Senin, 22 September 2025

Wujudkan Anak Sehat dan Kreatif, Tim Pengabdian UM Bekali Siswa di Kuala Lumpur dengan Keterampilan Permen Sehat

 


MALAYSIA | JATIMSATUNEWS.COM : Suasana ceria tampak di Sekolah Binaan Klang Lama, saat puluhan siswa mengikuti pelatihan membuat permen sehat yang digagas oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang. Kegiatan ini dipimpin oleh Bapak Lathiful Anwar, S.Si., M.Sc., Ph.D. bersama tim, dengan tujuan membekali anak-anak keterampilan motorik berupa camilan permen sehat yang ramah anak. Kegiatan ini sukses dilaksanakan pada Kamis, (28/8/25).

Dalam pelatihan, para siswa tidak hanya diajak mengolah bahan alami menjadi permen, tetapi juga belajar membentuk dan mengemasnya sendiri. Aktivitas ini mendorong kreativitas sekaligus melatih keterampilan motorik halus dan kasar. Anak-anak terlihat antusias saat mencoba berbagai bentuk permen, seakan belajar sambil bermain.

Lathiful Anwar menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang membuat permen, tetapi juga tentang menanamkan kesadaran sejak dini mengenai pentingnya makanan sehat, melatihkan motorik anak, dan peluang usaha kecil yang bisa berkembang menjadi sumber pendapatan. 

“Kami ingin anak-anak berani berinovasi, percaya diri, dan memahami bahwa hal sederhana pun bisa bernilai besar,” ujarnya.

Selanjutnya pimpinan Sekolah Binaan Klang Lama menyebutkan kegembiraanya atas pelaksanaan program tersebut.

“Kami sangat senang dengan program ini, karena selain tetap menyambung silaturahmi antar sesame warga Indonesia di perantauan, kita juga sangat senang anak-anak dapat dibekali keterampilan baru sesuai yang diharapkan dalam proyek P5 kurikulum merdeka” Ungkapnya.

Program ini sekaligus mendukung beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan, mulai dari meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak, memperkaya pembelajaran berbasis praktik, hingga menumbuhkan semangat kewirausahaan dan pola konsumsi yang bertanggung jawab. Dengan semangat gotong royong dan suasana hangat, pelatihan ini meninggalkan kesan manis bagi para peserta. Permen sehat hasil karya mereka bukan hanya simbol kreativitas, tetapi juga cermin kontribusi nyata kontribusi perguruan tinggi agar berdampak bagi pendidikan.

 

Luncurkan Mesin Pengaduk Pakan Ternak Berbasis ESP32, untuk Tingkatkan Efisiensi Peternak Domba di Desa Sumberpucung

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah terobosan teknologi tepat guna berhasil diimplementasikan oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang di Desa Sumberpucung, Kabupaten Malang pada Rabu, 30 Juli 2025. Melalui program pengabdian yang diketuai oleh Isnandar, tim berhasil menerapkan mesin pengaduk pakan ternak berbasis ESP32 dengan kapasitas 100 kg yang menggunakan sistem pengaduk silang.

Program ini secara khusus dirancang untuk menjawab permasalahan yang dihadapi peternak domba dan kambing setempat, yaitu proses pencampuran pakan yang masih dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Dengan mesin ini, proses pencampuran pakan dapat dilakukan secara otomatis, lebih cepat, dan merata, sehingga kualitas pakan ternak meningkat dan berdampak positif pada pertumbuhan hewan.

Tim pengabdian menyelenggarakan serangkaian pelatihan intensif bagi para peternak. Pelatihan ini dirancang untuk memastikan bahwa mitra dapat menggunakan dan merawat mesin pengaduk pakan secara optimal dan berkelanjutan. Materi pelatihan mencakup pengenalan komponen mesin, tata cara pengoperasian yang aman, teknik perawatan rutin, hingga pemecahan masalah sederhana.

Pelatihan penggunaan mesin pengaduk pakan

“Program ini tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga meningkatkan kapasitas peternak dalam mengelola pakan dan mengoperasikan teknologi,” ujar Isnandar, ketua tim pengabdian.

Mesin pengaduk pakan ini dirancang dengan sistem poros ganda yang memastikan pencampuran lebih homogen dan efisien. Sebelumnya, peternak membutuhkan waktu hingga 3 jam untuk mengaduk 100 kg pakan secara manual. Hasilnya seringkali tidak homogen dan berpotensi menghambat pertumbuhan ternak. Dengan mesin ini, proses tersebut dapat dilakukan dengan lebih cepat dan hasilnya lebih merata, sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ternak.

