Minggu, 01 Juni 2025

Mahasiswa PPG UMM Gelar Pelatihan Pembuatan Eskrim dari Alpukat & Minyak Jelantah Bagi Warga Desa Wonorejo Lawang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebanyak sembilan mahasiswa kelompok 3 kelas PGSD 003 PPG Calon Guru Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan kegiatan Proyek Kepemimpinan di Dusun Gebug Utara, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu (13/04) dan mengusung tema "Optimalisasi Potensi Lokal Daerah Melalui Produk Kreatif Berbahan Alam". Kegiatan ini merupakan bagian dari salah satu mata kuliah yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa PPG, sekaligus bertujuan untuk memaksimalkan potensi lokal yang ada di masyarakat. 

Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa mengadakan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga setempat mengenai cara mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin dan memanfaatkan buah alpukat pameling menjadi es krim. Pelatihan ini disambut antusias oleh para peserta, yang terlihat aktif dan bersemangat mengikuti setiap sesi. Diharapkan, keterampilan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi warga, baik dari segi ekonomi maupun keberlanjutan lingkungan.

TRCC UM Terima 425 Kasus Kehilangan Helm Total Kerugian 130 Jt, Mahasiswa Minta Perketat Penjagaan , Transparansi Hingga Ganti Rugi

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Polemik maraknya kasus kehilangan helm yang ada di wilayah kampus Universitas Negeri Malang telah membuat sejumlah pihak geram dan menyayangkan. Pasalnya pelaporan kasus tersebut nyaris hampir terjadi setiap hari, informasi itu diperoleh melalui akun twitter menfess UM @um_fess. 

Fitur menfess di Twitter adalah layanan yang memungkinkan pengguna untuk mengungkapkan isi hati secara anonim. Menfess merupakan singkatan dari "mention" dan "confess" yang berarti "menyebut" dan "mengungkapkan. 

Tim Reaksi Cepat Cakrawala (TRCC UM) telah membuat posko pelaporan melalui google formulir sejak 7 Desember 2024. Sampai dengan berita ini dibuat terdapat 62 kasus mahasiswa yang kehilangan telah melaporkan dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp. 19.103.000

Disisi lain, juga terdapat data yang diposting di akun menfess um pada tanggal 25 Maret 2025 pukul 17.45 WIB menyebutkan setidaknya sampai berita ini terbit, terdapat 363 kasus. Dalam analisis liar 62 kasus dapat merugikan 19 Juta, maka jika ditotal secara komunal 2 data tersebut terdapat 425 kasus kehilangan dengan taksiran kerugian 130 juta. 

Selain itu, mahasiswa juga menyebutkan asal fakultasnya sehingga mendapatkan sata bahwa mahasiswa Fakultas Teknik mengalami kasus kehilangan sebanyak 98 kali, disusul mahasiswa FMIPA sebanyak 52 Kali dan fakultas lainnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini. 

Ella, salahsatu mahasiswa yang melaporkan kehilangan helm, di parkiran FIP merek NHK senilai 690.000 pada 12 Agustus 2024 lalu, merasa kecewa sebab sudah melaporkan ke satpam dan menanyakan setiap harinya selama seminggu berturut-turut, lengkap dengan konfirmasi nomor Handphone-nya namun tidak ada tanggapan. 

"Lapor ke satpam dan follow up setiap hari selama 1 minggu, sudah memberikan nomor HP aktif tapi tidak ada tanggapan/ tidak ada kelanjutan, alasan satpam tidak ada kamera CCTV, disekitar FIP. aneh" tulis Ella. 

Alfin Rahman, yang telah kehilangan Helm KYT KYOTO Putih saat berada di belakang rektorat pada 07 Februari 2024, dengan kerugian 400 ribu ini juga memilki harapan seperti mahasiswa lainnya. 

"Diharapkan UM dapat meningkatkan dan memperketat keamanan dalam parkir dengan memasanh CCTV agau memberi bimbingan kepada satpam mengenai maraknya kasus helm ini, sehingga satpam dapat lebih peduli san curiga/ aware terhadap keadaan sekitar." tulis Afin pada kolom kritis saran gform.

