Sabtu, 15 Februari 2025

FKP3MR Gelar Pelatihan Dasar SAR Tahap 1, Perkuat Sinergitas Potensi SAR di Malang Raya

 


BATU | JATIMSATUNEWS : Sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan sinergitas dalam operasi pencarian dan pertolongan (SAR) di Malang Raya, Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan Malang Raya (FKP3MR) menggelar Pelatihan Dasar SAR Tahap 1 pada Sabtu dan Minggu (8–9 Februari 2025).  

Kegiatan yang berlangsung di Kota Batu ini diikuti oleh 84 peserta dari berbagai organisasi potensi SAR se-Malang Raya. Pelatihan ini merupakan bagian dari program kerja FKP3MR di bawah naungan Basarnas, yang bertujuan untuk menciptakan keseragaman silabus pelatihan serta membangun kesepahaman dalam pelaksanaan operasi SAR.  

Koordinator FKP3MR, Dr. Ganif Djuwadi, S.St., S.Pd., M.Kes, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal dalam membangun sinergitas antarorganisasi SAR yang lebih solid.  

"Saya berharap, ke depan, kita bisa mewujudkan sinergitas seluruh potensi SAR yang ada di Malang Raya. Tanpa sinergitas, operasi SAR tidak dapat dilakukan secara optimal. Oleh karena itu, teman-teman potensi SAR harus dibekali keterampilan, pendidikan, dan pelatihan sesuai dengan kurikulum Basarnas, meskipun dilakukan secara bertahap," jelasnya.  

Selama dua hari, peserta mendapatkan kombinasi materi teori dan praktik. Hari pertama difokuskan pada pemahaman teori, sementara hari kedua diisi dengan simulasi langsung di lapangan.  

Koordinator Unit Siaga SAR Malang Raya, Yoni Fariza, menegaskan bahwa pelatihan ini bertujuan menciptakan keseragaman pemahaman dalam operasi SAR.

"Harapan saya, pelatihan ini dapat mewujudkan keseragaman silabus serta menciptakan satu kesepahaman dalam operasi SAR," ujarnya.  


Sementara itu, Ketua Panitia Rudi Hari Susilo menjelaskan bahwa pelatihan ini memberikan tiga materi utama, yaitu:  

1. Medical First Responder (MFR) – membekali peserta dalam memberikan pertolongan pertama yang tepat kepada korban.  

2. Water Rescue – keterampilan dasar dalam penyelamatan di perairan.  

3. Manajemen Posko - memastikan operasi SAR berjalan terorganisir dan efektif.  


"Tiga materi ini menjadi dasar yang harus dikuasai setiap potensi SAR. Dengan pemahaman yang baik, mereka dapat memberikan pertolongan secara tepat, menghindari penambahan korban dari tim penyelamat, serta menjalankan posko dengan efektif agar operasi SAR berjalan efisien dan zero risk," jelasnya.  

Selain aspek teknis, Dr. Ganif Djuwadi menekankan pentingnya kolaborasi antara potensi SAR, perguruan tinggi, dan media dalam mendukung keberlanjutan pengelolaan SAR di Malang Raya.  

"Sinergitas sangat penting. Potensi SAR adalah pelaku utama di lapangan, perguruan tinggi berperan dalam transfer of knowledge dari penelitian kepada masyarakat, dan media membangun opini publik bahwa peran potensi SAR dalam operasi sangat vital, terutama menghadapi ancaman seperti isu megathrust," tambahnya.  

Dengan pelatihan ini, diharapkan potensi SAR di Malang Raya semakin terampil, profesional, dan siap menghadapi berbagai situasi darurat. FKP3MR berkomitmen untuk terus mengembangkan pelatihan lanjutan demi memperkuat kesiapsiagaan dalam operasi pencarian dan pertolongan.


Pewarta : Nur Hamid Abdissalam (TRCC UM)

Fahrudin Faiz Hadir pada Kegiatan: "Isra' Intelektual dan Mi'raj Spiritual" di Ponpes Luhur Baitul Hikmah Bersama Gramedia

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Gemerlap cahaya ilmu dan spiritual bersinar di Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang dalam rangkaian kegiatan Isra' Intelektual Mi'raj Spiritual serta Bincang sekaligus bedah buku yang berjudul Nalar Keislaman dan Keilmuan yang ditulis oleh Dr. Fahrudin Faiz pada Sabtu (8/2/25). 

