Selasa, 10 September 2024

Momentum Perubahan Nama Universitas Kepanjen : Siap Cetak Tenaga Medis Berakhlak, Berbudi dan Berjiwa Enterpreneur Islami

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kepanjen yang dalam waktu dekat akan berubah nama menjadi Universitas Kepanjen menggelar sholawat bersama Majelis Ta'lim Wal Maulid Ar-Ridwan Malang di Halaman Halaman STIKes Kepanjen pada Selasa (23/7/24).

Acara digelar dalam rangka tasyakuran untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan kepada semua, baik dalam bentuk kesehatan, bidang akademik maupun non akademik, serta berbagai pencapaian yang telah diraih oleh STIKes Kepanjen, utamanya yang akan beralih menjadi Universitas Kepanjen. 

Dihadiri oleh Rektor Universitas Kepanjen Tri Nurhudi Sasono, Khodimul Majelis Ta'lim Wal Maulid Ar-Ridwan Habib Achmad Jamal bin Toha Baagil dan Habib Abdul Qadir bin Ahmad Mauladdawillah, Forkopimda Kabupaten Malang, Kodim 0818, Kapolres Malang, Muspika Kepanjen, Dinas Kesehatan Kabupaten Makang, Direktur RSUD, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Owner Drimland Poncokusumo, Dosen, Tenaga Pendidik dan Kependidikan Universitas Kepanjen, Mahasiswa Universitas Kepanjen, pejabat pemerintah baik sipil, tni maupun polri, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta seluruh jamaah Ar-Ridwan.

Universitas Kepanjen (STIKes Kepanjen) adalah universitas yang telah memiliki 2 fakultas yaitu fakultas Kesehatan dan Fakultas Ekonomi. Fakultas Kesehatan yang berorientasi kepada dunia perawat dan administrasi rumahsakit serta fakultas Ekonomi bisnis yang berorientasi pada Sarjana Wirausaha.

Rektor universitas kepanjen yang diwakili oleh Khodimul Majelis Ar-Ridwan menyampaikan program khusus untuk para santri atau segenap jamaah majelis ar-ridwan bagi penghafal al-Qur'an akan mendapatkan beasiswa dan terdapat potongan khusus bagi jamaah ar-ridwan. 

Untuk mencetak dan mewujudkan mahasiswa yang berakhlak, Universitas Kepanjen bekerjasma dengan pondok pesantren Al-Khozini bagi mahasiswa yang kuliah sekaligus menjadi santri di pondok tersebut, karena mengingat universitas kepanjen belum memiliki asrama mahasiswa ataupun pondok pesantren sendiri. 

Kedepan Habib Jamal bin Toha Baagil berharap adanya universitas kepanjen memiliki pondok pesantren sendiri agar mahasiswa yang jauh tidak ada yang tinggal diluar atau kos diluar, sebab jika universitas sudah memiliki pondok atau asrama mahasiswa sendiri yang berbasis islami maka yidak hanya ilmu dunia saja yang dikejar tetapi juga mendapatkan ilmu akhirat. Beliau juga menyampaikan bahwa jika perawat yang berakhlak bagus selain memperoleh gaji akan memperolah pahala dan jariyah. 

Pada fakultas ekonomi dan bisnis yang mengahasilkan mahasiswa sarjana wirausaha merupakan sarana dawah yang paling mudah, sebab pedagang muslim yang amanah jujur nanti akan mendapatkan tempat diakhirat bersama para syuhada', hal ini karena seorang wirausaha terlihat seperti bisnis yang berorientasi pada keuntungan namun bernilai seperti para syuhada' yang dakwah dijalan Allah SWT. 

Contohnya zaman dahulu para penjajah tidak bisa menakhlukan bangsa Indonesia karena mereka hanya berdagang dan berorientasi pada keuntungan bahkan bersifat menjajah. Namun para muslim dari persia ataupun gujarat bahkan walisongo, berdakwah dengan  berdagang bisa mengislamkan nusantara, itulah yang kemudian bisa disimpulkan bahwa meskipun pedagang harus memiliki prinsip dagang berbasis islam seperti Rosulullah SAW. 

Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan "Tiada kekayaan paling utama dari pada akhlak, tiada keadaan yang paling menyedihkan daripada kebodohan, tiada warisan yang lebih baik yaitu pendidikan" inilah yang kemudian dikutip diawal sambutan oleh Rektor Universitas Kepanjen sebagai pesan pembuka sebagai penyambung pesan diatas. 

Melanjutkan sambutannya, Universitas Kepanjen memiliki jargon yaitu KEREN yang merupakan akronim dari Keleluargaan, Empati, Religi, Enterprenur, Networking (KEREN). Acara tasyakuran bersama majelis Ar-Ridwan Malang ini merupakan manifestasi dari Universitas Kepanjen yang memiliki nilai Religi. Implemantasi Religi ini diharapkan mampu menjadi pembeda dari instansi pendidikan lain yang mencetak mahasiswa bertaraf nasional dan berkelas internasional. 

Rektor Universitas Kepanjen mencanangkan ulusan Universitas Kepanjen yang memiliki akhlak luhur, dalam praktiknya sebuah pengetahuan secara medis dan pengetahuan secara kognitif bisa dipelajari dengan belajar apalagi zaman AI semuanya sudah ada di internet namun bila pengetahuan mengenai akhlak, atitude, kepedulian, sikap, empati kepada pasien-pasien yang perlu di perbaiki dan dipupuk dengan pendekatan spiritualitas, beliau berharap kegiatan bersama majelis Ar-Ridwan ini dapat membina akhlak mahasiswa yang akan dilakukan rutin setiap tahun. 

Selanjutnya peluang kelulusan pendidikan di Universitas Kepanjen ini sangat besar diantaranya pada jurusan Administrasi Rumah Sakit ini agar bisa dikelola dengan baik, sehingga proses pelayanan di rumah sakit yang selama ini dirasakan masyarakat yang bersifat merugikan akibat terlalu ribet bisa diciptakan birokrasi yang efektif dan efisien. Begitupula termasuk dalam dunia Keselamatan Kerja (K3) agar tercipta suasana teknis yang aman. 

Pada lulusan sarjana wirausaha diharapkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Malang yaitu 378 desa yang memiliki basis wisata ini bisa dikelola dan oleh lulusan berkualitas dari Universitas Kepanjen, wisata yang ramah dan berbasis medis atau kesehatan dimana juga dilakukan syiar agama islam lewat dunia pariwisata. 

Selain itu Bisnis digital, e-commerce kesehehatan, kewirausahaan berbasis pondok atau berbasis syariah dapat disentuh dengan baik. Pada sesi akhir rektor universitas kepanjen menyampaikan terimakasih atas kehadiran para habaib dan para tamu undangan serta seluruh jamaah, ribuan maaf bila terdapat kesalahan dalam proses penyambutan atau hal yang kurang berkenan. 

Setelah sesi sambutan oleh Khodimul Majelis Ar-Ridwan Habib Jamal bin Toha Baagil dan Rektor Universitas Kepanjen Bapak Tri Nurhudi Sasono kemudian dilanjutkan majelis ta'lim atau ngaji kitab dan mauidhah hasanah oleh Habib Jamal dengan rangkuman sebagai berikut : 


1. Dan dari pada Adab menuntut ilmu itu adalah menulis apa yang kita dapat dari ilmu guru kita, di kitab itu dengan tulisan yang baik. 

2. Yukormit, tulisan miring atau dikatakan oleh ulama' jangan kecuali darurat

3. Orang yang membuat yukormit itu maka jika kau panjang umur maka kau akan menyesal, sebab jika kita tua, kita tidak bisa membaca, kalau kau cepat mati kau dicaci maki (oleh para pembaca, karena tidak jelas).

