Minggu, 01 Juni 2025
Mahasiswa PPG UMM Gelar Pelatihan Pembuatan Eskrim dari Alpukat & Minyak Jelantah Bagi Warga Desa Wonorejo Lawang
TRCC UM Terima 425 Kasus Kehilangan Helm Total Kerugian 130 Jt, Mahasiswa Minta Perketat Penjagaan , Transparansi Hingga Ganti Rugi
Fitur menfess di Twitter adalah layanan yang memungkinkan pengguna untuk mengungkapkan isi hati secara anonim. Menfess merupakan singkatan dari "mention" dan "confess" yang berarti "menyebut" dan "mengungkapkan.
Tim Reaksi Cepat Cakrawala (TRCC UM) telah membuat posko pelaporan melalui google formulir sejak 7 Desember 2024. Sampai dengan berita ini dibuat terdapat 62 kasus mahasiswa yang kehilangan telah melaporkan dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp. 19.103.000
Disisi lain, juga terdapat data yang diposting di akun menfess um pada tanggal 25 Maret 2025 pukul 17.45 WIB menyebutkan setidaknya sampai berita ini terbit, terdapat 363 kasus. Dalam analisis liar 62 kasus dapat merugikan 19 Juta, maka jika ditotal secara komunal 2 data tersebut terdapat 425 kasus kehilangan dengan taksiran kerugian 130 juta.
Selain itu, mahasiswa juga menyebutkan asal fakultasnya sehingga mendapatkan sata bahwa mahasiswa Fakultas Teknik mengalami kasus kehilangan sebanyak 98 kali, disusul mahasiswa FMIPA sebanyak 52 Kali dan fakultas lainnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini.
Ella, salahsatu mahasiswa yang melaporkan kehilangan helm, di parkiran FIP merek NHK senilai 690.000 pada 12 Agustus 2024 lalu, merasa kecewa sebab sudah melaporkan ke satpam dan menanyakan setiap harinya selama seminggu berturut-turut, lengkap dengan konfirmasi nomor Handphone-nya namun tidak ada tanggapan.
"Lapor ke satpam dan follow up setiap hari selama 1 minggu, sudah memberikan nomor HP aktif tapi tidak ada tanggapan/ tidak ada kelanjutan, alasan satpam tidak ada kamera CCTV, disekitar FIP. aneh" tulis Ella.
Alfin Rahman, yang telah kehilangan Helm KYT KYOTO Putih saat berada di belakang rektorat pada 07 Februari 2024, dengan kerugian 400 ribu ini juga memilki harapan seperti mahasiswa lainnya.
"Diharapkan UM dapat meningkatkan dan memperketat keamanan dalam parkir dengan memasanh CCTV agau memberi bimbingan kepada satpam mengenai maraknya kasus helm ini, sehingga satpam dapat lebih peduli san curiga/ aware terhadap keadaan sekitar." tulis Afin pada kolom kritis saran gform.
Dari sekian banyak kasus, mahasiswa bernama Gamanando Hessai Tangguh Widuta telah mendapatkan perlakuan tidak enak oleh satpam parkiran gracak pada 13 Desember 2024. Pasalnya ia sedang memperjuangkan helm KYT NFJ nya yang hilang tersebut senilai 1,2 jt malah mendapatkan kata kasar dari satpam penjaga.
"Entahlah masih sakit hari sama omongan satpam" tulisnya.
Ketua Satgeof Malang, Berbicara Mengenai Isu Kebencanaan Hingga Menjawab Isu Megatrust
Ruang tamu kantor BMKG Karangkates Sumber Pucung Kabupaten Malang menjadi saksi diakusi hangat tersebut. Hal pengantar pengenai isu kebencanaan tentu sudah dibahas diawal pembicaraan. Setelah menyeruput segelas kopi pahit barulah topik serius dimulai.
