Kamis, 28 November 2024

ISTIMEWA! RAPAT KOORDINASI OSIS-MPK BERUJUNG KEJUTAN HARI GURU NASIONAL

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pada Selasa (26/11/24), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang menggelar rapat koordinasi mengenai agenda classmeeting yang akan segera dilaksanakan setelah Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) nanti. Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Ady Irawan, S.Pd selalu Waka. Kesiswaan, Pembina OSIS-MPK, dan seluruh anggota OSIS-MPK Masa Bakti 2024/2025. 

Rapat diawali dengan pembukaan oleh moderator, dan disambung pembacaan juknis classmeeting yang sudah disusun oleh panitia. Pembacaan juknis ini guna mengoreksi dan mereview, agar nantinya classmeeting yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan selaras dengan apa yang sudah diharapkan, baik oleh Madrasah, Pembina OSIS-MPK, Panitia OSIS-MPK, maupun siswa-siswi.

Setelah rapat berjalan lancar mulai awal hingga akhir, sampailah mereka pada penutup rapat koordinasi. Namun, sebelum rapat ditutup salah satu pengurus OSIS-MPK menyampaikan bahwasanya mereka telah kehilangan uang classmeeting dalam jumlah besar. Sontak hal ini membuat seluruh isi ruangan terkejut, ditambah lagi dengan aksi saling menuduh antar pengurus. Melihat suasana yang sudah tidak kondusif dan saling menuduh satu sama lain, pria yang akrab disapa pak Ady pun memutuskan untuk angkat bicara.

"Lebih baik kalau ada masalah-masalah seperti ini bisa disampaikan kepada pembina terlebih dahulu. Jangan disampaikan di dalam forum, takutnya terjadi kejadian seperti ini" ucap Ady.

Ditengah semua kepala sedang panas akan kejadian ini, tiba-tiba masuklah salah satu anggota OSIS-MPK kedalam ruangan sambil membacakan puisi yang berisi tentang bentuk terimakasih kasih dan bangganya OSIS-MPK kepada Pembina, serta disusul oleh Ketua MPK dan Ketua OSIS yang masing-masing membawa 1 buah kue. Bukan hanya gemuruh riuh tepuk tangan, tetapi juga rasa haru sangat amat terasa.

 

TERIMAKASIH GURUKU

Karya : Carissa Kheyra Evelyn J.

 

Diruang kecil penuh cerita

Kami tumbuh dibawah sinarmu yang lembut

Engkau, lilin di kelam

Mengorbankan terang untuk menerangi jalan kami

 

Di balik senyum sederhana

Ada ribuan langkah perjuangan

Menghadapi murid-murid yang beragam

Dengan sabar kau rangkul semua perbedaan

 

Kami, OSIS dan MPK yang kau bimbing

Bukan hanya belajar dari buku

Tapi dari ketulusan hatimu

Mengajari kami arti tanggung jawab yang sejati

 

Setiap tugas yang kau amanahkan

Menguatkan kami, membentuk jiwa kepemimpinan

Kau tidak hanya menciptakan pelajar

Tapi pemimpin muda untuk masa depan bangsa

 

Guruku

Engkau adalah teladan yang tak tergantikan

Cahaya yang tak pernah padam

Dalam hati kami yang terus berjuang

 

Hari ini izinkan kami berkata

Dengan tulus dari hati yang terdalam

Terimakasih atas cinta dan pengorbananmu

Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa kami

Selamanya terpatri dalam sanubari


Demikianlah rasa cinta pengurus OSIS-MPK kepada sang pembina. Mereka sadar bahwa dibalik kesuksesan OSIS-MPK MAN 1 Malang, ada sosok pembina yang gigih yang senantiasa menuntun dan mengajari tanpa kenal lelah hingga titik kesuksesannya.

 

Pewarta : Muhammad Surya Wijaya

 

Dosen UM Kembangkan Hologram sebagai Pilar Inovasi Pariwisata Berkelanjutan di Desa Pagelaran

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Inovasi pendidikan yang berkolaborasi dengan sektor pariwisata terus berkembang seiring dengan kebutuhan akan pendekatan yang lebih interaktif dan berkelanjutan. Bentuk implementasi dari hal tersebut telah dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Negeri Malang (UM) dengan menciptakan teknologi holografis ang diperkenalkan sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya gerabah sekaligus mengedukasi masyarakat secara kreatif. Teknologi hologram dipilih sebagai media utama untuk memberikan pengalaman edukasi berbasis film kartun 3D yang menarik perhatian lintas generasi.

Kegiatan peluncuran teknologi yang pengembangannya diketuai oleh Dr. Iriaji ini berlangsung pada Rabu, 27 November 2024 di Desa Pagelaran, Kabupaten Malang dengan  melibatkan komunitas omah sinau sebagai mitra. Teknologi hologram tidak hanya dimanfaatkan sebagai alat bantu pendidikan, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan daya tarik wisata lokal. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang budaya lokal sekaligus mendorong pengunjung untuk melihat potensi teknologi dalam melestarikan tradisi.

