Kamis, 30 Oktober 2025

Manfaatkan Teknologi Nano, Mahasiswa UM Ubah Ekstrak Jarak Pagar dan Limbah Jeruk Jadi Spray Pereda Skabies

 

Tim Riset Bersama Sandiaga S.Uno Menparekraf RI 2020-2024

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah terobosan ilmiah datang dari tim mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang sukses mengembangkan SKASPRAY, formulasi topikal untuk mengatasi gejala skabies. Dengan mengaplikasikan nanoteknologi, mereka mengubah ekstrak herbal menjadi partikel berukuran nano yang mampu meresap lebih optimal ke dalam lapisan kulit.

Produk ini dirancang sebagai solusi alternatif untuk merawat kulit gatal dan iritasi ringan akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Keunikan SKASPRAY terletak pada komposisi bahan bakunya yang berasal dari ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas) dan pemanfaatan limbah kulit jeruk (Citrus sinensis), yang dikenal memiliki senyawa aktif bermanfaat bagi kulit.

Messy Cipta Handayani, selaku ketua tim riset, menjelaskan bahwa proyek ini didasari oleh keinginan untuk menghadirkan solusi kesehatan yang efektif namun tetap terjangkau dan berkelanjutan.

"Kami menggabungkan potensi fitokimia dari tanaman lokal dengan keunggulan nanoteknologi untuk meningkatkan efikasi produk," ujarnya.

Keunggulan SKASPRAY dibangun di atas beberapa pilar inovasi yang terintegrasi. Produk ini memanfaatkan senyawa aktif dari daun jarak dan kulit jeruk yang berbasis bukti ilmiah, memberikannya fungsi ganda sebagai antiinflamasi dan antimikroba. Efektivitas formula tersebut kemudian ditingkatkan secara signifikan oleh aplikasi teknologi nano-spray, yang mengubah larutan menjadi partikel halus untuk mempercepat penetrasi ke kulit. Semua keunggulan ini didukung oleh desain kemasan yang praktis, higienis, dan ekonomis, memastikan produk ini mudah diakses oleh masyarakat luas.

Proyek yang dikembangkan dalam kerangka Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini juga secara langsung mendukung agenda global, seperti SDGs poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

"Melalui pengembangan ini, kami ingin menunjukkan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal dapat ditingkatkan nilainya melalui sentuhan teknologi. SKASPRAY adalah bukti nyata dari komitmen tersebut," pungkas Messy.

Dengan fundamental riset yang kuat, SKASPRAY diproyeksikan menjadi produk herbal fungsional yang siap untuk pengembangan lebih lanjut.

Pemuda Desa Sidodadi Ngantang Menggagas EcoChar : Solusi Pertanian Berkelanjutan dengan Biochar

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Desa Sidodadi menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan lokal yang inovatif dan berdampak melalui program EcoChar. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Tim PKM-PM Universitas Negeri Malang dan Karang Taruna Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, yang mengusung Semangat Pemberdayaan Pemuda melalui Penerapan Biochar dan Pupuk Organik berbasis Bioresource sebagai Solusi Nyata bagi Tantangan Pertanian Desapada Jum'at (5/9/25).

Lahir dari keresahan akan ketergantungan tinggi terhadap pupuk kimia, minimnya pengolahan limbah organik, serta rendahnya partisipasi pemuda dalam sektor pertanian, EcoChar hadir sebagai jawaban yang tidak hanya teknis, tetapi juga sosial dan kultural.

Kepala Desa Sidodadi, Ernawanto menyampaikan bahwa belum ada program terstruktur yang melibatkan Karang Taruna dalam isu pertanian dan pengelolaan limbah. Padahal, mayoritas mata pencaharian warga Sidodadi adalah bertani dan beternak.

Ia menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan partisipasi generasi muda terhadap mata pencaharian lokal, karena merekalah yang kelak akan menjadi pewaris desa. Kekhawatiran ini diperkuat oleh temuan di lapangan, di mana hasil pengukuran pH tanah menunjukkan angka 2,5 sangat asam dan tidak ideal untuk pertanian. Berdasarkan wawancara dengan ketua kelompok tani serta beberapa petani desa, penyebab utama kondisi tersebut adalah penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, yang diperparah oleh terbatasnya akses terhadap pupuk organik serta distribusi pupuk kimia dari pemerintah.

