama, yaitu untuk menyatukan seluruh relawan. Namun pada BKR ini sebenarnya selain menyatukan adalah untuk rebranding agar nama kampus bisa besar, sayang jika kebesaran kampus dipecah akibat ego sektoral yang ada. Argumen, temuan, fakta ini sepakat terjadi di kedua organisasi ini, oleh karena itu pertemuan selanjutnya adalah berfungsi sebagai penguat akan esensi BKR dan MAHAGANA dikampus ini, serta menentukan strategic plan yang baik untuk memerankan diri ditengah kampus dan relawan mahasiswa yang lainnya.

Banyak hal yang dibicarakan, jika MAHAGANA UNAIR lebih sering giat yang berada di luar pulau seperti mamuju, kita sebagai BKR bertukar pengalaman saat melakukan giat kemanusiaan di lokal karena pada dasarnya kami hadir untuk lingkungan sekitar dan berbasis kebutuhan, seperti Gempa yang terjadi di kabupaten malang 5.8 Scr 2021, Bencana Banjir Bandang Kota Batu (2021) dan APG Semeru pada 2022 kemarin. Semua saling menambah wawasan dan keyakinan akan management mitigasi kebencanaan yang baik akan semakin membuat penanggulangan dan pengurangan risiko bencana mudah untuk dilaksanakan. Selain itu, hal yang lebih penting adalah peran sebagai mahasiswa dan instansi pendidikan agar terasa secara langsung ke masyarakat dalam memberikan solusi. 

Akhir literasi, semoga pertemuan yang membahas pengalaman, program kerja, rencana tindak lanjut dari kedua perwakilan ketua tersebut membawakan hasil utnuk misi penanggulangan dan pengurangan risiko bencana yang terjadi, serta bersama-sama mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi.


Dokumentasi



BKR UM dan PUSLATPUR TNI AL Siap Sinergi Dalam Misi Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana

 


Malang, 30/09/2022 Badan Koordinasi Relawan Universitas Negeri Malang (BKR UM) melakukan audiensi dengan Pusat Latihan Tempur (PUSLATPUR) 4 Marinir Purboyo Kabupaten Malang, audiensi tersebut secara umum bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi antara BKR UM dengan Pihak TNI sebagai instansi yang bisa bekerjasama bergerak dalam misi penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. Secara khusus ada tujuan lain yaitu dalam rangka mempersiapkan kaderisasi lanjut dan peningkatan kapasitas sebagai relawan. BKR memiliki rencana untuk latihan gabungan bersama dengan TNI dalam management dan penanganan bencana ketia dilapangan atau simulasi penganganan tanggap darurat bencana. Oleh karena itu, perlu diadakan komunikasi dan persamaan presepsi antara kedua belah pihak.

Fuad, selaku salah satu TNI yang menemui kami disana, menyabut maksud dan tujuan kedatangan kami dengan baik. Sebelum itu, beliau memberikan sedikit gambaran penanganan bencana yang dilakukan oleh TNI, antaralain salahsatunya ketika banjir di Padang dahulu, beliau pribadi pernah menjadi pengawal saat Presiden Megawati meninjau lokasi bencana. Tak hanya pengalaman beliau juga sedikit memberikan ilmu dan teknik penanganan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh TNI, ternyata ada juga managemen sendiri yang dilakukan oleh TNI, apalagi puslatpur yang bernotabe AL sangat pandai dalam menangani water rescue yang kerap terjadi dikabupaten malang khususnya, dan indonesia secara umum.

Meskipun secara umum, Puslatpur berfokus pada pendidikan dan kepelatihan namun beliau juga menyambut dengan baik dan bersedia untuk menerima kami dalam pelatihan kebencanaan. Bahkan setelah sesi sharing bersama mengenai ilmu atau managemen kebencanaan, kita langsung diajak untuk berdiskusi secara teknis dalam melakukan latihan bersama. 

Dalam diskusi tersebut, agar tujuan tercapai dan tidak melebar kami menyepakati kurikulum materi yang akan diterapkan dalam pelatihan itu, fokus utamanya adalah simulasi kebencanaan khususnya dalam bencana air (water rescue), materi tersebut antaralain 1. Kedislipinan yang dikemas melalui Latihan Baris Berbaris, bukan tentang baris-berbarisnya namun adalah kedislipinannya. Kita semua tahu bahwa setiap relawan harus memiliki sifat yang disiplin dalam hal apapun dalam penanggulangan bencana. Kedua adalah materi Navigasi darat non digital, ini bertujuan untuk mempersiapkan keadaaan tertentu saat GPS sengaja dinonaktifkan, relawan harus pandai dalam mengetahui medan. Ketiga, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Keempat adalah water rescue yang dibubuhkan dengan pengetahuan mengenai perahu karet (PK) dan kelima adalah materi muatan lokal mengenai menegemen kebencanaan. 

