Rabu, 19 November 2025

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialisasi Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5 Kota Malang pada siswa kelas V. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, serta integritas sejak usia dini.

Kegiatan dimulai dengan pre-test yang diberikan kepada seluruh siswa untuk mengetahui pemahaman awal mereka tentang korupsi. Setelah itu, mahasiswa menyampaikan materi mengenai pengertian korupsi, dampak negatifnya, serta nilai-nilai anti korupsi yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Materi dikemas dengan bahasa sederhana dan contoh konkret yang mudah dipahami oleh anak-anak, seperti tidak mencontek saat ulangan, tidak mengambil uang kas kelas tanpa izin, serta selalu berkata jujur kepada guru dan teman.

Para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan. Untuk menambah semangat belajar, mahasiswa mengadakan kuis interaktif dengan pertanyaan seputar nilai-nilai anti korupsi. Tiga siswa yang berhasil menjawab dengan benar mendapatkan hadiah menarik sebagai bentuk apresiasi atas semangat dan keaktifan mereka.

Setelah sesi kuis, siswa kembali mengerjakan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman mereka mengenai pentingnya bersikap jujur dan menolak segala bentuk kecurangan. Berdasarkan hasil observasi, siswa menunjukkan antusiasme tinggi serta mampu memahami bahwa tindakan kecil seperti menyontek atau berbohong juga merupakan bentuk perilaku yang harus dihindari.

Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan foto bersama antara mahasiswa, guru, dan seluruh siswa kelas V. Mahasiswa juga membagikan jajanan kepada seluruh siswa sebagai bentuk ucapan terima kasih atas partisipasi mereka dalam kegiatan ini.

Dengan mengusung tema “Jujur Sejak Dini, Indonesia Bersih Nanti”, kegiatan ini diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai anti korupsi sejak usia sekolah dasar. Melalui kegiatan edukatif seperti ini, mahasiswa PLB UM berupaya membentuk generasi muda yang berkarakter, berintegritas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud nyata peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang turut berkontribusi dalam membangun bangsa yang bersih dari korupsi melalui jalur pendidikan.

PPSQ As-Syadzily Pakis Bersholawat & Haul KH. Achmad Syadzili Muhdlor Ke-35 Bersama Majelis Ar-Ridwan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Malam penuh khidmat, bergema di lingkungan Pondok Pesantren Salaf Al-Qur'an (PSQ) Asy-Syadzili Jalan Sumberpasir No. 99A Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Pasalnya, malam itu merupakan malam puncak dalam peringatan Haul KH. Achmad Syadzili Muhdlor ke-35 bersama Majelis Ta'lim Wal Maulid Ar-Ridwan pada senin (17/11/25). 

Dihadiri oleh khodimul majelis Ar-Ridwan, Al Habib Achmad Jamal bin Toha Baagil dan Al Habib Abdul Qodir bin Achmad Mauladdawilah, para habaib, ulama', keluarga dalem, para santri serta ribuan jamaah Majelis Ar-Ridwan Malang Raya. 

Inovasi Produk Bawang Merah: Universitas Negeri Malang Berdayakan Petani Probolinggo

 


PROBOLINGGO | JATIMSATUNEWS.COM : Dalam rangka meningkatkan nilai jual hasil pertanian dan memperkuat perekonomian kelompok tani, Program Pengabdian Masyarakat Tahun 2025 kembali menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Kali ini yang menjadi sasaran adalah beberapa kelompok tani bawang merah di Desa tegalrejo, Desa Curah Sawo dan Desa Watuwungkuk di Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok tani di Kabupaten Probolinggo melalui pengembangan produk olahan bawang merah yang lebih bernilai ekonomis. Pelatihan ini diselenggarakan di Balai Desa Tegal Rejo, Kecamatan Dringu pada hari Sabtu, 15 November 2025.

