Rabu, 26 Juni 2024

Upaya PLS UM dan DP3A Tekan Angka Pernikahan Dini di Kecamatan Singosari

 


MALANG I JATIMSATUNEWS.COM : Dalam upaya menekan angka pernikahan dini, dosen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan sosialisasi di SMK Muhammadiyah 3 Singosari pada Rabu, 12 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh 76 peserta, terdiri dari siswi SMK Muhammadiyah 3 Singosari dan SMP Muhammadiyah 4 Singosari.

Dr. Endang Sri Redjeki, ketua tim penyelenggara, menjelaskan alasan pemilihan sekolah tersebut sebagai lokasi kegiatan. "Sekolah ini kami pilih karena Singosari menjadi kecamatan dengan pernikahan dini tertinggi di Kabupaten Malang," ungkapnya.

Sosialisasi ini diisi oleh Banun Arlika Poernomo dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), yang membahas dampak negatif pernikahan dini dari berbagai aspek. Dari segi ekonomi, pernikahan dini seringkali memaksa pasangan muda untuk berhenti sekolah, yang kemudian berdampak pada kurangnya keterampilan dan peluang pekerjaan yang baik. Hal ini mengakibatkan siklus kemiskinan yang sulit diputus. Dari segi kesehatan, remaja putri yang menikah dini berisiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, serta kelahiran bayi dengan berat badan rendah. Secara psikologis, pernikahan dini dapat menyebabkan stres, depresi, dan tekanan mental karena ketidakmatangan emosional dalam menghadapi tanggung jawab rumah tangga.

Selain sosialisasi, para peserta juga mendapatkan pelatihan kreasi hampers dan seserahan yang dipandu oleh Anisa Rizki Riyandini, anggota tim dari Dr. Endang. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan tambahan yang bisa digunakan sebagai peluang usaha di masa depan.

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Singosari, Dra. Titin Prihatin Rahayu, MM, menyambut baik kegiatan ini. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Endang beserta tim telah memilih sekolah kami. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan seperti ini bisa memotivasi para peserta untuk turut serta menekan angka pernikahan dini di Kabupaten Malang dan juga mudah-mudahan anak-anakku bisa mengambil kesempatan belajar serta bisa membuat semacam projek," ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menambah wawasan para peserta mengenai bahaya pernikahan dini, tetapi juga memberikan mereka keterampilan praktis yang dapat meningkatkan kemandirian ekonomi dan memotivasi mereka untuk terus melanjutkan pendidikan.

Dengan sinergi antara pihak sekolah, akademisi, dan pemerintah, diharapkan angka pernikahan dini di Singosari dan sekitarnya dapat ditekan, serta menciptakan generasi muda yang lebih sehat, berpendidikan, dan sejahtera.


Pewarta : Nur Hamid Abdissalam

Momentum Idul Adha : Ribuan Porsi Daging Qurban Didistribusikan Turen Indah Group, Sembelih 5 Sapi dan 2 Kambing

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Momentum Hari Raya Idul Adha identik dengan ibadah qurban yang dilakukan umat muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia khususnya keluarga besar Turen Indah Group milik pengusaha asal malang Kyai Haji Makhrus Sholeh. Owner Turen Indah Bangunan (TIB) itu menggelar penyembelihan hewan qurban berupa 5 ekor sapi dan 2 kambing seusai sholat idul adha, bertempat di kantor pusat miliknya di Jalan Raya Talang Suko No.15 b, dusun Padi, desa Talangsuko, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang pada, senin (17/6/2024). 

Ibadah Qurban tersebut telah puluhan tahun lamanya dijalankan perusahaan Turen Indah (TI) ini dengan biaya dari perusahaan dan diatasnamakan karyawan TI dengan sistem giliran sesuai nama. Diketahui sebelumnya karyawan Turen Indah Group ini lebih dari 1000 karyawan dengan berbagai bidang usaha, mulai dari properti, perumahan, hingga kuliner dan lain-lain. 

"5 Sapi dan 2 Kambing disembelih hari ini dg biaya seluruhnya dari perusahaan. Diatas namakan karyawan turen Indah bangunan by name sesuai gilirannya" ujar Makhrus.