4. Yang dihafal hilang yang ditulis kekal

5. Mahbaroh dari kata khibir, artinya tempat tinta buat menulis

6. Maal mahbaroh ilal maqbaroh : bersama bolpoin hingga kuburan

7. Jangan menulis dengan tinta merah

Air Mineral Cahaya Al Miftah, Upaya Membangun Ekonomi Keumatan

 


JEMBER | JATIMSATUNEWS.COM : Awal mula pendirian pabrik air minum dalam kemasan Cahaya Al Miftah merupakan inisiatif RKH Mohammad Muddattsir Badruddin (Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen). Inisiatif tersebut didasarkan oleh adanya sumber air yang melimpah, kebetulan lokasinya berada di dekat salah satu usaha Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Panyepen juga.

Sempat ada tawaran dari salah satu warga Bandung untuk mengambil alih sumber air itu untuk dikelola. Namun, dengan tekat yang kuat beliau ‘RKH Mohammad Muddattsir Badruddin memutuskan untuk mengelola sendiri sebagai usaha pondok pesantren. Adapun tujuan lain dari pendirian usaha air minum dalam kemasan ini sebagai pengembangan ekonomi keumatan dengan memberdayakan santri dan alumni.

Awal pembangunan pabrik dimulai pada tahun 2019 hingga 2021. Selama proses tersebut bukan hanya pembangunan infrastruktur pabrik namun juga dilakukan upaya trial product hingga perizinan administrasi baik mengenai administrasi perusahaan dan administrasi produk. Pada bulan November 2021 akhirnya dilakukan launching produk yang telah mendapatkan izin SNI dan BPOM.

Kemasan Air Minum Cahaya Al Miftah memiliki ciri khas, ada tulisan “jangan lupa baca bismillah” pada kemasan ini, dengan harapan orang ingat untuk membaca basmalah dulu ketika minum air, hal itupun juga sebagai bentuk pengamalan hadist Nabi tentang tatacara makan dan minus supaya rizki yang dikonsumsi menjadi berkah. Hal tersebut juga merepresentasikan kalau air minum ini produk memiliki nilai islami”, kata HRD AMDK Al Miftah. Dengan begitu sasaran utama pembeli dari produk ini yaitu masyarakat yang merupakan alumni pesantren dan kalangan nahdliyin serta tidak bisa dipungkiri masyarakat umum juga menjadi objek sasaran penjualan air minum al miftah.

Distribusi air minum al miftah sudah tersebar secara nasional dan local. Diantaranya untuk daerah local meliputi daerah di Kabupaten Lumajang, Jember, dan Bondowoso. Bahkan untuk skala nasional sudah melalukan pengiriman satu truk tronton (membawa 3200 kardus) ke Jakarta dan satu truk (800 kardus) ke Bali. Distribusi ini memanfaatkan jaringan alumni dan santri serta simpatisan bahkan memanfaatkan mitra yang membuka depo.

Kemasan produk ini disajikan dengan beragam kemasan meliputi gelas 220 ml dan kemasan botol 600 ml. HRD AMDK Cahaya al miftah mengatakan bahwa harga produknya cukup  murah dibandingkan produk lain.

Pabrik air minum ini menggunakan satu mesin filling cup dengan kapasitas 4 line. Seluruh proses produksi dilakukan oleh 10 orang karyawan dengan di bagi 2 shift pagi dan malam. “Pada shift pagi dari pukul 8 hingga pukul 4 sore menghasilkan 750 pcs sedangankan shift malam dari pukul 5 sore hingga pukul 12 malam menghasilkan 650 pcs”, ucap HRD sekaligus menunjukkan proses produksi dan packing. Dalam sehari pabrik ini menghasilkan 1400 dus

Tim PPK Ormawa HIMA S1/Ners FKep UNEJ Latih Kader Saung Tani CEKATAN Antirogo: Tingkatkan Kapasitas Skrining Kesehatan Petani

 

Sumber: Dokumentasi Pribadi [Pembukaan Acara Pelatihan Cek Kesehatan Kader Saung Tani CEKATAN]

JEMBER | JATIMSATUNEWS.COM : Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan, Tim PPK Ormawa HIMA S1/Ners melalui program Saung Tani Cekatan menggelar kegiatan pelatihan cek kesehatan bagi kader CEKATAN. Di Desa Antirogo pada Senin, (22/7/24). 