Tak hanya ceramah dan bincang buku, kegiatan ini juga didukung oleh, Tim Gramedia yang juga menyelenggarakan bazar buku dengan diskon 20%, Imortal Music, Times Indonesia, dan Riset Luhur. Sebagai narasumber adalah dua tokoh ilmu filsafat terkemuka yaitu Dr. Fahrudin Faiz (penulis buku Nalar Keislaman dan Keilmuan) dan Ach. Dhofir Zuhry (penulis buku Filsafat untuk Pemalas). 

Selain dihadiri oleh kurang lebih 150 orang, beberapa tokoh juga terlihat hadir seperti Yatimul Ainun Pimred Times Indonesia, Budiana dari Gramedia, Beberapa Dosen STIA Al-Hikam Malang dan keluarga Pondok Pesantren Annur Bululawang. 

Ketua panitia kegiatan, mengatakan terimakasihnya atas kehadirian semua pihak terutama narasumber dan pengasuh sebagai tuan rumah. Selain ia juga sesekali menyampaikan mengenai profil pesantren Luhur Baitul Hikmah yang merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat

"Saya ucapkan terimakasih kepada pengasuh Pesantren Luhur Ibu Anis dan pak Ach Dhofir Zuhry telah mempercayai saya, dan juga narasumber kita atas kehadirannya disini. Juga teman-teman sekalian, karena cukup banyak persiapan-persiapan kemarin dan saya terimakasih kepada semuanya. Disini juga saya sampaikan bahwa disini ada Sekolah tinggi ilmu filsafat" ujar Zam-Zam.

Sementara itu, perwakilan tim Gramedia menyampaikan latar belakang terciptanya tema ini merupakan bukti keilmuan dari narasumber, hingga program ngaji literasi yang terjalan sejak tahun 2019 dengan kurang lebih 300 pesantren yang telah menjadi sasaran. 

"Saya turut andil dalam penentuan tema Isra' (sebagai) Intelektual Mi'raj (Sebagai) spiritual ini ya. Nah dari tema kelihatan intelektualnya, bungkus gus! Tidak ada diskusi. Saya juga menyampaikan terimakasih pada pak Faiz dan Gus Dhofir sudah setia bersama kami, kemarin habis Masjid Istiqlal dan ke Bogor alhamdulillah tetap bersedia, tetap tersenyum meskipun capeknya luar biasa pastinya. Program Ngaji Literasi ini sudah sejak 2019 dan ada 300 pesantren yang sudah kami kunjungi" ujar pria yang akrab disapa Budiana tersebut. 

Budiana melanjutkan, bahwa program ngaji literasi tersebut sudah mulai menjalar ke Universitas termasuk UIN. Kedepan, program ini akan juga menyasar tanpa tendensi apapun termasuk agama.

"Selain pesantren juga universitas, seperti UIN. Kedepannya ke yang lain atau bahkan yang tidak beragama sekalipun karena filsafat lebih tua dari pada ilmu, begitu kalau kata pak Faiz dan Gus Dhofir" disampaikan dengan santai dan diiringi tawa hadirin. 

Diakhir penyampaiannya, Budiana juga mengucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut serta dalam mensukseskan acara, termasuk para dosen Al-Hikam yang telah mengkoordinasikan hingga pemateri bisa disini serta motivasi bagai peserta bahwa kegiatan tersebut bisa membawa dampak yang baik bagi peserta yang mengikuti.

"Terimakasih para dosen Al-Hikam malang yang turut hadir dan membawa pak Faiz kesini. Acara malam ini saja jamin membekas dan memberikan dampak yang baik" pungkasnya.

Acara kemudian dilanjutkan sesi bincang sekaligus bedah buku, sesi tanya jawab serta ditutup dengan do'a dan sesi foto bersama sekaligus tanda tangan penulis bagi yang telah membeli buku. Secara khusus penulis juga melampirkan hasil forum yang berjalan pada malam hari itu, secara singkat dijabarkan pada pointers berikut ini : 

