Minggu, 13 Juli 2025

Sinergi Asa 2025: BEM FIP UM Gelar Edukasi Seksual Ramah Anak di Batu

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Departemen Sosial Masyarakat (Sosma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) baru saja sukses menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Sinergi Asa 2025”. Berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025, kegiatan ini fokus pada edukasi seksual yang ramah anak dan dilaksanakan di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dasar mengenai pendidikan seks kepada siswa-siswi SD kelas 1 hingga 6 yang menjadi penerima manfaat. Para mahasiswa dari FIP UM bertindak sebagai pelaksana, berinteraksi langsung dengan anak-anak.

Pelaksanaan kegiatan ini dirancang dengan pendekatan yang interaktif dan sesuai usia. Para mahasiswa menggunakan metode bercerita, permainan edukatif, dan diskusi ringan untuk menyampaikan materi tentang pengenalan tubuh, batasan privasi, dan pentingnya menjaga diri dari sentuhan yang tidak nyaman. Suasana yang ceria dan aman diciptakan agar anak-anak merasa nyaman untuk bertanya dan berekspresi.

Dampak yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang pentingnya melindungi diri. Dengan pengetahuan dasar ini, diharapkan mereka memiliki bekal untuk mengenali potensi bahaya dan berani berbicara jika mengalami hal yang tidak diinginkan. Hal ini menjadi langkah awal yang krusial dalam membentuk generasi yang lebih sadar akan keamanan diri sejak dini.

“Kami berharap kegiatan ini nantinya dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang pentingnya melindungi diri dari potensi bahaya yang kemungkinan muncul” ujar Ilham, selaku ketua pelaksana kegiatan ini.

Perwakilan pelaksana dari FIP UM menyampaikan, "Melalui kegiatan yang ramah anak, program ini bertujuan membekali siswa-siswi kelas 1 sampai 6 SD Satu Atap dengan pengetahuan dasar tentang tubuh, privasi, dan perlindungan diri, sekaligus membangun fondasi keberanian bagi mereka untuk melindungi diri sendiri."

Inisiatif "Sinergi Asa 2025" ini menunjukkan komitmen BEM FIP UM dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam aspek perlindungan anak melalui edukasi yang relevan dan krusial.



Sinergi Asa: Gerak Nyata BEM FIP UM Edukasi Anti-Perundungan untuk Anak-Anak Dusun Brau

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Departemen Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (BEM FIP UM) kembali melanjutkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program bertajuk "Sinergi Asa 2025". Program ini berlangsung selama sepekan penuh, dari tanggal 16 hingga 22 Juni 2025, di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi, penguatan karakter, dan praktik langsung yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Salah satu agenda utama dalam program ini adalah kegiatan Sosialisasi Anti-Bullying yang dilaksanakan pada Kamis, 19 Juni 2025, bertempat di SDN Gunungsari 04 (SD Satu Atap). Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai empati, membentuk karakter positif siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan.

Kegiatan ini diprakarsai oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam tim pengabdian BEM FIP UM, bekerja sama dengan guru dan pihak sekolah. Sasarannya adalah siswa kelas 1 hingga kelas 5 SDN Gunungsari 04 yang mengikuti kegiatan dengan antusias dan penuh semangat.

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai pengertian bullying, jenis-jenis perilaku perundungan, serta cara yang tepat dan positif untuk menghadapinya. Selanjutnya, siswa diajak mengikuti berbagai kegiatan interaktif seperti simulasi peran (roleplay), diskusi kelompok, serta permainan edukatif “Baik – Tidak Baik” yang mendorong siswa untuk membedakan perilaku yang layak ditiru dan yang harus dihindari.

Menurut pemateri kegiatan, “Kami ingin menanamkan pada anak-anak bahwa setiap individu berhak merasa aman di sekolah. Mereka juga harus tahu bagaimana bersikap jika mengalami atau melihat bullying, serta berani menolong temannya,” ujar pelaksana kegiatan.

Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya kesadaran siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan, menolak segala bentuk kekerasan, serta menumbuhkan keberanian untuk menjadi agen perdamaian di lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini mempererat sinergi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan budaya pendidikan yang ramah anak.