Acara ini dihadiri oleh 30 kader tetap dengan pendampingan dari tim pelaksana, dan tim pendukung PPK Ormawa HIMA S1/Ners FKEP UNEJ dan Ns. Rismawan Adi Yunanto, S.Kep., M.Kep sebagai dosen pendamping. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kader CEKATAN agar mampu menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan rutin bagi para petani di Antirogo. Program ini sebagai salah satu subprogram dari Saung Tani Cekatan untuk membentuk Desa Pertanian Sehat Antirogo.  

Program ini merupakan subprogram yang pertama yang meliputi pelatihan dalam pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol serta penilaian kesehatan untuk mendeteksi penyakit tidak menular seperti hipertensi, kolesterol, asam urat, gula darah, dan kelainan deformitas. Pelatihan ini diharapkan akan membekali kader dalam memberikan informasi dan edukasi kepada petani mengenai pentingnya skrining kesehatan dalam upaya mencegah ataupun mendeteksi penyakit tidak menular yang mengancam kualitas hidup petani.  

Sumber: Dokumentasi Pribadi [Praktik Cek Kesehatan oleh kader Saung Tani CEKATAN]

Ketua RW 4, Kelurahan Antirogo, Bapak Arif, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menyampaikan, "Program ini sangat bermanfaat dan meningkatkan kesadaran serta kewaspadaan masyarakat terhadap kesehatan. Dengan adanya kader yang terlatih, kami yakin masyarakat akan lebih peduli dan proaktif dalam menjaga kesehatan." Selain ketua RW, bidan, perawat, dan PPL Antirogo turut hadir dalam kegiatan ini. Tenaga kesehatan menyampaikan sangat terbantu dengan adanya program Saung Tani Cekatan yang dilaksanakan tim PPK Ormawa Hima S1/Ners FKep UNEJ.

Salah satu kader Saung Tani Cekatan, Pak Dhani, juga mengungkapkan pendapatnya mengenai program ini. Ia mengatakan, "Program sebelumnya mengenai edukasi PTM, saat ini skrining atau cek kesehatan. Program pelatihan ini sangat bermanfaat dan saya tidak sabar untuk pertemuan selanjutnya."

Sumber: Dokumentasi Pribadi [Kader Saung Tani CEKATAN, Dosen Pembimbing, Tim Pelaksana Ormawa, Tim Pendukung, dan Mitra dalam Program Pelatihan Cek Kesehatan]

Kegiatan pelatihan cek kesehatan ini merupakan sub program pertama dari program Saung Tani Cekatan yang bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada kader dalam upaya screening kesehatan. Diharapkan, melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Antirogo akan lebih meningkat kapasitas nya dalam menjalankan upaya kesehatan serta cara menjaga kesehatan agar terhindar dari berbagai penyakit yang bisa mengganggu produktivitas mereka.

Sekapur Sirih Kemerdekaan : Mari Merdeka Dari Desa Melalui Hirarki Pemikiran

 

PK KNPI Dampit Saat Curhat Bersama Masyarakat Desa Sukodono

ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Kitab Sutasoma, yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 di masa Kerajaan Majapahit, merupakan salah satu karya sastra Jawa Kuno yang paling dihormati. Dalam kitab ini, terdapat ungkapan yang sangat terkenal, yaitu "Bhinneka Tunggal Ika," yang secara harfiah berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Ungkapan ini menggambarkan konsep persatuan dalam keragaman, yang merupakan inti dari keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa yang ada di Nusantara.

