Untuk memudahkan dalam mendalami konsep gender, hal yang paling mudah adalah dengan cara membandingkan, itu agar mudah mari kita membandingkan gendr dengan sex. Secara etimologi gender Gender’ berarti jenis kelamin, Sex juga berarti jenis kelamin. Namun perbedaan itu datang dari terminologi. Secara terminologi gender berarti Perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku atau arapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Selain itu, bisa diartikan sebagai Pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya. Serta, Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya.
Secara sitematis tabel perbedaan sebagai berikut :
1. Sex : Digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologis. Sex Menekankan kepada perkembangan aspek biologis, komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, serta karakteristik biologis lainnya. Studi sex lebih menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki- laki (maleness) dan perempuan (femaleness)
2. Gender : Berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, dan aspek- aspek nonbiologis lainnya. Gender Menekankan kepada perkembangan aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek- aspek non biologis lainnya. Studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity) dan (femininity) femininitas seseorang.
Mudahnya dalam memahami ada beberapa Ilustrasi yang bisa dipakai
1. Laki : Memiliki penis, memiliki jakala, dan memproduksi sperma, Tidak memiliki kebiasaan rutin seperti perempuan, Kuat, rasional, gagah, perkasa, dan jantan, Berpendidikan tinggi, pencari nafkah, menjadi pemimpin, Bergerak di sektor publik
2. Perempuan: Memiliki vagina, rahim, dan saluran untuk melahirkan, payudara, dan memproduksi sel telur. Memiliki kebiasaan rutin: menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui. Cantik, lemah lembut, emosional, dan keibuan Berpendidikan rendah, tidak kerja, ibu rumah tangga, pengasuh anak, bergerak di sektor domistik
Dari matrik konsep gender diatas, ada ulasan lain terkait feedbacknya yang mungkin akan menggiring dinamisasi proses berfikir mengenai konsep gender. Antara lain, Pangkal Stereotip Gender Asal-usul Kejadian Manusia adalah Hampir semua agama dan kepercayaan membedakan asal-usul kejadian laki-laki dan perempuan. Kedua Agama Yahudi, Agama Kristen, dan Agama Islam menyatakan bahwa laki-laki (Adam) diciptakan lebih awal dari pada perempuan. Keiga, di Dalam Bibel ditegaskan bahwa perempuan (Hawwa/Eva) diciptakan dari tulang rusuk Adam. Terakhir, Penegasan yang sama ada dalam hadits. Dalam prespektif islam gender diuatarakan Selama berabad-abad sebelum Islam perempuan terus-menerus berada di bawah kekuasaan laki-laki. Islam memandang sama antara laki-laki dan perempuan dalam aspek kemanusiaannya (Q.S. al- Hujurât (49): 13). Islam juga menempatkan perempuan pada posisi yang sama dengan laki-laki dalam melaksanakan kewajiban- kewajiban agama (Q.S. al-Taubat (9): 71). Memikul beban-beban keimanan (Q.S. al-Burûj (85): 10). menerima balasan di akhirat (Q.S. al-Nisâ’ (4): 124). Maksudnya, Tidak semua ketentuan untuk laki-laki dan perempuan sama dalam Islam. Islam tetap mengakui perbedaan secara kodrati antara laki-laki dan perempuan. Karena itu, dalam gender masih diakui adanya sedikit perbedaan antara perempuan dan laki- laki, misalnya dalam hal status perempuan menjadi saksi, besarnya bagian perempuan dalam warisan, larangan mutlak bagi perempuan untuk memiliki suami lebih dari satu, dan kesempatan perempuan menjadi kepala negara. Kesetaraan Gender Perspektif Islam 3 (Menurut Nasaruddin Umar). Ada lima variabel yang menunjukkan kesetaraan: Pertama, Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba (Q.S. al-Hujurat (49): 13 dan Q.S. al-Nahl (16): 97). Kedua, Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi (Q.S. al-Baqarah (2): 30 dan al-An’am (6): 165). Ketiga, Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial (Q.S. al-A’raf (7): 172). Keempat, Adam dan Hawa terlibat secara aktif dalam drama kosmis (Q.S. al-Baqarah (2): 35 dan 187). Kelima, Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi (Q.S. Ali ‘Imran (3): 195, Q.S. al-Nisa’ (4): 124).
Selain Itu, Penyebab Ketimpangan Gender dalam Islam antaralain : 1). Pembakuan tanda huruf, tanda baca, dan qiraat. 2). Pengertian kosa kata (mufradat). 3). Penetapan rujukan kata ganti (dlamir). 4). Penetapan batas pengecualian (istisna’). 5). Penetapan arti huruf ‘athaf . 6). Bias dalam struktur bahasa. Bias dalam kamus bahasa Arab. 8). Bias dalam metode tafsir. 9). Pengaruh riwayat Isra’iliyat. 10). Bias dalam pembukuan dan pembakuan kitab-kitab fikih. Pada dunia Pendidikan.
Kesetaraan Gender dalam Pendidikan meliputi Keseteraan gender dalam bidang pendidikan menjadi sangat penting. Pendidikan merupakan sektor yang sangat strategis untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Kebijakan pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan memberi arah pada terciptanya kesetaraan gender. Tidak ada bias gender dalam kebijakan-kebijakan tersebut. Kesempatan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia baik laki-laki maupun perempuan tidak dibedakan. Peraturan perundang-undangan di negara kita tentang pendidikan tidak ada yang mengarah kepada ketimpangan gender. Tidak ada kebijakan yang yang bias gender terkait dengan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di Indonesia mulai dari jenjang SD hingga PT. Perbedaan yang terjadi dalam jumlah laki-laki dan perempuan pada jurusan-juruan tertentu baik di SMA, SMK, maupun di PT, karena pilihan para peserta didik yang dipengaruhi oleh asumsi perbedaan kemampuan mereka. Juga karena adanya faktor keluarga dengan berbagai persepsinya yang sudah bias gender .
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkontribusi, selalu ikuti kami melalui sebuah tulisan