Dr. Iriaji, M.Pd., menyampaikan, "Inovasi ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat berperan penting dalam melestarikan budaya sambil memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Kami berharap produk hologram kit ini menjadi awal dari banyak inisiatif serupa yang dapat menghubungkan tradisi dengan teknologi modern." Penekanan pada kolaborasi antara tradisi dan teknologi ini menjadi elemen penting dalam pengembangan infrastruktur pariwisata berbasis edukasi berkelanjutan.

Para siswa yang berada di Omah Sinau, Desa Pagelaran mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung demonstrasi dari penggunaan hologram kit. Antusiasme terlihat dari partisipasi aktif anak-anak dalam mencoba alat ini, yang dirancang untuk mudah digunakan oleh segala usia. Program ini mendukung poin Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 11, yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Konsep ini diharapkan mampu menciptakan model pengelolaan pariwisata berbasis teknologi yang tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Melalui program ini, Desa Pagelaran diharapkan dapat terus berinovasi dalam mengembangkan potensi lokalnya. Dengan kombinasi tradisi dan teknologi, desa ini tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa keberlanjutan dapat dicapai melalui kolaborasi kreatif. Upaya ini sekaligus menggarisbawahi pentingnya inovasi yang berpihak pada masyarakat lokal dalam menciptakan pariwisata yang lebih tangguh dan inklusif.

Transformasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melihat teknologi sebagai peluang, bukan ancaman, terhadap budaya lokal. Komitmen bersama antara masyarakat, mitra, dan pihak akademisi telah membuka jalan bagi terwujudnya pendidikan berkelanjutan yang tidak hanya mendidik, tetapi juga memberdayakan. 

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

 

 

Modernisasi Kerajinan Gerabah Desa Pagelaran dengan Aplikasi Berbasis Machine Learning

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Desa Pagelaran, Kabupaten Malang yang terkenal dengan produk gerabahnya sebagai hasil dari kerajinan tangan tradisional menarik untuk terus dilakukan pengembangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu pengembangan tersebut dilakukan oleh oleh dosen muda dari Universitas Negeri Malang (UM), Abdur Ragman Prasetyo, S.Pd., M.Pd. Dengan sentuhan teknologi modern, kerajinan ini diubah menjadi instrumen edukasi yang kaya akan nilai budaya dan ekonomi. Langkah inovatif ini menjadi tonggak baru dalam pengembangan keberlanjutan industri kerajinan gerabah yang mampu mendukung pelestarian budaya sekaligus meningkatkan daya tarik wisata.

Inovasi ini diwujudkan melalui aplikasi berbasis machine learning yang dirancang untuk mendeteksi bentuk dan ragam hias keramik. Teknologi ini diperkenalkan oleh tim dari Universitas Negeri Malang dalam sebuah pelatihan yang digelar bersama mitra kegiatan, Omah Sinau Desa Pagelaran, pada Rabu, 27 November 2024. Melibatkan komunitas lokal, pelatihan ini menitikberatkan pada penggunaan teknologi sebagai pendukung utama dalam mempromosikan edukasi berbasis budaya lokal.

Abdul Rahman menyampaikan bahwa pengembangan teknologi ini bukan sekadar untuk mempermudah pengenalan ragam hias keramik.

"Aplikasi ini membuka peluang baru bagi industri gerabah agar lebih relevan dengan kebutuhan masa kini, terutama dalam mendukung sektor pariwisata berbasis edukasi," jelasnya. 

Teknologi ini memungkinkan pengunjung maupun pelajar untuk memahami secara mendalam filosofi di balik setiap motif gerabah yang dihasilkan oleh pengrajin.

Aplikasi object recognition yang dikembangkan memiliki kemampuan menganalisis dan mengidentifikasi pola hias keramik dengan akurasi tinggi. Teknologi ini tidak hanya mempermudah proses dokumentasi dan promosi, tetapi juga menjadi alat pembelajaran yang efektif bagi generasi muda. Selain itu, integrasi teknologi ini diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara untuk lebih mengenal kekayaan budaya lokal Desa Pagelaran.

Kegiatan ini juga menjadi upaya strategis dalam mewujudkan Kota dan Permukiman Berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan oleh SDGs poin 11. Melalui penerapan teknologi, pelestarian budaya tidak lagi hanya mengandalkan metode konvensional, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menjaga keberlanjutan industri gerabah.

"Inovasi ini menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, menghubungkan nilai-nilai luhur budaya dengan teknologi terkini," ungkap Abdul Rahman.

Kolaborasi dengan Omah Sinau sebagai mitra kegiatan menambah dimensi edukatif pada proyek ini. Selama pelatihan berlangsung, para peserta diajak untuk memahami pentingnya memanfaatkan teknologi dalam mempromosikan produk lokal. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencoba langsung aplikasi yang telah dirancang sehingga lebih memahami cara kerja dan manfaatnya.

Produk utama dari kegiatan ini adalah aplikasi object recognition ragam hias yang menjadi simbol konkret dari bagaimana teknologi dapat mengangkat nilai budaya lokal ke panggung global. Melalui aplikasi ini, setiap kerajinan gerabah tidak lagi hanya menjadi produk, tetapi juga sarana edukasi yang bercerita tentang warisan budaya Desa Pagelaran. Kehadiran teknologi ini diharapkan mampu memperkuat daya tarik wisata edukasi sekaligus meningkatkan nilai ekonomi para pengrajin gerabah.