A. Herlianto, MA (Moderator)

  1. Ilmu hanya dipandang secara Aksiologis : hanya memandang ilmu tentang baik dan buruknya

B. Fahrudin Faiz (Penulis Buku Nalar Keislaman dan Keilmuan)

  1. Kajian agama itu tidak tentang ibadah mahdah, tapi juga menyentuh isu-isu kontemporer,
  2. Penting silaturahmi tidak perlu sibuk materi
  3. Isu-ibu baru (feminisme, bio-etik, toleransi, moderasi dan lain-lain) untuk menjawab isu-isu di medsos yang banyak muncul misalnya kuno, tidak ilmiah dan lain-lain
  4. Praktik beragama-bukan islam sebagai ilmu
  5. Bagaimana mempertemukan islam dan ilmu
  6. Puncak Ilmu adalah spiritual 

Konsep Jenjang Ilmu milik Sunan Kalijaga : 

A. Hirarki Keilmuan 

  1. Kanoman

Pengetahuan Basic Hidup (Skill Dasar) : Cara Makan, cara tidur, sopan santun dengan orang biasanya untuk anak-anak muda. 

  1. Kanuragan : Memiliki Kemampuan atau Skill untuk bekal hidup, mengajar, mengobati. 
  2. Kadunyan : Cara Hidup Berumah Tangga, Bersosialisasi dengan Masyarakat, Ilmu Berbudaya dengan oranglain. 
  3. Kasepuhan : Orang Jawa Menyebutnya Ilmu Tua yang meliputi Etik, Moral, Hidup Bijaksana, Pendalaman Moral, Kearfian, 
  4. Kasampurnan : Ketuhanan, Spiritual, mulai menarik diri dari dunia ramai, fokus untuk akhirat. 

Perjalanan intelektual memiliki tangga, mulai dari yang duniawi hingga akhirat. Semua hal diatas harus bisa ditempuh step by step, kalau melompat atau salahsatu yang kurang maka akhirnya ilmu spiritual hanya untuk memenuhi kebutuhan dunia. 


B. Orip iku Urup 

Artinya Hidup itu Menyala, mari kita pastikan tujuan hidup tTidak sekedar suksesnya saya, tapi kemanfaatanku kontribusiku untuk sekelilingku, sehingga hidup yang bermakna tentusaja dengan ilmu, tanpa bekal ilmu tidak bisa berkontribusi dan menerangi sekitar kita. Istilah menyala bukan seperti lilin yang habis terbakar, namun menyalalah pasti kamu akan menerangi. Orang baik pasti pinter, kalau orang pinter belum baik berarti ilmunya yang masih belum mencapai tingkatan. 


Orang dalam mencari kebahagiaan ada 3 : 

  1. Mencari kesenangan
  2. Berbuat Baik 
  3. Hidup yang berguna : bahagianya lebih panjang 


C. Anglaras Ilining Banyu, Angeli Ananging Ora Keli

Artinya Mengikuti Aliran Air, Mengalir Tetapi Tidak Tenggelam. Ilmuan atau akademisi harus mengikuti situasi terkini sebab nanti akan menurunkan marwah keilmuannya. Namun tidak boleh menjadi follower, dengan ilmunya harus menjadi tren center. 


Hanya ikan mati yang terbawa oleh arus, bahwa arus membawamu lebih cepat itu benar, namun kita memiliki harus memili rute tersendiri. 


Ibnu Shina : orang sampai dekat kepada Allah SWT tidak selalu jalur tarekat. Namun juga lewat perenungan yang akan mencapai makrifat atau jalur akal. 


D. Kyai Mahfudz Tremas

Santri Hari ini, kalau tidak pinter rugi, karena Ilmu Sidah Dikumpulan dan buku sudah diterbikan, kalau tidak pinter eman-eman. 


"Sekarang mencari buku itu mudah bahkan Gramedia sekarang kesini membawa buku". 


"Yallah tundukkanlah, takhlukkanlah untukku selnua kitab-kitab" 


"Allahumma sakhirlana kutuba"