Makna mendalam dari "Bhinneka Tunggal Ika" tidak hanya menjadi filosofi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Majapahit, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Para pendiri bangsa, termasuk Soekarno dan Hatta, menyadari bahwa keragaman yang ada di Nusantara adalah kekayaan yang harus dijaga dan dipersatukan. Mereka mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan ini sebagai prinsip dasar dalam membangun negara yang merdeka.

Dalam konteks kemerdekaan Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika" menjadi simbol kekuatan untuk menyatukan berbagai kelompok etnis, bahasa, dan agama yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Hal ini tercermin dalam semangat nasionalisme yang inklusif, sehingga semua elemen bangsa bersatu untuk mengusir penjajah dan mendirikan sebuah negara yang berdaulat.

Semboyan ini kemudian diabadikan dalam lambang negara, Garuda Pancasila, yang menjadi penegas bahwa meskipun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya, mereka bersatu dalam satu kesatuan yang utuh.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rahasia kemerdekaan Indonesia sudah tersirat dalam ajaran yang terkandung dalam kitab Sutasoma. Ungkapan "Bhinneka Tunggal Ika" tidak hanya menjadi motto resmi negara, tetapi juga menjadi jiwa dan semangat yang mengilhami perjuangan kemerdekaan dan terus mengarahkan bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman hingga saat ini.

Ajaran "Bhinneka Tunggal Ika" menegaskan pentingnya persatuan dalam keberagaman sebagai fondasi utama bagi bangsa Indonesia. Prinsip ini menggarisbawahi bahwa seluruh elemen bangsa, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau budaya, harus bersatu padu dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. 

Persatuan ini harus diwujudkan melalui penguatan pertahanan dan ketahanan nasional, yang merupakan kunci bagi keutuhan dan kedaulatan negara. Setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam memperkuat kemampuan nasional, baik dalam bidang militer, ekonomi, sosial, maupun budaya, guna mencegah dan mengatasi berbagai ancaman, termasuk gempuran atau intervensi asing. 

Hanya dengan soliditas dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan, Indonesia dapat terus menjaga kemerdekaannya dan memastikan bahwa integritas wilayah serta kedaulatan bangsa tetap terjaga. Spirit "Bhinneka Tunggal Ika" mendorong bangsa Indonesia untuk tidak hanya mempertahankan, tetapi juga mengembangkan kemampuan nasional agar selalu siap menghadapi segala bentuk ancaman yang dapat merongrong keutuhan negara.

Pentingnya penguatan persatuan dan ketahanan nasional berdasarkan ajaran "Bhinneka Tunggal Ika" menuntut diselenggarakannya program dan gerakan pendidikan bela negara yang mencakup seluruh level wilayah dan dapat diikuti oleh semua lapisan masyarakat serta seluruh tingkatan usia. Pendidikan bela negara harus dikelola dengan penanganan yang profesional, memastikan bahwa program ini relevan, efektif, dan dapat diterapkan secara luas. Khususnya pada jalur pendidikan nonformal dan informal, program ini harus menjadi bagian integral dari kurikulum yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Non-formal dan Informal (PNFI) di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Dengan demikian, seluruh masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dapat terlibat aktif dalam pendidikan bela negara, memperkuat kesadaran dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa. Program ini tidak hanya bertujuan untuk menanamkan semangat patriotisme, tetapi juga untuk membekali masyarakat dengan kemampuan nyata dalam menghadapi berbagai ancaman, sehingga ketahanan nasional dapat terus terjaga dan ditingkatkan dari generasi ke generasi.