5 ekor sapi dan 2 ekor kambing yang telah disembelih kemudian dilakukan penimbangan sekaligus packaging rapi kemudian disalurkan kepada warga sekitar kantor pusat Turen Indah grup di talang suko Turen, karyawan dan rekanan, yang menghasilkan ribuan paket bungkus daging qurban. 

Selama proses penyembelihan berlangsung di tempat penyembelihan  juga disiapkan ratusan porsi makanan siap saji dan olahan daging kurban untuk warga dan karyawan yang datang. Di sela-sela kesibukannya yang langsung ikut mencacah sekaligus menyembelih Makhrus Sholeh menyampaikan bahwa motivasinya dalam menyembelih adalah percaya terhadap apa yang dia qurban sekaligus shadaqahkan akan diganti dengan jalan yang tak terduga.

"Saya percaya ayat Allah subhanahu watta'ala wa may yattaqillāha yaj'al lahū makhrajā(n). Wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Itulah motivasi berqurban saya" tutur Makhrus.

Selain itu, 5 ekor sapi dan kambing tersebut telah langsung disembelih sendiri oleh Owner TI H. Makhrus Sholeh dengan alasan agar bisa membayangkan jika darah yang mengalir hewan yang disembelih bagaikan dosa-dosaanusia yang mengalir.

"Saya itu suka menyembelih sendiri, biasa orang kampung dulu, saya dan dari kampung. Dan saya itu membayangkan saat darah hewan itu mengalir ketika saya sembelih, saya membayangkan pula disitu dosa kita akan mengalir rontok pula" pungkasnya

Selain 5 ekor sapi dan 2 ekor kambing yang sudah disembelih dan selesai dibagikan siang hari ini, akan ada penyembelihan satu ekor sapi yang yang insyaallah dilakukan di Sidoarjo.

Tim PKM Zeatis UM Manfaatkan Limbah Kulit Jagung dan Daun Pandan Wangi dengan Ekstrak Antibakteri Menjadi Tisu Basah

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). 5 mahasiswa Universitas Negeri Malang juga mengikuti program ini, kelima mahasiswa itu diantaranya Alda Alfina (Pend. Biologi),  Desy Sofiatul Fitriani (Pend. Biologi), Khofifah Ilma Santika (Pend. Biologi), Vanesha Eka Putri Purtikasari (Pend. Tata Niaga) serta Rency Kireina Jovanka (Pend. Kimia).

Kelima mahasiswa itu, kemudian sepakat untuk memberi nama timnya sebagai Zeatis. Disisi lain, untuk memperoleh pendanaan mereka telah melalui proses yang panjang, mulai dari seleksi tingkat fakultas, universitas, hingga tingkat nasional. Untuk merealisasikan penelitiannya ini, tim Zeatis telah bekerjasama dengan Petani Jagung dan Daun Pandan untuk memasak bahan baku. 

Alda Alfina, kezua tim Zeatis mengatakan bahwa kegiatan PKM ini telah memberikan kepada diri dan teman-temannya banyak pengalaman baru sebab prosesnya yang begitu panjang.

"Ajang PKM ini memberikan banyak pengalaman baru karena prosesnya yang cukup lama, yaitu dari bulan April hingga Oktober" ujar Mahasiswa Pendidikan Biologi ini.

Disisi lain, dia menyebutkan kelebihan dari produknya yang ramah lingkungan karena mudah terurai, aman tidak mengandung alkohol, pewangi buatan , pemutih buatan dan paraben.

"Zeatis ini terbuat dari kulit jagung dengan ekstrak antibakteri daun pandan wangu sehingga lebih ramah lingkungan karena mudah terurai serta lebih aman karena tidam mengandung alkohol, pewangi, pemutih dan paraben" lanjutnya.

Alda juga mengungkapkan bahwa produknya memiliki tekstur yang lembut, terdapat kandungan vitamin E yang berfungsi melembabkan kulit serta memberikan efek rileksasi yang berasal dari aroma alami daun pandan wangi.

"Zeatis memiliki tekstur yang lembut, terdapat kandungan vitamin E yang dapat melembabkan kulit, serta memiliki aroma alami dari daun pandan wangi yang memberika efek rileksasi" tuturnya.