Hal menarik datang disela-sela diskusi, penulis menyampaikan pertanyaan yang kerap didapatkannya ketika berhadapan dengan orang awam, yaitu apakah sebenarnya megatrust itu ada. Megatrust sendiri merupakan ancaman bencana berupa gempa bumi maha dasyat yang diprediksi oleh BMKG yang sempat hangat diperbincangkan, mulai dari kalangan masyarakat bawah hingga kaum intelektual. Itu semua tak luput sebab kegelisahan dan kegaduhan masyarakat serta kekhawatirannya.
Namun, penulis meminta kepala Stasiun Geofisika tersebut untuk menjelaskan secara teoritis yang sukar dipahami masyarakat awam. Akhirnya pria yersebut mengiyakannya. Semula ia menganalogikan mengenai apakah hujan itu terjadi ? Kedua, ketika awan mengalami mendung fikiran kita terbesit untuk membawa jas hujan/ payung atau tidak ?.
Maka penulis pun dengan pengetahuan empiris menjawab bahwa hujan itu terjadi di alam ini, jika awan mendung ya pasti membawa jas hujan untuk antipisasi agar tidak kehujanan. Kemudian Ma'muri menjawab dengan pamungkasnya seperti itu kiranya megatrust. Bisa saja terjadi, dan kita harus antisipasi.
Kemudian penulis merasa ada yang bisa dibantah, kalau tanda hujan memang bisa dilihat dengan kasat mata lalu bagaimana dengan tanda megatrust. Kemudian Ma'muri dengan lugas menjawab dan memaparkan data terkait gempa bumi yang terjadi di Malang kurang lebih 200 kali baik yang dirasakan atau tidak.
Itulah sesi krusial yang pertama menjadi pembuka dalam diskusi ini, kemudian setelah itu dilanjutkan dengan sharing session. Pertama sebagai agent of change kiranya apa saja yang perlu dilakukan, pertama ialah mengenai mindset masyarakat. Dalam rangka mitogasi bencana maka harus dilakukan perbahan mindset mengenai peduli terhadap isu kebencanaan.
Misalnya, mengenai bencana tsunami. Prosedur penyelamatan yang salahsatunya terdiri dari rambu dan jalur evakuasi harus dievaluasi untuk kemudian dibenahi. Sejauh ini, jalur evakuasi yang kerap dilintasi banyak orang yaitu Jalan Lintas Selatan (JLS) ini sejajar dengan bibir pantai. Tentu saja ketika terjadi tsunami maka masyarakat tidak bisa diselamatkan.
Solusinya, adalah membuat jalur evakuasi yang arahnya menjauhi langsung dengan bibir pantai. Pemerintah harus membuat jalur evakuasi sekaligus menentukan titik kumpul yang terdiri dari dataran tinggi. Ya, memang cost anggaranya sangat besar untuk membuka jalan, namun memang urusan kebencanaan adalah outcome dan ini adalah investasi kehidupan jangka panjang untuk anak cucu kita.
Atau bisa saja pemerintah memerintahkan atau menggunakan tanah milik dinas lingkungan hidup atau aset pemerintah untuk dijadikan jalan evakuasi dan titik kumpul. Kemudian pengusaha besar lewat dan CSR bisa membantu itu semua.
Selesai dengan urusan tersebut, kemudian kita diskusi dengan dinamika masyarakat yang sedang terjadi, dimana pengalaman BMKG Malang dalam rangka pemasangan EWS didaerah tertentu kemudian dirusak untuk dijadikan ikat pelaru laut.
"Ini kan miris" ujar Ma'muri.
Namun tidak 100 persen masyarakay yang salah, kadang para stakeholder pemangku kebijakan kurang memperhatikan beberapa aspek yang menyebabkan masyarakat enggan peduli terhadap langkah pemerintah tentang penanggulangan bencana. Misalnya EWS atau Sirine yang juga sering eror. Kadang masyarakat tidak membedakan mana ini sirine tanda bahaya sungguhan atau errornya alat. Masyarakat geram akhirnya menonaktifkan alat tersebut.
Dari cerita diatas, namun masih banyak manusia yang peduli terhadap isu-isu penanggulangan bencana misalnya saja didaerah pesisir laut ada suatu desa bernama tambakrejo, desa ini memiliki komunitas relawan tanggap tsunami yang aktif, bahkan telah diakui dunia melalui unesco.