Disamping itu kami juga menyiapkan kegiatan yang bersifat outbond, antaralain flying fox, rapling, jelajah medan. Pelaksanaan dari kegiatan yang telah dirangkai diatas belum ditentukan secara pasti waktunya, karena harus menunggu jadwal dari Puslatpur sendiri yang juga digunakan untuk latihan tempur para prajurit TNI. Namun ada prediksi sekitar pertengahan bulan desember. Sekitar 60 personila BKR nantinya terlibat dan dari sisi TNI ada beberapa posisi yang anda antara lain Pimlat​​​​​​​​, Paopslat​​​​​​​,Katim Pelatih​​​​​​​, Pelatih. 

Sekitar dua jam diskusi dilaksanakan, kami berharap komunikasi dan koordinasi ini tetap terjana antara BKR dan Instansi TNI untuk sama-sama saling mendukung dalam misi penanggulanan dan pengurangan risiko bencana. "Terimakasih atas kepercayaannya, kami usahakan latihan ini bisa berjalan dan memberikan pengetahuan yang lebih kepada adik-adik mahasiswa relawa" ujar Fuad. Disamping itu, Koordinator Logistik  Nur Hamid A juga mengucapkan terimakasih dan harapan besar akan suksesnya kegiatan ini "saya rasa, teman-teman akan memiliki pengetahuan yang luas terkait kebencanaan melalui latihan ini dan kami sangat berterimakasih telah diterima baik" tutur hamid. Hasil audiensi yang telah dilakukan ini nantinya akan diteruskan kepada pengurus guna memperisapkan program.







Lokal Wisdom | Pelajar Di Kalipare Satukan Mindset Bergerak Bersama


Kalipare, 09/10/2022 dalam rangka memperingati Maulid (Kelahiran) Nabi Muhammad SAW. Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama' dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama' gelar kegiatan talkshow organisasi, pembacaan maulid dan potong tumpeng bersama. Acara tersebut sengaja digelar dalam event peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan acara resufle struktur organisasi Pimpinan Anak Cabang baik IPNU maupun IPPNU.

Ketua PAC IPNU, Rekan Ikbar Zakariya mengatakan bahwa resuffle ini bertujuan untuk penyegaran organisasi "kami melakukan resuffle ini untuk mengevaluasi kinerja yang kurang maksil dan menggantinya sebagai bentuk penyegaran organisasi". Hal ini pun dirasa wajar dan lazim pada setiap organisasi diadakan resuffle. Dengan kata lain resuffle bisa saja diadakan disetiap organisasi dengan pertimbangan dan harus sesuai kebutuhan. 

Disisi lain, dalam peringakatan organisasi disegelar talkshow atau diskusi antar pengurus. Sebagai pemantik adalah Eko Rudianto dan Suci Trisna yang mana keduanya sedang menjabat di Waka 1 Pimpinan Cabang IPNU dan IPPNU Kabupaten Malang periode ini. Sesuai temanya bahwa 'Ber IPNU IPPNU: Merubah Mindset Menjadi Aset di Era Milenial', maka secara garis besar yang disampaikan adalah penguatan organisasi dalam hal ini belajar untuk memperbaiki mindset atau pola pikir berorganisasi. 

Hesti Dwi Rahayu, Ketua PAC IPPNU Kec. Kalipare beranggapan bahwa penguatan organisasi ini dirasa sangat penting, untuk meningkatkan kecintaan dan kesadaran terhadap berorganisasi atau berIPNU IPPNU "Kecintaan pada organisasi perlu ditumbuhkan melalui penguatan organisasi semacam ini" imbuhnya. Selain dua pemateri diatas, tampak pula, Ust. Harmono selaku pembina PAC IPNU IPPNU Kalipare berbicara urgensi berIPNU IPPNU dalam menghadapi zaman millenial ini, utamanya dalam memanagement diri dalam menggunakan media sosial atau bijak dalam ber era digital, semuanya bisa terjadi dan apapun menjadi mungkin. Disamping itu beliau juga menyinggung kasus pergaulan bebas, beliau menyampaikan data bahwa di Kecamatan Kalipare, melalui data dari puskesmas sudah ada kasus 32 orang HIV/AIDS yang terjangkit, ini adalah angka yang sangat besar dan memiliki dampak yanh signifikan. IPNU IPPNU harus mengambil peran disini, utamanya melalui pendekatan hegemoni yang didoktrinkak melalui kaum muda/ pelajar, sebagai organisasi keterpelajaran.