Malang, 17 Agustus 2024

M. Ishaq Maulana

Edisi Kemerdekaan : Mengapa Santri Terlibat Upaya Kemerdekaan, Karena Di Pesantren Diajarkan Arti Kemerdekaan, Sebelum Indonesia Itu Sendiri Merdeka

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Paradigma kemerdekaan sejak dini telah terpatri terhadap ideologi seorang santri. Cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia itu sebenarnya itu sudah dicanangkan oleh para ulama' yang ditularkan kepada santri. Sehingga, itulah mengapa santri selalu terlibat dalam upaya kemerdekaan Indonesia terhadap penjajah. Dalam kasus realitanya, ekosistem kehidupan santri di pondok pesantren semua diarahkan terhadap pemikiran yang merdeka, namun masih berdasar dan bersanad jelas. Diantara kebiasaan itu, antara lain : 


1. Santri Selalu Merdeka Dalam Berfikir 

Seorang santri tak lazim bila tidak terbiasa dengan berfikir, santri selalu melibatkan fikirannya selama ada di pondok pesantren. Itulah mengapa seorang santri terbiasa kritis dalam menanggapi segala sesuatu. Kegiatan bahtsul masail adalah contoh konkrit. Sehingga pada zaman penjajahan santri memiliki pemikiran untuk merdeka tanpa campur tangan penjajah. 


2. Santri Selalu Satu Komando Terhadap Kyai

Salah satu upaya kemerdekaan ini adalah adanya sikap satu komando, pondok pesantren dengan basis masa yang banyak adalah alasan utama belanda atau penjajah takut dan selalu mengincar pondok pesantren. Bayangkan jika santri tidak satu komando dengan kyai maka hakikatnya resolusi jihad yang melibatkan ratusan ribu santri dari seluruh pondok pesantren akan gagal dan mungkin saja kemerdekaan tidak terjadi 17 Agustus 1945. Sikap inilah kemudian yang diturunkan kepada pasukan TNI & Polri sebagai prinsip utama. 


3. Santri Sudah Terbiasa Dalam Keberagamaan

Rasa saling menghargai perbedaan dan hidup berdampingan dengan yang berbeda prinsip, watak dan lain sebagainya sudah tertanam pada jiwa santri. Bagaimana tidak, santri terbiasa hidup dengan teman-temannya yang besar kemungkinan memiliki karakter berbeda, cara berfikir berbeda, dan paradigma berbeda. Kebiasaan saling mengerti perbedaan namun bisa terhimpun menjadi satu inilah salah satu bekal kemerdekaan. Indonesia sebelum merdeka masih memiliki sifat kedaerahan atau geosentris dan geosektoral, namun sudah lama santri menerapkan suatu perbedaan untuk dihimpun menjadi satu. 


4. Ajaran Hubbul Wathan Minal Iman

Ajaran Hubbul Wathan Minal Iman yang artinya Cinta Tanah Air Bagian dari Iman membuat santri menyadari bahwa dalam rangka merebut kemerdekaan adalah suatu keniscayaan, sebab dengan merdeka kita tidak membiarkan perilaku dzalim. Selain itu, hakikat kemerdekaan adalah salahsatu sarana agar kita nyaman dan aman ketika beribadah kepada Allah SWT. 


5. Resolusi Jihad

Adanya Resolusi Jihad yang dipimpin oleh Hadratus Sayikh KH. Hasyim asy'ari rasanya cukup membuat kita percaya bahwa santri terlibat nyata dalam upaya kemerdekaan, yang tidak hanya sebagai teori dan ajaran semata. Untuk itu, bahkan bangsa Indonesia telah mengabadikannya dalam peringatan hari Santri Nasional sebagai penanda akan adanya resolusi jihad. 


6. Mempunyai Rasa Memiliki Indonesia Sebagai Ibu Pertiwi Tempat Hidup 

Dulu banyak pondok pesantren di Indonesia yang dalam operasionalnya menggunakan aset ladah, sawah atau perkebunan dan pertanian milik kyai nya. Santri terbiasa mengelola pertanian, peternakan dan lain sebagainya. Saat penjajah datang, semua itu berubah sebab diterapkan sistem cultuurstelsel yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum. Cultuurstelsel merupakan penyatuan antara sistem penyerahan wajib dengan sistem pajak tanah. Dalam pelaksanaan sistem tanam paksa, van den Bosch menghendaki peningkatan campur tangan orang Eropa dalam proses produksi. Rakyat dipaksa menanam tanaman ekspor yang diminta pemerintah di tanah-tanah milik mereka sendiri. Kebijakan ini sangat merugikan petani, khsusnya santri. Akhirnya santri memiliki keinginan kuat untuk merdeka.