Tak jauh beda memang dengan Destana atau relawan lainnya, namun komunitas ini fokus terhadap evakuasi tsunami. Kini sudah saatnya menyebarkan kembali virus pengurangan risiko bencana melalui, edukasi, latihan dan rencana mitigasi.
Berbica anggaran dana, seharunya pihak pemerintah daerah kabupaten memberikan pemahaman terhadap pemerintah desa pengenai pengalokasian anggaran untuk mitigasi bencana. Karena selama ini, penganggaran untuk dana kebencanaan dianggap ketika terjadi bencana saja. Padahal ketika tidak ada bencana bisa digunakan untuk kegiatan difase Pra bencana. Melalui pelatihan, edukasi, simulasi, dan lain sebagainya.
Sebab, dalam siklus penanggulangan dan penanganan bencana terdapat tiga tahap yaitu Pra bencana yang terdiri dari mitigasi dan kesiapsiagaan, Saat Terjadi Bencana yang berupa tanggap darurat, serta Pasca bencana yang terdiri dari pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Kemudian topik berlanjut ketika membahas banjir dan longsor sitiarjo, penulis mematik dan menawarkan sejumlah solusi yaitu pemasangan alat ukur observasi curah hujan. Dengan pemasangan alat ini yang dipasang dari hulu ke hilir dengan jalur sungai yang kerap banjir. Diharapkan nanti mampunya bisa mendeteksi prakiraan akan akuratnya terjadinya banjir sesuai dengan besar kecilnya.
Memang ini sepertinya pernah ada dan dilakukan namun ini nanti terdapat point plus dari yang pernah ada, yaitu akurasi sebab nantinya pemasangan alat ini terlebih akan diukur kemiringan bidang atau elevasi, sehingga dengan debit, kecepatan dan kemiringan berapa akan terjadi banjir dengan dampak yang telah ditentukan pula.
Disisi lain terdapat kekurangan dari alat ini, karena manul maka harus ada yang memantau. Namun penulis telah membuat prakiraan bisa memberdayakan warga ataupun relawan desa, karena alat tersebut akan dipasang didekat rumahnya. Kemanualan alat ini membuat margin error sedikit dibandingkan dengan alat digital yang remote. Sebab sumber dari error ada dibagian itu.
Ma'muri pun menyetujuinya dan nanti bisa ditindaklanjuti kembali. Gagasan ini juga direncanakan akan melibatkan semua pihak tanpa terkecuali. Sehingga mereka berperan semua, tidak ada peran yang kecil kecuali tidak bergerak sama sekali.
Pengurus PW IPNU Jawa Timur Masa Khidmat 2024-2027 Dilantik Hari Ini
Wakil Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Aan Andri Ardiyansah bertindak sebagai pembaca surat pengesahan PP IPNU nomer 212/ SP/XX/7354/II/2025 tentang susunan pengurus PW IPNU Jawa Timur.
"Dengan ini kami tetapkan susunan pengurus PW IPNU Jawa Timur masa khidmat 2024-2027," ujarnya.
Acara tersebut dilanjutkan dengan pengambilan baiat oleh ketua umum PP IPNU Agil Nuruzzaman pelantikan PW IPNU Jawa Timur.