Tak terhenti sampai disitu, ia juga menambahkan bahwa dirinya bersama keempat temannya telah menciptakan produk tisu basah biodegradable yang bjsa menggantikan tisu basah dari serat sintesis yang mana membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai. Produk tisu basah ini juga telah teruji secara dermatology dan tidak mengandung bahan kimia sehingga aman untuk anak berusia dibawah 2 tahun.

Saat menjelaskan kepada kontributor jurnalis Jatim Satu News, tim Zeatis juga memaparkan secara lengkap kajian ilmiahnya yang dapat dirangkum sebagai berikut :

Tisu basah merupakan salah satu jenis tisu yang diberi tambahan pembasah berupa cairan atau semi cair, yang berfungsi untuk desinfeksi, pembersihan, dan antibakteri (Fadilah dkk., 2023). Penggunaan tisu basah mengalami peningkatan sejak awal Covid-19 hingga saat ini. Selain itu berdasarkan survei yang dilakukan oleh Sigma Research kepada 1.200 Ibu yang memiliki anak berusia di bawah 2 tahun di 11 kota besar di Indonesia, hampir 70% Ibu menggunakan tisu basah untuk kebutuhan sehari-hari anaknya. Biasanya ibu menghabiskan 6 – 10 lembar tisu basah setiap hari, atau bahkan dapat mencapai lebih dari 15 lembar per harinya. 

Jika ditinjau dari jumlah sampah yang ada di Indonesia per 1 Februari 2023 adalah 18,3 juta ton, dan hanya dapat ditangani sebesar 26,73 per tahunnya. Dari sampah-sampah ini, tisu basah menyumbang sekitar 25.000 ton (Ibrahim, dkk., 2024). Tisu basah yang tersedia saat ini dibuat dari serat sintetis, terdiri dari 30% serat viscose, 70% serat poliester, dan hampir 90% mengandung plastik. Penggunaannya yang cenderung sekali pakai dapat menimbulkan masalah lingkungan karena kandungan serat poliester yang sulit terurai (Zhang, 2021). 

Selulosa dapat menjadi alternatif untuk menggantikan kandungan serat poliester. Selulosa merupakan biopolimer alami yang dapat diperoleh dari sumber-sumber tanaman, dapat terurai secara biologis, dan tidak beracun (Fadilah dkk., 2023). 

Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan alternatif bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Saat ini, sudah terdapat tisu basah yang terbuat dari bambu, namun masih terdapat kekurangan berupa keterbatasan bahan utama sehingga mempengaruhi harga produk dan ketersediaan produk. Oleh karena itu, diperlukan alternatif bahan lain yang bahan utamanya lebih melimpah serta harganya lebih murah, salah satunya limbah kulit jagung dengan ekstrak antibakteri daun pandan wangi. 

Tanaman jagung menjadi salah satu makanan pokok yang banyak dikonsumsi di Indonesia sehingga menghasilkan limbah alami yang melimpah akibat tingginya konsumsi (Darmayanti dkk., 2020). Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jagung nasional pada tahun 2023 mencapai 14,46 juta ton (BPS, 2023). Hanya 5% dari keseluruhan tanaman jagung digunakan untuk keperluan pangan, sementara 95% sisanya, seperti batang, daun, kulit, dan tongkol jagung,  merupakan limbah alami (Manasikana dkk., 2019). 

Salah satu limbah yang dari tanaman jagung yang belum termanfaatkan secara optimal adalah kulit jagung. Pemanfaatan limbah kulit jagung belum optimal karena mayoritas dibakar oleh petani sehingga menyebabkan polusi udara, sisanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, keperluan industri, dan dibiarkan membusuk (Nelson dkk., 2023).

Kulit jagung memiliki kandungan selulosa cukup banyak yaitu sekitar 42%, yang belum dimanfaatkan secara maksimal (Rahmidar dkk., 2018). Kandungan selulosa yang cukup tinggi ini dapat dimanfaatkan sebagai tisu basah biodegradable. 

Keunggulan tisu basah dari limbah kulit jagung ini mudah didapatkan, ringan, dan mudah terurai secara alami (biodegradable). Saat ini belum banyak industri yang memanfaatkan kandungan selulosa dari limbah kulit jagung sebagai bahan baku tisu basah sehingga akan memperluas peluang pasar. 