7. Mempunyai Prinsip Manusia Sebagai Khalifah Artinya Tidak Suka Berbuat Menjajah atau Merusak

Alasan kuat yang datang dari prinsip agama adalah manusia sebagai khalifah di bumi yang memiliki kewajiban untuk menjaga, melihara serta tidak berbuat merusak. Meskipun pada dasarnya manusia menjadikan penyebab kerusakan di bumi, justru itu menjadi sebab manusia untuk saling menjaga dan meminimalisir.


Surat Ar-Rum Ayat 41

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Itulah 7 alasan yang bisa dikaji dalam artikel sementara ini, tentu masih sangat banyak point-point lainnya yang belum disebutkan. Pada intinya, menjadi santri tidak boleh mengalami penurunan atau degradasi moral, sejak dulu kita telah menjadi pelopor perubahan terhadap yang lebih baik, itulah mengapa zaman sekarang bila tidak ada santri yang menjadi tauladan atau pelopor kebaikan berarti santri tersebut telah ingkar dari predikat santri, atau bahkan perlu ditanyakan kualitas kesantriannya. 






















Revolusi Pendidikan Seni Budaya untuk Anak Usia Dini dengan Edukit 3D Hologram

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Dalam era digital ini, teknologi memegang peranan penting dalam menciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif, menarik, dan mampu menjawab tantangan zaman. Pendidikan masa depan tidak lagi hanya bergantung pada metode pengajaran konvensional.

Dalam upaya untuk memajukan pendidikan, terutama dalam bidang seni budaya, karena hanya sebagai muatan lokal dan jarang diminati siswa, tim peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM) yang diketuai oleh Abdul Rahman Prasetyo, S.Pd., M.Pd., mengembangkan sebuah inovasi revolusioner berupa Edukit 3D Hologram, kegiatan dini dilaksanakan di TK Laboratotium UM pada Kamis, (21/08/2024). 

Proyek revolusioner yang diluncurkan pertama kali   bertujuan untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan menyenangkan bagi anak-anak usia dini. Melalui perangkat Hologram Kit, yang dilengkapi dengan sampel video pembelajaran seni budaya berbasis teknologi 3D Audio Visual, anak-anak tidak hanya diajak untuk memahami seni budaya melalui visualisasi yang menarik, tetapi juga didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran melalui interaksi dengan konten holografis.

"Inovasi ini muncul dari kebutuhan untuk menciptakan infrastruktur pembelajaran yang lebih canggih dan responsif terhadap kebutuhan anak-anak di era digital. Dengan Edukit 3D Hologram, anak-anak dapat belajar seni budaya dengan cara yang jauh lebih menarik dibandingkan metode tradisional. Anak-anak tidak hanya melihat gambar statis atau mendengar penjelasan verbal, tetapi mereka dapat melihat representasi visual 3D dari berbagai elemen seni budaya yang mereka pelajari," Jelas Ketua Tim.

Selain itu, teknologi hologram yang digunakan dalam Edukit ini memungkinkan pembelajaran yang lebih imersif dan interaktif, yang sangat penting dalam membantu anak-anak memahami konsep-konsep seni budaya dengan lebih baik. 

"Kami percaya bahwa penggunaan teknologi canggih seperti hologram dalam pendidikan seni budaya dapat menjadi kunci untuk meningkatkan keterlibatan dan minat belajar anak-anak," imbunya.

Lebih dari sekadar alat bantu belajar, Edukit 3D Hologram juga dirancang untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik anak melalui interaksi visual dan audio yang kaya. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs Nomor 4, yang menitikberatkan pada pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata bagi semua.