Berikut susunan Pengurus PW IPNU Jawa Timur
Badan Pengurus Harian
Ketua : Muhammad Rafli Rifki Reza
Wakil Ketua : Muhammad Yahya
Wakil Ketua : Mohammad Lazib
Wakil Ketua : Ahmad Afini Maulaya
Wakil Ketua : Moh. Afief
Wakil Ketua : Akhmad Ainur Roziqin
Wakil Ketua : Husein Abdillah
Wakil Ketua : M. Colilurrahman Halim
Wakil Ketua : Saiful Bachri
Wakil Ketua : Ahmad Althof 'Athooillah
Sekretaris : Ali Rohmatulloh
Wakil Sekretaris : Muhammad Fachruddin
Wakil Sekretaris : Muhammad Ulin Nuha
Wakil Sekretaris : Muhammad Syahrul Munir
Wakil Sekretaris : Mohammad Nasih Al Hashas
Wakil Sekretaris : Muhammad Dhimasykuri
Wakil Sekretaris : Muhammad Avif Fawaid
Wakil Sekretaris : Mukhammad Athok Illah
Wakil Sekretaris : Yusril Oktavianto
Wakil Sekretaris : Amri Maulana Muhammad
Bendahara : Wemerza Hindid Dahlawi
Wakil Bendahara : Ali Managali
Wakil Bendahara : M. Afifuddin
Wakil Bendahara : M Aqim Al Mizan
Wakil Bendahara : Abdurrohim
Wakil Bendahara : Muhammad Ayatullahil Ulya
Wakil Bendahara : Muhammad Andy Pratama
Wakil Bendahara : Muhammad Syahrul Mubaroq
Wakil Bendahara : Jalaluddin
Wakil Bendahara : Akhmad Fauzi Ilham
Lembaga lembaga
Lembaga Pers dan Penerbitan (LPP)
Direktur : Idam Khalid
Lembaga Ekonomi, Kewirausahaan dan Koperasi (LEKAS)
Direktur : Mohammad Zulfa Fahryansyah
Lembaga Anti Narkoba (LAN)
Direktur : Arif Feryansyah
Lembaga Kerjasama Perguruan Tinggi (LKPT)
Direktur : Yoga Klody Arianto
Lembaga Corp Brigade Pembangunan (CBP) Dewan Koordinasi Wilayah
Komandan : Muhammad Rifai
Badan badan
Badan Student Crisis Centre and Development (BSCC)
Direktur : Syahri Santoso
Badan Student Reseach Center (BSRC)
Direktur : Najih Sa’dullah
Waspada Jual-Beli di Marketplace Terhadap Kejahatan Kriminal dan Praktik Menyimpang
HABIS GELAP TERBITLAH TERANG, MAN 1 MALANG GELAR PERINGATAN HARI KARTINI SEKALIGUS HARI BUMI SEDUNIA
Seorang Guru Berprestasi Saja Tak Cukup, Harus Menginspirasi
Seorang yang mendedikasikan hidupnya sebagai guru harus rela untuk apapun, termasuk ketulusan dalam mendidik dengan hati tanpa tendensi apapun, dizaman sekarang ini hanya banyak yang salah kaprah, mereka lebih layak untuk dipanggil seorang pengajar saja. Sebab paradigma pemerintah yang membuat demikian. Pemerintah mendoktrin adanya kesehjateraan guru melalui iming-iming karir melalui gaji yang sebanarnya tak terbanding dengan dedikasinya. Akhirnya mereka yang hanya mengejar materi akan sibuk menuruti tuntutan pemerintah, termasuk administrasi, protokoler dan lupa akan substansi juga termasuk keilmuannya sendiri.
Sehingga yang terjadi hanya transfer pengetahuan saja, bahkan transfer pengetahuan itu tidak akan maksimal. Mereka yang hanya mengejar karir melalui guru akan memperoleh kepuasan batin saja yang selalu kurang sehingga tidak akan membuat bangga atas pencapaian dengan menghasilkan insan kamil. Maka tidak jarang sekarang murid yang mengidolakan gurunya. Padahal guru yang berhasil adalah bangga akan kemampuan muridnya atau berhasil menghasilkan murid yang terbaik diantara yang paling baik.
Selanjutnya, guru harus menginspirasi, guru yang berprestasi saja tidak cukup. Sehingga bagi saya guru yang berhasil menginspirasi bagi saya lebih utama dari pada guru yang hanya sekedar mengejar prestasi. Saya sendiri kagum dan respect terhadap guru yang memperoleh prestasi. Namun saya lebih bahagia jika melihat guru yang menginspirasi. Prestasi seyogyanya didapatkan ketika guru itu berada dalam proses menjadi seorang guru, misalnya ketika dia mahasiswa. Sedangkan waktu sekarang guru adalah terlibat langsung dimasyarakat dan menginspirasi siswanya.