Selain menggunakan limbah kulit jagung sebagai bahan baku utama, tisu basah ini menggunakan ekstrak antibakteri dari daun pandan wangi. Daun pandan wangi memiliki beragam aktivitas farmakologi, seperti bersifat antibakteri, antidiabetes, antikanker, dan antioksidan (Rachmawati, 2023). Senyawa kimia yang terdapat dalam pandan wangi meliputi flavonoid, alkaloid, fenolik, terpenoid, dan steroid yang memiliki efek antibakteri. 

Penambahan ekstrak daun pandan wangi ini bertujuan mengurangi bahan kimia yang terkandung dalam tisu basah seperti  metilisotiazolinon (MIT) dan triklosan, serta mengurangi komposisi alkohol sebagai antibakteri.

Produk PKM-K ini menerapkan konsep zero waste industry dengan memanfaatkan limbah kulit jagung sebagai bahan baku pembuatan tisu basah untuk mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran kulit jagung. Konsep ini mendukung SDGs poin ke 12 yaitu menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, dengan target berupa terwujudnya manajemen yang berkelanjutan untuk mengurangi limbah kulit jagung melalui pemanfaatan menjadi produk yang lebih ekonomis (Bappenas, 2023). 

Strategi pemasaran yang diterapkan dalam usaha ZEATIS adalah Green Marketing sesuai dengan karakteristik produk yaitu memanfaatkan limbah kulit jagung sebagai bahan baku utama produk tisu basah yang lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi limbah. Pemasaran dilakukan secara online dan offline, meliputi (1) Penjualan secara online melalui marketplace seperti [Shopee: @zeatis.um], [Lazada: @zeatis.um] dan [Tiktok shop: @zeatis.um] dan dengan melakukan promosi melalui akun media sosial [Instagram: @zeatis.um], [Facebook: Zeatis], dan [Website] dengan menerapkan strategi promosi AIDA (Attention; Interest; Desire, Action); (2) Melakukan promosi dan pemasaran dengan mengikuti bazar pada acara Car Free Day Kota Malang; serta (3) Melakukan konsinyasi yaitu dengan menitipkan produk kepada mitra.

Kota Malang Jadi Tuan Rumah SDSB, Tingkatkan Kapasitas Relawan dan Masyarakat

 



MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kota Malang akan menjadi tuan rumah acara besar bertajuk "SDSB: Sambang Dulur Sinau Bareng" pada esok hari. Kegiatan yang dirancang oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Malang ini diharapkan dapat menarik perhatian publik dan berbagai tokoh penting.

Acara ini akan dihadiri oleh PJ Walikota Malang, Ketua DPD Kota Malang, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Papang, Komandan Kodim, Kapolres, Kepala Pelaksana BPD Kota Malang, serta Sekjen FPRB Jawa Timur.

Baca juga: https://www.jatimsatunews.com/2024/06/ketum-ami-diduga-lalai-dan-lemahnya.html

"Kami sengaja membuat kegiatan ini besar dan meriah untuk menunjukkan bahwa FPRB ada dan mampu berbuat banyak. Selain itu, kami ingin menunjukkan bahwa Malang adalah kota wisata yang bagus dan ramah, serta benar-benar menjadi bukti Malang sebagai Kota Pendidikan," ujar Endi salah satu anggota FPRB Kota Malang.

SDSB kali ini merupakan edisi kedua setelah sebelumnya sukses diadakan di Kediri. Dengan ciri khas Kota Malang, SDSB akan menonjolkan pelatihan bahasa isyarat, tidak hanya bagi para relawan tetapi juga untuk berbagai pihak seperti resepsionis hotel, Babinsa, dan Babinkamtibmas, agar mereka lebih siap dalam melayani masyarakat termasuk penyandang disabilitas.

"Target utama kami adalah membekali para relawan, terutama mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap, dengan keterampilan baru. Dengan kemampuan bahasa isyarat, mereka bisa menjadi pemijat atau mengisi pekerjaan lain yang dapat menunjang kehidupan mereka dan keluarga," tambah Endi.