Dengan adanya Edukit 3D Hologram ini, Universitas Negeri Malang tidak hanya berkontribusi pada perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi juga memberikan solusi konkret untuk mendukung pelestarian budaya lokal. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi model pembelajaran masa depan, yang tidak hanya relevan bagi anak-anak Indonesia, tetapi juga dapat diadopsi secara global.

Edukit 3D Hologram membuka peluang baru bagi pendidikan seni budaya, memungkinkan anak-anak untuk mengenal, memahami, dan mencintai budaya mereka sendiri sejak dini. Inovasi ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan teknologi pembelajaran lainnya, yang semakin memperkaya dan memajukan pendidikan di Indonesia dan dunia.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Sign dan Visual Board Berbasis Wayfinding Solusi Efisiensi Informasi

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Inovasi dalam tata kelola informasi dan navigasi di kawasan industri sangat penting untuk mendukung efisiensi dan produktivitas. Penggunaan teknologi canggih seperti sistem manajemen informasi terintegrasi, IoT, dan AI memungkinkan pemantauan dan pengelolaan aset secara real-time, mengurangi kesalahan manusia, dan meningkatkan akurasi data. Berbekal dari pengalaman ada, Alby Aruna, S.Pd., mengembangkan sign dan visual board berbasis way finding untuk industri tape di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Proyek ini berfokus pada pembuatan dan pemasangan 20 papan nama wayfinding untuk 20 kelompok tape yang ada di desa tersebut.


Proyek yang bertujuan untuk menciptakan sistem informasi yang lebih terpusat dan teratur sehingga memudahkan navigasi dan akses informasi bagi para pekerja dan pengunjung ini di launching secara resmi di Balai Desa Banjarsari pada Rabu (21/08/2024).

"Dengan adanya sign dan visual board yang terstruktur, diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antar kelompok dan mempercepat aliran informasi di dalam kawasan industri," ungkap Alby ketika acara perilisan dan sosialisasi pemasangan sign serta visual board.

"Pemasangan sign dan visual board ini dimulai dengan menentukan lokasi strategis untuk setiap papan nama. Kami memastikan setiap kelompok tape memiliki identitas visual yang jelas dan mudah dikenali. Selain itu, informasi yang tercantum pada papan nama disusun dengan rapi dan sesuai dengan standar wayfinding yang berlaku," imbuhnya

Selain fokus pada bagaimana pemasangannya, dalam sosialisasi tersebut juga mengajarkan tentang cara merawat dan memperbarui papan nama sesuai dengan perkembangan industri tape. Para peserta pelatihan, yang terdiri dari pekerja dan pengelola industri tape, diajarkan tentang teknik perawatan dan pentingnya konsistensi dalam tata kelola visual dan informasi.

"Sistem navigasi pintar dapat membantu dalam optimalisasi rute transportasi dan logistik, mengurangi waktu tempuh dan biaya operasional. Selain itu, implementasi teknologi ini juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat berdasarkan data yang akurat, sehingga mempercepat respons terhadap perubahan dan kebutuhan pasar. Inovasi ini secara keseluruhan berkontribusi pada peningkatan daya saing industri tape Desa Banjarsari dan selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur," tandas Alby

Proyek pengembangan sign dan visual board ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan baik dari segi ekonomi maupun sosial. Dengan adanya sistem informasi yang lebih baik, proses produksi dan distribusi tape dapat berjalan lebih lancar, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, proyek ini juga memperkuat ikatan sosial antar pekerja dan pengelola industri, menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan kolaboratif.

Melalui kolaborasi dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak yang terlibat, proyek pengembangan sign dan visual board berbasis wayfinding ini telah menunjukkan bahwa inovasi dalam tata kelola informasi dapat menjadi kunci sukses bagi industri lokal. Dengan memanfaatkan pendekatan modern dalam pengelolaan visual dan navigasi, industri tape di Desa Banjarsari siap untuk menghadapi tantangan masa depan dan terus berkembang secara berkelanjutan.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...