Senin, 30 Juni 2025

Sengitnya Perebutan 16 Pulau Tak Berpenghuni: Menguak Harta Karun di Perairan Selatan Jawa Timur


TRENGGALEK, Jawa Timur – Perairan selatan Jawa Timur tengah memanas. Bukan karena cuaca ekstrem, melainkan sengitnya sengketa kepemilikan 16 pulau tak berpenghuni antara dua kabupaten bertetangga, Trenggalek dan Tulungagung. Apa yang membuat pulau-pulau kecil ini begitu diperebutkan hingga harus melibatkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)? Jawabannya mengerucut pada satu hal: potensi ekonomi dan strategis yang luar biasa besar.


Akar Masalah: Tumpang Tindih Batas Administratif

Sengketa ini bermula dari inkonsistensi data batas wilayah dalam dokumen-dokumen resmi. Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 100.1.1-6117 Tahun 2022 menetapkan 16 pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Tulungagung. Namun, klaim ini bertabrakan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur tahun 2023, serta Perda RTRW Trenggalek tahun 2012, yang justru mencantumkan pulau-pulau itu ke dalam wilayah Trenggalek.

"Kami telah mengelola dan mengawasi pulau-pulau ini secara historis. Bahkan menjadi bagian dari pengawasan TNI AL dan Polairud Trenggalek," ujar salah satu pejabat Trenggalek yang enggan disebut namanya, menegaskan klaim historis kabupatennya.

Ketidakjelasan penetapan batas laut antar kabupaten menjadi celah utama munculnya permasalahan ini. Ketika batas darat seringkali jelas, batas perairan antar daerah di Indonesia seringkali masih menjadi zona abu-abu.


Daftar Pulau yang Diperebutkan

Ada 16 pulau yang menjadi objek sengketa, di antaranya:

  • Pulau Anak Tamengan

  • Pulau Anakan

  • Pulau Boyolangu

  • Pulau Jewuwur

  • Pulau Karangpegat

  • Pulau Solimo

  • Pulau Solimo Kulon

  • Pulau Solimo Lor

  • Pulau Solimo Tengah

  • Pulau Solimo Wetan

  • Pulau Sruwi

  • Pulau Sruwicil

  • Pulau Tamengan

Saat ini, ke-16 pulau tersebut berada di bawah administrasi sementara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sambil menunggu keputusan final dari Kemendagri yang dijadwalkan akan digelar pada awal Juli 2025.


Mengapa Pulau Tak Berpenghuni Jadi Rebutan Sengit? Potensi "Harta Karun" di Baliknya

Meski tak dihuni manusia, nilai strategis ke-16 pulau ini jauh dari kata sepi. Kedua kabupaten menyadari betul potensi besar yang terkandung di dalamnya:

  1. Potensi Migas dan Mineral Bawah Laut: Ini adalah magnet terbesar. Berbagai sumber, termasuk anggota DPRD Jawa Timur, menyebutkan dugaan potensi cadangan minyak dan gas bumi sebagai salah satu alasan utama di balik sengitnya sengketa. Selain itu, ada juga indikasi potensi mineral berharga di dasar laut sekitarnya. Jika terbukti, kepemilikan wilayah ini akan membuka keran Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat besar bagi kabupaten yang berhak.

  2. Surga Perikanan dan Kelautan: Pulau-pulau kecil tak berpenghuni sering menjadi zona konservasi alami dan titik kumpul ikan. Ekosistem bawah laut yang subur, seperti terumbu karang, menjadikan perairan di sekitar pulau ini sebagai "surga" bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan. Akses dan hak pengelolaan atas sumber daya perikanan yang melimpah ini sangat vital bagi ekonomi pesisir.

  3. Destinasi Pariwisata Bahari Masa Depan: Keindahan alam laut selatan Jawa Timur tak perlu diragukan. Dengan pantai-pantai alami, panorama laut lepas, dan kemungkinan kekayaan bawah laut yang memukau, pulau-pulau ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata bahari unggulan. Ini akan menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendongkrak ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.