Pelatihan tersebut dipimpin oleh tiga pakar terkemuka dalam bidang pemberdayaan masyarakat, yakni Dr. Adip Wahyudi, M.Pd, Prof. I Komang Astina, M.S., Ph.D, dan Melati Julia Rahma, S.P., M.Ling. Bersama dengan mahasiswa yang turut berpartisipasi, mereka memberikan materi dan praktik langsung tentang cara mengolah bawang merah menjadi produk yang lebih variatif dan bernilai tinggi, yaitu bawang merah goreng, minyak bawang, dan olahan bubuk bawang merah.

"Dengan diversifikasi produk, diharapkan petani dapat meningkatkan daya saing dan pendapatan mereka, serta mengurangi ketergantungan pada pasar bawang merah segar," ujar Dr. Adip Wahyudi, M.Pd, salah satu pemateri utama.

Kegiatan pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan praktis dalam menjalankan usaha produk olahan bawang merah. Para peserta dilatih untuk memahami aspek pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran produk mereka. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan pemahaman tentang bagaimana cara menjaga kualitas produk agar tetap menarik bagi konsumen, serta strategi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

"Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai petani. Kami tidak hanya belajar cara mengolah bawang merah, tetapi juga mendapatkan pemahaman tentang bagaimana cara memasarkan produk kami dengan harga yang lebih tinggi. Kami berharap bisa terus mengembangkan produk olahan bawang merah ini dan meningkatkan pendapatan keluarga kami," ungkap Angga sebagai salah satu kelompok tani muda bawang merah Desa Tegalrejo.

Program Pengabdian Masyarakat ini juga mendorong dibentuknya rumah produksi olahan bawang merah kelompok tani, dimana ini merupakan sebagai pilot project sociopreneurship sebagai contoh nyata dari kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dalam mendorong perubahan yang positif. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo dapat terus mengembangkan usaha mereka dengan lebih mandiri dan berdaya saing, sehingga kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian daerah semakin meningkat.

Minggu, 16 November 2025

Letusan Gunung Anak Krakatau: Bagaimana Aktivitas Vulkanik Mengubah Ekosistem Laut

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah penelitian terbaru dari mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) mengungkap bagaimana letusan Gunung Anak Krakatau dalam rentang 2019–2023 mengubah kondisi ekosistem laut di sekitarnya. Dengan memanfaatkan citra satelit Sentinel-2 dan dua algoritma pengolahan citra berbeda, penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika letusan vulkanik ternyata berdampak langsung pada kadar klorofil-a sebagai indikator utama produktivitas fitoplankton dalam ekosistem laut.

Penelitian yang dilakukan oleh Novan dan tim, mahasiswa jurusan Geografi, ini menganalisis tiga fase utama aktivitas vulkanik: pra-erupsi, sin-erupsi, dan pasca-erupsi. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi klorofil-a di perairan sekitar Krakatau mengalami perubahan signifikan, mengikuti intensitas aktivitas vulkanik.

"Pada periode pra-erupsi, konsentrasi klorofil-a cenderung stabil dan tinggi di beberapa area pesisir. Namun saat puncak erupsi 2021, terjadi penurunan drastis akibat meningkatnya kekeruhan air dan terhalangnya cahaya yang masuk ke kolom air" ujar Novan.

Penelitian Ini menjelaskan bahwa peningkatan partikel vulkanik di permukaan laut dapat mengganggu proses fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas perairan pun menurun.

Namun yang menarik, hasil pemetaan pasca-erupsi memperlihatkan pemulihan ekosistem yang cepat. Pada tahun 2022–2023, nilai klorofil-a kembali meningkat, bahkan lebih tinggi di beberapa bagian selatan pulau. Fenomena ini diduga terjadi karena material vulkanik, seperti abu dan sedimen kaya mineral justru memberi tambahan nutrien bagi fitoplankton.

Proses ini semacam fertilisasi alami yang memicu peningkatan kembali produktivitas laut,” tambahnya.

