Langsung ke konten utama

Miskonsepsi Berorganisasi

Mendalami Miskonsepsi Berorganisasi


Berproses diorganisasi adalah salah satu jalan yang ditempuh manusia sebagai makhluk sosial untuk mengasah skil, baik skill memimpin, mengatur diri sendiri serta mengatur waktu atau masih banyak lagi motivasi-motivasi setiap orang yang dicanangkan dalam mengikuti organisasi. Terlepas dari itu selain tujuan dan manfaat yang akan didapatkan didalam proses berorganisasi, pasti juga akan berlinangan haling rintang dan hambatan yang akan dilalui, untuk itu setiap aktivis organisasi lebih baik dan akan lebih sempurna bila bisa bijak dalam menyikapi suatu fenomena atau problem yang ada di dalam organisasi. Salah satunya dengan memahami teori-teori serta bisa mempraktekkan mengenai manajemen dan resolusi konflik, memahami konsep-konsep berorganisasi sehingga tidak terjadi miskonsepsi, serta mengerti hubungan personal dan interpersonal dalam sebuah organisasi, dalam argument yang singkat melalui tulisan ini, kami ingin mengulas mengenai satu diantara indikator diatas, yaitu miskonsepsi.

Banyak yang mengira dan merasa memahami konsep-konsep berorganisasi, singkatnya hanya ego yang semakin besar karena dipupuk rasa ‘kemiter’ itulah yang akan tumbuh subur, bahkan yang sering terjadi didalam organisasi yang mana itu semua ternyata bukanlah problem atau masalah berorganisasi, miskonsepsi yang dianggap sebagai masalah didalam beorgnasiasi itu diantaranya, seperti :

1. Miskomunikasi

Miskomunikasi sering diartikan sebagai kegagalan berkomunikasi, singkatnya miskomunikasi ini bila terjadi akan menyebabkan kesalahpahaman dan akan menyebabkan hambatan dalam proses berorganisasi. Miskomunikasi ini menurut kami pribadi adalah miskonsepsi berorganisasi, mudahnya akan kami coba untuk narasikan seperti ini 
Sehingga apa kesimpulanya, ego kita lah yang berperan banyak disini, aturlah ego dari masing-masing dari kita, karena kita semua tahu bahwa tentang berorganisasi adalah banyak kepala namun satu tujuan, banyak kepala boleh namun harus tatap mempertahankan asas untuk satu tujuan. Lalu imbasnya apa kalau sudah demikan.

Tak hanya diorganisasi, dengan skala yang lebih real konsep ini juga akan berguna, hal itu bisa kita buktikan ke-validannya.

Analogi lain alasan menengai miskomunikasi itu bukan suatu masalah dalam berorganisasi, dalam beorganisasi level tertinggi adalah mengganggapnya sebagai keluarga, dalam berkeluarga tidak ada yang namanya miskomunikasi, misalkan sesorang ayah yang akan mengajak anaknya berliburan kepantai tiba-tiba mengabarkan dengan mendadak, namun apa yang terjadi kita akan taat untuk megikutinya karena tidak bertabrakan jadwal, semua itu karena seorang ayah telah memikirkan mengenai waktu yang tepat untuk mengajak ayahnya. Pada organisasi juga seperti itu, terkadang ada seseorang yang memutuskan sepihak mengenai suatu keputusan, orang yang menganggap organisasi itu keluarga akan menyadari, bahwa keputusan yang dibuat mungkin keputusan yang baik, keputusan yang telah melalui pemikiran yang matang dan panjang. Sehingga bila ada yang berargumen berorganisasi adalah berkeluarga namun masih menanggap miskomunikasi dalam berorganisasi itu masih ada, masih diragukan argumennya.

