Langsung ke konten utama

Study Gender


Studi mengenai gender sekarang sedang diminati oleh banyak kalangan, nyatanya isu-isu tentang paradigma saling berbagi peran antara laki-laki dan perempuan masih actual serta menarik untuk dibahas. Hal itu didukung karena semakin lama, kuantitas perempuan semakin meningkat, sehingga oposisi akan semakin berkembang untuk mengkritisi hal tersebut, diantaranya perempuan belum banyak mengisi dan menempati  sektor-sektor publik, halitu terlihat Posisinya perempuan selalu berada di bawah laki-laki,  terutama dalam bidang politik sehingga Ada upaya untuk mengangkat derajat dan posisi  perempuan agar setara dengan laki-laki melalui  berbagai institusi.  Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam mengkaji menengai gender adalah terwujudnya  keadilan gender, artinya Pemberian kesempatan yang sama terhadap  perempuan untuk melakukan aktivitas di berbagai  bidang sebagaimana laki-laki ternyata tidak menjamin untuk terealisasikannya keadilan gender, untuk itu Kualitas SDM kaum perempuan yang rendah  mengakibatkan ketidakmampuan mereka bersaing dengan kaum lelaki dalam pembangunan. Singkatnya, mulai sekarang kita harus tahu mengenai permasalahan yang akan muncul sebab dinamisasi isu gender diatas, antara lain :  Apa yang dimaksud dengan gender?, Apa perbedaan antara gender dan seks?, Bagaimana kesetaraan gender dalam  Islam?Bagaimana kesetaraan gender dalam  bidang pendidikan?  

Untuk memudahkan dalam mendalami konsep gender, hal yang paling mudah adalah dengan cara membandingkan, itu agar mudah mari kita membandingkan gendr dengan sex. Secara etimologi gender Gender’ berarti jenis kelamin, Sex juga berarti jenis kelamin. Namun perbedaan itu datang dari terminologi. Secara terminologi gender berarti Perbedaan yang tampak antara laki-laki dan  perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah  laku atau arapan-harapan budaya terhadap laki-laki  dan perempuan. Selain itu, bisa diartikan sebagai Pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat  dari konstruksi sosial budaya. Serta, Perbedaan antara laki-laki dan perempuan  dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya.  

Secara sitematis tabel perbedaan sebagai berikut : 

1. Sex : Digunakan untuk mengidentifikasi  perbedaan laki-laki dan perempuan  dari segi anatomi biologis. Sex Menekankan kepada  perkembangan aspek biologis,  komposisi kimia dan hormon  dalam tubuh, anatomi fisik,  reproduksi, serta karakteristik  biologis lainnya. Studi sex lebih menekankan  kepada aspek anatomi biologi dan  komposisi kimia dalam tubuh laki-  laki (maleness) dan perempuan  (femaleness)  

2. Gender : Berkonsentrasi kepada aspek  sosial, budaya, dan aspek-  aspek nonbiologis lainnya. Gender Menekankan kepada  perkembangan aspek sosial,  budaya, psikologis, dan aspek-  aspek non biologis lainnya. Studi gender lebih  menekankan pada aspek  maskulinitas (masculinity) dan  (femininity) femininitas  seseorang.  

Mudahnya dalam memahami  ada beberapa Ilustrasi yang bisa dipakai 

1. Laki : Memiliki penis, memiliki  jakala, dan  memproduksi sperma, Tidak memiliki  kebiasaan rutin seperti  perempuan, Kuat, rasional, gagah,  perkasa, dan jantan, Berpendidikan tinggi,  pencari nafkah,  menjadi pemimpin, Bergerak di sektor  publik  

2. Perempuan: Memiliki vagina, rahim, dan  saluran untuk melahirkan,  payudara, dan  memproduksi sel telur. Memiliki kebiasaan rutin:  menstruasi, mengandung,  melahirkan, menyusui. Cantik, lemah lembut,  emosional, dan keibuan Berpendidikan rendah, tidak  kerja, ibu rumah tangga,  pengasuh anak, bergerak di sektor domistik  

Dari matrik konsep gender diatas, ada ulasan lain terkait feedbacknya yang mungkin akan menggiring dinamisasi proses berfikir mengenai konsep gender. Antara lain, Pangkal Stereotip Gender Asal-usul Kejadian Manusia adalah Hampir semua agama dan kepercayaan  membedakan asal-usul kejadian laki-laki dan  perempuan. Kedua Agama Yahudi, Agama Kristen, dan Agama  Islam menyatakan bahwa laki-laki (Adam)  diciptakan lebih awal dari pada perempuan. Keiga, di Dalam Bibel ditegaskan bahwa perempuan  (Hawwa/Eva) diciptakan dari tulang rusuk  Adam. Terakhir, Penegasan yang sama ada dalam hadits. Dalam prespektif islam gender diuatarakan Selama berabad-abad sebelum Islam perempuan  terus-menerus berada di bawah kekuasaan laki-laki. Islam memandang sama antara laki-laki dan  perempuan dalam aspek kemanusiaannya (Q.S. al-  Hujurât (49): 13). Islam juga menempatkan perempuan pada posisi yang  sama dengan laki-laki dalam melaksanakan kewajiban-  kewajiban agama (Q.S. al-Taubat (9): 71). Memikul beban-beban keimanan (Q.S. al-Burûj (85):  10). menerima balasan di akhirat (Q.S. al-Nisâ’ (4): 124). Maksudnya, Tidak semua ketentuan untuk laki-laki dan  perempuan sama dalam Islam. Islam tetap mengakui perbedaan secara  kodrati antara laki-laki dan perempuan. Karena itu, dalam gender masih diakui adanya  sedikit perbedaan antara perempuan dan laki-  laki, misalnya dalam hal status perempuan  menjadi saksi, besarnya bagian perempuan  dalam warisan, larangan mutlak bagi  perempuan untuk memiliki suami lebih dari  satu, dan kesempatan perempuan menjadi  kepala negara.  Kesetaraan Gender Perspektif Islam 3  (Menurut Nasaruddin Umar). Ada lima variabel yang menunjukkan kesetaraan: Pertama, Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba  (Q.S. al-Hujurat (49): 13 dan Q.S. al-Nahl (16): 97). Kedua, Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi  (Q.S. al-Baqarah (2): 30 dan al-An’am (6): 165). Ketiga, Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian  primordial (Q.S. al-A’raf (7): 172). Keempat, Adam dan Hawa terlibat secara aktif dalam drama  kosmis (Q.S. al-Baqarah (2): 35 dan 187). Kelima, Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi  (Q.S. Ali ‘Imran (3): 195, Q.S. al-Nisa’ (4): 124).  