Acara yang semula ditargetkan dihadiri oleh 250 peserta kini membludak hingga hampir mencapai 400 peserta. "Kami harus berhenti menerima pendaftaran karena sudah melebihi kapasitas. Alhamdulillah, kami mendapat dukungan dari berbagai pihak sehingga acara ini bisa berjalan lancar," katanya.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Ketua DPRD Kota Malang, serta tokoh-tokoh senior lainnya. Dukungan ini diharapkan dapat menjadikan acara ini sebagai model untuk kegiatan serupa di daerah lain.

"SDSB ini harus diviralkan karena merupakan strategi yang murah meriah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman di sekitar mereka. Selain itu, narasumber, trainer, dan fasilitator juga bisa belajar dari masyarakat setempat," tambah Endi tersebut.

Sekjen FPRB Jawa Timur, Catur Sudarmanto, menambahkan bahwa SDSB bukan hanya sebuah program tunggal, melainkan sebuah pola pendekatan. "Pendekatan kami dengan Sambang Dulur Sinau Bareng ini menunjukkan bahwa FPRB tidak provinsi-sentris. Kami turun langsung ke kabupaten dan kota untuk bersilaturahmi dan saling belajar," jelasnya. "Ini juga merupakan upaya memanusiakan teman-teman di daerah dengan cara berkunjung dan berbagi ilmu."

Acara besok akan fokus pada dua kegiatan utama: pelatihan bahasa isyarat dan teknik pijat kretek. "Pelatihan bahasa isyarat ini penting karena di komunitas kita ada saudara-saudara yang tuli, sehingga perlu bagi kita untuk memahami bahasa yang mereka gunakan sehari-hari," ujar Sekjen. "Sedangkan teknik pijat kretek akan sangat bermanfaat bagi relawan yang sering melakukan aktivitas fisik berat, agar mereka bisa menjaga kondisi tubuh tetap bugar."

Dengan agenda yang menarik dan partisipasi dari berbagai pihak, acara SDSB diharapkan dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi Kota Malang, serta meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan.

Pewarta : Nur Hamid Abdissalam

Sapa Relawan Kab. Banyuwangi : Evaluasi Ekspedisi Pesisir Pantai serta Penguatan Relawan untuk Mitigasi Gempa-Tsunami

 


BANYUWANGI | JATIMSATUNEWS.COM : Acara ini dilaksanakan di Balaidesa Tembokrejo Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Dihadiri sekitar 60 Relawan Penanggulangan Bencana Banyuwangi dan sekitarnya. Termasuk Kelompok Difabilitas yang diwakili oleh Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Banyuwangi. 

Tujuan kegiatan yang diinisiasi oleh Forum PRB Banyuwangi ini bertujuan untuk memperkuat jaringan Forum PRB sekaligus mengevaluasi kegiatan Ekspedisi Pesisir Pantai di Banyuwangi. Pemantik diskusi Sapa Relawan ini adalah Direktur Kesiapsiagaan BNPB yaitu Drs. Pangarso  Suryotomo atau yang lebih akrab dipanggil Pak Papang. Disampaikan rasa terimakasih oleh Pk Papang kepada peserta yang hadir sekaligus ucapan apresiasi yang setinggi-tingginya karena bisa melakukan Ekspedisi dengan biaya mandiri dan tanpa harus menunggu bantuan banyak pihak.  "Saya salut kepada Banyuwangi karena Ekspedisi tidak usah nunggu dana dari atas, bisa melakukan secara mandiri" tuturnya. 

Acara ini juga dihadiri oleh Kalaksa Kabupaten Banyuwangi Bp. Danang Hartanto, ST dan juga Ketua Forum PRB Banyuwangi Bp. Mahfud. Forum PRB Jatim Juga Hadir sebagai undangan. Sekaligus juga menyerahkan vandel ucapan terimakasih kepada Bp. Papang selaku wakil dari BNPB.  Perwakilan Forum PRB Jatim menyampaikan pesan singkat  dari Sekjen Forum PRB bahwa Jambore FPRB III tahun 2025 akan dilaksanakan di Banyuwangi, tetap jaga kekompakan dan meminimalisir Ego Sektoral" dengab harapan kekompakan akan membawa kesuksesan acara tersebut.

Salah satu peserta menuturkan bahwa Kabupaten Banyuwangi telah mengesahkan Rencana Kontinjensi untuk Tsunami pada Tahun 2023. Happy menuturkan bahwa SK juga telah ditandatangi oleh Bupati Banyuwangi dan berharap ini akan menjadi acuan bagi pelaksanaan  sistem operasi penanggulangan Tsunami  apabila dibutuhkan dimasa mendatang. 