“Terima kasih kepada tim pengabdian karena telah mengenalkan dan memberikan teknologi mesin pencampur pakan kepada Kelompok Ternak di Sumberpucung. Dengan adanya mesin ini semoga para peternak di Sumberpucung lebih bisa meningkatkan efisiensi dalam pengadukan pakan” ujar Aris, salah satu peternak di Sumberpucung. 

Penyerahan teknologi mesin pengaduk pakan 100 Kg

Kegiatan ini sejalan dengan kebijakan pembangunan nasional, khususnya Asta Cita ke-3, ke-5, dan ke-7, yang bertujuan memperkuat ekonomi desa, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan mendorong kemandirian ekonomi.

Ke depan, tim berencana melakukan replikasi teknologi serupa di daerah lain serta mengembangkan fitur canggih seperti remote monitoring dan automated feeding system.

Jaga Kelestarian Alam, Mahasiswa Geografi UM Ciptakan Teknologi Pembatasan Pengunjung Berbasis Data IoT Real-Time Guna Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tim Enviroster, mahasiswa Geografi dari Universitas Negeri Malang berhasil merancang sebuah model konseptual teknologi IoT untuk mendukung pariwisata berkelanjutan. Inovasi yang diberi nama Cakrawala Nusantara ini diciptakan guna menjaga kelestarian alam dengan menerapkan pembatasan pengunjung berbasis data Internet of Things (IoT) secara real-time.

Dalam mengembangkan inovasinya, tim Enviroster yang terdiri dari Muhammad Hafidz Al Farid, Imelda Nasywa Zaidan, dan Gigih Firman Prabowo di bawah bimbingan Dr. Heni Masruroh, S.Pd., M.Sc. ini mengambil studi lokasi di Kawasan Objek Wisata Sumber Sira, Kec. Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Inovasi ini lahir bukan tanpa alasan, keprihatinan terhadap tantangan pariwisata modern, terutama overtourism yang dapat menekan daya dukung lingkungan serta mengurangi kenyamanan wisatawan. Kurangnya informasi akurat dan real-time mengenai kondisi di lapangan seringkali juga memicu kepadatan pengunjung yang tak terkendali.

Sistem Cakrawala Nusantara bekerja dengan mengintegrasikan serangkaian sensor di Lokasi Wisata. Sistem ini menggunakan temperature sensor untuk mengambil data cuaca, photoresistor untuk menghitung jumlah pengunjung secara otomatis, serta CCTV ESP32-CAM untuk menyajikan data visual lapangan secara langsung, memungkinkan calon wisatawan untuk membuat keputusan sebelum berangkat.

Muhammad Hafidz Al Farid, selaku ketua tim menjelaskan bahwa tujuan utama proyek ini adalah untuk menciptakan harmonisasi antara pariwisata dan konservasi. “Kami ingin teknologi ini tidak hanya memberikan kemudahan, tetapi juga menjadi alat edukasi. Dengan menyediakan data yang transparan, kami berharap dapat mengajak wisatawan untuk menjadi bagian dari solusi, yaitu dengan memiliki waktu berkunjung yang tidak membebani lingkungan,” tulisnya saat diwawancara melalui saluran whatsapp chat.

Inovasi ini ditujukan untuk mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan. Lebih detail, Cakrawala Nusantara menjawab beberapa poin SDGs seperti Poin 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab), dilakukan dengan pembatasan kuota bagi para wisatawan. Selain itu, Cakrawala Nusantara juga menjawab Poin 14 (Ekosistem Perairan) dan 15 (Ekosistem Darat), dengan prioritas asesmen daya dukung lingkungan yang ditempatkan sebagai fundamental penelitiannya.

Saat ini, Cakrawala Nusantara berada pada tahap model konseptual yang telah berhasil disimulasikan melalui platform Tinkercad dengan desain antarmuka yang dirancang di Figma. Tim berharap inovasi ini dapat memperoleh dukungan lebih lanjut untuk diwujudkan menjadi prototipe fisik dan diimplementasikan secara nyata di berbagai destinasi wisata alam, khususnya di wilayah Malang Raya.

Cakrawala Nusantara menjadi bukti nyata peran akhir akademisi muda terus mengambil bagian pentingnya sebagai akademisi muda dalam menjawab tantangan lingkungan melalui penerapan teknologi tepat guna.