Gerabah bukan lagi sekadar seni yang terancam punah. Dengan dukungan teknologi, produk budaya ini mampu bertahan dan berkembang dalam dunia modern yang semakin dinamis. Kombinasi antara inovasi teknologi dan pelestarian budaya ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan kemajuan dapat berjalan beriringan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

 

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Rancang Teknologi CNC untuk Pelestarian Sejarah dan Industri Berkelanjutan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pelestarian sejarah sekaligus pengembangan industri  kini dapat diselaraskan melalui inovasi teknologi. Kampung Mentaraman, Desa Pagelaran, Kabupaten Malang, yang memiliki banyak nilai-nilai warisan budaya corak batik menjadi lokasi terpilih untuk melaksanakan program yang bertujuan meningkatkan keberlanjutan ekonomi lokal. Teknologi berbasis mesin CNC Batik dirancang untuk menjawab tantangan industrialisasi dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisi batik sebagai warisan budaya, secara resmi diluncurkan oleh tim pengabdian oleh tim pengabdian dan penelitian Universitas Negeri Malang (UM) pada Rabu (27/11/2024).

Proses perancangan teknologi ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan masyarakat yang memerlukan teknologi tepat guna. Perangkat mesin CNC dirancang untuk mendukung efisiensi produksi sekaligus menjaga keaslian pola-pola batik khas daerah.

 “Mesin ini tidak hanya dirancang untuk mempercepat produksi, tetapi juga memastikan pelestarian pola tradisional batik yang menjadi kebanggaan masyarakat lokal,” jelas Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd., ketua kegiatan.

Dr. Ike menambahkan bahwa inovasi ini bertujuan membuka peluang industri berkelanjutan bagi masyarakat Kampung Mentraman, Desa Pagelaran. Pelatihan dan bimbingan diberikan agar masyarakat tidak hanya memahami teknologi tersebut, tetapi juga mampu mengelolanya secara mandiri.

“Kami percaya bahwa kombinasi teknologi dan tradisi mampu menciptakan ekosistem industri yang mendukung pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan poin ke-11 dari Sustainable Development Goals (SDGs),” imbuhnya.

Hasil awal penggunaan mesin CNC ini menunjukkan potensi signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produk batik. Pola batik yang dihasilkan melalui mesin CNC memiliki presisi tinggi tanpa mengurangi nilai estetikanya. Selain itu, teknologi ini juga diharapkan mengurangi limbah produksi, menjadikannya lebih ramah lingkungan. Kolaborasi ini menciptakan interaksi antara akademisi, pelaku industri, dan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa teknologi tersebut tidak hanya relevan tetapi juga mudah diadopsi.

Pelibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Pelatihan intensif mengenai pengoperasian mesin CNC, perawatan perangkat, serta pengembangan model bisnis berbasis teknologi telah dilaksanakan. Warga yang sebelumnya hanya mengandalkan teknik manual kini memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan produktivitas tanpa mengurangi nilai tradisi.

“Teknologi ini bukan hanya alat, tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan. Dengan pelestarian pola batik yang terintegrasi dengan teknologi modern, masyarakat tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga membangun masa depan ekonomi yang lebih cerah,” pungkas Dr. Ike.

Kolaborasi ini menegaskan pentingnya sinergi antara inovasi teknologi dan pelestarian budaya. Kampung Mentaraman kini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi tepat guna dapat menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, sekaligus mendukung keberlanjutan permukiman lokal. Melalui proyek ini, nilai-nilai tradisional dapat terus hidup di tengah tantangan zaman modern. Mesin CNC Batik menjadi simbol perubahan, menyatukan efisiensi modern dengan kearifan lokal demi menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. 

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Akselerasi Ketertarikan pada Produksi Lokal melalui Game Edukatif yang Mendukung SDGs

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pengembangan kreativitas yang dikolaborasikan dengan teknologi menjadi salah satu langkah strategis dalam mendorong generasi muda untuk mencintai produk lokal. Berangkat dari hal tersebut, sebuah inovasi menarik dikembangkan oleh tim penelitian dan pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) yang dipimpin oleh Dr. Iriaji berupa permainan edukatif berbasis teknologi berjudul "Gerabah-Rush." Permainan atau Game ini didesain untuk meningkatkan pemahaman sekaligus ketertarikan terhadap proses produksi gerabah lokal dengan pendekatan Adaptive Learning dan Game-Based Learning.

Melalui game ini, pemain diajak untuk menjelajahi alur produksi gerabah, mulai dari pengolahan tanah liat hingga proses pembakaran. Permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi, sehingga cocok untuk generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.

"Kami berharap permainan ini dapat menjadi jembatan untuk mengenalkan potensi budaya lokal kepada generasi muda dengan cara yang lebih relevan," ujar Dr. Iriaji, M.Pd.