Semua peserta tampak antusias, buktinya mulai dibuka sesi talkshow jam 10.00 hingga pukul 15.00 WIB peserta masih terlihat 'gayeng' dalam berdiskusi, pertanyaan-demi pertanyaan kerap dilontarkan oleh peserta yang kurang lebih 30 kader itu. Bahkan, setelah sesi diskusi berupa talkshow masih digelar pembacaan maulid simtuthdhurar dan ditutup dengan potong tumpeng dan makan bersama. 

Akhir literasi, forum-forum semacam ini harus terus dijadikan sebuah kebiasaan untuk memperluas pemikiran, menambah kedekatan antar pengurus dan yang paling penting adalah sebagai syiar organisasi bersama. Semua organisasi pasti memiliki kendala masing-masing. Namun kendala itu masih kalah dengan potensi dan kearifan lokal dari masing-masing yang ada. Kami, selaku Pimpinan Cabang IPNU IPPNU Kabupaten Malang berterimakasih dan berharap forum ini bisa continue dan berdampak baik bagi pengurus dan orang-orang sekitar.


Aamiin...


Dokumentasi









Jumat, 07 Oktober 2022

MAN 1 MALANG Rela Tunda PTS Demi Berdo'a untuk Tragedi Kanjuruhan & Banjir Bandang MTsN 19 Jakarta

 


Gondanglegi, Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang (MAN 1 MALANG) ditengah pekan Penilaian Tengah Semester (PTS) semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 berdo'a dan bermunajat bersama untuk mengharap ridho-NYA. 

Semua kegiatan yang itu pada dasarnya adalah dalam rangka memperingati maulid nabi muhammad saw, hari santri nasional 2022 dan sumpah pemuda. Diantara itu juga termasuk adanya duka yang sedang dialami oleh semua warga masyarakat kabupaten malang, yaitu tragedi kanjuruhan yang memakan korban 402 orang, 131 diantaranya meninggal dunia, selebihnya luka ringan dan luka berat. Selain itu, juga terlihat mengirimkan do'an untuk korban banjir bandang MTsN 19 Jakarta yang memakan korban 3 siswa/siswi meninggal dunia.

Agung Sri M. S.Pd selaku waka kesiswaan MAN 1 menjelaskan bahwa kegiatan ini sengaja dilakukan selain sebagai program kerja madrasah melalui osispk ini juga bertujuan PHBI dan berdo'a di pekan UTS agar hasilnya maksimal "kegiatan sholawat dan do'a bersama itu bertujuan agar PTS berjalan lancar" tuturnya. 

Sementara itu, koordinator keagamaan Ali Mudzakir merupakan rasa empati kita terhadap tragedi kanjuruhan dan korban banjir bandang di MTsN 19 Jakarta "do'a bersama ini kita tujukan untuk saudara kita korban tragedi kanjuruhan dan banjir bandang di MTsN 9 Jakarta". Ungkap ali.

Serangkaian kegiatan yang diawali dengan sholat dhuha, sholat ghoib dan istighotsah kemudian dilanjut pembacaan maulid, do'a dan makan bersama dan ditutup sholat jum'at itu berlangsung secara syiar yang meriah.

Pada pukul 06.00-07.45 dilakukan sholat dhuha, sholat ghoib dan tahlil bersama. Kemudian pada 07.45 10.15 adalah majelis maulid wat ta'lim dan pada pukul 10.15-12.45 adalah persiapan dan pelaksanaan sholat jum'at. 

Semua warga MAN 1 MALANG mulai dari guru, pegawai tu serta seluruh siswa kompak mengikuti kegiatan ini. Terlihat Gus Hamim selaku guru agama MAN 1 MALANG sebagai mauidhoh hasanah. Selain itu, tampak hadir pula habib Muhammad Mauladdawillah dan gus abdul qodir putukrejo yang juga khodimul majelis maulid wat ta'lim riyyadlul jannah malang raya.

Dalam ta'limnya, Gus hamim menyampaikan keutamaan ilmu, diantaranya menganalogikan dengan membandingkan tukang pencari batu dipenambang dengan pencari batu ditubuh manusia (batu ginjal), dibanding untuk menjadi motivasi dan hikmah dari keutamaan ilmu itu sendiri. Begitupula dengan habib muhammad mauladwawilllah, dalam mauidhohnya menyampaikan keilmuan yang tinggi dengan diimbangi adab yang luhur.

Akhir literasi. Semoga, kegiatan yang dilakukan benar-benar mengaktualisasi dari tujuan yang telah dirancang. Tidak hanya didunia namun juga di akhirat kelak. Aamiin.


Dokumentasi 











Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...