UM Kembangkan Terapi Seni Anak untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan di Pacitan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Universitas Negeri Malang (UM) terus menguatkan peran keilmuannya dalam pemberdayaan masyarakat melalui program pengabdian yang berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan, pengurangan kesenjangan, serta pembangunan yang berkelanjutan pada Senin, (18/8/25)

Sebagai tahap implementasi pertama, UM melaksanakan program bertajuk “Terapi Seni Anak untuk Penguatan Identitas Budaya Anak Usia Sekolah Dasar di Pelosok Kabupaten Pacitan, melalui Praktik Muatan Edusosiopreneurship sebagai Wujud Dukungan terhadap Asta Cita, Menuju Indonesia Berkepribadian dalam Kebudayaan.” 

Inisiatif ini mendukung tiga agenda utama Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas, poin 10 tentang Berkurangnya Kesenjangan, dan poin 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Kegiatan dipusatkan di MI Guppi Widoro, Kabupaten Pacitan, dengan melibatkan Komunitas Pacitan Cerdas sebagai mitra strategis. Program ini diketuai oleh Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd., yang berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa lintas disiplin di UM. Sasaran utama adalah anak-anak usia sekolah dasar di wilayah pelosok, dengan fokus pada penguatan identitas budaya melalui terapi seni yang dirancang sebagai pengalaman belajar yang inklusif, kreatif, dan bermakna.

"Terapi seni dalam program ini mengintegrasikan pendekatan edusosiopreneurship, sebuah skema pembelajaran yang menggabungkan dimensi pendidikan, sosial, dan kewirausahaan berbasis budaya lokal. Anak-anak kami ajak untuk mengeksplorasi seni rupa tradisional, seperti penggambaran motif-motif lokal, pembuatan kerajinan sederhana, hingga presentasi hasil karya. Proses kreatif tersebut tidak hanya berfungsi sebagai media ekspresi dan pemulihan psikososial, tetapi juga membuka pandangan tentang nilai ekonomi dari karya budaya, sehingga menumbuhkan benih kewirausahaan sejak dini tanpa melepas akar identitas," terang Dr. Ike

Dari sisi pendidikan, program ini memperkaya pengalaman belajar dengan menempatkan budaya lokal sebagai sumber belajar utama. Anak-anak memperoleh kesempatan untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan realitas sosialnya, yang pada gilirannya memperkuat literasi budaya, rasa percaya diri, serta motivasi untuk terus belajar. Pendekatan ini sejalan dengan SDGs 4 karena, menekankan pembelajaran berkualitas yang relevan dengan konteks lokal dan mendorong partisipasi aktif peserta didik.

Program ini juga menargetkan pengurangan kesenjangan yang berkaitan dengan SDGs poin 10, dengan memperluas akses terhadap layanan pendidikan bermutu ke wilayah yang selama ini terbatas fasilitasnya. Melalui kemitraan dengan komunitas, guru, dan orang tua, kegiatan dirancang adaptif terhadap kebutuhan setempat, memastikan keberterimaan, dan memperbesar peluang keberlanjutan. Dari perspektif SDGs 11, kegiatan ini menghidupkan kembali ruang-ruang sosial sebagai arena pembelajaran dan produksi budaya, yang pada akhirnya mendukung ekosistem permukiman yang inklusif, aman, dan berketahanan.

"Dampak jangka panjang, kami berharap terbentuknya ekosistem seni budaya berbasis komunitas yang mampu menjadi pusat aktivitas kreatif di Pacitan. Anak-anak tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga agen perubahan yang memelihara, memodernkan, dan mempromosikan nilai budaya ke ranah yang lebih luas. Dengan penguatan kapasitas lokal, program ini diharapkan melahirkan inisiatif turunan seperti lokakarya rutin, pameran karya, hingga pengembangan produk kreatif yang dapat berkontribusi pada perekonomian keluarga dan komunitas," imbuhnya.

Pelaksanaan kegiatan ini terselenggara berkat dukungan pendanaan dari “Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat” tahun 2025. Tim pelaksana menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kepercayaan serta dukungan tersebut, yang memungkinkan rangkaian program berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi peserta dan komunitas mitra.

Ke depan, UM berkomitmen untuk mereplikasi model terapi seni berbasis edusosiopreneurship ini di satuan pendidikan lain, memperluas jejaring kemitraan, serta memperdalam riset tindak lanjut guna memetakan pengaruh program terhadap peningkatan identitas budaya, keterampilan kreatif, dan kesiapan kewirausahaan anak. Dengan sinergi antara pendidikan, sosial, dan budaya lokal, UM berupaya menghadirkan kontribusi berkelanjutan bagi terwujudnya masyarakat yang cerdas, berdaya, dan berkepribadian dalam kebudayaan sesuai semangat SDGs 4, 10, dan 11.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM**

Kamis, 11 September 2025

Riset Mahasiswa Geografi UM: Transportasi Dominasi Emisi Karbon, Vegetasi Kampus Jadi Penyelamat

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tim mahasiswa S1 Geografi Universitas Negeri Malang (UM) yang diketuai oleh Hanindhita dengan anggota I Gede Dhanika Prakasa dan I Putu Indra Pramana Putra, serta dibimbing oleh Dr. Heni Masruroh, berhasil melakukan penelitian komprehensif terkait jejak karbon di lingkungan kampus. Penelitian ini didukung oleh dana hibah internal UM, PPM 2025.