Omah Sinau, sebuah komunitas belajar bagi anak-anak yang ada di Desa Pagelaran, Kabupaten Malang terpilih menjadi mitra dalam pengembangan dan pelaksanaan proyek ini. Dukungan dari komunitas lokal sangat penting dalam memastikan produk ini tidak hanya menjadi inovasi teknologi, tetapi juga alat pemberdayaan masyarakat. Program ini dirancang agar masyarakat dapat berperan aktif dalam setiap tahapan pengembangan.

Pada peluncurannya, game ini juga diintegrasikan dengan sesi pelatihan singkat mengenai pentingnya keberlanjutan dalam pelestarian budaya. Dr. Iriaji menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga proses.

"Keterlibatan masyarakat dalam mengenali nilai-nilai tradisi adalah kunci. Game ini dirancang untuk menciptakan pengalaman yang interaktif sekaligus menggugah rasa bangga terhadap produk lokal." pungkasnya.

Keberlanjutan proyek ini diharapkan menjadi salah satu langkah kecil menuju tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama SDGs poin 11, yaitu menciptakan kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Selain itu, pendekatan teknologi adaptif yang digunakan dalam game ini memungkinkan kolaborasi antar generasi dan membuka peluang eksplorasi lebih lanjut di bidang pendidikan.

Melalui kolaborasi inovasi dan teknologi, "Gerabah-Rush" menunjukkan bahwa budaya lokal dapat menjadi inspirasi tanpa batas. Program ini sekaligus menjadi bukti bahwa pengembangan teknologi modern dapat bersanding harmonis dengan pelestarian nilai-nilai tradisional. Kombinasi tersebut tidak hanya relevan bagi generasi muda tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mendukung pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Diversifikasi Motif Batik Kampung Mentaraman untuk Hilirisasi Produk Unggulan, Mendukung SDGs 17


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Transformasi sektor kreatif terus menjadi motor penggerak perekonomian lokal di berbagai daerah, termasuk di Kampung Mentaraman, Desa Pagelaran, Kabupaten Malang. Pelatihan intensif dan pendampingan mengenai teknik diversifikasi motif batik cap yang digelar pada Rabu (27/11/2024) menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah tersebut. Upaya ini dirancang untuk memperkuat kemitraan antar elemen masyarakat dan universitas, sesuai dengan visi Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.

Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd., dosen Universitas Negeri Malang (UM) sekaligus ketua kegiatan, menjelaskan bahwa desain sirkulasi produk seni dan pelatihan ini memiliki target ganda.

"Kami tidak hanya fokus pada pengembangan teknik produksi, tetapi juga mendorong inovasi desain yang lebih adaptif terhadap pasar. Melalui kegiatan ini, para pengrajin diharapkan mampu melihat peluang yang lebih besar dalam hilirisasi produk mereka," ungkapnya.

Pelatihan ini diikuti oleh pengrajin dari Kampung Mentaraman. Fokusnya tidak hanya pada teknik pembuatan batik cap, tetapi juga penguatan kapasitas dalam mengelola pemasaran dan branding produk. Pendampingan ini bertujuan memastikan produk batik Kampung Mentaraman mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional dengan identitas yang khas dan berkualitas tinggi.

"Untuk meningkatkan daya saing batik Kampung Mentaraman, kami tidak hanya memperhatikan teknik pembuatan batik cap, tetapi juga pentingnya penguatan kapasitas dalam pengelolaan pemasaran dan branding produk. Dengan pendampingan ini, kami berharap produk kami dapat bersaing di pasar lokal dan nasional, dengan identitas yang khas dan berkualitas tinggi," imbuh Dr. Ike.

Batik cap menjadi pilihan strategis karena memiliki proses produksi yang lebih efisien dibandingkan batik tulis. Dengan tetap menjaga estetika dan filosofi motif tradisional, para peserta dilatih untuk memadukan motif lokal dengan desain modern. Hasilnya, produk batik cap Kampung Mentaraman kini hadir dengan diversifikasi motif yang beragam, sesuai tren pasar yang terus berkembang.

Salah satu peserta pelatihan menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana kreativitas bisa dikolaborasikan dengan strategi bisnis.

"Kami merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini. Tidak hanya belajar tentang teknik batik, tetapi juga bagaimana memasarkan produk kami agar lebih dikenal luas," ujar Tutik, salah satu pengrajin yang mengikuti kegiatan tersebut.

Selain dampak langsung pada ekonomi, program ini diharapkan dapat memberikan efek jangka panjang berupa peningkatan kesadaran masyarakat terhadap nilai budaya lokal. Dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kemitraan yang solid mampu mendorong perubahan positif yang inklusif dan berkelanjutan.