Di balik tantangan tersebut, Sidodadi menyimpan potensi besar berupa bioresource lokal, yakni limbah dari peternakan sapi perah. Limbah ini dapat diolah menjadi biochar dan pupuk organik cair (POC), yang mampu meningkatkan kualitas tanah sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Maka lahirlah pendekatan EcoChar yang memadukan teknologi sederhana, sistem kerja kolektif, dan edukasi partisipatif. Program ini dirancang agar pemuda desa tidak hanya menjadi pelaksana, tetapi juga perancang, pengelola, dan pewaris sistem yang mereka bangun sendiri. Setiap tahapan kegiatan dikemas dengan cara yang menyenangkan, fleksibel, dan regeneratif, sehingga membangun rasa kepemilikan dan kebanggaan lokal.

Program EcoChar tidak terlepas dari peran lima mahasiswa Universitas Negeri Malang: Binti Aulia Azizah, Hizammia Kanaku, dan Fedyca Ananta Difalsafillah dari Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Hannata Wijayanto dari Prodi S1 Teknik Mesin dan Industri, serta Moh. Faqih Akbar dari Prodi S1 Teknik Sipil. Mereka merancang program dalam tiga subprogram utama: EcoChar Skill-Up sebagai ruang pelatihan dan peningkatan kapasitas, EcoChar Action sebagai tahap produksi dan penerapan biochar dan POC di lahan pertanian, serta EcoChar Legacy sebagai sistem keberlanjutan yang mencakup branding, SOP kerja, dan kemitraan lintas sektor.

Hasil dari program ini sangat nyata dan berdampak. Terbentuklah Tim Jawara EcoChar dari Karang Taruna, yang berhasil memproduksi 8 kg biochar dan 15 liter POC pada tahap awal. Pengukuran ulang pH tanah menunjukkan peningkatan signifikan dari 2,5 menjadi 5,5. Modul panduan mitra berhasil disusun untuk mendukung transfer pengetahuan, dan Tim Jawara mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa berupa perizinan, fasilitas, serta penerbitan SK resmi. Tim juga berhasil membuat branding produk lokal dan memasarkan melalui e-commerce, menyusun SOP kerja yang disahkan oleh Kepala Desa, serta menjalin kerja sama dengan petani, peternak, dan BUMDes sebagai wujud keberlanjutan program.

EcoChar bukan sekadar tentang pupuk. Ini adalah tentang pemuda yang bergerak, desa yang bernapas, dan sistem yang bisa diwariskan. Dengan semangat gotong royong dan pendekatan yang menyenangkan, Sidodadi membuktikan bahwa inovasi besar bisa lahir dari desa kecil, asal dijalankan bersama, dengan hati, keberanian, dan kebanggaan lokal.

Rabu, 29 Oktober 2025

Kolaborasi Perencanaan dan Perancangan Konstruksi Bangunan Gedung berbasis Digital di Desa Benelanlor

 


BANYUWANGI | JATIMSATUNEWS.COM : Politeknik Negeri Banyuwangi melalui Jurusan Teknik Sipil mendukung pembangunan desa di Kabupaten Banyuwangi melalui program pengabdian masyarakatnya memberikan dukungan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di tingkat desa untuk memahami alur dan kebutuhan pembangunan di desa. Fokus utama kegiatan kali ini dilakukan di Desa Benelanlor, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Kegiatan ini mengusung judul “Collaborative-Creation” Pendampingan Perancangan Bangunan Gedung Berbasis Digital Di Desa Benelanlor Guna Sustaibility Pembangunan Desa. Kegiatan ini memiliki maksud akan pentingnya dukungan digital dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi yang berkelanjutan ditingkat desa. Desa merupakan unit administrasi terkecil namun memiliki dampak secara nasional, artinya jika semua desa melakukan sebuah perencanaan dan perancangan pembangunan yang berkelanjutan, maka segala pergerakan kecil di desa dapat menjadi pendukung pembangunan nasional.