Selain memetakan perubahan spasial dan temporal klorofil-a, penelitian ini juga membandingkan dua algoritma pengolahan citra satelit: Red/NIR dan Red/Red-edge, yang keduanya umum digunakan dalam estimasi klorofil. Hasil analisis menunjukkan bahwa algoritma Red/Red-edge lebih stabil pada kondisi perairan keruh, seperti saat dan sesudah erupsi, sementara Red/NIR lebih sensitif pada perairan jernih.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pihak terkait termasuk pengelola kawasan konservasi, lembaga lingkungan, hingga instansi kebencanaan untuk memahami dinamika ekosistem laut di sekitar Krakatau. Selain itu, riset ini membuka peluang pengembangan sistem monitoring digital berbasis data satelit untuk memantau dampak erupsi gunung api terhadap perairan Indonesia.

Sabtu, 15 November 2025

SDN 1 Gondanglegi Wetan Peringati Hari Pahlawan dengan Tabur Bunga dan Pawai

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : SDN 1 Gondanglegi Wetan mengadakan acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Gondanglegi dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2025. Acara ini diikuti oleh lebih dari 400 siswa, yang terdiri dari kelas 1 hingga 6 pada Selasa, (11/11/25)

Kegiatan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pawai menggunakan baju adat dan baju pahlawan untuk kelas 1, 2, dan 3, serta tabur bunga di TMP Gondanglegi untuk kelas 4, 5, dan 6. Pawai dimulai dari halaman sekolah dan mengelilingi kampung-kampung di sekitar sekolah, sementara tabur bunga dilaksanakan langsung di TMP Gondanglegi.

Kepala Sekolah SDN 1 Gondanglegi Wetan, Dra. Hj. Ari Khusnul Qibtiyah, menyatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menghargai jasa para pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia.

"Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, siswa-siswa dapat memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan, serta dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme," kata Dra. Hj. Ari Khusnul Qibtiyah.

Acara ini berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat, dengan siswa-siswa yang sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.






Dari RPTRA Kayu Mas Untuk Dunia: Kreasi Kain Shibori Karya Perempuan Lokal Jadi Bernilai Ekonomi Tinggi

 


JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM: Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar pelatihan teknik shibori (ikat celup) dengan pewarna alami bagi perempuan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kayu Mas, Jakarta Timur. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat dengan tujuan mendukung program pemerintah.

Dimana dalam Undang-Undang Nomor 52 tahun 20 mengamanatkan pentingnya pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dilakukan melalui peningkatan akses dan peluang terhadap informasi serta sumber ekonomi melalui usaha mikro keluarga. Hal ini menjadi dasar bagi Prodi pendidikan seni rupa mendedikasikan keilmuan pagi peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui pemberdayaan peran perempuan dalam bentuk penelitian dan pelatihan bagi ibu-ibu di wilayah RPTRA Kayu Mas.

Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dari pengambilan data kebutuhan masyarakat, analisis kebutuhan, pelaksanaan kegiatan pelatihan, dan pelaporan yang beragendakan 8 bulan. Adapun kegiatan inti pelaksanaan pelatihan kepada ibu-ibu diwilayah RPTRA Kayu Mas berlangsung pada 12-13 Juni 2025 dengan melibatkan 10 peserta dari warga sekitar dan kelompok PKK setempat. Kegiatan penelitian diketuai oleh Rahmawati, S.Psi, M.A. dan Pengabdian atau Pelatihan Shibori diketuai oleh Dr. Cecilia Tridjata, M.Sn. Kegiatan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan peningkatan produktivitas perempuan di wilayah urban.

Menurut Cecilia perempuan selain mengurus keluarga pada dasarnya perempuan adalah penggeral ekonomi. 

Meskipun banyak perempuan dianggap banyak memiliki waktu luang setelah mengurus rumah tangga, pada hakikatnya, perempuan adalah penggerak ekonomi yang fundamental, Bukan sekadar pelengkap, karena kontribusinya bersifat multidimensi dan berlapis. Di tingkat mikro keluarga, perempuan berperan sebagai manajer keuangan, perencanaan anggaran, dan pengambil keputusan konsumsi yang menentukan alokasi sumber daya untuk memastikan keberlangsungan hidup dan kesejahteraan anggota keluarganya" tegasnya. 

Ia melanjutkan, harapan adanya pelatihan ini bisa menjadi bekal untuk melakukan usaha ditingkat akar rumput termasuk perempuan. 