C. Gus Ach Dhofir Zuhry

Konstruksi untuk kebenaran 

  1. Berawal ketika kegelisahan nabi wahyu terhenti setelah 2,5 tahun (30 bulan) nabi nganggur gak nerima wahyu membaca. Maka membacalah ayat qauniyah. Setelah itu nabi ke Toif namun mendapatkan penolakan padahal kampungnya bani saad yang nerupakan kampunya Halimatus Sa'diyah ibu sepersusuan beliau, dan akhirnya nabi sedih. Setelah itu kembali ke Makkah dan malaikat menawarkan akan menimpali batu, namun nabi menolak. Inilah yang melatarbelakangi Mi'raj. 
  2. Mengapa temuan-temuan saintek adalah orang barat yang bahkan tidak membaca Al-Qur'an namun meraka cakap membaca alam semesta. 
  3. Kita merasa sudah hebat setelah hafal, membaca, ahli tafsir namun lupa membaca alam raya. Kita sibuk dengan shaleh kita sendiri namun tidak sibuk dengan kesalehan alam. 
  4. Hikmah Cerita Anekdot Nasruddin Hoja yang pandai dalam permainan kata. Barangkali cara dalam menjawab pertanyaan wanita, akhirnya menjadi wali karena tidak suka berdebat dengan wanita atau sabar menghadapi wanita.
  5. Halaman 47 : Sebenarnya baik dalam kesadaran agama maupun kesadaran ilmiah itu berada dalam kesadaran sejarah dan dialektika. 
  6. Manusia yang ia dalam sejarahnya, sungai mengalir kelaut sejarah mengalir kelangit, maka tulislah namamu dilangit sejarah. 
  7. Mengkritik UIN tentang islamic studies : Ismail Razi Al-Farobi. 
  8. Islam Otoritarianisme and Underdevelopment : sudah ada kong kalikong antara raja yang dilegitimasi oleh agama, akhirnya kolonialisme serta dalam satu tarikan nafas dengan kuatan militer. 
  9. Denitologisasi : Menenggelamkan mitos yang dahulu nenek moyang kita demi mitos yang masih baru (ilmiah) juga untuk second opinion. 
  10. Sultan Agung Hanyoto Kusumo : melanjutkan ajaran sunan Kalijaga dalam bentuk syair atau lagu.
  11. Ajaran Kapitayanisme : Tuhannya Sang Hyang Naya.









Tingkatkan Kompetensi Rescue: TRCC UM Ikuti Pelatihan Dasar SAR FKP3MR

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebagai upaya meningkatkan keterampilan dalam pencarian dan pertolongan, anggota Tim Reaksi Cepat Cakrawala Universitas Negeri Malang (TRCC UM) turut serta dalam Pelatihan Dasar SAR Tahap 1 yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan Malang Raya (FKP3MR). Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu dan Minggu (8-9/2) di Kota Batu dan diikuti oleh 84 peserta dari berbagai organisasi potensi SAR di Malang Raya.  

Pelatihan ini bertujuan membentuk keseragaman silabus dan pemahaman dalam operasi SAR. Para peserta mendapatkan tiga materi utama, yaitu Medical First Responder (MFR), Water Rescue, dan Manajemen Posko, yang menjadi keterampilan dasar bagi relawan SAR dalam situasi darurat.

Salah satu peserta dari TRCC UM, Ilhan Widiasaputra, yang juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala Jonggring Salaka (JS), mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat relevan dengan aktivitasnya di divisi Olah Raga Arus Deras (ORAD).  

"Di JS ada lima divisi olahraga alam bebas, salah satunya ORAD yang sering berkegiatan di alam, khususnya di sungai. Banyak faktor risiko kecelakaan yang bisa terjadi, sehingga saya butuh teknik Water Rescue yang mungkin belum ada di JS," ujar Ilhan.  

Ia menambahkan bahwa meskipun beberapa materi Water Rescue sudah ada dalam pelatihan di JS, pelatihan dari FKP3MR memberikan wawasan tambahan, terutama dalam teknik dasar yang lebih sistematis sesuai standar Basarnas.  

Selain Ilhan, Hamid, anggota TRCC UM lainnya, juga mengungkapkan kesannya terhadap pelatihan ini. Ia menilai pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis tetapi juga memperluas jejaring antarorganisasi potensi SAR. 

"Pelatihan ini memberikan banyak ilmu dan pengalaman baru, terutama terkait pengelolaan posko dan teknik penyelamatan Kami merasa lebih siap jika suatu saat harus terjun dalam operasi SAR," jelas Hamid.  

Dengan mengikuti pelatihan ini, TRCC UM berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam berbagai kegiatan SAR, baik di lingkungan kampus maupun dalam skala yang lebih luas. Mereka juga berkomitmen untuk terus mengembangkan kapasitas tim dan berkontribusi dalam sinergi operasi SAR di Malang Raya.