Pihak sekolah pun menyambut positif kegiatan ini. “Anak-anak jadi lebih tahu bahwa bercanda yang menyakitkan itu bisa termasuk bullying. Kegiatan seperti ini sangat penting dan kami harap bisa berkelanjutan,” ujar guru SDN Gunungsari 04. Dengan kegiatan ini, Sinergi Asa 2025 tidak hanya menjadi momen belajar bersama, tetapi juga menjadi sarana konkret bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembentukan karakter generasi muda di pedesaan.


Yuk, Nikmati Sensasi Petik Stroberi Langsung di Cemoro Sewu

 


MAGETAN | JATIMSATUNEWS.COM : Menjelang akhir pekan, area Cemoro Sewu di Magetan, Jawa Timur, mulai ramai Tidak hanya karena daya tarik Gunung Lawu yang menarik perhatian para pendaki, tetapi juga keberadaan agrowisata yang tengah populer kebun stroberi dengan sistem petik sendiri.

Terletak di lereng gunung lawu dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur, cuaca disini sangat cocok untuk penanaman kebun stroberi di karenakan membutuhkan suhu di daerah pegunungan serta sinar matahari yang cukup untuk proses pertumbuhan yang baik.

Akbar Ramadhani seorang pemilik kebun stroberi di Cemoro Sewu menjelaskan mengenai teknis tata kelola yang berlaku.

"Untuk kebun pribadi sendiri tidak dikenakan biaya tiket masuk, kecuali untuk si petani yang lahan kebunnya melewati tempat wisata, itu dikenakan biaya tiket masuk. Namun pengunjung hanya membayar hasil panen yang dipetiknya, dengan membayar Rp.10.000/ons. Kami juga menawarkan tester gratis maksimal dua buah per orang." ujar pria yang akrab disapa Akbar.

Menariknya, selain bisa memetik stroberi pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Gunung Lawu dan Gunung Mongkrang. Cemoro sewu menjadi salah satu destinasi yang wajib di kunjungi saat berkunjung ke Tawangmangu. Lokasi yang berada di area pegunungan menjadi daya tarik tersendiri.

"Waktu yang cocok untuk memanen buah Stroberi pada bulan Juli hingga bulan Agustus, buah yang dipanen tergantung pada kondisi cuaca." ujar Akbar Ramadhani

Kebun stroberi Cemoro sewu bukan hanya sekedar tempat memetik buah, tetapi juga destinasi wisata yang menawarkan pengalaman yang menyenangkan dan mencoba banyak hal baru dalam memanen buah stroberi.

Kontrubutor : Zalsabela Larasati

Event Doraemon di Pakuwon Mall Solo Baru Jadi Magnet Wisata Keluarga Liburan Sekolah

 

Event Doraemon Pakuwon Mall Solo Baru Sukoharjo.
SOLO | JATIMSATUNEWS.COM : Banyaknya pengunjung memadati Pakuwon Mall Solo Baru, Sukoharjo, dalam rangkaian event bertema Doraemon yang digelar selama liburan sekolah. Anak-anak hingga orang dewasa tampak antusias menikmati suasana penuh warna dan nostalgia.

Libur sekolah menjadi lebih semarak bagi warga Sukoharjo berkat kehadiran karakter ikonik Doraemon di Pakuwon Mall Solo Baru. Dalam event bertajuk ‘Doraemon Fun World’, mall terbesar di Sukoharjo ini menyulap area atriumnya menjadi dunia imajinasi khas serial Doraemon lengkap dengan wahana interaktif dan spot foto yang menarik. Seluruh dekorasi berhasil menarik perhatian pengunjung lintas usia, anak-anak berlarian dengan penuh semangat sementara orang tua tak kalah sibuk mengabadikan moment lewat kamera ponsel.

Event ini tidak hanya menyuguhkan wahana visual tetapi juga menyertakan berbagai pertunjukan seru seperti spectacular firewordks, bubble rain, mini circus show, water drum percussion, cosplay competition, serta terdapat bazar kuliner khas jepang. Tidak heran jika tenant makanan dan booth merchandise bertema doraemon diserbu pengunjung. Bagi para pedagang dan pelaku UMKM yang turut dilibatkan dalam event ini, doraemon bukan hanya membawa nostalgia tetapi juga membawa rezeki. 