Program ini diinisiasi berdasarkan kebutuhan akan pentingnya pemahaman konstruksi di tingkat desa. Kepala Desa Benelanlor, Khoirul Anam menyampaikan sambutan baik atas program ini.

"Bahwa kami (desa) menyambut baik setiap pengetahuan yang diberikan kepada kami. Dengan pengetahuan yang dibagikan kepada kami melalui para ahli, kami berharap pengetahuan itu memiliki dampak yang positif untuk mendukung pembangunan desa” Ujarnya.

Maka dari itu Dosen Politeknik Negeri Banyuwangi yang memiliki keahlian dalam bidang ini yaitu Gde Bayu Mahatmanda Sudana, M.T., Pungki Indriatmiko, M.Arch, dan Mohammad Anwar Fathoni, M.T., memberikan kontribusinya agar program pengabdian ini dapat berjalan sukses. 

Program pengabdian ini difokuskan memberikan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan. Pelatihan yang dilakukan berupa peningkatan pengetahuan masyarakat di desa dan perangkat desa dalam menggunakan teknologi informasi dalam perencanaan melalui software berbasis konstruksi. Software dan perangkat digital diperlukan untuk mempercepat proses konstruksi dan meminimalisir kesalahan perencanaan dan perancangan yang dilakukan.

Kegiatan ini dilakukan selama 4 kali pertemuan. Pertama, kegiatan pelatihan dimulai dari pemahaman alur perencanaan dan kebutuhan perencanaan konstruksi. Kebutuhan perencanaan dan perancangan konstruksi bersumber pada rencana jangka menengah dan panjang yang kemudian menjadi rencana rinci dan detail di tingkat desa. 

Kegiatan kedua adalah kegiatan inti yaitu penggunaan software atau perangkat lunak dalam perencanaan dan perancangan. Dalam kegiatan ini desa diajarkan bagaimana menggunakan software konstruksi dan penggunaan alat hitung sederhana untuk menghitung kebutuhan biaya dan perancangan yang diperlukan dalam proses penganggaran di tingkat desa.

Kegiatan Ketiga merupakan kegiatan pendampingan berkala untuk mengetahui hasil dari pelatihan yang telah dilaksanakan. Peserta kegiatan melakukan uji coba menggunakan perangkat lunak perencanaan dan perancangan untuk mengakomodasi kebutuhan perencanaan pembangunan aula dan pendopo Desa. Proses ini dilaksanakan dengan intensif melalui pendampingan untuk mengetahui ketepatan perencanaan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan dan standar konstruksi yang berlaku.

Kegiatan keempat adalah evaluasi kegiatan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini penting untuk meningkatkan efektifitas program lanjutan yang akan dilakukan di Desa Benelanlor dalam rangka mendukung pembangunan konstruksi berkelanjutan di Desa.  Kegiatan evaluasi ini menjadi langkah awal dalam program lanjutan sehingga hal-hal teknis dan kesalahan dalam penggunaan metode bisa diminimalisir dan meningkatkan kualitas kegiatan pengabdian masyarakat selanjutnya.

Kegiatan ini ditutup dengan adanya penggunaan hasil perencanaan kolaborasi yang dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan pembangunan konstruksi aula dan pendopo desa yang akan dilaksanakan dalam agenda kegiatan desa tahunan selanjutnya. Harapannya kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan ini benar-benar memberikan dampak dan mampu menyelesaikan permasalahan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.

Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa UM: Buku Inovatif tentang Modifikasi Material Membuka Peluang Energi Masa Depan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Di tengah tantangan krisis energi dan semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil, sekelompok akademisi dari Universitas Negeri Malang (UM) menghadirkan sumbangsih nyata melalui sebuah buku ilmiah berjudul “Modifikasi TiO₂ dan ZnO Sebagai Fotoanoda Pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)”.