  4. Nilai Strategis dan Kedaulatan Wilayah: Memiliki pulau-pulau ini berarti perluasan wilayah administratif dan kedaulatan daerah. Ini memungkinkan pengelolaan pesisir yang lebih komprehensif, mulai dari pengawasan hingga pengembangan infrastruktur maritim di masa depan. Bagi pemerintah daerah, mempertahankan atau memperluas wilayah juga merupakan masalah prestise dan kebanggaan lokal, mencerminkan kekuatan dan keberhasilan administrasi di mata masyarakat.


Menanti Putusan Pusat

Kini, nasib 16 pulau tak berpenghuni ini berada di tangan Kemendagri. Sengketa ini menjadi pelajaran penting bagi tata kelola wilayah di Indonesia, terutama dalam hal penetapan batas laut antar daerah. Keputusan final diharapkan tidak hanya menyelesaikan konflik, tetapi juga memberikan kepastian hukum yang jelas untuk pemanfaatan potensi luar biasa yang tersembunyi di perairan selatan Jawa Timur.

Jumat, 13 Juni 2025

31 Santriwan/Santriwati Qiroatul Qutub Medote Al-Miftah MTs Modern Al-Rifa'ie Diwisuda Hari Ini


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : 
Gelaran Prosesi Wisuda metode membaca kitab kuning Al-Miftah Lil Ulum sukses dilaksanakan MTs Modern Al-Rifa'ie Gondanglegi Malang pada Jum'at Legi (13/6/25).

Santri/ Santriwati yang diwisuda merupakan tamatan metode membaca kitab kuning Al-Miftah Lil Ulum selama satu tahun, dari 108 santri MTs Modern Al-Rifa'ie Malang, sebanyak 9 santri dan 22 santriwati. 

Kegitan wisuda metode pembacaan kitab kuning Al-Miftah Lil Ulum yang berinduk kepada Pondok Pesantren Sidogiri tersebut dihadiri langsung oleh Korda Mifta Malang Raya, Direktur Pendidkan Pondok Modern Al-Rifa'ie, Asatidz-Asatidzah beserta Staff, serta Wali Santri MTs Modern Al-Rifa'ie. 

Berlangsung secara khidmat wisuda diawali dengan Pembukaan, Semarak lagu Indonesia Raya dan Mars Al-Rifa'ie, Sambutan, Prosesi Wisuda, Pengumuman Lulusan Terbaik, Demonstrasi Al-Miftah serta penutupan. 

Direktur Pendidikan Pondok Modern Al-Rifa'ie 2 Malang mengatakan sambutannya dimulai dengan mengutip hadits Rosulullah SAW yaitu "Siapa yang dikehendiaki baik oleh Allah SWT, tentu dimengerti dalam urusan agama". Ia juga mengatakan bahwa bahwa memahami kitab kuning salahsatunya dengan Metode Al-Miftah Lil Ulum. 

"31 Santri dan santriwati ini adalah calon orang-orang yang akan memuliakan orangtua dan agama, saya berharap nadhom yang sudah terukir dan terpatri didalam jiwa bisa bermanfaat bagi semua. Serta ucapan yang setinggi-tingginga kami sampaikan kepada seluruh civitas akademika MTs Modern Al-Rifa'ie dan para walisantri yang telah mempercayakan kepada kami"  ungkap Ustadz Mahmud. 

Dalam praktiknya memang suksesnya dunia pendidikan memiliki 3 pilar utama, yaitu civitas sekolah, dukungan orangtua  serta semangat dari santri. 

Selaras dengan hal itu, kepala MTs Modern Al-Rifa'ie mengatakan dalam sambutannya berupa ungkapan terimakasih yang mendalam kepada hadirin utamanya walisantri yang telah berangkat dari luar kota. 

"Terimakasih kepada yang hadir utamanya jauh-jauh dari luar kota, Sidoarjo, Gresik, Blitar dan yang lainnya. Karena ini merupakan momentum yang sangat berharga dimana putra-putri bapak/ibu merupakan santri terbaik dari 108 siswa yang ada di MTs Modern Al-Rifa'ie" Ujar Ustadz Iwan. 

Setelah sesi sambutan, dilanjutkan dengan prosesi wisuda dan pembagian sertifikat dilanjutkan pengumuman Lulusan Terbaik yang diraih oleh Ashila Nur Habibah, setelah itu kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi yang diikuti oleh 5 santri yang dipilihbsecara spontan dan acak berdasarkan undian yaitu Ashila, Sonia, Davina, Kasyifa, Fathir.