Dari sekian banyak kasus, mahasiswa bernama Gamanando Hessai Tangguh Widuta telah mendapatkan perlakuan tidak enak oleh satpam parkiran gracak pada 13 Desember 2024. Pasalnya ia sedang memperjuangkan helm KYT NFJ nya yang hilang tersebut senilai 1,2 jt malah mendapatkan kata kasar dari satpam penjaga. 

"Entahlah masih sakit hari sama omongan satpam" tulisnya.

Ketua Satgeof Malang, Berbicara Mengenai Isu Kebencanaan Hingga Menjawab Isu Megatrust

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Memasuki minggu kedua hari kerja efektif, penulis berkesempatan berdiskusi dengan Ma'muri Ketua Stasiun Geofisika Malang. Membicarakan mengenai alam dan mitogasi bencana tentu tidak akan ada habisnya, selalu perlu perbaikan dalam ketumpangtindihan kebijakan. Apalagi beda orang atau instansi memiliki prinsip dan prespektif masing-masing. 

Ruang tamu kantor BMKG Karangkates Sumber Pucung Kabupaten Malang menjadi saksi diakusi hangat tersebut. Hal pengantar pengenai isu kebencanaan tentu sudah dibahas diawal pembicaraan. Setelah menyeruput segelas kopi pahit barulah topik serius dimulai. 

Hal menarik datang disela-sela diskusi, penulis menyampaikan pertanyaan yang kerap didapatkannya ketika berhadapan dengan orang awam, yaitu apakah sebenarnya megatrust itu ada. Megatrust sendiri merupakan ancaman bencana berupa gempa bumi maha dasyat yang diprediksi oleh BMKG yang sempat hangat diperbincangkan, mulai dari kalangan masyarakat bawah hingga kaum intelektual. Itu semua tak luput sebab kegelisahan dan kegaduhan masyarakat serta kekhawatirannya. 

Namun, penulis meminta kepala Stasiun Geofisika tersebut untuk menjelaskan secara teoritis yang sukar dipahami masyarakat awam. Akhirnya pria yersebut mengiyakannya. Semula ia menganalogikan mengenai apakah hujan itu terjadi ? Kedua, ketika awan mengalami mendung fikiran kita terbesit untuk membawa jas hujan/ payung atau tidak ?. 

Maka penulis pun dengan pengetahuan empiris menjawab bahwa hujan itu terjadi di alam ini, jika awan mendung ya pasti membawa jas hujan untuk antipisasi agar tidak kehujanan. Kemudian Ma'muri menjawab dengan pamungkasnya seperti itu kiranya megatrust. Bisa saja terjadi, dan kita harus antisipasi. 

Kemudian penulis merasa ada yang bisa dibantah, kalau tanda hujan memang bisa dilihat dengan kasat mata lalu bagaimana dengan tanda megatrust. Kemudian Ma'muri dengan lugas menjawab dan memaparkan data terkait gempa bumi yang terjadi di Malang kurang lebih 200 kali baik yang dirasakan atau tidak. 

Itulah sesi krusial yang pertama menjadi pembuka dalam diskusi ini, kemudian setelah itu dilanjutkan dengan sharing session. Pertama sebagai agent of change kiranya apa saja yang perlu dilakukan, pertama ialah mengenai mindset masyarakat. Dalam rangka mitogasi bencana maka harus dilakukan perbahan mindset mengenai peduli terhadap isu kebencanaan. 

Misalnya, mengenai bencana tsunami. Prosedur penyelamatan yang salahsatunya terdiri dari rambu dan jalur evakuasi harus dievaluasi untuk kemudian dibenahi. Sejauh ini, jalur evakuasi yang kerap dilintasi banyak orang yaitu Jalan Lintas Selatan (JLS) ini sejajar dengan bibir pantai. Tentu saja ketika terjadi tsunami maka masyarakat tidak bisa diselamatkan. 

Solusinya, adalah membuat jalur evakuasi yang arahnya menjauhi langsung dengan bibir pantai. Pemerintah harus membuat jalur evakuasi sekaligus menentukan titik kumpul yang terdiri dari dataran tinggi. Ya, memang cost anggaranya sangat besar untuk membuka jalan, namun memang urusan kebencanaan adalah outcome dan ini adalah investasi kehidupan jangka panjang untuk anak cucu kita. 