Di Akhir kegiatan ada diskusi dan tanya jawab peserta dengan Bp. Papang. Acara sangat padat materi namun masih dibalut dengan suasana keakraban antar peserta yang memang jadi tujuan utama kegiatan ini. Harapan kedepan relawan Banyuwangi semakin guyub dan bisa mewarnai setiap kegiatan yang dilaksanakan BPBD kabupaten Banyuwangi sebagai bentuk optimalisasi Forum PRB Banyuwangi. Kagiatan ini Diakhiri dengan foto bersama peserta dan pemantik diskusi.

Serius Perhatikan Kelompok Rentan Penyintas Bencana, FPRB Jatim Gelar Pelatihan Bahasa Isyarat dan Teknik Pijit Kretek pada Program Membumi Bertajuk SDSB

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Relawan dan Silaturahmi Temu Relawan Bertajuk Sambang Dulur Sinau Bareng (SDSB), Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Jawa Timur (FPRB Jatim) menggelar pelatihan bahasa isyarat dan teknik pijat kretek.

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Kesiapsiagaan BNPB Bapak Pangarso Suryotomo, Pj Walikota Malang yang diwakili oleh Kalaksa BPBD Kota Malang, bapak Prayitno, Kapolsek, Danramil, Sekjend FPRB Jatim, Ketua FPRB Kota Malang, Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas se Kota Malang dan diikuti kurang lebih 300 orang yang tergabung dalam relawan se-malang raya,  mahasiswa serta penyintas disabilitas tuli. Dilaksanakan di gedung Rapat Paripurna DPRD Kota Malang pada Sabtu, (22/6/2024).

Baca juga: https://www.jatimsatunews.com/2024/06/pasangan-maryoto-bhirowo-dan-dgy.html

Direktur Kesiapsiaagaan BNPB, Pangarso Suryotomo atau yang akrab disapa pak Papang menyampaikan apresiasi atas tersenggaranya kegiatan pelatihan bahasa isyarat dan teknik pijat kretek ini. 

Hari ini saya memberikan support dan semangat kepada Forum PRB Provinsi Jatim dan forum PRB Kota Malang yang sudah meningkatkan kapasitas. Kegiatan ini untuk peningkatan pemahaman pelayanan kesehatan non medis yaitu dengan pijit  kertek tapi juga peningkatan kapasitas untuk komunikasi dengan bahasa isyarat karena. 

Jangan sampai terjadi penambahan jumlah korban dari teman-teman yang punya disabilitas kalau bisa di bencana sehingga ada komunikasi yang baik. Jadi saya tekankan bahwa latihan ini adalah komunikasi dan mendekatkan akses. Memberi akses bagi pelayanan dan pendekatan komunikasi Antara yang disabilitas dengan yang non disabilitas" tegas Papang.

Disisi lain sosok yang akrab disapa Papang ini berharap bisa dilakukan di seluruh kabupaten/ kota yang ada di Jawa Timur

"Harapannya tidak cuma diselenggarakan di Kota Malang, tapi nanti forum PRB provinsi bisa memetakan daerah daerah mana yang saat ini punya teman teman yang punya kebutuhan khusus atas tuli ini untuk dikuatkan lagi untuk teman teman yang non tulinya untuk terutama relawan PRBnya di wilayah itu itu. Teman teman yang sudah dilatih ini nanti bisa diturunkan. Penghubung komunikasi Antara disabilitas ini dan yang tidak disabilitas" ujar Papang

Sementara itu, Sekretaris Jendral Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Jawa Timur (Sekjend FPRB Jatim) Catur Sudarmanto mengatakan bahwa kegiatan ini adalah kali kedua, yang pertama telah di laksakanakan di Kediri tepatnya saat bulan puasa lalu di DPD Kantor Gerakan untuk Kesehjatetaan Tunarungu Indonesia (GERKATIN), kedua di Kota Malang, dan yang ketiga kalinya nanti akan dilaksanakan di Jember pada peringatan hari tuli sedunia pada bulan agustus.