"Dengan adanya pelatihan Shibori ini diharapkan dapat menjadi stimulus mereka untuk melakukan usaha mikro dan informal. Sehingga dari berjualan kerajinan tangan, perempuan menjadi tulang punggung ekonomi riil yang menggerakkan roda perekonomian dari tingkat akar rumput. Transisi peran ini dari domain domestik ke ranah publik semakin mempertegas bahwa kapasitas produktif perempuan bukanlah halangan, melainkan kekuatan pendorong yang vital bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi suatu masyarakat, baik dalam konteks keluarga, komunitas, maupun bangsa”. Pungkasnya

Rahmawati menambahkan bahwa selain sebagai pemberdayaan ekonomi pelatihan shibori juga berdampak pada pendapatan, self love, self-esteem, psychological well-being. 

“Partisipasi perempuan dalam pelatihan shibori, sebagai salah satu bentuk pemberdayaan ekonomi kreatif, terbukti secara signifikan tidak hanya meningkatkan pendapatan tetapi juga menumbuhkan self-love dan harga diri (self-esteem). Melalui aktivitas kerajinan tangan yang kreatif seperti shibori dapat meningkatkan psychological well-being dengan membangkitkan perasaan bangga, kompeten, dan percaya diri akan kemampuan yang dimiliki" Ungkapnya. 

Pencapaian ini selaras dengan semangat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang mendukung pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif, serta secara fundamental sejalan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) yang menjamin hak perempuan untuk maju dalam bidang ekonomi dan sosial.

Rahmawati melanjutkan, bahwa efek kesehjateraan psikologi membawa efek domino yang bisa dirasakan lebih komperhensif dan holistik oleh seluruh keluarga termasuk ketahanan ekonominya. 

"Kesejahteraan psikologis yang diperoleh perempuan ini menciptakan efek domino positif (spillover effect) pada seluruh anggota keluarga. Dengan demikian, pelatihan shibori berfungsi sebagai katalis yang mengintegrasikan pemberdayaan ekonomi dengan pembangunan kesehatan mental, yang pada akhirnya menciptakan ketahanan keluarga yang lebih kokoh”.

Pada kegiatan pelatihan shibori, peserta diajak mempraktikkan pembuatan pewarna alami dari bahan lokal seperti kayu tingi dan indigofera, serta menguasai teknik dasar shibori seperti ikat, lipat, dan celup. Kegiatan ini dipandu langsung dari tim Museum Tekstil Fariz Al Hazmi, S.Pd., M.Sn. yang juga menjadi narasumber.

Dalam kontkes ekologi, kesehatan dan pendidikan pelatihan ini menurut Faris dinilai ramah. 

Penerapan pewarnaan alami dalam pembuatan shibori memiliki signifikansi mendalam bagi keluarga, khususnya dalam konteks ekologi, kesehatan, dan pendidikan nilai. Berbeda dengan pewarna sintetis yang mengandung bahan kimia berpotensi berbahaya, pewarna alami yang berasal dari daun indigo, kulit manggis, kunyit, atau tinggi menjamin keamanan produk bagi anak-anak dan seluruh anggota keluarga, sekaligus mengurangi pencemaran limbah rumah tangga terhadap lingkungan" Tandas Faris.

Aspek keberlanjutan ini selaras dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sekaligus menjadi media edukasi untuk mencintai dan melestarikan alam sejak dini. Proses ekstraksi dan penerapan warna alami yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran juga mengajarkan nilai-nilai kekeluargaan seperti kerja sama, penghargaan terhadap proses, dan kebijaksanaan lokal warisan leluhur. Dengan demikian, pilihan pada pewarnaan alami tidak hanya menghasilkan produk estetis yang ramah lingkungan, tetapi juga mentransformasi praktik berkarya shibori menjadi sebuah aktivitas yang memperkuat fondasi kesehatan, pendidikan karakter, dan kesadaran ekologis dalam unit keluarga. 

"Selain ramah lingkungan, warna dari tumbuhan memberikan nuansa alami yang unik dan diminati pasar," kata Fariz yang merupakan instruktur dari Museum Tekstil Jakarta.