Atau bisa saja pemerintah memerintahkan atau menggunakan tanah milik dinas lingkungan hidup atau aset pemerintah untuk dijadikan jalan evakuasi dan titik kumpul. Kemudian pengusaha besar lewat dan CSR bisa membantu itu semua. 

Selesai dengan urusan tersebut, kemudian kita diskusi dengan dinamika masyarakat yang sedang terjadi, dimana pengalaman BMKG Malang dalam rangka pemasangan EWS didaerah tertentu kemudian dirusak untuk dijadikan ikat pelaru laut. 

"Ini kan miris" ujar Ma'muri. 

Namun tidak 100 persen masyarakay yang salah, kadang para stakeholder pemangku kebijakan kurang memperhatikan beberapa aspek yang menyebabkan masyarakat enggan peduli terhadap langkah pemerintah tentang penanggulangan bencana. Misalnya EWS atau Sirine yang juga sering eror. Kadang masyarakat tidak membedakan mana ini sirine tanda bahaya sungguhan atau errornya alat. Masyarakat geram akhirnya menonaktifkan alat tersebut. 

Dari cerita diatas, namun masih banyak manusia yang peduli terhadap isu-isu penanggulangan bencana misalnya saja didaerah pesisir laut ada suatu desa bernama tambakrejo, desa ini memiliki komunitas relawan tanggap tsunami yang aktif, bahkan telah diakui dunia melalui unesco. 

Tak jauh beda memang dengan Destana atau relawan lainnya, namun komunitas ini fokus terhadap evakuasi tsunami. Kini sudah saatnya menyebarkan kembali virus pengurangan risiko bencana melalui, edukasi, latihan dan rencana mitigasi. 

Berbica anggaran dana, seharunya pihak pemerintah daerah kabupaten memberikan pemahaman terhadap pemerintah desa pengenai pengalokasian anggaran untuk mitigasi bencana. Karena selama ini, penganggaran untuk dana kebencanaan dianggap ketika terjadi bencana saja. Padahal ketika tidak ada bencana bisa digunakan untuk kegiatan difase Pra bencana. Melalui pelatihan, edukasi, simulasi, dan lain sebagainya. 

Sebab, dalam siklus penanggulangan dan penanganan bencana terdapat tiga tahap yaitu Pra bencana yang terdiri dari mitigasi dan kesiapsiagaan, Saat Terjadi Bencana yang berupa tanggap darurat, serta Pasca bencana yang terdiri dari pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. 

Kemudian topik berlanjut ketika membahas banjir dan longsor sitiarjo, penulis mematik dan menawarkan sejumlah solusi yaitu pemasangan alat ukur observasi curah hujan. Dengan pemasangan alat ini yang dipasang dari hulu ke hilir dengan jalur sungai yang kerap banjir. Diharapkan nanti mampunya bisa mendeteksi prakiraan akan akuratnya terjadinya banjir sesuai dengan besar kecilnya. 

Memang ini sepertinya pernah ada dan dilakukan namun ini nanti terdapat point plus dari yang pernah ada, yaitu akurasi sebab nantinya pemasangan alat ini terlebih akan diukur kemiringan bidang atau elevasi, sehingga dengan debit, kecepatan dan kemiringan berapa akan terjadi banjir dengan dampak yang telah ditentukan pula. 

Disisi lain terdapat kekurangan dari alat ini, karena manul maka harus ada yang memantau. Namun penulis telah membuat prakiraan bisa memberdayakan warga ataupun relawan desa, karena alat tersebut akan dipasang didekat rumahnya. Kemanualan alat ini membuat margin error sedikit dibandingkan dengan alat digital yang remote. Sebab sumber dari error ada dibagian itu. 

Ma'muri pun menyetujuinya dan nanti bisa ditindaklanjuti kembali. Gagasan ini juga direncanakan akan melibatkan semua pihak tanpa terkecuali. Sehingga mereka berperan semua, tidak ada peran yang kecil kecuali tidak bergerak sama sekali.

Pengurus PW IPNU Jawa Timur Masa Khidmat 2024-2027 Dilantik Hari Ini

 


SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM : Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur (Jatim) resmi dilantik untuk masa khidmat 2024-2027 di gedung lantai 3 PWNU Jawa Timur, Ahad, (20/04/2025).