Buku ini diterbitkan oleh Berani Tumbuh Indonesia pada tahun 2025 dengan nomor ISBN: 978-634-04-3030-1 sebagai bagian dari kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025 yang dilaksanakan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang dalam skema Publikasi Buku. Karya ini menjadi salah satu kontribusi penting dalam memperkaya literatur energi terbarukan di Indonesia.

Buku ini disusun oleh tim lintas generasi, mulai dari Dosen senior dan Mahasiswa yang memiliki minat mendalam di bidang DSSC. Dipimpin oleh Dr. Herlin Pujiarti, M.Si dan Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si, tim ini juga melibatkan penulis muda seperti Farhan Nur Al-Afandy, S.Si, Dea Agnestasya Kurnia Ramadhani, M.Si, Nanda Nafi’atul Khusna, M.Si, Millah Nur Hamidah, M.Si, Amelia Fadhil Nurlaila, S.Si, serta enam peneliti lainnya.

Menurut Dr. Herlin Pujiarti, M.Si, kehadiran buku ini bukan sekadar menambah daftar publikasi, tetapi menjadi media transfer pengetahuan dari dunia penelitian ke masyarakat. 

“Kami ingin membawa hasil riset yang biasanya hanya tersimpan di jurnal-jurnal ilmiah, menjadi lebih mudah diakses oleh mahasiswa, peneliti, bahkan praktisi industri. DSSC adalah teknologi yang relatif murah dan ramah lingkungan, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia,” ungkapnya.

Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si menambahkan, riset ini merupakan solusi bagi perkembangan dunia mengenai krisis Global.

“Di tengah krisis energi global, riset DSSC adalah salah satu solusi yang ramah lingkungan dan terjangkau. Buku ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan yang memicu kolaborasi lintas bidang”. Ujar Markus Diantoro.

Dengan bahasa yang sistematis namun tetap mudah diikuti, buku ini menjelaskan konsep dasar DSSC, teknik sintesis material, hingga hasil penelitian terkini di UM. Salah satu sorotan adalah pembahasan mengenai perbandingan kinerja TiO₂ dan ZnO sebagai fotoanoda, serta bagaimana modifikasi keduanya dapat meningkatkan serapan cahaya dan efisiensi konversi energi.

Lebih dari sekadar riset energi, publikasi ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG 4: Pendidikan Berkualitas) dengan menghadirkan literatur ilmiah yang mudah diakses dan relevan. Dengan demikian, mahasiswa, peneliti, hingga masyarakat luas dapat memperoleh wawasan baru dan meningkatkan kapasitas pengetahuan di bidang energi terbarukan.

Bagi UM, publikasi ini adalah bukti nyata bahwa riset tidak hanya berhenti di ruang penelitian, tetapi juga hadir sebagai inspirasi dan panduan untuk menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Ingin tahu lebih dalam tentang inovasi teknologi DSSC dan potensi besarnya dalam pengembangan energi berkelanjutan ? buku “Modifikasi TiO₂ dan ZnO Sebagai Fotoanoda pada DSSC” kini telah tersedia dan dapat kamu pesan langsung melalui kontak di bawah ini.

📞 Telp: 0812-9413-5325

📷 Instagram: @md.production__

Jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki sumber pengetahuan terbaru tentang energi terbarukan, hasil riset dan inovasi langsung dari para ahli akademisi Universitas Negeri Malang!

PKK Dusun Watutumpeng Ubah Halaman Rumah Jadi Ladang Ekonomi Lewat Ubi Ungu

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tim PKM-PM SRIWAT dari FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) bersama kelompok PKK Dusun Watutumpeng desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang yang dibimbing oleh Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes., berhasil mengubah halaman rumah warga menjadi lahan produktif yang berdaya ekonomi melalui konsep pertanian kecil berkelanjutan (small-scale sustainable agriculture).

Melalui kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat, program ini tidak hanya berfokus pada budidaya ubi ungu, tetapi juga pada pengolahan hasil panen menjadi berbagai produk olahan bernilai jual tinggi seperti dimsum dan cireng ubi ungu. Inisiatif ini menjadi wujud nyata pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal yang mendukung penguatan ekonomi kreatif di wilayah pedesaan. 