Melalui inovasi, pelatihan, dan pendampingan yang berkesinambungan, produk seni seperti batik cap tidak hanya menjadi cerminan identitas budaya lokal tetapi juga simbol dari potensi besar yang dapat diraih melalui kolaborasi. Program ini memberikan harapan baru bagi pengrajin lokal untuk terus berkembang dan menjadikan produk mereka bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang lebih luas.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM 

Senin, 25 November 2024

Hari Guru nasional 2024 : Menilik Gagasan Apik Milik Rudolf Steiner, Waldorf Education


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Hari ini tepat rasanya bila aku berbicara konteks pendidikan dengan mengangkat salah satu teori pendidikan milik salah satu pejuang pendidikan yang berasal dari Austria. Bukan mendewakannya lalu kemudian menganggap tokoh pendidikan asal indonesia rendah, bahkan saya sangat terinspirasi oleh Ki Hajar Dewantara dengan konsep 'Taman Siswa', rangga warsita dengan serat beliau, HOS Cokroaminoto yang melahirkan proklamator atau bahkan ulama besar seperti Mbah Kyai Soleh Darat yang mengahsilkan ibu Kartini. namun dengan adanya degradasi dunia pendidikan yang sekarang patut kuranya teori ini dilambungkan, untuk disebarkan menjadi virus prinsip pendidikan yang harus diketahui oleh banyak orang.


Disisi lain, konsepnya tentang dunia pendidikan sama sekali tidak bersebrangan dengan dunia pendidikan kita yanv ada diindonesia, tanpa berbelit dan bertele-tele akan aku ringkas hasil kajianku mengenai teori konsep beliau Rudolf Steiner tentang dunia pendidikan, budayakan baca sampai akhir biar tak salah faham, hehe. Ingat ya semua tulisan saya ini hanya copas dari beberapa beliau, dan kalau ada salah pemahaman saya busa dikoreksi, sebab saya ini membaca karya beliau, tidak dengan sinau langsung dengan beliau atau podcast secara face to face. 


Beliau bernama Rudolf Steiner seorang profesor ilmu Filsafat, epistimologi, esoterisisme yang dimana beliau berkiblat sekaligus berusaha menjelaskan hal-hal spiritual secara nasional yang akhirnya beliau mendapatkan julukan "Leader Theoshopy Cabang Jerman". Gagasan beliau ini berawal dari "Dunia ini bukan terkait apa yang kita fikirkan dan yang kita lihat" itulah kemudian yang mengilhami beliau sehingga metode pendidikan yang dicetuskan ini diikuti  atau diadopsi oleh 75 negara didunia, mungkin salahsatunya indonesia, meski hanya parsial. 


Perlu diketahui bahwa Waldorf adalah nama pabrik rokok, sebab diakhir masa tuanya, ketika dia menghabiskan waktu senjanya dia diitawari pengusaha besar rokok untuk membuat sekolah untuk anak-anaknya, sempat ada syarat dan transaksi pak Waldorf ini mau jika saya diizinkan saya berkreasi dalam sistem pendidikannya (berbeda dengan formal), singkat cerita tawaran sekaligus syarat atay usulan ini disetujui yang kemudian terkenal dengan Waldorf School Day Jerman. 


Alasannya simpel saja, beliau ingin keluar dari zona nyaman bahasa sekarang, Status Quo (biar berbeda) bahasa dahulu. Diumurnya yang kesekian fikiran beliau masih energik untuk memikirkan dunia pendudukan. Oiya beliau ini lahir pada tahun 1861-1925 dan wafat pada usia 64 tahun. Dalam ajarannya Rudolf Steiner menggagas Antroposophy dimana meyakini adanya dunia spiritual yang dapat dipahami oleh intelek manusia dan dapat diakses oleh manusia melalui pengalaman hidup batiniah. Antroposophy bermaksud mengembangkan mode pemahaman imajinatif, inspiratif dan intuisi dengan melatih cara-cara berpikir yang tidak terbelenggu pengalaman material.


Antrosofi adalah sebuah gerakan spiritual sains dimulai oleh steiner, paham ini tumbuh dan dikenal luas dan mempunyai pengikut diseluruh dunia. Dua komponen penti g antroposofi adalah oneness with the world (kesatuan dengan dunia) dan search for self (pencarian diri). Steiner menekankan pentingnya setiap individu mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang, untuk meraih 'keseluruhan'. 


MAKNA ANTROPOSOPHY

Artinya dalam kerangka holistik gagasan utama antroposophy antara lain 

Spiritual knowledge & freedom

Bukan kebebasan melakukan apa namun kebebasan dari apa. Termasuk bebas dari dirimu dan fikiran, memisahkan diri dari diri kita. Dikritik orang gaakan marah, karena gagasanmu bukan dari dirimu. Termasuk dari hasrat, ambisi, nafsu dll. 


Nature of human being

Sifat-sifat sejati manusia

Evolusion/ emanation


Kita sama-sana keturunan adam, kita sama-sama milik allah dan akan kembali kepada allah

Darwin : monyet-manusia

Evolusi islam : allah-manusia(alam)-allah


Ethics

Dunai diluar panca indra dan akal untuk menempuhnya salahsatunya dengan etika, yaitu tata laku batin kalau dalam agama nama lainnya adalah akhlak. Kalau tata laku lahir disebut ibadah. 


Pendidikan Holistik

Pendidikan holistik adalah suatu metode pendidikan yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan semua potensi manusia yang menyangkup potensi sosial-emosi, potensi intelektual, potensi moral atau karakter, kreatifitas dan spiritual. Pasti metode ini tujuannya untuk meningkatkan semua potensi manusia yang telah ada meskipun nanti positifistik. 