2. Statemen ‘iku-iku ae, sing aktif’

Terakadang, pemikiran ini muncul ketika seorang telah Lelah berproses sendirian dalam organisasi, tapi jika kita ingat ini juga bukan sebuah masalah atau hambatan, karena jika kita ingat ketika awal kita di lantik atau di baiat, orang yang dituntut proses adalah hanya itu saja, jika semuanya masuk berproses maka yang terjadi bukanlah suatu organisasi atau suatu struktur organisai, tapi yang terjadi adalah jamaah atau komunitas. Sehingga jangan mudah menilai diri kita dengan skala orang lain, jangan mudah menjadikan orang lain sebagai barometer kita, kalau sama mengapa Allah menciptakan beragam makhluk, kalau sama cukuplah Allah swt menciptakan satu makhluk saja. Terakhir, pandailah dalam mengatur waktu, dan mengatur kadar kepemimpinan. Semoga kita menjadi pemuda yang  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Santri dalam berliterasi | Spesial Maulid Nabi dan Hari Santri

Forum diskusi santri Sementara ini literasi kerap berdomisili pada dunia perguruan tinggi, seolah santri tak ada tendensi untuk ikut menggali dan berpartisipasi. argumen literasi nyaris dilontarkan oleh para pejuang literasi untuk membumikan budaya literasi untuk kaum santri, tak heran itu semua dilakukan untuk menjembatani untuk sama-sama mewujudkan cita-cita bangsa untuk meningkatkan kapasitas insani. Momentum hari santri dan maulid nabi seyogyanya sudah menjadi barometer prestasi santri dikancah publik, beberapa fakta telah dihadirkan seharusnya menjadi energi terbarukan bagi santri, seperti munculnya gus menteri agama yang menguasai panggung demokrasi. Tak hanya itu, posisi-posisi strategis baik negarawan maupun ilmuan juga telah diisi oleh alumni santri yang terkadang enggan memutus rantai gelarnya sebagai santri. Pada era distrupsi ini, kehadiran santri sangat dinantikan. Santri yang memiliki jiwa dan mental kuat untuk menyongsong negeri ini menjadikan santri harus bangga dengan ...

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Ciptakan Inovasi Pembelajaran Kimia Berupa KIT KOVALEN Berbasis Game Education

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Materi ikatan kimia merupakan materi yang tergolong sulit untuk siswa kimia SMA, salah satunya dalam penggambaran struktur Lewis. Hal ini terjadi karena struktur Lewis merupakan model ikatan kimia yang selain mememrlukan keterampilan berpikir dan logika, dibutuhkan juga imajinasi penggambaran ikatan di dalam molekul-molekulnya. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami ikatan kimia, khususnya ikatan kovalen.  Kelima mahasiswa dapartemen kimia Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah media pembelajaran ikatan kovalen untuk meningkatkan konsep pemahaman siswa SMA berbasis game education yang disebut Kit Kovalen merupakan inovasi media pembelajaran dari bahan dasar catur yang dimanfaatkan kembali didesain semenarik mungkin  seperti puzzle yang nantinya siswa akan memperaktikan sendiri dengan pilihan kartu yang diambilnya. Sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan bermakna. Mereka adalah Ulfa Rahmawati, Fatimah A...

Mahasiswa PLS UM Ikut Andil Berikan Metode Pembelajaran Huruf Hijaiyah dengan Media Gambar dan Warna pada Peserta Didik TPQ Ainul Yaqin Pakisaji

    MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Sekumpulan mahasiswa PLS UM mengadakan suatu program yang berkaitan dengan simulasi pembelajaran pada hari Rabu, 15 November 2023 yang melibatkan peserta didik jilid dua TPQ Ainul Yaqin yang berada di Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Program pembelajaran yang dilaksanakan berupa pengenalan huruf hijaiyah menggunakan media gambar dan warna dengan tujuan untuk membantu menstimulasi kemampuan motorik peserta didik. Materi yang disampaikan kepada peserta didik TPQ Ainul Yaqin menggunakan metode At-Tartil, yang mana anggota kelompok Mahasiswa PLS UM berperan sebagai pemateri. Penggunaan media dan sarana pembelajaran menggunakan alat yang sederhana, yaitu papan tulis, meja, karpet, alat peraga berupa kertas dengan huruf hijaiyah, Al-Qur’an, spidol, penghapus, kertas print dengan huruf hijaiyah, dan pensil warna. Selama proses pembelajaran dilakukan selama 60 menit. Awal pembelajaran diawali dengan salam, pembuka, dan perkena...