![]() |
Mendalami Miskonsepsi Berorganisasi |
Banyak yang mengira dan merasa memahami konsep-konsep berorganisasi, singkatnya hanya ego yang semakin besar karena dipupuk rasa ‘kemiter’ itulah yang akan tumbuh subur, bahkan yang sering terjadi didalam organisasi yang mana itu semua ternyata bukanlah problem atau masalah berorganisasi, miskonsepsi yang dianggap sebagai masalah didalam beorgnasiasi itu diantaranya, seperti :
1. Miskomunikasi
Analogi lain alasan menengai miskomunikasi itu bukan suatu masalah dalam berorganisasi, dalam beorganisasi level tertinggi adalah mengganggapnya sebagai keluarga, dalam berkeluarga tidak ada yang namanya miskomunikasi, misalkan sesorang ayah yang akan mengajak anaknya berliburan kepantai tiba-tiba mengabarkan dengan mendadak, namun apa yang terjadi kita akan taat untuk megikutinya karena tidak bertabrakan jadwal, semua itu karena seorang ayah telah memikirkan mengenai waktu yang tepat untuk mengajak ayahnya. Pada organisasi juga seperti itu, terkadang ada seseorang yang memutuskan sepihak mengenai suatu keputusan, orang yang menganggap organisasi itu keluarga akan menyadari, bahwa keputusan yang dibuat mungkin keputusan yang baik, keputusan yang telah melalui pemikiran yang matang dan panjang. Sehingga bila ada yang berargumen berorganisasi adalah berkeluarga namun masih menanggap miskomunikasi dalam berorganisasi itu masih ada, masih diragukan argumennya.
2. Statemen ‘iku-iku ae, sing aktif’
Terakadang, pemikiran ini muncul ketika seorang telah Lelah berproses sendirian dalam organisasi, tapi jika kita ingat ini juga bukan sebuah masalah atau hambatan, karena jika kita ingat ketika awal kita di lantik atau di baiat, orang yang dituntut proses adalah hanya itu saja, jika semuanya masuk berproses maka yang terjadi bukanlah suatu organisasi atau suatu struktur organisai, tapi yang terjadi adalah jamaah atau komunitas. Sehingga jangan mudah menilai diri kita dengan skala orang lain, jangan mudah menjadikan orang lain sebagai barometer kita, kalau sama mengapa Allah menciptakan beragam makhluk, kalau sama cukuplah Allah swt menciptakan satu makhluk saja. Terakhir, pandailah dalam mengatur waktu, dan mengatur kadar kepemimpinan. Semoga kita menjadi pemuda yang
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkontribusi, selalu ikuti kami melalui sebuah tulisan