Program tim PKM-PM SRIWAT dirancang bersama mitra dengan pendekatan Asset-Based Community Development + Evaluation (ABCD+E), yaitu memaksimalkan aset yang sudah dimiliki masyarakat, seperti keterampilan individu dan potensi alam setempat. Program ini terdiri atas empat kegiatan utam antara lain DISAWAT (Diskusi SRIWAT), PANDU (Pelatihan Penanaman Terpadu), SINOM (Sosialisasi Identitas Niaga dan Optimasi Marketing), dan PAWON UNGU (Pengolahan Ubi Ungu). 

Mahasiswa berperan langsung dalam pendampingan pelatihan, mulai dari pembentukan kembali struktur pokja berbasis minat dan keahlian, penanaman ubi ungu di lahan sempit dengan media sandbag, pelatihan branding dan pemasaran, hingga pengolahan ubi ungu untuk menambah variasi produk. Dari proses ini, lahirlah brand lokal “Yubifood” yang kini menjadi identitas baru produk unggulan Dusun Watutumpeng.

Alha, Ketua Tim PKM-PM UM mengatakan bahwa selain untuk transfer pengetahuan, program tersebut juga memiliki tujuan menumbuhkan kembali semangat wirausaha. 

“Program ini bukan hanya mengajarkan keterampilan baru, tapi juga menumbuhkan kembali semangat berwirausaha di kalangan ibu rumah. Kami ingin perempuan desa memiliki peran aktif dalam pembangunan ekonomi lokal” ujar Alha.

Ketua pokja PKK Dusun Watutumpeng, Ibu Warsini, mengaku bangga atas kemajuan kelompoknya.

Kami dulu hanya menjalankan kegiatan keagamaan rutin, sekarang bisa menghasilkan produk sendiri dan menjualnya untuk sumber penghasilan tambahan,” tuturnya dengan wajah senang.

Program ini juga memperkenalkan konsep Purple Loop, yakni ekosistem ekonomi hijau berbasis ubi ungu yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Keberlanjutan program disusun dengan konsep Quadruple Helix yang melibatkan peran akademisi, pemerintah, industri, dan masyarakat untuk memperkuat pemasaran produk serta membuka peluang kerja baru di desa.

Transformasi Ekonomi Pesisir Kabupaten Malang Melalui Inovasi Fintech

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kabupaten Malang memiliki potensi besar di sektor perikanan dan ekonomi kreatif. Namun, sebagian pelaku usaha kecil di wilayah pesisir masih menghadapi kendala seperti keterbatasan akses pasar, minimnya kemampuan pengolahan hasil laut, dan rendahnya literasi digital. Berangkat dari hal tersebut Tim dosen Universitas Merdeka Malang (UNMER) yang terdiri dari Durratun Nashihah, S.AP., M.AP., Firnanda Al-Islama Achyunda Putra, S.Kom,. M.Kom., dan Anandhayu Mahatma Ratri, S.AB.,M.AB, bersama mahasiswa melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang dilaksanakan pada 20 Oktober 2025 ini berfokus pada pengembangan produk olahan ikan berbasis potensi lokal yang dipadukan dengan inovasi keuangan digital atau financial technology (fintech) untuk mendukung pengelolaan usaha serta pemasaran produk UMKM pesisir secara daring. Melalui kegiatan ini, tim pengabdian berupaya menjawab tantangan tersebut dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok UMKM dan nelayan lokal. Peserta dilatih untuk mengolah hasil tangkapan ikan menjadi produk bernilai tambah seperti abon ikan, sambal ikan, dan kerupuk laut, sekaligus meningkatkan kemampuan branding dan pemasaran digital melalui pelatihan pembuatan konten promosi dan desain kemasan yang menarik.