Selain Itu, Penyebab Ketimpangan Gender dalam Islam antaralain : 1). Pembakuan tanda huruf, tanda baca, dan qiraat. 2). Pengertian kosa kata (mufradat). 3). Penetapan rujukan kata ganti (dlamir). 4). Penetapan batas pengecualian (istisna’). 5). Penetapan arti huruf ‘athaf . 6). Bias dalam struktur bahasa. Bias dalam kamus bahasa Arab. 8). Bias dalam metode tafsir. 9). Pengaruh riwayat Isra’iliyat. 10). Bias dalam pembukuan dan pembakuan kitab-kitab  fikih.   Pada dunia Pendidikan. 

Kesetaraan Gender dalam Pendidikan meliputi Keseteraan gender dalam bidang pendidikan menjadi  sangat penting. Pendidikan merupakan sektor yang sangat strategis  untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Kebijakan pemerintah Indonesia dalam bidang  pendidikan memberi arah pada terciptanya kesetaraan  gender. Tidak ada bias gender dalam kebijakan-kebijakan  tersebut. Kesempatan untuk meningkatkan potensi sumber daya  manusia (SDM) Indonesia baik laki-laki maupun  perempuan tidak dibedakan. Peraturan perundang-undangan di negara kita tentang  pendidikan tidak ada yang mengarah kepada  ketimpangan gender. Tidak ada kebijakan yang yang bias gender terkait  dengan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di  Indonesia mulai dari jenjang SD hingga PT. Perbedaan yang terjadi dalam jumlah laki-laki dan  perempuan pada jurusan-juruan tertentu baik di SMA,  SMK, maupun di PT, karena pilihan para peserta didik  yang dipengaruhi oleh asumsi perbedaan kemampuan  mereka. Juga karena adanya faktor keluarga dengan berbagai  persepsinya yang sudah bias gender .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Ciptakan Inovasi Pembelajaran Kimia Berupa KIT KOVALEN Berbasis Game Education

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Materi ikatan kimia merupakan materi yang tergolong sulit untuk siswa kimia SMA, salah satunya dalam penggambaran struktur Lewis. Hal ini terjadi karena struktur Lewis merupakan model ikatan kimia yang selain mememrlukan keterampilan berpikir dan logika, dibutuhkan juga imajinasi penggambaran ikatan di dalam molekul-molekulnya. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami ikatan kimia, khususnya ikatan kovalen.  Kelima mahasiswa dapartemen kimia Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah media pembelajaran ikatan kovalen untuk meningkatkan konsep pemahaman siswa SMA berbasis game education yang disebut Kit Kovalen merupakan inovasi media pembelajaran dari bahan dasar catur yang dimanfaatkan kembali didesain semenarik mungkin  seperti puzzle yang nantinya siswa akan memperaktikan sendiri dengan pilihan kartu yang diambilnya. Sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan bermakna. Mereka adalah Ulfa Rahmawati, Fatimah A...

Mahasiswa PLS UM Ikut Andil Berikan Metode Pembelajaran Huruf Hijaiyah dengan Media Gambar dan Warna pada Peserta Didik TPQ Ainul Yaqin Pakisaji

    MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Sekumpulan mahasiswa PLS UM mengadakan suatu program yang berkaitan dengan simulasi pembelajaran pada hari Rabu, 15 November 2023 yang melibatkan peserta didik jilid dua TPQ Ainul Yaqin yang berada di Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Program pembelajaran yang dilaksanakan berupa pengenalan huruf hijaiyah menggunakan media gambar dan warna dengan tujuan untuk membantu menstimulasi kemampuan motorik peserta didik. Materi yang disampaikan kepada peserta didik TPQ Ainul Yaqin menggunakan metode At-Tartil, yang mana anggota kelompok Mahasiswa PLS UM berperan sebagai pemateri. Penggunaan media dan sarana pembelajaran menggunakan alat yang sederhana, yaitu papan tulis, meja, karpet, alat peraga berupa kertas dengan huruf hijaiyah, Al-Qur’an, spidol, penghapus, kertas print dengan huruf hijaiyah, dan pensil warna. Selama proses pembelajaran dilakukan selama 60 menit. Awal pembelajaran diawali dengan salam, pembuka, dan perkena...