BNPB Rilis Data Bencana 24 Jam Terakhir: Kekeringan, Gerakan Tanah, hingga Kebakaran Hutan Melanda Sejumlah Wilayah


Jakarta, 13 Juni 2025 – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendali Operasi (PUSDALOPS) merilis laporan pemantauan kejadian bencana selama 24 jam terakhir, terhitung mulai 12 Juni 2025 pukul 07.00 WIB hingga 13 Juni 2025 pukul 07.00 WIB. Sebanyak 25 kejadian bencana dilaporkan, dengan 10 di antaranya merupakan kejadian menonjol atau berdampak signifikan di berbagai wilayah di Indonesia.


Enam Bencana Baru Teridentifikasi

Dalam kurun waktu tersebut, tercatat enam kejadian bencana baru yang membutuhkan penanganan segera:

  • Kekeringan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat: Sebanyak 59 Kepala Keluarga (KK) atau 170 jiwa terdampak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus melakukan pendistribusian air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga.
  • Gerakan Tanah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat: Bencana ini mengakibatkan 48 KK (163 jiwa) dan 48 unit rumah terdampak, dengan 25 KK (85 jiwa) di antaranya harus mengungsi. Warga yang berada di zona rawan telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
  • Angin Kencang di Kabupaten Aceh Timur, Aceh: Sebanyak 19 KK dan 19 unit rumah terdampak. BPBD Aceh Timur telah bergerak cepat melakukan pembersihan material pohon tumbang.
  • Gerakan Tanah di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah: 17 KK dan 17 unit rumah terdampak akibat bencana ini. Penanganan masih terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Banjarnegara.
  • Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Karo, Sumatera Utara: Diperkirakan 80 hektar luas hutan terbakar. Kondisi perbukitan yang terjal menjadi kendala utama dalam upaya pemadaman api, yang hingga saat ini belum dapat dipadamkan sepenuhnya.
  • Banjir di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan: 55 KK (152 jiwa) dan 55 unit rumah terdampak, namun kondisi terkini menunjukkan banjir telah surut.

Empat Kejadian Bencana Menonjol Lainnya dalam Pembaruan Status

Selain kejadian baru, BNPB juga memberikan pembaruan status untuk empat kejadian bencana yang sebelumnya telah dilaporkan:

  • Banjir di Kabupaten Gresik, Jawa Timur: Banjir yang berdampak pada sekitar 4.018 KK dan 4.018 unit rumah ini kini berangsur surut, didukung oleh kondisi cuaca yang cerah.
  • Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT: Bencana ini telah menyebabkan 10 jiwa meninggal dunia dan 1.140 KK (4.007 jiwa) mengungsi. Pemerintah daerah tengah menyiapkan 50 kopel hunian sementara terbaru untuk para pengungsi. Status bencana ini telah ditetapkan sebagai Tanggap Darurat.
  • Karhutla di Provinsi Riau: Kebakaran yang telah berdampak pada 10 kabupaten dan 2 kota ini menunjukkan penambahan luasan lahan terbakar seluas 9,7 hektar, sehingga total mencapai 129,48 hektar. Provinsi Riau masih berstatus Siaga Darurat.
  • Banjir di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara: Banjir ini telah memengaruhi 2.757 KK (7.330 jiwa) dan 1.889 unit rumah, serta menyebabkan 612 KK (1.313 jiwa) mengungsi. Kepala BNPB telah memimpin rapat koordinasi dengan OPD terkait di kantor Bupati Minahasa, serta melakukan kunjungan langsung ke lokasi kejadian dan bertemu dengan pengungsi. Bantuan simbolis juga telah diserahkan kepada Wakil Bupati Minahasa. Status bencana ini telah ditetapkan sebagai Tanggap Darurat.

Laporan ini disusun oleh Koordinator Pembuat Laporan, Tamora Nainggolan, sebagai informasi bagi Kepala BNPB dan jajaran terkait untuk arahan lebih lanjut dalam penanganan bencana di seluruh Indonesia.