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa UNJ sebagai pendamping, memastikan peserta memahami setiap tahapan, mulai dari pembuatan larutan pewarna hingga proses fiksasi untuk mengunci warna pada kain.

Setelah dua hari pelatihan, peserta berhasil menghasilkan karya berupa kaos dan selendang bermotif shibori. Salah satu peserta, Siti (38), mengaku terkejut dengan hasil karyanya.

"Awalnya ragu, ternyata caranya mudah dan hasilnya bagus. Saya ingin terus mengembangkan ini untuk dijual," ungkapnya.

Foto: Hasil akhir pelatihan shibori

Ketua RPTRA Kayu Mas menyambut positif inisiatif ini dan berharap ada kelanjutan berupa pendampingan pemasaran. Tim UNJ pun berencana mengadakan pelatihan lanjutan dan membuka jejaring dengan pelaku usaha kreatif.

Inovasi Kriya Keramik: Menggali Estetika Teko dan Kekayaan Abu Kebumen

 


JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM : Inovasi dalam dunia kriya keramik terus bergulir, tidak hanya pada aspek fungsionalitas, tetapi juga pada eksplorasi estetika dan material lokal. Sebuah penelitian atau karya seni yang menarik perhatian adalah eksplorasi pengembangan bentuk teko (teakettle/teapot) dan eksperimentasi glasir abu Kebumen pada karya kriya keramik. Pendekatan ini menggabungkan desain fungsional dengan pemanfaatan kekayaan alam daerah untuk menghasilkan karya yang unik dan bernilai.

​Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Dr. Caecilia Tridjata S,. M.Sn. bersama timnya dari Program Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan karya keramik dengan membangun estetika yang lebih beragam melalui bentuk teko. Teko yang merupakan benda fungsional telah ada selama berabad-abad dan menjadi objek menarik untuk dilakukan eksplorasi desain.

Berbeda dengan bentuk konvensional yang sering ditemui, eksplorasi ini berfokus pada pengembangan bentuk-bentuk baru yang tidak hanya memenuhi fungsi dasar menuang air atau teh, tetapi juga memberikan nilai artistik dan kebaruan. Pengembangan bentuk teko ini membuktikan bahwa batas antara benda pakai sehari-hari dan karya seni rupa dapat diatasi melalui pendekatan eksperimentasi yang kreatif.

Menariknya, penelitian yang dilakukan memanfaatkan abu limbah organik, yaitu sisa pembakaran kayu tungku di Kebumen. Hal tersebut menjadi elemen paling penting dalam eksplorasi material menggunakan glasir abu dari Kebumen. Glasir merupakan lapisan kaca yang melapisi permukaan keramik, menentukan warna, tekstur, dan kekuatannya.

Dalam kriya keramik, penggunaan abu organik (seperti abu kayu, abu sekam, atau abu tulang) sebagai bahan baku glasir sudah lama dikenal, karena menghasilkan efek warna dan tekstur alami yang khas. Kebumen, dengan kekayaan sumber daya alamnya, menjadi sumber bagi abu yang dieksperimenkan.

Gambar 1. Hasil Penelitian Eksplorasi kriya keramik melalui pengembangan bentuk teko

​Pemanfaatan abu lokal, misalnya abu hasil pembakaran atau kayu tertentu dari daerah tersebut, memiliki beberapa keunggulan seperti karakteristik unik menghasilkan warna, crazing, atau tekstur yang tidak dapat ditiru oleh glasir kimia biasa. Kearifan Lokal ,endukung keberlanjutan dan memanfaatkan limbah lokal menjadi bahan bernilai tinggi (upcycling).

Identitas Karya memberikan identitas geografis yang kuat pada karya keramik tersebut. Karya kriya keramik yang dihasilkan dari perpaduan eksplorasi bentuk teko dan eksperimentasi glasir abu Kebumen ini bukan sekadar benda, melainkan sebuah narasi. Bentuk teko yang modern atau non-konvensional dikawinkan dengan tekstur dan warna glasir alam yang bersahaja dari Kebumen.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...