Pewarta : Nur Hamid Abdissalam


Kantor SAR Surabaya Raih Dua Penghargaan Kinerja

 


JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM :  Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Surabaya mendapatkan dua penghargaan kategori Ketepatan Pelaporan dan Tertib Administrasi serta kategori Pembinaan Potensi SAR, dalam rangkaian Rapat Kerja BASARNAS 2025 yang di selenggarakan di Ruang Serbaguna Dono Indarto Gedung BASARNAS, pada Selasa (11/2/2025).

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit P.H., S.IP., M.M., menerima dua penghargaan tersebut yang diserahkan langsung oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), Marsekal Madya TNI Kusworo, S.E., M.M.

Untuk kategori Ketepatan Pelaporan dan Tertib Administrasi, Kantor SAR Kelas A Surabaya mendapatkan nilai 89,02. Sedangkan dalam kategori Pembinaan Potensi, nilai yang diperoleh sebesar 95.

Penghargaan ini diberikan Kantor Pusat BASARNAS atas kinerja Kantor SAR Kelas A Surabaya selama tahun 2024, khususnya dalam Ketepatan Pelaporan dan Tertib Administrasi serta Pembinaan Potensi SAR.

Selain dua kategori tersebut, ada 11 kategori penilaian lainnya yang diberikan Kantor Pusat BASARNAS kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis) lainnya, baik Kantor Kelas A maupun Kantor SAR Kelas B, atas kinerjanya selama tahun 2024.

Sebelas kategori tersebut, meliputi Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, Pengelolaan Kepegawaian, Kerja Sama di Bidang SAR, Data dan Informasi, Pengawasan Internal, Pelatihan SDM SAR, Bidang Operasi SAR, Bidang Kesiapsiagaan, Keandalan Sarana dan Prasarana, Kesiapan Sumber Daya Komunikasi, serta Pembinaan Uji Periodik Pranata SAR. (Hms)

KKN-T 113 UNHAS Gelar Pelatihan Desain Visual dengan Canva dan Pembuatan Catalog untuk Pelaku UMKM Desa Panaikang

 


SINJAI | JATIMSATUNEWS.COM : Kegiatan Edukasi Desain Visual dengan Canva untuk UMKM, Desa Wisata, dan Pemuda Desa yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan desain grafis bagi pelaku UMKM, pengelola desa wisata, serta pemuda desa. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan membantu peserta dalam menciptakan materi promosi digital yang menarik dan efektif menggunakan aplikasi Canva pada Sabtu, (18/2/25).

Acara ini diselenggarakan atas dasar penyelenggaraan salah satu program kerja KKN-T 113 Universitas Hasanuddin di Desa Panaikang Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai dengan dukungan dari yang merupakan saran dari Kepala Desa Panaikang. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan daya saing usaha lokal serta memperkuat branding destinasi wisata desa melalui desain visual yang lebih profesional.  

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh Koordinasi Desa, diikuti dengan perkenalan dari Semua anggota KKN T 113. Setelah itu, sesi utama berupa edukasi dan pelatihan desain visual menggunakan Canva dimulai.  

Sesi pertama berisi pengenalan dasar tentang desain grafis, prinsip dasar desain yang menarik, serta manfaat visual branding bagi UMKM dan pariwisata desa. Selanjutnya, peserta diberikan pelatihan langsung dalam penggunaan Canva, mulai dari pembuatan logo, poster promosi, hingga konten media sosial.  

Peserta dibimbing untuk membuat desain mereka sendiri dengan bimbingan fasilitator. Beberapa peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil desain mereka, mendapatkan masukan, serta memperbaiki desain berdasarkan prinsip yang telah dipelajari.  

Kegiatan ini dihadiri oleh 49 peserta yang terdiri dari pelaku UMKM, pengelola desa wisata, serta pemuda desa yang tertarik mengembangkan keterampilan desain mereka. Para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pelatihan ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan dan interaksi selama sesi berlangsung.  

Di akhir sesi, dilakukan evaluasi singkat terhadap pemahaman peserta melalui sesi tanya jawab serta survei kepuasan peserta. Secara umum, peserta merasa kegiatan ini sangat bermanfaat dan berharap adanya pelatihan lanjutan dengan materi yang lebih mendalam, seperti strategi pemasaran digital dan desain lanjutan.  

Demikian berita acara ini dibuat sebagai dokumentasi resmi atas pelaksanaan kegiatan "Edukasi Desain Visual dengan Canva untuk UMKM, Desa Wisata, dan Pemuda Desa". Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi para peserta serta mendukung perkembangan ekonomi lokal melalui penguatan branding visual.