Selasa, 03 Juni 2025

Mempererat Ikatan, Mengukir Kenangan : Reputasi MPK 2025 Penuh Kehangatan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Keluarga besar Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang sukses menyelenggarakan kegiatan Reuni Purna Lintas Generasi (Reputasi) MPK 2025 pada Sabtu, 31 Mei 2025. Digelar di gedung MAN 1 Malang, acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota MPK aktif, purna MPK, serta para pembina dan purna pembina, sekaligus merefleksikan perjalanan organisasi dari masa ke masa. 

Acara dibuka tepat pukul 09.00 pagi dengan suasana penuh semangat. Zabrina Tsani dan Hilya Nasywa, yang bertindak sebagai MC, berhasil mencairkan suasana dengan sapaan hangat dan sedikit lelucon, membuat seluruh peserta langsung merasa nyaman.

Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua MPK, Manbaul Arzaq. Dengan penuh rasa terima kasih dan bangga, ia menyambut kehadiran seluruh anggota dan purna MPK.

"Beribu terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman dan purna MPK yang telah menghadiri REPUTASI ini. MPK itu seperti rantai besi berbentuk lingkaran, selalu berkaitan kuat dan tak ada ujungnya, sama halnya seperti MPK selalu berkaitan antar masa bakti yang tidak akan pernah ada putusnya“, ujarnya

Antusiasme yang sama juga disampaikan oleh Ketua Pelaksana Reputasi MPK 2025, Dwi Nur Huda, yang menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar generasi MPK. 

Sesi berikutnya yaitu perkenalan satu sama lain antar anggota MPK dan purna MPK. Dalam suasana santai, semua peserta memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, jabatan, dan masa baktinya. Tawa dan nostalgia bercampur aduk di sesi ini, menunjukkan betapa eratnya ikatan kekeluargaan di antara mereka.

Keseruan semakin terasa dengan adanya sesi fun game. Berbagai permainan interaktif dirancang untuk menguji kekompakan dan kreativitas. Permainan "Speeling Kata" mengasah kecepatan berpikir, "Silent Night" melatih konsentrasi dan komunikasi non-verbal, sementara "Aku Siapa dan Aku Apa" memicu gelak tawa dengan tebak-tebakan unik. Seluruh peserta, baik anggota aktif maupun purna, larut dalam kegembiraan dan menunjukkan semangat sportivitas yang tinggi. Tak hanya itu, panitia juga menyediakan photo booth yang didesain secara kreatif, menjadi spot favorit bagi peserta untuk mengabadikan momen kebersamaan mereka.

Setelah sesi fun game yang penuh tawa, kegiatan dilanjutkan dengan sesi sharing tiap-tiap komisi. Anggota MPK aktif dan purna dari komisi yang sama berkumpul, bertukar pikiran, dan berdiskusi tentang berbagai isu terkait bidang mereka. Ini menjadi kesempatan berharga bagi anggota aktif untuk belajar dari pengalaman para purna. Setelah itu, sesi fun game ditutup dengan ishoma.

Usai Ishoma, acara dilanjutkan kembali sekaligus menyambut kehadiran Wakil Kepala Bidang Kesiswaan , Pembina MPK, dan Purna Pembina MPK yang baru saja tiba. Diawali dengan foto bersama, kemudian Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, Ady Irawan, S. Pd., memberikan sambutannya. 

"Kegiatan Reputasi MPK ini adalah cerminan dari semangat kebersamaan dan regenerasi yang harus terus kita jaga. Kalian semua adalah generasi penerus kepemimpinan di madrasah ini. Teruslah belajar, berinovasi, dan berkontribusi positif. Ingatlah bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh”, ucapnya. 

Ia juga menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan Reputasi MPK ini dan berharap MPK dapat terus menjadi organisasi yang memberikan dampak positif bagi madrasah. Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Pembina dan Purna Pembina yang memberikan motivasi dan arahan kepada seluruh anggota.

Puncak acara yang paling berkesan adalah "Napak Tilas Sejarah MPK dari Masa ke Masa" yang disampaikan langsung oleh Pembina MPK. Beliau dengan apik menceritakan perjalanan MPK sejak awal berdiri, tantangan yang dilalui, hingga perubahan dari masa ke masa. Cerita-cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membangkitkan rasa bangga dan semangat untuk terus berkembang.