Ciri Kurikulum Pendidikan Holistik #1

  1. Menyadarkan setiap sesorang tentang kualitas, kapasitas dan keunikan sesorang 

Setiap orang harus disadarkan bahwa dirinya hebat, punya potensi, siappun yang nanti menjadi guru jangan sampai mematahkan hati muridnya. Kalau ada murid yang tidak berkembang jangan-jangan guru atau lembaganya. 


  1. Membuat kurikulum yang dilatih tidak hanya untuk berfikir linier namun juga intuitif, nurani dan insting dikelola semua. Jangan hanya mendayagunakan panca indra dan mengembangakan sains tapi juga cerdas secara emosional, cerdas secara sosial dan cerdas secara spiritual. 
  2. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan jamak (multiple intelegences)
  3. Harus menyadarkan siswa tentang keterkaitan dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya, kerjasama hubungan manusiawi atau sosial.
  4. Mengajak siswa untuk menyadari hubungan dengan bumi dan 'masyarakat' non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis. 


Ciri Kurikulum Pendidikan Holistik #2

  1. Memperhatikan hubungan antar berbagai pokok bahasan dalam tingkatkan trans-disipliner, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa (yang paham agama harus paham ilmu matematika (ilmu faraid, waris)), kita butuh ilmu yang lain, jangan sempit. 
  2. Menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, andafa kuantitatif dengan kualitatif. (Untuk melatih kehidupan sosial) 
  3. Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan dan memperluas cakrawala (sifatnya long life, dan evolutif (orang itu bertambah ilmunya berubah hidupnya)), mungkin tidak sempurna, namun setidaknya selelu lebih baik. 
  4. Pembelajaran adalah sebuahb proses kreatif dan artistik. 


Prinsip Pendidikan Holistik

Keterhubungan (Connectedness)

Dimaksudkan bahwa pendidikan hendaknya selalu dihubungkan dengan lingkungan fisik, lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.


Keterbukaan (inclusion)

Keterbukaan, dimaksudkan bahwa pendidika  hendaknga menjangakau semua anak tanpa kecuali. Semua anak hakikatnya berhak memperoleh pendidikan. 


Keseimbangan (balance)

Dimaksudkan bahwa mendidika  hendaknya mampu mengembangak ranah pengetahyan, sikap dan keterampilan secara seimbang. Termasuk simbang dalam kemampuan intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika dan spiritual. 


"Terimalah anak-anakmu dengan penghargaan, didiklah mereka dengan cinta kasih dan lepaskan mereka ke masadepan dengan kebebasan".


Pendidikan publik atau formal banyak yang terjebak karena tuntutan


"Yakinkan bahwa pendidikan adalah seni, dia harus berhubungan, berbicara kepada pengalaman anak-anak, untuk mendidik keutuhan anak. Keutuhan itu adalah hatinya dan keinginannya harus direngkuh termasuk keinginanya". 


Kenapa banyak orangtua marah-marah sebab orangtua ingin anaknya paham maksudnya, sedangkan tidak bisa demikian. 


Asumsi

Manusia terdiri dari 3 dimensi yaitu raga (fisik), jiwa (mental dan intektual) dan ruh (spiritual) serta 3 tahap perkembangan. 


  • 0-7 Tahun: Fokus Mengembangkan kapasitas fisik anak (Pendidikan untuk tangan)_ dalam perkembangan dan belajarnya cenderung
    Meniru, maka berikanlah contoh dan hal yang Baik (Good)
  • 7-12 Tahun: Fokus Mengolah kehidupan emosional anak (Pendidikan untuk hati)_ sudah berfikir abstrak dan Imajinasi-nya sangat berkembang, maka berikanlah dan tunjukkanlah hal yang Indah (Beauty).
  • 12-21 Tahun: Fokus Mendidik kehidupan intelektual (Pendidikan untuk otak)_ sudah berfikir kritis, di masa in perkembangan Judgement-nya sangat penting dan menonjol, maka berikan dan tunjukkan
    Kebenaran (Truth).


HIGHER SENSES & LOWER SENSES

  • 12 senses pada individu yang saling berkaitan dan harus dioptimalkan perkembangannya: touch; movement; balance; smell; taste; sight;
  • hearing; word; warmth; life; thought; dan ego.
  • 12 Senses dibagi dua: lower senses dan higher senses, lower senses yang optimal dan stimulasi akan juga mengoptimalkan higher senses-nya.
  • Mengapa ada anak yang cuek dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya (lack sense of warmth)? Mungkin itu terjadi karena lower sense hear dan word-nya kurang optimal. Bisa jadi saat kecil, dia tidak terbiasa mendengar sapaan yang baik atau tidak terbiasa menyapa dan bercerita tentang diri dan lingkungannya.
    Itulah mengapa timbul lack sense of warmth.