Wakil Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP)  Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Aan Andri Ardiyansah bertindak sebagai pembaca surat pengesahan PP IPNU nomer 212/ SP/XX/7354/II/2025 tentang susunan pengurus PW IPNU Jawa Timur.

"Dengan ini kami tetapkan susunan pengurus PW IPNU Jawa Timur masa khidmat 2024-2027," ujarnya.

Acara tersebut dilanjutkan dengan pengambilan baiat oleh ketua umum PP IPNU Agil Nuruzzaman  pelantikan PW IPNU Jawa Timur.

Berikut susunan Pengurus PW IPNU Jawa Timur 

Badan Pengurus Harian 

Ketua : Muhammad Rafli Rifki Reza

Wakil Ketua : Muhammad Yahya

Wakil Ketua : Mohammad Lazib

Wakil Ketua : Ahmad Afini Maulaya

Wakil Ketua : Moh. Afief

Wakil Ketua : Akhmad Ainur Roziqin

Wakil Ketua : Husein Abdillah

Wakil Ketua : M. Colilurrahman Halim

Wakil Ketua : Saiful Bachri

Wakil Ketua : Ahmad Althof 'Athooillah


Sekretaris : Ali Rohmatulloh

Wakil Sekretaris : Muhammad Fachruddin

Wakil Sekretaris : Muhammad Ulin Nuha

Wakil Sekretaris : Muhammad Syahrul Munir

Wakil Sekretaris : Mohammad Nasih Al Hashas

Wakil Sekretaris : Muhammad Dhimasykuri

Wakil Sekretaris : Muhammad Avif Fawaid

Wakil Sekretaris : Mukhammad Athok Illah

Wakil Sekretaris : Yusril Oktavianto

Wakil Sekretaris : Amri Maulana Muhammad


Bendahara : Wemerza Hindid Dahlawi

Wakil Bendahara : Ali Managali

Wakil Bendahara : M. Afifuddin

Wakil Bendahara : M Aqim Al Mizan

Wakil Bendahara : Abdurrohim

Wakil Bendahara : Muhammad Ayatullahil Ulya

Wakil Bendahara : Muhammad Andy Pratama

Wakil Bendahara : Muhammad Syahrul Mubaroq

Wakil Bendahara : Jalaluddin

Wakil Bendahara : Akhmad Fauzi Ilham


Lembaga lembaga 

Lembaga Pers dan Penerbitan (LPP)

Direktur : Idam Khalid

Lembaga Ekonomi, Kewirausahaan dan Koperasi (LEKAS)

Direktur : Mohammad Zulfa Fahryansyah

Lembaga Anti Narkoba (LAN)

Direktur : Arif Feryansyah

Lembaga Kerjasama Perguruan Tinggi (LKPT)

Direktur : Yoga Klody Arianto

Lembaga Corp Brigade Pembangunan (CBP) Dewan Koordinasi Wilayah 

Komandan : Muhammad Rifai


Badan badan 

Badan Student Crisis Centre and Development (BSCC) 

Direktur : Syahri Santoso

Badan Student Reseach Center (BSRC)

Direktur : Najih Sa’dullah

Waspada Jual-Beli di Marketplace Terhadap Kejahatan Kriminal dan Praktik Menyimpang

 


KEDIRI | JATIMSATUNEWS.COM : Pelaku usaha kian semakin mudah promosi dagangan, menjual atau membeli barang pada platfrom digital marketplace, tidak hanya marketplace bahkan akun media sosial bisa menjadi wadah untuk melakukan kegiatan jual-beli yang mudah dan efisien jika dimanfaatkan dengan baik yang benar. Kemajuan teknologi yang seperti itu juga bisa berpotensi menjadi sarana terjadinya tindak kriminal yang bisa merugikan pelaku usaha atau mungkin pembeli yang ingin membeli barang secara online

Seperti kisah pengusaha jual-beli laptop yang dilakukan oleh Mohammad Thareq warga dusun Morotanjek RT 01 RW 07 desa Purwoasri Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Kasus dimulai ketika ia melakukan penawaran terhadap satu unit laptop merek Lenovo Legion 5 Pro yang akan dibeli kepada RijalComp yang berada di Kota Surabaya. Setelah itu kemudian terjadi kesepakatan dan transaksi sebesar Rp 7.071.300 sekaligus dibayarkan melalui transfer virtual account via Tokopedia pada tanggal 17 Maret 2025.