"Kegiatan hari ini sungguh diluar ekspetasi, bahwa dari target awal yang mengikuti kegiatan ini adalah 200 orang, namun kini ada kurang lebih 300 orang yang hadir digedung ini. Selain itu, ini merupakan kegiatab yang kedua kalinya setelah yang pertama di kediri lalu dan yang ketiga kalinya nanti akan dilaksanakan di Jember dalam petingatan hari tuli sedunia pada bulan agustus. Sampai jumpa" tutur pria yang akrab disapa mbah Darmo tersebut.

Program Pengabdian Masyarakat di Desa Sumberbrantas: Inovasi untuk Memperpanjang Umur Bunga Potong

 


KOTA BATU | JATIMSATUNEWS.COM : Desa Sumberbrantas menjadi saksi pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang digagas oleh tim akademisi dari berbagai disiplin ilmu. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan umur simpan bunga potong dengan menggunakan rendaman campuran air kelapa dan citric acid, sebuah inovasi yang diharapkan dapat mewujudkan ekonomi berkelanjutan di desa tersebut. 

Program ini dipimpin oleh Dr. Heny Kusdiyanti, S.Pd., M.M., bersama dengan anggota tim Dr. Rully Aprilia Zandra, S.Pd., M.Pd., M.Sn., Putra Hilmi Prayitno, M.Pd., Dinar Arsy Anggarani, Robby Wijaya, Nur Indah Agustina, Umniyah Juman Rosyidah, Alfan Bramantrya dan Indra Febrianto. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sumberbrantas melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan teknologi sederhana.

Baca juga: Bacabup - Bacawabup ini Intens Berburu Rekom Partai Lain, PPP dan Golkar Belum Turunkan Tiket di Pilkada Sampang ! → https://www.jatimsatunews.com/2024/06/bacabup-san-bacawabup-ini-intens.html

Dr. Heny Kusdiyanti menjelaskan, harapan lain selain memperpanjang umur bunga potong namun juga memberi jilai tambah ekonomi bagi petani sekitar untu mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kami berharap inovasi ini tidak hanya memperpanjang umur bunga potong, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi para petani bunga di Desa Sumberbrantas. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mewujudkan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi pemborosan sumber daya" tutur Heni

Program pengabdian masyarakat ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Desa Sumberbrantas, terutama dari Ketua PKK Desa Sumberbrantas, Lusi. Beliau menyatakan, telah memperoleh pengetahuan baru dan meningkatkan pendapatan keluarga desa Sumberbrantas

"Kami sangat bersyukur dengan adanya program ini. Selain memberikan pengetahuan baru, program ini juga membuka peluang bagi kami untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga di desa ini" tegas Lusi.

Selama pelaksanaan program, tim akademisi memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat desa tentang cara membuat dan menggunakan rendaman campuran air kelapa dan citric acid. Proses ini melibatkan berbagai kegiatan praktis yang diikuti dengan antusias oleh para petani bunga.

Penggunaan air kelapa dan citric acid sebagai bahan perendam dipilih karena kandungan nutrisinya yang mampu memperpanjang kesegaran bunga potong. Selain itu, bahan-bahan ini mudah didapatkan dan relatif murah, sehingga cocok untuk diterapkan di tingkat desa.

Tim pelaksana juga melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas metode ini. Hasil awal menunjukkan bahwa bunga potong yang direndam dalam campuran air kelapa dan citric acid memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan dengan metode konvensional.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk menerapkan inovasi serupa. Dr. Rully Aprilia Zandra menambahkan.

"Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat Sumberbrantas terhadap program ini. Kami berharap metode ini dapat diterapkan secara luas dan memberikan manfaat yang besar bagi ekonomi lokal" ungkap Rully.

Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Sumberbrantas, tetapi juga untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah bunga yang tidak terpakai. Dengan memperpanjang umur simpan bunga, diharapkan jumlah limbah dapat berkurang secara signifikan.

Melalui program pengabdian masyarakat ini, tim akademisi menunjukkan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. Kolaborasi antara akademisi dan masyarakat diharapkan dapat menjadi model bagi program-program serupa di masa depan.

Dengan adanya program ini, Desa Sumberbrantas kini memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan potensi lokalnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Semoga program inovatif ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi desa dan masyarakat sekitar.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...