Sebab salah satu cara agar guru itu bisa menginspirasi adalah ketika dia berada langsung terjun kedalam dunia nyata atau masyarakat, sebab saya memiliki pengalam sendiri baik saya sebagai murid ataupun ketika sedang berada didalam kelas bersama siswa, jika murid diterangkan tentang suatu hal dan kita sebagai guru menerangkan dengan perpean sebagai pelaku utama maka itu akan berbeda, sesorang yang telah berpengalaman secara langsung akan berbeda dengan seseorang yang hanya belanja teori jika sedang menjelaskan atau menerangkan.
Begitu pula dengan siswa yang sedang diajarkan akan berbeda perlakuan, mereka bahkan akan explore dengan cerita kita dan akan bertanya lebih banyak karena mereka membayangkan bahwa kita adalah pelaku dari pelajaran tersebut ketika dimasyarakat.
Saya ketika dikelas mengalaminya, suatu saat saya sedang mengajarkan ilmu mengenai struktur bumi dan perkembangannya yang disitu membahas mengenai kebumian termasuk adanya teori lempeng bumi/ sesar, bencana gempa bumi, gunung meletus dan lain sebagainya. Bagi saya itu adalah dunia saya sebab saya terlibat langsung didunia itu melalui forum-forum komunitas penanggulangan bencana dan misi perubahan iklim. Selain saya mengajarkan teori ataupun ilmu, saya juga menceritakan menganai penanganan bencana termasuk juga edukasi saat terjadi bencana, ini tentu jauh lebih menarik dari pada yang menerangkan dengan hanya berpaku kepada buku semata.
Untuk itulah, guru seharusnya sebelum mengajar dikelas harus memiliki pengalaman secara nyata diluar agar memiliki sudut pandang riil ketika menerangkan, termasuk ketika ada pertanyaan dari siswa yang tidak terduga dan tidak ada jawabannya didalam buku. Selain itu masih banyak lagi. Misalnya lagi, ketika saya sedang mengajarkan ilmu mengenai kepenulisan atau jurnalistik, saya jarang sekali berpaku kepada buku atau modul dan lebih memilih dengan metode dan pengalaman saya pribadi, bukan karena ilmu yang ada dibuku itu salah, namun kadangkala materi yang ada dibuku tersebut monoton, kurang up to date atau bahkan kurang relevansi dengan zaman sekarang.
Akhir kata, untuk itu siapa yang mau menjadi guru maka dia juga harus siap menjadi seorang murid, artinya harus selalu belajar dan mengembangkan diri, sebab dunia ini semakin cepat perubahan dan perkembangannya, bila kita tidak menyesuaikan maka kita dianggap guru yang tidak berkembang dan akan diremehkan. Seperti kata sunan Kalijaga yang tersohor yaitu "Anglaras Iling Banyu, Ngeli Ananging Ora Keli" arti secara konteksnya adalah Belajar seperti air mengalir, Menghanyutkan diri namun tidak terhanyut (dalam menghadapi perkembangan teknologi). Semoga tulisan singkat ini bermanfaat, saya pun masih banyak kekurangan dan harus selalu up to date dan belajar. Wallahu a'lam bisshawab.
![]() |
| Seorang murid bertanya mengenai amplitudo dan gunung berapi, ku jawab dengan hasil jepretanku di PPGA Gunung Sawur Semeru |
Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...
-
Bencana kerap menjadi momentum bagi sebagian orang/ kelompok/ komunitas/ organisasi/ lembaga atau bahkan mahasiswa untuk bahu-membahu memban...
-
Gondanglegi, Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang (MAN 1 MALANG) kembali menggelar Sholawat Rutin yang telah lama dilaksanakan setiap jum'at ...
-
Berbicara organisasi, untuk membicarakannya akan dibingungkan oleh mengawalinya, membicarakan organisasi tak semudah mendefinisikan apa itu ...