Selang 2 hari setelah itu terjadi, salah satu karyawan usaha Thareq yaitu Kafi Firmansyah menerima pesan inbox facebook atas nama  Hafid Rizki (Rizhaf) pada tanggal 19 Maret 2025 yang intinya menanyakan terkait kondisi, spesifikasi dan kelengkapan. Melanjutkan percakapan melalui WhatsApp, Hafid kemudian melakukan panggilan kepada Kafi dan ketika diangkat ternyata yang melakukan panggilan adalah polisi dari polres pare Kediri. Polisi tersebut memberitahukan adanya laporan bahwa ada yang telah kehilangan 2 unit laptop bersama Tas di Camp Edelweis Jl. Lamtana Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri. laptop yang dijual tersebut diduga ada indikasi kejahatan, kemudian meminta untuk unit laptop tersebut di tahan serta tidak dijual terlebih dahulu. Diujung percakapan pihak kepolisian memberitahukan bahwa akan mendatangi Thareq salaku yang memiliki barang untuk mengecek unit laptop tersebut  

Tepat pukul 20.00 pihak yang mengaku atas nama Hafid bersama penyidik dengan atas nama Bapak Wahyudi datang di kediaman Thareq, setalah berdialog dan konfirmasi serta membawa bukti surat perintah tugas resmi terbukti secara valid keabsahan dan praktik tindak pidana umum berupa dugaan pencurian. 

Namun disini, pihak Thareq secara kronologi menerima laptop tersebut yang dijual secara online dari seseorang yang bernama Rijal dari surabaya . Pihak Rijal di ketahui mendapatkan unit laptop tersebut lewat transaksi jual-beli dengan seseorang yang mengharuskannya menebus unit laptop tersebut di salah satu pegadaian di surabaya. 

Singkat cerita, Thareq koopoeratif terhadap proses hukum yang sedang berjalan. Thareq pun siap menjalani proses hukum yang berlaku sebab dirinya merasa tidak bersalah. Bahkan dirinya siap berkolaborasi dengan pihak berwajib dan membantu menangkap pelaku. 

Akhirnya pada hari Senin, 21 April Melalui surat bernomor B/664/IV/Res.1.8./2025/Satreskrim siap menerima panggilan untuk wawancara klarifikasi kasus yang sudah bergulir. Thareq berharap adanya transparansi penanganan dan independensi serta kenetralan pihak penegak hukum. Sebab, dalam proses ini dia juga dirugikan dalam masa produktifitas kerjanya sehingga diharapkan pihak berwajib dalam hal ini polres bisa memfasilitasi terkait mediasi terhadap pelaku akibat kerugian yang dialaminya. 

Thareq mengatakan ia tidak tahu menahu bahwa laptop yang ia beli adalah barang hasil tindak kriminal. Karena pihak penjual tidak hanya menjual 1 unit laptop saja, melainkan banyak unit-unit laptop lain yang di jual oleh penjual tersebut. Sehingga Thareq menyakini bahwa penjual tersebut juga sebagai toko laptop yang sudah lama berkecimpung dan berpengalaman di bidang bisnis ini.

Sejauh kasus ini, akhirnya ada kasus benang merah yang bisa ditarik untuk dijadikan pelajaran untuk semua pegiat usaha di marketplace atau online. Baik penjual atau pembeli diharapkan hati-hati dalam menerima barang yang masih belum jelas yang dapat mengakibatkan kerugian. Karena, motif kejahatan sekarang semakin bervariasi dan sistematika kejahatan yang semakin terstruktur. 

Kelemahan terbesar bagi pelaku usaha marketplace adalah tergiur dengan murahnya harga barang yang dijual. Inilah celah terbesar dan kelemahan yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan. Semua itu harus diperhatikan dan dipertimbangkan dengan matang.