Mahasiswa KKN UNHAS Serahkan Catalog Pelaku UMKM Desa Panaikang

 

Penyerahan atas program kerja pembuatan catalog pelaku UMKM Desa Panaikang

SINJAI | JATIMSATUNEWS.COM : Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai terdapat banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan perekonomian lokal. Namun, banyak dari mereka yang masih kesulitan dalam mempromosikan produknya kepada masyarakat luas.

Untuk mengatasi masalah ini, kami mahasiswa KKN T gelombang 133 berinisiatif untuk membuat catalog kerajinan Bambu UMKM Desa Panaikang. Catalog ini bertujuan untuk mempromosikan UMKM tersebut di Desa Panaikang dan memperluas jaringan pasar mereka.

Proses pembuatan catalog dimulai dengan mengidentifikasi pelaku UMKM . Tim yang terdiri dari mahasiswa KKN T gelombang 113 dengan penanggung jawab MUHADRA mahasiswa FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN , dan pelaku UMKM sendiri melakukan survei dan wawancara untuk mengumpulkan data tentang produk, harga, dan kontak pelaku UMKM.

Setelah data terkumpul, tim kemudian membuat desain catalog yang menarik dan informatif. Catalog ini berisi informasi tentang produk, harga, dan kontak pelaku UMKM, serta foto-foto produk yang menarik.

Catalog UMKM Desa Panaikang kemudian dicetak dan didistribusikan kepada pelaku UMKM dan Pemerintah Desa. Catalog ini juga diunggah ke media sosial untuk memperluas jaringan pasar.

Dengan adanya catalog UMKM Desa Panaikang, diharapkan pelaku UMKM di Desa Panaikang dapat memperluas jaringan pasar dan meningkatkan penjualan produknya. Selain itu, catalog ini juga dapat membantu mempromosikan Desa Panaikang sebagai destinasi wisata yang memiliki potensi ekonomi lokal yang besar.

Sabtu, 25 Januari 2025

Konspirasi Gagalkan Visi Indonesia Emas 2045, Melalui Guru dan Dunia Pendidikan

Bagian 1: Sistem Pendidikan dan Ragam Pergantian Kepemimpinan Indonesia


Ketika Indonesia mencanangkan Indonesia Emas pada tahun 2045 pada saat usia Indonesia 100 tahun merdeka rasanya iya-iya tidak untuk bisa mencapainya, banyak aspek yang perlu dilihat dan dikaji sebelum menobatkan Indonesia Emas tahun 2045. Bukan suatu hal yang muluk namun semua harus difikir, disiapkan bahkan difikirkan secara rasional. 


Coba kita mulai pembahasan mulai dari persiapan, jika sekarang tahun 2024 maka kurang 21 tahun lagi penobatan itu harusnya didapatkan, bila kita memiliki generasi pemuda untuk disiapkan, sekaranglah memulai waktu yang tepat, sebab diumur 21 tahun nanti, pemuda sudah mulai berkontribusi. Itu kalau kita lihat dari pemuda yang masih berumur 0 tahun dari sekarang. 


Lalu bagaimana, dengan pemuda yang sekarang masih mencari jati diri. Ini berkisar antara umur 13-19 tahun, ini antara jenjang pendidikan smp-kuliah. Ini adalah waktu dimana seorang murid nanti akan menjadi manusia produktif ketika Indonesia digadang akan mengalami keemasan pada tahun 2045. 


Kita mulai mendalam dalam rangka persiapan ini, tentu dalam rangka persiapan adalah aspek crowded atau fokus utama. Sebab, persiapan terbaik adalah belajar dan yang bisa paling berperan adalah instansi pendidikan atau bahkan lebih spesifik lagi seorang guru. Namun nyatanya kondisi pendidikan mulai diperlakukan tidak serius, lalu bagaimana tujuan Indonesia emas 2045 itu bisa diraih. 


Lagi-lagi situasi politik masih menjadi tren isu masyarakat Indonesia belakangan ini, mulai dari Pileg dan Pilpres yang penuh ketegangan panggung sandiwara telah mengalihkan isu pendidikan yang dirasa penting untuk diperhatikan dan ditangani, belum lagi disambung pilkada beserta dinamikanya setelah itu. Seolah-olah isu politik ini menjadi arus perhatian pearalihan, tidak mengatakan semua namun minim yang masih menyuarakan pendidikan karena masih belum dianggap isu strategis. 