DASAR-DASAR PENDIDIKAN 

  • Ilmu pengetahuan, seni, dan spiritual adalah tiga hal yang tidak dapat dipisahkan.
    .• Pendidikan dilakukan tidak hanya berfokus pada kepala (intelegensia) saja, namun juga melibatkan tangan dan hati. Oleh karena itu membuat karya seni dan kerajinan, menceritakan kisah-kisah yang indah, drama, dan musik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan Waldorf.
  • Anak harus dihargai sebagai manusia yang memiliki kebebasan sesuai dengan perkembangan usianya. Anak-anak mengikuti kegiatan yang disesuaikan dengan perkembangan usianya.
  • Misalnya, anak usia taman kanak-kanak TIDAK diajari membaca dan menulis, namun para guru lebih mempersiapkan fisik anak agar nantinya mereka dapat fokus dalam rentang waktu yang diperlukan ketika membaca dan menulis (cukup banyak anak-anak usia SD sekarang in yang tidak dapat duduk diam dan fokus ketika membaca dan menulis bukan?)
  • Proses yang dilalui anak jauh lebih penting ketimbang hasil instant yang seringkali membuat anak kita "menguasai" suatu hal padahal mereka belum siap melakukannya.


"Apa yang dilihat sesorang, apa yang dialami dilingkungannya dilingkungkannya akan jadi kekuatan dalam dirinya, sesuai dengan hal itu dia akan membentuk dirinya" 


Apakah yang kita alami, itulah yang membentuk kita, maka hati-hatilah dengan apa yang kita lihat yang kita alami dan lingkungan kita sebab itulah yang akan membentuk dirikita. 


Pembagian Ideal Jam Sekolah :

  1. Jam Awal sekolah : Mengolah Akal (intelektual)
  2. Jam tengah hari : mengolah hati (cerita, musik drama)
  3. Jam akhir sekolah : melatih tangan (kegiatan fisik dan praktek)


Kurikulum Waldorf Education #1

• Kurikulum Waldrof dibuat untuk mendidik anak secara keseluruhan: "kepala, hati, dan tangan".

  • Memelihara Anak dan Mendorong Perkembangan secara Holistik
  • Perkembangan sosial dipicu dan dilatih melalui permainan imajinatif.
  • Perkembangan emosional dalam hubungan dekat yang dikembangkan setiap anak dengan guru, dan memalui persahabatan yang dibangun anak dengan teman sebaya.
  • Perkembangan moral-spiritual dibantu berkembang melalui guru kepada anak-anak, alam, materi didalam kelas, dan makanan kecil yang dinikmati. Abak anak perlu bagaimana mengambil keputusan yang baik.
  • Perkembangan fisik dipelihara melalui gerakan. Anak-anak sangat aktif, dan guru mendukung keaktifan in.
  • Perkembangan kecerdasan bukan berasal dari pengajaran langsung, tetapi melalui penemuan dan peniruan yang diatur sendiri oleh anak


Kurikulum Waldorf Education #2


  • Menggabungkan Berbagai Jenis Disiplin limu
  • Guru Waldrof selalu mengajar matematika, sains, kesusastran, kesenian, dan sebagainya sebagai dari sat kesatuan yang teratur. Landasan bagi kemampuan membaca, menulis dan berhitung, misalnya diletakkan melalui pengalaman setiap hari seperti pertunjukkan boneka dan menata meja untuk saat makan makanan kecil.
  • Mempertahankan Keteguhan Kecerdasan
  • Karena anak-anak meniru tindakan orang disekitar mereka, guru harus melakukan tindakan yang pantas ditiru. Guru mencontohkan tugas sehari-hari yang diperlukan dalam merawat sekolah dan rumah, termasuk memperbaiki dan membersihkan, memasak dan mencuci. Semua ini adalah tugas-tugas yang berharga dan bertujuan yang pantas ditiru
  • Merangkul Perbedaan
  • Pendidikan Waldrof bisa dipandang sebagai sebuar program multikultur contoh karena dengan mudah mengadaptasi budaya masyarakat yang beragam, merangkul perbedaan dan menciptakan kesinambungan yang mengasihi.


Kurikulum Waldorf Education #3


  • Menyediakan Lingkungan yang Respontif
  • Guru dituntut menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan responsif. Materi yang mengundang tangan dan pikiran tangan anak-anak Untuk menyentuh, mengolah, membuat dan berimajinasi. Mereka belajar bahwa ada kemungkinan yang tak terbatas, bukannya belajar bahwa ada satu cara yang benar untuk melakukansesuatu.
  • Belajar dengan Melakukan
  • Guru Waldorf mendorong anak-anak untuk menemukan sendiri. Saat anak-anak memilih untuk terlibat dalam imitasi atau permainan, mereka akan melakukan dengan sepenuh hati dan memperoleh jauh lebih banyak dari pada bila mereka dipujuk untuk melakukannva
  •  Tanggungjawab dan Regulasi Diri•Dengan memilih, anak-anak mulai melatih pengendalian mereka sendiri. Agar ini terjadi, anak perlu waktu, rang dan kesempatan yang cukup untuk berlatih membuat pilihan dan menggunakan kemandirian dan saling ketergantungan dibawah pengawasan seksama dan bimbingan orang dewasa