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG, MAN 1 MALANG GELAR PERINGATAN HARI KARTINI SEKALIGUS HARI BUMI SEDUNIA

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) MAN 1 Malang berhasil menyuarakan semangat emansipasi R.A. Kartini dan kepedulian terhadap kelestarian bumi dengan menyatukan Peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi yang digelar meriah di MAN 1 Malang. Peringatan yang berlangsung pada Senin, 21 April 2025 ini dihadiri oleh Kepala Madrasah, Bpk/Ibu Guru, Staff karyawan, dan seluruh siswa-siswi MAN 1 Malang.
 
Kegiatan di pagi hari diawali dengan upacara Peringatan Hari Kartini. Suasana penuh khidmat terasa saat upacara tersebut dilaksanakan. Tak hanya siswa/i saja yang mengenakan busana batik, tetapi seluruh warga madrasah turut serempak mengenakan busana batik maupun kebaya. Mengingat bahwa busana batik yang dipadukan dengan kebaya adalah busana yang sudah melekat dengan sosok Raden Ajeng Kartini hingga menjadi representasi dari kelembutan dan kekuatan perempuan.
 
Disisi lain, kemeriahan semakin terasa dengan penampilan memukau dari Cyril Nathania yang menyanyikan lagu berjudul “Gemilang”. Alunan musik dan merdu suara berhasil menghipnotis warga madrasah. Tak kalah menyentuh, Hilya Nasywa dan Carissa Keyra membawakan puisi yang bertemakan “Perjuangan Ibu Kartini” dengan penuh penghayatan, membuat suasana menjadi haru dan inspiratif.
 
"Peringatan ini adalah momentum yang sangat baik untuk meneladani semangat juang R.A. Kartini dalam memajukan pendidikan dan kesetaraan, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab kita terhadap lingkungan madrasah”, ucap Mustofa, Kepala MAN 1 Malang.
 
Di penghujung acara,  diakhiri dengan pembagian doorprize kepada Ibu Guru dan penanaman pohon secara simbolis. Tak berhenti disitu, penanaman ini dilanjutkan di kemudian hari pada Selasa, 22 April 2025 dalam aksi penanaman satu juta pohon. Secara tidak langsung, simbolis dan keberlanjutan penanaman inilah yang juga menunjukkan identitas bahwa MAN 1 Malang adalah madrasah yang berlandaskan Adiwiyata.
 
Peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi di MAN 1 Malang ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai luhur perjuangan Kartini dalam mewujudkan kesetaraan dan meningkatkan kesadaran siswa/i akan pentingnya menjaga lingkungan hidup demi mewujudkan bumi yang sehat. Bumi yang sehat, lingkungan terjaga, maka proses pembelajaran siswa/i pun akan terasa nyaman. Demikianlah siswa/i MAN 1 Malang dapat menjadi generasi penerus bangsa yang siap dan tanggap.

 
Pewarta : Moch. Mambaul Arzaq Fatoni

Seorang Guru Berprestasi Saja Tak Cukup, Harus Menginspirasi

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Memilih menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa bagi manusia yang siap menjalankannya, begitu banyak guru di dunia ini yang hanya memperoleh predikat pengajar namun tidak sebagai seorang guru. Layaknya seorang pahlawan guru memang tak ternilai dengan apapun, untuk itu guru ini disebut sebagai pahlawan tanda jasa. 

Seorang yang mendedikasikan hidupnya sebagai guru harus rela untuk apapun, termasuk ketulusan dalam mendidik dengan hati tanpa tendensi apapun, dizaman sekarang ini hanya banyak yang salah kaprah, mereka lebih layak untuk dipanggil seorang pengajar saja. Sebab paradigma pemerintah yang membuat demikian. Pemerintah mendoktrin adanya kesehjateraan guru melalui iming-iming karir melalui gaji yang sebanarnya tak terbanding dengan dedikasinya. Akhirnya mereka yang hanya mengejar materi akan sibuk menuruti tuntutan pemerintah, termasuk administrasi, protokoler dan lupa akan substansi juga termasuk keilmuannya sendiri. 

Sehingga yang terjadi hanya transfer pengetahuan saja, bahkan transfer pengetahuan itu tidak akan maksimal. Mereka yang hanya mengejar karir melalui guru akan memperoleh kepuasan batin saja yang selalu kurang sehingga tidak akan membuat bangga atas pencapaian dengan menghasilkan insan kamil. Maka tidak jarang sekarang murid yang mengidolakan gurunya. Padahal guru yang berhasil adalah bangga akan kemampuan muridnya atau berhasil menghasilkan murid yang terbaik diantara yang paling baik. 