Rina (25) salah satu pedagang disana mengatakan bahwa temlat tersebut mendapatkan pengunjung yang begitu banyak.

“Antusias pengunjung rame banget, menurutku wort it banget jualan disini”. Ujarnya.

Event Doraemon ini berlangsung 20 juni 2025 hingga 20 juli 2025 dan terbuka untuk umum setiap harinya tanpa dipungut biaya masuk. Dengan dekorasi yang fotogenik dan nuansa menyenangkan, tak heran jika acara ini menjadi salah satu destinasi favorit selama liburan. (Fatimah Mutiara A).


Ribuan Warga Tumplek Blek di Sedekah Waduk Cengklik 2025, Meriahkan Tradisi dan Lestarikan Budaya

Antusiasme warga berebut gunungan hasil bumi pada acara Kirab Budaya dan Sedekah Waduk Cengklik di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (5/7/2025)

BOYOLALI | JATIMSATUNEWS.COM :
 Ribuan warga dari berbagai daerah memadati Plaza Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, pada Sabtu (5/7/2025), untuk mengikuti tradisi tahunan bertajuk Sedekah Waduk Cengklik. Acara ini digelar sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan manfaat dari alam, khususnya keberadaan Waduk Cengklik yang telah lama menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.

Kegiatan berlangsung semarak dengan berbagai pertunjukan budaya, mulai dari tarian tradisional hingga kirab budaya yang menampilkan 25 gunungan berisi hasil bumi dan perairan dari waduk.

Rangkaian kegiatan diawali dengan kirab budaya yang melibatkan perwakilan dari 12 desa di Kecamatan Ngemplak. Peserta kirab memulai perjalanan dari bendungan sisi timur Waduk Cengklik menuju Plaza Waduk Cengklik. Masing-masing membawa tumpeng dan gunungan yang berisi hasil pertanian serta produk-produk unggulan dari pelaku UMKM lokal. Dengan mengenakan busana adat khas daerah, para peserta juga menampilkan kesenian tradisional yang memukau dan menyemarakkan suasana.

Setibanya di plaza, acara dilanjutkan dengan doa bersama sebagai wujud syukur atas berkah alam yang telah diberikan. Tak berselang lama, belasan gunungan hasil bumi mulai disusun di tengah area acara. Warga yang telah menunggu sejak pagi langsung memadati area gunungan dan berebut aneka hasil bumi seperti sayur-mayur, tahu kuning, buah-buahan, hingga ikan nila bakar.

Rukayah (47), warga asal Kartasura, mengaku sengaja datang sejak pagi untuk mengikuti seluruh rangkaian acara.

“Saya datang sejak pagi bersama keluarga, sekalian jogging terus mampir. Antusias sekali, karena momen seperti ini jarang ada. Tadi kami dapat buah dan ikan dari gunungan,” ujarnya.

Antusiasme warga juga tampak saat panitia membagikan 1.000 nasi berkat secara gratis. Dalam waktu singkat, seluruh nasi berkat ludes dan disantap bersama di sekitar lokasi acara, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh keceriaan.

Bupati Boyolali, Agus Irawan, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan tradisi ini. Ia berharap Sedekah Waduk Cengklik dapat terus digelar secara rutin sebagai sarana pelestarian budaya sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan.

“Dengan adanya Sedekah Waduk Cengklik ini, kita tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga melestarikan alam, merawat waduk, sekaligus mencari berkah dari keberadaan Waduk Cengklik ini,” ujarnya.

Tradisi Sedekah Waduk Cengklik tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya lokal, tetapi juga momentum untuk memperkuat rasa syukur, kebersamaan, dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Kontributor/ pewarta : Dwi Parwati 

Senin, 30 Juni 2025

Sengitnya Perebutan 16 Pulau Tak Berpenghuni: Menguak Harta Karun di Perairan Selatan Jawa Timur


TRENGGALEK, Jawa Timur – Perairan selatan Jawa Timur tengah memanas. Bukan karena cuaca ekstrem, melainkan sengitnya sengketa kepemilikan 16 pulau tak berpenghuni antara dua kabupaten bertetangga, Trenggalek dan Tulungagung. Apa yang membuat pulau-pulau kecil ini begitu diperebutkan hingga harus melibatkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)? Jawabannya mengerucut pada satu hal: potensi ekonomi dan strategis yang luar biasa besar.