Studi yang dilakukan di kawasan kampus UM ini menitikberatkan pada dua sumber utama emisi gas rumah kaca (GRK), yakni penggunaan listrik dan transportasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor transportasi menjadi penyumbang emisi terbesar, terutama dari kendaraan bermotor pribadi yang masuk dan beroperasi di lingkungan kampus. Sementara itu, penggunaan listrik di gedung perkuliahan, laboratorium, serta fasilitas administrasi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap total jejak karbon.

Menariknya, penelitian inii juga mengungkap peran penting ruang terbuka hijau (RTH) di lingkungan UM. terdapat lebih dari seribu pohon yang tersebar di berbagai fakultas dan gedung kampus, dengan kemampuan menyerap emisi karbon mencapai lebih dari 119 ton CO₂ per tahun. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tercatat memiliki vegetasi penyerap karbon terbanyak.

Hanindhita sebagai ketua tim menyampaikan, penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi UM dalam merumuskan kebijakan hijau ke depan. “Hasil penelitian kami menunjukkan pentingnya upaya efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, serta pengembangan sistem transportasi ramah lingkungan seperti shuttle campus, jalur sepeda, dan program berbagai kendaraan” ujarnya. 

Dengan adanya penelitian ini, UM diharapkan mampu mempercepat langkah menuju kampus hijau yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Di Tangan Mahasiswa KKN Unikama, Minat Literasi Tumbuh dan Inovasi Hidroponik di Atas Kolam Lele Hadir di Sitirejo

 

Siswa langsung terlibat, membuat pojok baca bukan sekadar fasilitas, tapi karya mereka sendiri
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa KKN Universitas PGRI Kanjuruhan Malang menghadirkan inovasi literasi melalui Pojok Baca di Kelas 6 SD Negeri 03 Sitirejo. Seluruh siswa kelas 6 dilibatkan langsung dalam setiap tahap pembuatannya, termasuk menghias pojok baca dengan menempelkan cap tangan mereka di dinding kelas, didampingi mahasiswa KKN. Sehingga pojok baca ini benar-benar menjadi karya Bersama.

Pojok Baca menyediakan 34 buku bacaan berupa ensiklopedia, novel, komik, hingga buku pengetahuan umum, sebagai alternatif perpustakaan formal yang belum tersedia di sekolah. Kehadirannya memungkinkan siswa menikmati buku cerita, pengetahuan umum, dan bacaan edukatif tanpa harus menunggu perpustakaan resmi.

Kini, Pojok Baca menjadi warisan bermakna yang dapat dinikmati adik-adik kelas berikutnya. Program ini juga menyimpan kenangan antara mahasiswa KKN dan siswa kelas 6, Saffa, siswa kelas 6 SDN 03 Sitirejo mengungkapkan kegembiraanya atas diadakanya pojok baca yang mebuat suasana lebih seru dan menarik untuk belajar

“Terima kasih Kakak KKN Unikama sudah membuatkan Pojok Baca di kelas kami. Sekarang kami jadi lebih senang membaca, punya tempat seru untuk belajar, dan bisa menemukan banyak buku yang menarik.” Ujarnya.

Hidroponik di Atas Kolam Ikan Lele (Mina Padi), Menggabungkan ikan lele dan sayuran dalam satu sistem

Setelah menghadirkan inovasi literasi di sekolah, mahasiswa KKN Universitas PGRI Kanjuruhan Malang juga berinovasi dalam pemanfaatan lahan secara efisien dengan membangun hidroponik di atas kolam ikan lele. Tidak hanya di bagian atas kolam, tetapi juga di sekelilingnya ditanami sayuran seperti kangkung, cabai, selada, tomat, dan sawi dengan memanfaatkan galon bekas serta polybag sebagai media tanam sederhana. Program ini memadukan budidaya ikan lele dengan penanaman sayuran, sehingga menghadirkan lahan percontohan yang hijau, produktif,dan bernilai edukatif bagi masyarakat.