Penilaian Pembelajaran

  • Guru Waldrof sangat menyadari kemajuan perkembangan siswa mereka secara perorangan. Guru menunjukkan kesabaran, memandang pendidikan sebagai proses yang panjang.
  • Guru Waldrof mengumpulkan informasi tentang perkembangan dan pembelajaran setiap siswa, tapi secara bijaksana agar tidak membuat anak tertekan.
  • Setelah dikumpulkan dari berbagai sumber dan situasi, guru tidak menggunakan data penilaian untuk menilai atau mengukur siswa, tapi hanya untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang anak agar bisa memfasilitasi perkembangan dan pembelajaran dikelas dengan baik.
  • Metode in membiarkan guru secara kreatif mengunggkapkan beberapa sifat yang la amati dalam diri siswanya dan mendorong perkembangan aspek karakter mereka yang lain. Jenis penilaian seperti in berfungsi untuk memberikan informasi pendidikan penting dengan cara yang bermakna sambil mendorong keintiman pribadi antara guru dan siswa.


Pengembangan Kreasi dan Imajinasi

  • Contoh: adalah boneka-boneka yang dijadikan mainan ataupun alat bantu story telling. Untuk anak usia tertentu, boneka-boneka in tidak diberi mata, telinga, hidung, dan mulut. Salah satu tujuannya adalah agar anak memiliki imajinasi sendiri berkaitan dengan ekspresi boneka ini. Anak bisa membayangkan boneka tersebut sedang tersenyum, tertawa, marah, senang, sedih atau apa saja sesuai dengan imajinasi anak.
  • Contoh: sampai dengan anak umur sekitar 6 - 7 tahun, kegiatan menggambar yang diberikan adalah berupa painting dengan menggunakan cat air dan kertas yang telah dibasahi (wet on wet painting). Anak diberi kebebasan untuk menyapukan kuas dan bukan menggambar suatu bentuk, apalagi menggambar sesuatu berdasarkan contoh dari gurunya. Warna yang dipergunakanpun hanyalah tiga warna yaitu merah, biru, dan kuning. Anak dapat mencampur warna untuk menghasilkan warna-warna lain yang dinginkan.


Pendidikan itu hendaknya mengolah kebutuhan akan imajinasi, peserta didik punya rasa kecenderungan pada kebenaran dan tanggungjawab. Kreatif, berpegang terhadap nilai dan bertanggungjawab atas hidupnya. 


Untuk kamu kenal dunia, lihatlah kedalam dirimu, dan untuk kenal dirimu perhatikanlah dunia sekelilingmu. Kalau dalam bahasa hawa adalah prinsip cakra manggilingan, maka belajar itu tentang apa saja tidak terbatas. 


Dunia itu multi dimensi, jangan hanya terbatas pada akal dan panca indra, alat kita juga banyak dan lengkap. Kalau kita hanya memakai akal dan panca indra. Akhirnya realistas yang hanya kita akses hanya realitas rasional dan realitas fisik. Padahal ada dunia yang lain yang untuk mengkasesnya tidak bisa hanya pakai akses fisik dan akal, misalnya dimensi insting. 


Kunci hidup kita bernilai dan bahagia adalah 

  1. Lihatlah dan tirulah anak-anak

Anak-anak itu hidupnya murni, kadang-kadang konflik tapi seketika bisa rekonsiliasi, habis nangis lalu ketawa itu tidak masalah, setelah tawuran besoknya janjian ngopi. Kalau orangtua tidak bisa, masalah perbedaan pilihan pemilu bisa bertahun-tahun. 

  1. Tenangkan, bersihkan fikiran karena kunci kententraman hidup ada pada fikiran, jinakkan pikiran jelekmu. 
  2. Ikuti intuisimu 

Akan bisa tertipu tetapi tidak dengan intuisi, akal tidak bisa menentukan antara yang baik dengan yang baik namun intuisi bisa menentukan terbaik diantara yang baik dan paling benar diantara yang benar. 

  1. Lakukan apapun, mungkin kamu kesulitan baik buruknya dimana, yang penting menurutmu bahwa yang kamu lalukan itu pantes ditiru oleh orang lain, itu berarti baik. 


"Sebagian besar tindakanmu itu, bukan inisiatifmu tapi dari situasi lingkunganmu. Kasih waktu untuk dirimu sedikit saja untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginanmu yang murni, selama ini dirimu disetir oleh institusi atau apapun yang menghegemonimu"


Guru yang baik adalah guru yang juga murid

"Engkau tidak akan menjadi guru yang baik, kalau engkau hanya fokus pada yang kamu lalukan dan tidak pada siapa dirimu, guru yang baik adalah guru yang juga selalu memgupgrade dirinya, bukan guru yang merasa sudah tahu kemudian tinggal memberikan kepada muridnya" 


"Kalau kita tidak percaya, ada sesuatu yang lebih tinggi dari diri kita, maka level kita juga tidak akan naik lebih tinggi"


"Semoga jiwaku, bersemikan cinta untuk semua makhluk" 


Semua konsep diatas dasarnya adalah cinta. 


Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...