Setelah napak tilas, dilanjutkan dengan diskusi bersama yang melibatkan seluruh anggota MPK aktif, purna MPK, Pembina MPK, dan bahkan beberapa purna pembina yang turut hadir. Diskusi ini menjadi ajang untuk berbagi pandangan, memberikan masukan, dan merumuskan ide-ide segar untuk kemajuan MPK di masa mendatang.

Setelah rangkaian inti acara dan penutupan oleh MC, seluruh peserta diberi kesempatan untuk menuliskan kesan-pesan mereka terhadap kegiatan Reputasi MPK 2025 yang mana kemudian menjadi pesan inspiratif bagi seluruh keluarga besar MPK.

Kegiatan Reputasi MPK 2025 selesai pada pukul 15.00 WIB dengan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh makna. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi semata, tetapi juga menjadi pemicu semangat baru bagi seluruh anggota MPK untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi madrasah.





Pewarta : Moch. Mambaul Arzaq Fatoni

 

Mengukir Jejak Abadi: Peran Mahasiswa PGSD dalam Membangun Ekosistem Pembelajaran Bermakna di Sekolah Dasar

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Melalui program asistensi mengajar, sekelompok mahasiswa PGSD di Sekolah Dasar (SD) telah merancang dan mengimplementasikan berbagai program kerja yang komprehensif. Inisiatif ini berfokus pada optimalisasi potensi siswa secara holistik, mencakup pengembangan berbagai aspek diri siswa secara menyeluruh. Berangkat dari kebutuhan fundamental akan peningkatan kualitas pendidikan dasar, inisiatif ini mencakup spektrum kegiatan yang luas, mulai dari pengembangan literasi dan numerasi hingga penanaman kesadaran lingkungan dan pembentukan karakter.

Pendekatan ini selaras dengan prinsip pendidikan abad ke-21 yang menekankan pada pembelajaran bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana (2005) dalam jurnalnya mengenai pengembangan kurikulum, program asistensi mengajar memiliki peran strategis dalam menjembatani teori dan praktik, memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan inovasi pembelajaran di lapangan.

Program kerja ini dilaksanakan di SDN Madyopuro 4, dengan dua bidang yaitu akademik dan non akademik. Program kerja pada bidang akademik yaitu Literasi dan Numerasi. Kegiatan ini dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa dalam memahami informasi, baik dalam bentuk teks maupun angka. Melalui berbagai metode inovatif seperti diskusi, dan penggunaan media pembelajaran dengan video pembelajaran Power Point.

Program ini berupaya menumbuhkan minat baca dan berpikir logis pada siswa. Studi oleh Kemendikbud menunjukkan bahwa peningkatan literasi dan numerasi merupakan syarat penting bagi keberhasilan akademik siswa dan kemandirian mereka di masa depan, sehingga inisiatif ini menjadi pondasi utama bagi pengembangan diri siswa.

Selanjutnya, program kerja pada bidang non akademik yaitu:

 (1) Gema Ramadhan Seru menjadi salah satu program unggulan yang memadukan dimensi spiritual dan edukatif. Kegiatan Pondok Ramadhan ini tidak hanya diisi dengan lomba-lomba yang mengasah kreativitas dan sportivitas, tetapi juga dengan sesi cerita Islami, mengaji bersama, buka puasa bersama, dan tarawih bersama. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, etika, dan kebersamaan, sekaligus memperkuat pemahaman siswa akan ajaran Islam. Menurut penelitian oleh Djuwita (2020) mengenai pendidikan karakter berbasis nilai agama, kegiatan semacam ini berkontribusi signifikan dalam membentuk kepribadian siswa yang berakhlak mulia dan toleran.

(2) Program Eco Farming mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup melalui praktik nyata. Siswa diajak untuk terlibat langsung dalam kegiatan menanam, baik menggunakan media tanah konvensional maupun teknik hidroponik. Program ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan tentang pertanian dan ekosistem, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Pendekatan ini sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivisme, di mana siswa belajar melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar, sebagaimana diuraikan oleh Piaget (1970) dalam karya-karyanya mengenai perkembangan kognitif.