Semangat gotong royong mahasiswa terlihat sejak awal. Mereka menyiapkan bibit ikan dan sayuran, serta memanfaatkan galon bekas dan polybag sebagai pot ramah lingkungan. Sistem Mina Padi ini diharapkan menjadi contoh pertanian terpadu yang sederhana, praktis, dan berkelanjutan bagi masyarakat desa.

Implementasi Mina Padi menunjukkan potensi besar bagi warga. Integrasi budidaya ikan lele dan sayuran tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan warga melalui hasil panen.

Saat ditemui, yaitu Ika salah satu mahasiswa menyatakan puas atas program ini yang bertujuan meningkatkan minat literasi dan upaya penghijauan. 

Kami bangga telah menorehkan jejak KKN di Desa Sitirejo, meningkatkan minat literasi melalui Pojok Baca dan menghijaukan kolam lele dengan hidroponik.” ungkap Ika.

Kehadiran kedua program membawa angin segar bagi warga Desa Sitirejo. Lahan hidroponik di atas kolam ikan menjadi sarana edukasi dan praktik langsung, sementara Pojok Baca menghadirkan ruang kelas yang kreatif dan inspiratif. 

Kolaborasi mahasiswa dan warga mencerminkan nilai gotong royong yang masih kuat. Warga mendapatkan pendampingan langsung, sementara mahasiswa memperoleh pengalaman nyata tentang pengabdian dan pemberdayaan. Dampak sosial yang tercipta meliputi penguatan hubungan antarwarga, lahirnya optimisme baru mengenai kemandirian desa, serta terbukanya peluang keberlanjutan di sektor pangan dan pendidikan.

Program Hidroponik di atas Kolam Ikan Lele dan Pojok Baca menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara masyarakat dan mahasiswa mampu menghadirkan inovasi yang bermanfaat bagi pendidikan dan lingkungan. Kegiatan ini bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan pondasi berharga bagi masyarakat Desa Sitirejo untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri, cerdas, dan berdaya saing.

Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, Desa Sitirejo melangkah maju menuju masa depan yang lebih lestari dan berkelanjutan. Kedua program ini diharapkan tidak hanya menjadi inspirasi bagi KKN berikutnya, tetapi juga dapat dijadikan model pengembangan desa di berbagai daerah, serta membuka peluang lahirnya inovasi berkelanjutan yang membawa manfaat jangka panjang bagi warga.

Semarak Maulid Nabi, Warga Karangasem Gondanglegi Gelar Kirab Maulid

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum tersendiri bagi seluruh umat islam tak terkecuali masyarakat Indonesia. Dengan berbagai kearifan dan budaya lokal, segala bentuk peringatan dikemas untuk memeriahkan hari kelahiran manusia mulia yang menjadi idola dan teladan bagi umat Islam. 

Tak terkecuali warga dusun Karangasem desa Gondanglegi Wetan Kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang, juga ikut memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H pada Sabtu, (6/9/25). 

Kegaitan dikemas dengan acara kirab layaknya grebeg maulid, yaitu dengan cara berkeliling sekitar kampung. Jika dulu kirab hanya dilakukan dengan melibatkan arak-arakan tumpeng, kini dengan berbagai macam kebudayaan yang ada juga membawa kirab sound sistem, kirab camilan ringan yang disusun seperti tumpeng, membawa obor bambu, pertunjukan kembang api dan lain-lain. 

Meski demikian, tidak merubah tujuan atau maksud dari diadakannya peringatan maulid tersebut. Filosofi kirab Maulid ini pada dasarnya sebagau bentuk rasa syukur dan penghormatan umat Islam atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang bertujuan untuk mengenang perjuangan, ajaran, dan akhlak beliau, serta memperkuat iman dan ukhuwah Islamiyah

Hervina Andriany, salah seorang warga menyampaikan kegembiraannya dalam mengikuti kirab, ia juga berharap agar peringatan ini kontinyu dilaksanakan bahkan supaya bisa lebih meriyah lagi. 

"Seneng sih ikut kegiatan ini, semoga tahun depan lebih meriah lagi" tuturnya. 

Dimulai setelah waktu isya' kemudian dilanjutkan berkeliling dengan rute yang telah ditentukan, warga kirab yang tergabung pada RT 25 hingga RT 32 tersebut berakhir dihalaman masing-masing dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

Warga terlihat antusias dan begitu bersemangat, terlebih lagi dibalur dengan kearifan lokal yang telah menjadi trending di wilayah kabupaten Malang belakangan ini, menjadikan suasana menjadi hidup, tidak hanya diikuti oleh anak-anak saja, bahkan remaja hingga dewasa juga ikut meramaikan acara tersebut.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...