Selanjutnya, guru harus menginspirasi, guru yang berprestasi saja tidak cukup. Sehingga bagi saya guru yang berhasil menginspirasi bagi saya lebih utama dari pada guru yang hanya sekedar mengejar prestasi. Saya sendiri kagum dan respect terhadap guru yang memperoleh prestasi. Namun saya lebih bahagia jika melihat guru yang menginspirasi. Prestasi seyogyanya didapatkan ketika guru itu berada dalam proses menjadi seorang guru, misalnya ketika dia mahasiswa. Sedangkan waktu sekarang guru adalah terlibat langsung dimasyarakat dan menginspirasi siswanya. 

Sebab salah satu cara agar guru itu bisa menginspirasi adalah ketika dia berada langsung terjun kedalam dunia nyata atau masyarakat, sebab saya memiliki pengalam sendiri baik saya sebagai murid ataupun ketika sedang berada didalam kelas bersama siswa, jika murid diterangkan tentang suatu hal dan kita sebagai guru menerangkan dengan perpean sebagai pelaku utama maka itu akan berbeda, sesorang yang telah berpengalaman secara langsung akan berbeda dengan seseorang yang hanya belanja teori jika sedang menjelaskan atau menerangkan. 

Begitu pula dengan siswa yang sedang diajarkan akan berbeda perlakuan, mereka bahkan akan explore dengan cerita kita dan akan bertanya lebih banyak karena mereka membayangkan bahwa kita adalah pelaku dari pelajaran tersebut ketika dimasyarakat. 

Saya ketika dikelas mengalaminya, suatu saat saya sedang mengajarkan ilmu mengenai struktur bumi dan perkembangannya yang disitu membahas mengenai kebumian termasuk adanya teori lempeng bumi/ sesar, bencana gempa bumi, gunung meletus dan lain sebagainya. Bagi saya itu adalah dunia saya sebab saya terlibat langsung didunia itu melalui forum-forum komunitas penanggulangan bencana dan misi perubahan iklim. Selain saya mengajarkan teori ataupun ilmu, saya juga menceritakan menganai penanganan bencana termasuk juga edukasi saat terjadi bencana, ini tentu jauh lebih menarik dari pada yang menerangkan dengan hanya berpaku kepada buku semata. 

Untuk itulah, guru seharusnya sebelum mengajar dikelas harus memiliki pengalaman secara nyata diluar agar memiliki sudut pandang riil ketika menerangkan, termasuk ketika ada pertanyaan dari siswa yang tidak terduga dan tidak ada jawabannya didalam buku. Selain itu masih banyak lagi. Misalnya lagi, ketika saya sedang mengajarkan ilmu mengenai kepenulisan atau jurnalistik, saya jarang sekali berpaku kepada buku atau modul dan lebih memilih dengan metode dan pengalaman saya pribadi, bukan karena ilmu yang ada dibuku itu salah, namun kadangkala materi yang ada dibuku tersebut monoton, kurang up to date atau bahkan kurang relevansi dengan zaman sekarang. 

Akhir kata, untuk itu siapa yang mau menjadi guru maka dia juga harus siap menjadi seorang murid, artinya harus selalu belajar dan mengembangkan diri, sebab dunia ini semakin cepat perubahan dan perkembangannya, bila kita tidak menyesuaikan maka kita dianggap guru yang tidak berkembang dan akan diremehkan. Seperti kata sunan Kalijaga yang tersohor yaitu "Anglaras Iling Banyu, Ngeli Ananging Ora Keli" arti secara konteksnya adalah Belajar seperti air mengalir, Menghanyutkan diri namun tidak terhanyut (dalam menghadapi perkembangan teknologi). Semoga tulisan singkat ini bermanfaat, saya pun masih banyak kekurangan dan harus selalu up to date dan belajar. Wallahu a'lam bisshawab. 

Seorang murid bertanya mengenai amplitudo dan gunung berapi, ku jawab dengan hasil jepretanku di PPGA Gunung Sawur Semeru

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...