(3) Program Hari Bumi dan keberlanjutannya menekankan pentingnya pengelolaan sampah. Memperingati Hari Bumi bukan hanya seremoni sesaat, melainkan momentum untuk menggalakkan praktik memilah sampah secara berkelanjutan di lingkungan sekolah. Inisiatif ini menanamkan kebiasaan positif dan tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini, mengajarkan siswa tentang dampak positif dari tindakan sederhana dalam menjaga kelestarian bumi. Konsep "reduce, reuse, recycle" menjadi panduan utama, membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan dan berorientasi pada solusi. Lestari (2018), mengemukakan bahwa praktik langsung seperti ini lebih efektif dalam membentuk kesadaran dan perilaku ramah lingkungan pada siswa.

(4) Program Mading dan Poster "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" bertujuan sebagai inovasi dalam penyampaian informasi dan edukasi. Pembuatan mading dengan berbagai tema secara berkala dan poster yang mengusung nilai-nilai positif, berfungsi sebagai sarana belajar dan informasi yang dinamis bagi siswa. Media visual ini dirancang untuk menarik perhatian, memicu rasa ingin tahu, dan memfasilitasi penyerapan informasi secara menyenangkan. Strategi ini mengadopsi prinsip pembelajaran visual yang terbukti efektif dalam meningkatkan retensi informasi, seperti yang dijelaskan oleh Mayer (2001) dalam teorinya mengenai pembelajaran multimedia.

(5) Program Pemberian Label Nama pada Berbagai Tumbuhan di lingkungan sekolah, serta label untuk Hemat Energi dan Hemat Air bertujuan sebagai penguatan kesadaran lingkungan dan hemat energi juga diwujudkan. Penamaan tumbuhan tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang keanekaragaman hayati, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap lingkungan sekolah. Sementara itu, label hemat energi dan air secara konsisten mengingatkan siswa untuk berperilaku bijak dalam penggunaan sumber daya. Inisiatif ini mendukung konsep sekolah hijau dan berkelanjutan, yang menurut studi oleh (UNESCO, 2017) merupakan pendekatan integral untuk membentuk generasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Keseluruhan program kerja yang telah diuraikan ini, dari literasi hingga inisiatif lingkungan, menunjukkan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan dalam pengembangan potensi siswa. Setiap program saling melengkapi, menciptakan ekosistem pembelajaran yang holistik dan relevan dengan tantangan masa kini. 

Mahasiswa PGSD tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan inovator yang mampu merancang pengalaman belajar yang bermakna. Kolaborasi ini mencerminkan esensi dari peran mahasiswa dalam berkontribusi pada kemajuan pendidikan, sebagaimana disorot oleh Smith (2015) dalam penelitiannya tentang dampak program pengabdian masyarakat mahasiswa.

Penerapan program-program ini juga secara tidak langsung mengasah kemampuan adaptasi dan kreativitas mahasiswa PGSD. Mereka ditantang untuk merancang kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa SD, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul di lapangan. Pengalaman ini sangat berharga dalam membentuk calon guru yang profesional, reflektif, dan mampu menghadapi dinamika dunia pendidikan.

Pada akhirnya, program asistensi mengajar ini bukan sekadar tugas akademis, melainkan sebuah manifestasi nyata dari komitmen mahasiswa PGSD untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas, berkarakter, dan peduli lingkungan. Dampak positif dari inisiatif ini tidak hanya terbatas pada peningkatan kemampuan kognitif siswa, tetapi juga pada pembentukan sikap, nilai, dan keterampilan hidup yang esensial. Melalui sinergi antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dan praktik di lapangan, program ini membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dapat dicapai melalui upaya kolaboratif dan inovatif.