Akar Masalah: Tumpang Tindih Batas Administratif

Sengketa ini bermula dari inkonsistensi data batas wilayah dalam dokumen-dokumen resmi. Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 100.1.1-6117 Tahun 2022 menetapkan 16 pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Tulungagung. Namun, klaim ini bertabrakan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur tahun 2023, serta Perda RTRW Trenggalek tahun 2012, yang justru mencantumkan pulau-pulau itu ke dalam wilayah Trenggalek.

"Kami telah mengelola dan mengawasi pulau-pulau ini secara historis. Bahkan menjadi bagian dari pengawasan TNI AL dan Polairud Trenggalek," ujar salah satu pejabat Trenggalek yang enggan disebut namanya, menegaskan klaim historis kabupatennya.

Ketidakjelasan penetapan batas laut antar kabupaten menjadi celah utama munculnya permasalahan ini. Ketika batas darat seringkali jelas, batas perairan antar daerah di Indonesia seringkali masih menjadi zona abu-abu.


Daftar Pulau yang Diperebutkan

Ada 16 pulau yang menjadi objek sengketa, di antaranya:

  • Pulau Anak Tamengan

  • Pulau Anakan

  • Pulau Boyolangu

  • Pulau Jewuwur

  • Pulau Karangpegat

  • Pulau Solimo

  • Pulau Solimo Kulon

  • Pulau Solimo Lor

  • Pulau Solimo Tengah

  • Pulau Solimo Wetan

  • Pulau Sruwi

  • Pulau Sruwicil

  • Pulau Tamengan

Saat ini, ke-16 pulau tersebut berada di bawah administrasi sementara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sambil menunggu keputusan final dari Kemendagri yang dijadwalkan akan digelar pada awal Juli 2025.


Mengapa Pulau Tak Berpenghuni Jadi Rebutan Sengit? Potensi "Harta Karun" di Baliknya

Meski tak dihuni manusia, nilai strategis ke-16 pulau ini jauh dari kata sepi. Kedua kabupaten menyadari betul potensi besar yang terkandung di dalamnya:

  1. Potensi Migas dan Mineral Bawah Laut: Ini adalah magnet terbesar. Berbagai sumber, termasuk anggota DPRD Jawa Timur, menyebutkan dugaan potensi cadangan minyak dan gas bumi sebagai salah satu alasan utama di balik sengitnya sengketa. Selain itu, ada juga indikasi potensi mineral berharga di dasar laut sekitarnya. Jika terbukti, kepemilikan wilayah ini akan membuka keran Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat besar bagi kabupaten yang berhak.

  2. Surga Perikanan dan Kelautan: Pulau-pulau kecil tak berpenghuni sering menjadi zona konservasi alami dan titik kumpul ikan. Ekosistem bawah laut yang subur, seperti terumbu karang, menjadikan perairan di sekitar pulau ini sebagai "surga" bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan. Akses dan hak pengelolaan atas sumber daya perikanan yang melimpah ini sangat vital bagi ekonomi pesisir.

  3. Destinasi Pariwisata Bahari Masa Depan: Keindahan alam laut selatan Jawa Timur tak perlu diragukan. Dengan pantai-pantai alami, panorama laut lepas, dan kemungkinan kekayaan bawah laut yang memukau, pulau-pulau ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata bahari unggulan. Ini akan menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendongkrak ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.

  4. Nilai Strategis dan Kedaulatan Wilayah: Memiliki pulau-pulau ini berarti perluasan wilayah administratif dan kedaulatan daerah. Ini memungkinkan pengelolaan pesisir yang lebih komprehensif, mulai dari pengawasan hingga pengembangan infrastruktur maritim di masa depan. Bagi pemerintah daerah, mempertahankan atau memperluas wilayah juga merupakan masalah prestise dan kebanggaan lokal, mencerminkan kekuatan dan keberhasilan administrasi di mata masyarakat.