Belum lagi, skema perubahan pemerintahan identikanya juga perubahan kebijakan. Inilah yang kemudian dirasa lagi membuat sistem pendidikan terombang-ambing, logika dasarnya suatu sistem pendidkan belum dirasakan berhasil dan tidaknya namun sudah diganti. Seperti orang memasak belum selesai stepnya sudah dibuang sebelum dimakan dan dirasakan hasilnya. Nah ini akan menjadi piring kotor serta alat dan bahan dapur terbuang sia-sia, itulah yang terjadi di negara kita saat ini. 


Lebih dari itu, bila dibahasa pada jenjenag pendidikan mulai dari SMP sampai diperguruan tinggi diakui atau tidak sistem pendidikan dilingkungan pendidikan tinggi masih jauh dari kata efektif. Misalnya pragmatisme pendidikan tidak menjadi konsep utama lagi. Kebanyakan pendidikan tinggi dituntut memiliki luaran dan prestasi pragmatis, sehingga lembaga perguruan tinggi mau tidak mau harus pragmatisme menghasilkan mahasiswa yang didik menjadi alat menciptakan suatu produk industri dan teknologi. Alih-alih manusia sendiri bingung juga dengan pesatnya teknologi yang akan mengalahkan manusia. 


Jarang sekali menjumpai sekarang mahasiswa yang berjiwa sosial, negarawan, nasionalis atau apalah yang berhubungan dengan peningkatan daya akal budi yang baik dan memiliki cita-cita seperti para pendiri bangsa, jiwa Soekarno, Bung Tomo, Tan Malaka atau bahkan Sutan Syahrir atau yang lain. Mahasiswa lebih bangga teralifiliasi untuk menjadi silent major, menjadi konten kreator dan bahkan menemukan sederet aplikasi yang mungkin hanya bertahan saat dia kulia saja, setelah itu hanya menjadi cerita dan kembali ke profesi karyawan. Lagi-lagi idealisme itu dibunuh. 


Disisi lain, sistem pendidikan perguruan tinggi telah mengalihkan fokus mahasiswa yang idealis untuk memikirkan negara ini dengan kurikulum yang berbasis proyek, menghasilkan luaran teknologi dan industri atau bahkan segudang deretan prestasi yang hanya mencakrawala didunia akademis namun sanggat asing bila dibawa ke masyarakat bawah. Saya tak mempermasalahkan prestasinya, namun ini tak jauh dari orde baru ke reformasi ketika manusia dibungkam untuk berfikir kritis terhadap dinamika para penguasa bangsa yang bertindak tidak-tidak. 


Pada intinya, sistem pendidikan yang digemborkan sebagai Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini harus diterjemahkan detail. Akhirnya guru memiliki peranan masing-masing dan serta mampu beropini 'siapa berbuat apa' artinya guru berperan sesuai bidang keahliannya masing-masing yang mengarahkan/ mendampingi anak didiknya untuk berfikir kritis dan menitikberatkan pada akal budi dan pemikiran. 


Bagian 2 : Degradasi Perlakukan Guru : Hukum Dijadikan Alat Untuk Menepis Tudingan Murid Durhaka


Ini juga lagi marak, kasus guru dilaporkan wali muridnya karena dikatakan melakukan kekerasan. Saya memang tidak sepakat bahwa dunia pendidikan harus bermetode pada kekerasan yang amat berlebihan, namun juga tidak membenarkan bahwa wali murid yang keterlaluan menyikapi hal ini tanpa adanya pertimbangan dan analisis yang mendasar. 


Jangan salahkan, mungkin akibat dari guru yang seperti ini adalah manifestasi pada sistem pendidikan yang kurang tepat itu. Tidak bisa dipungkiri guru adalah produk dari pendidikan itu sendiri, pendidikan yang tepat akan menghasilkan guru yang tepat. Jadi lagi-lagi pembahasan diatas itu tidak hanya berujung pada kemajuan negara, subjektivitas murid namun juga terhadap produk dari kualitas guru itu sendiri secara personal. 