Oleh :

1. Arinda Deswintia Yoantika 

2. Aulia Putri Rahmawati 

3. Cesil Putri Ariyunda

4. Dinda Septiandini Kusumawardani  

5. Finda Farela Abadi 

6. Sekar Ayu Lestari Mulyani

Mencairkan Suasana Kelas Awal: Ice Breaking sebagai Kunci Semangat Belajar Siswa Fase A

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Sebagai seorang mahasiswa S1 PGSD Universitas Negeri Malang yang berkesempatan mengikuti Program Asistensi Mengajar di SDN Bareng 3 Kota Malang,  Elsa Aura Maharani  mendapatkan pengalaman berharga berinteraksi langsung dengan siswa-siswa Fase A, yaitu kelas I dan II. Anak-anak di usia ini memiliki karakteristik yang unik dan penuh dinamika, sebuah tantangan tersendiri dalam menjaga fokus dan semangat belajar mereka di tengah padatnya kegiatan pembelajaran.

Tantangan Menjaga Konsentrasi Siswa di Kelas

Saya seringkali menemukan bahwa anak-anak di usia dini mudah merasa bosan, cepat terdistraksi, dan kurang antusias ketika proses belajar berlangsung secara monoton. Hal ini menjadi perhatian utama bagi para guru. Mempertahankan perhatian siswa adalah kunci keberhasilan pembelajaran, dan metode pengajaran yang kaku seringkali gagal dalam mencapai tujuan ini.


Ice Breaking: Solusi Sederhana Berdampak Besar

Dari pengamatan inilah, ia mulai mencoba menerapkan sebuah metode sederhana namun berdampak besar: ice breaking. Ice breaking menjadi jembatan penting untuk mencairkan suasana, terutama di awal atau di pertengahan pembelajaran. Beragam aktivitas kami terapkan, mulai dari lagu-lagu sederhana yang riang, tepuk semangat yang membangkitkan energi, hingga permainan interaktif seperti "Simon Says". Semua ini dirancang untuk membangkitkan kembali semangat dan energi siswa.


Hasil yang Memuaskan dan Momen Berkesan

Hasilnya sangat positif. Anak-anak yang tadinya tampak lesu, mulai kembali ceria dan bersemangat. Mereka aktif ikut bernyanyi, bergerak, dan pada akhirnya siap kembali menyimak pelajaran dengan fokus yang lebih baik.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika seorang siswa yang biasanya pendiam, tiba-tiba dengan penuh percaya diri mengacungkan tangan untuk ikut menjawab pertanyaan di depan kelas setelah sesi ice breaking. Perubahan ini sangat nyata. Guru kelas pun mengakui bahwa kegiatan ice breaking ini sangat membantu dalam mengondisikan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan efektif.

Ice Breaking: Lebih dari Sekadar Selingan

Penting untuk dipahami bahwa ice breaking bukan sekadar selingan semata. Lebih dari itu, ini adalah strategi pedagogisyang ampuh. Ice breaking mampu membangun koneksi emosional yang kuat antara guru dan murid, sekaligus menciptakan atmosfer kelas yang lebih positif dan kondusif untuk belajar.

Pengalaman ini mengajarkan ia pelajaran berharga: pendekatan yang menyenangkan dalam pembelajaran justru bisa menjadi kunci keberhasilan. Ketika anak-anak merasa nyaman dan bahagia di kelas, mereka akan lebih terbuka untuk menerima materi pelajaran. ia sangat berharap praktik baik ini dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh para pendidik lainnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap tumbuh kembang anak di fase awal pendidikan dasar yang sangat krusial.

Minggu, 01 Juni 2025

Mahasiswa PPG UMM Gelar Pelatihan Pembuatan Eskrim dari Alpukat & Minyak Jelantah Bagi Warga Desa Wonorejo Lawang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebanyak sembilan mahasiswa kelompok 3 kelas PGSD 003 PPG Calon Guru Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan kegiatan Proyek Kepemimpinan di Dusun Gebug Utara, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu (13/04) dan mengusung tema "Optimalisasi Potensi Lokal Daerah Melalui Produk Kreatif Berbahan Alam". Kegiatan ini merupakan bagian dari salah satu mata kuliah yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa PPG, sekaligus bertujuan untuk memaksimalkan potensi lokal yang ada di masyarakat. 

Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa mengadakan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga setempat mengenai cara mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin dan memanfaatkan buah alpukat pameling menjadi es krim. Pelatihan ini disambut antusias oleh para peserta, yang terlihat aktif dan bersemangat mengikuti setiap sesi. Diharapkan, keterampilan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi warga, baik dari segi ekonomi maupun keberlanjutan lingkungan.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...