Menanti Putusan Pusat

Kini, nasib 16 pulau tak berpenghuni ini berada di tangan Kemendagri. Sengketa ini menjadi pelajaran penting bagi tata kelola wilayah di Indonesia, terutama dalam hal penetapan batas laut antar daerah. Keputusan final diharapkan tidak hanya menyelesaikan konflik, tetapi juga memberikan kepastian hukum yang jelas untuk pemanfaatan potensi luar biasa yang tersembunyi di perairan selatan Jawa Timur.

Jumat, 13 Juni 2025

31 Santriwan/Santriwati Qiroatul Qutub Medote Al-Miftah MTs Modern Al-Rifa'ie Diwisuda Hari Ini


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : 
Gelaran Prosesi Wisuda metode membaca kitab kuning Al-Miftah Lil Ulum sukses dilaksanakan MTs Modern Al-Rifa'ie Gondanglegi Malang pada Jum'at Legi (13/6/25).

Santri/ Santriwati yang diwisuda merupakan tamatan metode membaca kitab kuning Al-Miftah Lil Ulum selama satu tahun, dari 108 santri MTs Modern Al-Rifa'ie Malang, sebanyak 9 santri dan 22 santriwati. 

Kegitan wisuda metode pembacaan kitab kuning Al-Miftah Lil Ulum yang berinduk kepada Pondok Pesantren Sidogiri tersebut dihadiri langsung oleh Korda Mifta Malang Raya, Direktur Pendidkan Pondok Modern Al-Rifa'ie, Asatidz-Asatidzah beserta Staff, serta Wali Santri MTs Modern Al-Rifa'ie. 

Berlangsung secara khidmat wisuda diawali dengan Pembukaan, Semarak lagu Indonesia Raya dan Mars Al-Rifa'ie, Sambutan, Prosesi Wisuda, Pengumuman Lulusan Terbaik, Demonstrasi Al-Miftah serta penutupan. 

Direktur Pendidikan Pondok Modern Al-Rifa'ie 2 Malang mengatakan sambutannya dimulai dengan mengutip hadits Rosulullah SAW yaitu "Siapa yang dikehendiaki baik oleh Allah SWT, tentu dimengerti dalam urusan agama". Ia juga mengatakan bahwa bahwa memahami kitab kuning salahsatunya dengan Metode Al-Miftah Lil Ulum. 

"31 Santri dan santriwati ini adalah calon orang-orang yang akan memuliakan orangtua dan agama, saya berharap nadhom yang sudah terukir dan terpatri didalam jiwa bisa bermanfaat bagi semua. Serta ucapan yang setinggi-tingginga kami sampaikan kepada seluruh civitas akademika MTs Modern Al-Rifa'ie dan para walisantri yang telah mempercayakan kepada kami"  ungkap Ustadz Mahmud. 

Dalam praktiknya memang suksesnya dunia pendidikan memiliki 3 pilar utama, yaitu civitas sekolah, dukungan orangtua  serta semangat dari santri. 

Selaras dengan hal itu, kepala MTs Modern Al-Rifa'ie mengatakan dalam sambutannya berupa ungkapan terimakasih yang mendalam kepada hadirin utamanya walisantri yang telah berangkat dari luar kota. 

"Terimakasih kepada yang hadir utamanya jauh-jauh dari luar kota, Sidoarjo, Gresik, Blitar dan yang lainnya. Karena ini merupakan momentum yang sangat berharga dimana putra-putri bapak/ibu merupakan santri terbaik dari 108 siswa yang ada di MTs Modern Al-Rifa'ie" Ujar Ustadz Iwan. 

Setelah sesi sambutan, dilanjutkan dengan prosesi wisuda dan pembagian sertifikat dilanjutkan pengumuman Lulusan Terbaik yang diraih oleh Ashila Nur Habibah, setelah itu kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi yang diikuti oleh 5 santri yang dipilihbsecara spontan dan acak berdasarkan undian yaitu Ashila, Sonia, Davina, Kasyifa, Fathir.






Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...