Oke kita kembali ke topik lagi, era sekarang ini banyak guru yang dilaporkan oleh wali muridnya dengan tudiangan kekerasan dengan berdalih pada pembenaran beberapa pasal perlindungan anak. Bahkan ada yang memanfaatkan kepentingan ini untuk meraup keuntungan, misalnya dalam tuntutan denda yang tidak logis. Baik tidak logis secara perbuatan guru maupun kondisi guru itu sendiri. Maksudnya tidak sesuai perbuatan guru adalah misalnya ketika guru melakukan pemukulan namun tidak ada luka yang berat dalam kenyaatannya dendanya tidak cukup sebagai ganti pengobatan saja namun juga untuk meraup keuntungan, bila dalihnya adalah untuk membuat jera, anda apakah berfikir bagaimana kalau guru ini mogok dalam mengajar.


Mungkin anda bisa beranggapan memindahkan anaknya disekolah lain, lalu bagaimana jika anda telah viral dalam dunia pendidikan, akibatnya anak anda dibacklist dari instansi pendidikan manapun, atau bahkan anak anda mendapatkan bullying dari temanya telah memiliki orangtua seperti anda. Jangan lupa guru memiliki solidaritas yang tinggi antar sesama guru lainnya apalagi guru honorer. 


Lalu, maksudnya tidak logis dari kondisi guru adalah bahwa guru tersebut honorer, bahkan gajinya dalam hidupnya saja tidak akan cukup. Sudah begitu diharusnya untuk membayar denda yang sedemikian besarnya, ini adalah suatu kejahatan moral yang amat dalam. Seharunya anda berfirkir sebagai orangtua untuk berfikir lebih dalam lagi tentang sebab akibat dari perlakuan guru terhadap anak anda. 


Dalam sebuah podcast antara Prof. Mahfud MD bersama Deddy Corbuizer di Channel Mahfud MD Official sempat disinggung terkait maraknya guru yang dipolisikan oleh walimurid karena dianggap kekerasan. Prof. Mahfud mengatakan cikal bakal pasal perlindungan anak tersebut sebenarnya ditujukan untuk kasus-kasus yang amat besar.  Sedangkan sekarang ini hukum sudah mulai di politisasi, kadang dibesar-besarkan demi balas dendam. 


Prof. Mahfud memilik pendapat  bahwa memang harus dikaji ulang. Saya pun demikian, bagi saya aparat penegak hukum harus selektif dalam konteks yang akan diperkarakan sehingga wali murid tidak mudah dikit-dikit melaporkan, tentu memang ada proses mediasi atau restorative justice, namun alangkah baiknya saat pelaporan itu ada kalanya laporan ditolak atau bagaimana sehingga muncul presepsi publik bahwa tidak semua kasus mentang-mentang harus berurusan dengan kepolisian, kejaksaan atau instansi terkait lainnya.


Peran Dinas Sosial, MGMP atau kelompuk guru, lembaga bantuan hukum pemerhati guru harus bersinergi mendesak birokasi dan tata prosedur dalam menyikapi kasus seperti ini. Sebab, yang mengerikan adalah ketika wali murid yang memiliki hegemoni dan dominasi tinggi atau bahkan kenal dengan pejabat melawan guru biasa yang sangat lugu maka ini adalah sesuatu yang jomplang bila tidak dibackup oleh seseorang yang mahir dibidang itu. Urgensitas Perda dan aturan secara rinci bahkan gambaran jelas batasan-batasan guru dikatakan melakukan kekerasan itu seperti apa, inilah yang harus dirumuskan untuk mudah diterjemahkan. 


Setelah ada prosedur yang jelas, tak perlu menafsirkan pasal yang masih holistik maka point-point itu tadi dilakukan sosialisasi masif bagi guru dan instansi pendidikan. Maka jelas, bila ada kasus A secara deskripsi A, dengan indikator A sehingga hukumannya itu A. Jangan hanya deskripsi atau pengertian yang masih general atau umum. 


Artinya untuk menghancurkan visi Indonesia tahun 2045 tidak perlu dengan hal yang lain, cukup dengan menghardik tenaga pendidik dan serta instansinya, kemudian melemahkan sistem pendidikan dengan tangan yang namanya politik, meski ini bakal banyak yang menyangkal dan sulit dibuktikan secara hukum. Namun, hal ini nyata dan terasa adanya, seperti halnya 'cawe-cawe pak Jokowi dalam gelaran pilpres, pileg, hingga pilkada'. Secara yuridis hukum, konstruksi hukum dan kronologi kejadian sulit dibuktikan. Namun secara naluri dan hati kecil kita pasti mengiyakan, sedikit atau banyak.


Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...