Melalui ARELE, siswa dapat mempelajari flora dan fauna khas tundra dalam bentuk visual 3D interaktif, menyimulasikan efek perubahan iklim, hingga melakukan eksplorasi ekologis secara digital. Media ini dikembangkan dengan pendekatan EcoMOBILE (Ecological Mobile Outdoor Learning Environment), yang menggabungkan observasi lapangan dan eksplorasi digital berbasis inquiry learning.
Salah satu mahasiswa yang mengembangkan media pembelajaran ini merasa siswa yang awalnya kesulitan membayangkan ekosistem ekstrem seperti tundra karena tak bisa diamati secara langsung, kini bisa berkat adanya ARELE.
“Siswa sering kesulitan membayangkan ekosistem ekstrem seperti tundra karena tidak bisa diamati langsung. Dengan ARELE, mereka bisa ‘mengunjungi’ dan memahami proses ekologi secara interaktif dan menyenangkan,” ujar salah satu mahasiswa pengembang dari Universitas Negeri Malang.
Penelitian ini menggunakan model Four-D (Define, Design, Develop, Disseminate) dan diuji pada 60 siswa SMA di Jawa Timur. Validasi dilakukan oleh tiga ahli (materi biologi, media, dan teknologi pendidikan) dengan hasil Aiken’s V sebesar 0,87, menunjukkan bahwa media ini sangat valid dan layak digunakan dalam pembelajaran biologi.
Hasil uji efektivitas menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman siswa dengan N-gain sebesar 0,72 (kategori tinggi). Dari sisi kemudahan penggunaan, ARELE juga meraih skor System Usability Scale (SUS) sebesar 82,4, termasuk kategori “Excellent” atau sangat mudah digunakan.
“Siswa jadi jauh lebih antusias. Mereka merasa seperti benar-benar belajar di lapangan, tapi dalam versi digital,” ungkap salah satu guru biologi peserta uji coba di Jawa Timur.
Selain meningkatkan hasil belajar, ARELE juga menumbuhkan kesadaran ekologis dan literasi iklim di kalangan siswa. Hasil survei pengalaman pengguna (UEQ) menunjukkan tanggapan sangat positif dengan skor rata-rata 1,67, terutama pada aspek kebaruan dan daya tarik visual.
Tim mahasiswa UM menyebut keberhasilan ARELE sebagai bukti bahwa teknologi AR dapat menjadi jembatan antara teori dan pengalaman belajar nyata, sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis eksplorasi dan pemecahan masalah autentik.
“Kami ingin menghadirkan pembelajaran biologi yang tidak hanya menarik, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap isu lingkungan global,” ujar ketua tim pengembang.
Ke depan, tim mahasiswa Universitas Negeri Malang berencana memperluas pengembangan ARELE untuk topik ekosistem lain seperti hutan hujan tropis dan terumbu karang, agar pembelajaran sains di sekolah semakin kontekstual, menyenangkan, dan selaras dengan tantangan abad ke-21.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkontribusi, selalu ikuti kami melalui sebuah tulisan