Dalam kesempatan tersebut, para masyarakat diberi bekal terkait optimalisasi digital oleh Cahya Nova Kurniawan, A.Md., S.ST., M.AB., dan pengenalan teknologi oleh Firnanda Al-Islama Achyunda Putra, S.Kom., M.Kom. Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada penggunaan aplikasi fintech lokal yang dapat membantu pencatatan keuangan, pengelolaan stok, dan transaksi digital secara mudah dan transparan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari sosialisasi dan pemetaan kebutuhan UMKM pesisir, pelatihan produksi dan inovasi olahan ikan dengan konsep ramah lingkungan, pelatihan keuangan digital dan pemasaran online, hingga pendampingan langsung dalam implementasi penggunaan aplikasi keuangan di lapangan.

Ketua tim pengabdian, Durratun Nashihah, S.AP., M.AP., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat pesisir agar tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan ikan mentah, tetapi mampu mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. 

“Dengan dukungan teknologi digital, kami berharap UMKM pesisir dapat lebih mandiri dan kompetitif dalam menghadapi tantangan pasar modern,” ujarnya.

Program ini terselenggara atas kerja sama antara Universitas Merdeka Malang, Pemerintah Desa Tambakrejo, serta kelompok nelayan dan UMKM pesisir. Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan transformasi ekonomi pesisir yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

Durratun Nashihah kembali menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi harus berlanjut pada pendampingan dan kolaborasi berkelanjutan.

Kami percaya, ketika masyarakat pesisir memiliki pengetahuan, keterampilan, dan akses terhadap teknologi, mereka dapat menjadi pelaku utama dalam pembangunan ekonomi yang berdaya saing. Inilah wujud nyata kontribusi perguruan tinggi untuk negeri,” pungkasnya.

Mahasiswa UM Kembangkan Teknologi Tepat Guna untuk Dorong Produktivitas UMKM Lokal

 

Sumber : PKM-PI DUSLIC
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Upaya mahasiswa dalam mendukung kemajuan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kembali diwujudkan melalui inovasi teknologi tepat guna. Tim mahasiswa dari Universitas Negeri Malang (UM), yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa – Penerapan IPTEK (PKM-PI) menghadirkan solusi nyata berupa mesin pemotong otomatis bernama Automatic Dual Slicer (DUSLIC), untuk membantu peningkatan efisiensi produksi di Home Industry Laksana Kita, Singosari, Kabupaten Malang.

Kegiatan ini berawal dari observasi lapangan yang menemukan adanya kendala dalam proses pemotongan bahan baku keripik tempe dan pisang yang masih dilakukan secara manual. Proses tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan menyebabkan hasil potongan tidak seragam. Berdasarkan temuan tersebut, Tim DUSLIC berinisiatif mengembangkan mesin pemotong otomatis yang dapat mempercepat proses produksi tanpa mengurangi kualitas hasil olahan.

Mesin DUSLIC dirancang melalui tahapan sistematis yang mencakup perancangan desain, pemilihan material, proses perakitan, hingga tahap pengujian di lokasi mitra. Dengan dua sistem pemotong — rotary blade untuk tempe dan curved blade untuk pisang — mesin ini mampu menghasilkan potongan yang lebih cepat, presisi, dan seragam. Selain itu, mesin dilengkapi dengan sistem kontrol pengaman dan buku panduan operasional untuk memastikan kemudahan penggunaan oleh pelaku usaha.

Menurut Ketua Tim DUSLIC, inovasi ini tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga pada pemberdayaan mitra melalui pendampingan dan pelatihan. 

Kami ingin teknologi ini benar-benar dapat diterapkan dan dimanfaatkan secara mandiri oleh mitra. Dengan demikian, dampaknya bisa dirasakan langsung dalam jangka panjang" jelasnya.

Pemilik usaha, Sasang, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas dukungan yang diberikan oleh mahasiswa. Ia menilai kehadiran mesin DUSLIC membantu proses kerja menjadi lebih efisien dan memotivasi pelaku UMKM lain untuk berinovasi.

Melalui program ini, mahasiswa Universitas Negeri Malang membuktikan bahwa inovasi tidak hanya lahir di ruang laboratorium, tetapi juga dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat. Kehadiran DUSLIC menjadi bukti bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan UMKM mampu menciptakan kemajuan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...