Senin, 22 September 2025

UM Kembangkan Terapi Seni Anak untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan di Pacitan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Universitas Negeri Malang (UM) terus menguatkan peran keilmuannya dalam pemberdayaan masyarakat melalui program pengabdian yang berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan, pengurangan kesenjangan, serta pembangunan yang berkelanjutan pada Senin, (18/8/25)

Sebagai tahap implementasi pertama, UM melaksanakan program bertajuk “Terapi Seni Anak untuk Penguatan Identitas Budaya Anak Usia Sekolah Dasar di Pelosok Kabupaten Pacitan, melalui Praktik Muatan Edusosiopreneurship sebagai Wujud Dukungan terhadap Asta Cita, Menuju Indonesia Berkepribadian dalam Kebudayaan.” 

Inisiatif ini mendukung tiga agenda utama Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas, poin 10 tentang Berkurangnya Kesenjangan, dan poin 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Kegiatan dipusatkan di MI Guppi Widoro, Kabupaten Pacitan, dengan melibatkan Komunitas Pacitan Cerdas sebagai mitra strategis. Program ini diketuai oleh Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd., yang berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa lintas disiplin di UM. Sasaran utama adalah anak-anak usia sekolah dasar di wilayah pelosok, dengan fokus pada penguatan identitas budaya melalui terapi seni yang dirancang sebagai pengalaman belajar yang inklusif, kreatif, dan bermakna.

"Terapi seni dalam program ini mengintegrasikan pendekatan edusosiopreneurship, sebuah skema pembelajaran yang menggabungkan dimensi pendidikan, sosial, dan kewirausahaan berbasis budaya lokal. Anak-anak kami ajak untuk mengeksplorasi seni rupa tradisional, seperti penggambaran motif-motif lokal, pembuatan kerajinan sederhana, hingga presentasi hasil karya. Proses kreatif tersebut tidak hanya berfungsi sebagai media ekspresi dan pemulihan psikososial, tetapi juga membuka pandangan tentang nilai ekonomi dari karya budaya, sehingga menumbuhkan benih kewirausahaan sejak dini tanpa melepas akar identitas," terang Dr. Ike

Dari sisi pendidikan, program ini memperkaya pengalaman belajar dengan menempatkan budaya lokal sebagai sumber belajar utama. Anak-anak memperoleh kesempatan untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan realitas sosialnya, yang pada gilirannya memperkuat literasi budaya, rasa percaya diri, serta motivasi untuk terus belajar. Pendekatan ini sejalan dengan SDGs 4 karena, menekankan pembelajaran berkualitas yang relevan dengan konteks lokal dan mendorong partisipasi aktif peserta didik.

Program ini juga menargetkan pengurangan kesenjangan yang berkaitan dengan SDGs poin 10, dengan memperluas akses terhadap layanan pendidikan bermutu ke wilayah yang selama ini terbatas fasilitasnya. Melalui kemitraan dengan komunitas, guru, dan orang tua, kegiatan dirancang adaptif terhadap kebutuhan setempat, memastikan keberterimaan, dan memperbesar peluang keberlanjutan. Dari perspektif SDGs 11, kegiatan ini menghidupkan kembali ruang-ruang sosial sebagai arena pembelajaran dan produksi budaya, yang pada akhirnya mendukung ekosistem permukiman yang inklusif, aman, dan berketahanan.

"Dampak jangka panjang, kami berharap terbentuknya ekosistem seni budaya berbasis komunitas yang mampu menjadi pusat aktivitas kreatif di Pacitan. Anak-anak tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga agen perubahan yang memelihara, memodernkan, dan mempromosikan nilai budaya ke ranah yang lebih luas. Dengan penguatan kapasitas lokal, program ini diharapkan melahirkan inisiatif turunan seperti lokakarya rutin, pameran karya, hingga pengembangan produk kreatif yang dapat berkontribusi pada perekonomian keluarga dan komunitas," imbuhnya.

Pelaksanaan kegiatan ini terselenggara berkat dukungan pendanaan dari “Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat” tahun 2025. Tim pelaksana menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kepercayaan serta dukungan tersebut, yang memungkinkan rangkaian program berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi peserta dan komunitas mitra.

Ke depan, UM berkomitmen untuk mereplikasi model terapi seni berbasis edusosiopreneurship ini di satuan pendidikan lain, memperluas jejaring kemitraan, serta memperdalam riset tindak lanjut guna memetakan pengaruh program terhadap peningkatan identitas budaya, keterampilan kreatif, dan kesiapan kewirausahaan anak. Dengan sinergi antara pendidikan, sosial, dan budaya lokal, UM berupaya menghadirkan kontribusi berkelanjutan bagi terwujudnya masyarakat yang cerdas, berdaya, dan berkepribadian dalam kebudayaan sesuai semangat SDGs 4, 10, dan 11.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM**

Kamis, 11 September 2025

Riset Mahasiswa Geografi UM: Transportasi Dominasi Emisi Karbon, Vegetasi Kampus Jadi Penyelamat

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tim mahasiswa S1 Geografi Universitas Negeri Malang (UM) yang diketuai oleh Hanindhita dengan anggota I Gede Dhanika Prakasa dan I Putu Indra Pramana Putra, serta dibimbing oleh Dr. Heni Masruroh, berhasil melakukan penelitian komprehensif terkait jejak karbon di lingkungan kampus. Penelitian ini didukung oleh dana hibah internal UM, PPM 2025.

Studi yang dilakukan di kawasan kampus UM ini menitikberatkan pada dua sumber utama emisi gas rumah kaca (GRK), yakni penggunaan listrik dan transportasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor transportasi menjadi penyumbang emisi terbesar, terutama dari kendaraan bermotor pribadi yang masuk dan beroperasi di lingkungan kampus. Sementara itu, penggunaan listrik di gedung perkuliahan, laboratorium, serta fasilitas administrasi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap total jejak karbon.

Menariknya, penelitian inii juga mengungkap peran penting ruang terbuka hijau (RTH) di lingkungan UM. terdapat lebih dari seribu pohon yang tersebar di berbagai fakultas dan gedung kampus, dengan kemampuan menyerap emisi karbon mencapai lebih dari 119 ton CO₂ per tahun. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tercatat memiliki vegetasi penyerap karbon terbanyak.

Hanindhita sebagai ketua tim menyampaikan, penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi UM dalam merumuskan kebijakan hijau ke depan. “Hasil penelitian kami menunjukkan pentingnya upaya efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, serta pengembangan sistem transportasi ramah lingkungan seperti shuttle campus, jalur sepeda, dan program berbagai kendaraan” ujarnya. 

Dengan adanya penelitian ini, UM diharapkan mampu mempercepat langkah menuju kampus hijau yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Di Tangan Mahasiswa KKN Unikama, Minat Literasi Tumbuh dan Inovasi Hidroponik di Atas Kolam Lele Hadir di Sitirejo

 

Siswa langsung terlibat, membuat pojok baca bukan sekadar fasilitas, tapi karya mereka sendiri
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa KKN Universitas PGRI Kanjuruhan Malang menghadirkan inovasi literasi melalui Pojok Baca di Kelas 6 SD Negeri 03 Sitirejo. Seluruh siswa kelas 6 dilibatkan langsung dalam setiap tahap pembuatannya, termasuk menghias pojok baca dengan menempelkan cap tangan mereka di dinding kelas, didampingi mahasiswa KKN. Sehingga pojok baca ini benar-benar menjadi karya Bersama.

Pojok Baca menyediakan 34 buku bacaan berupa ensiklopedia, novel, komik, hingga buku pengetahuan umum, sebagai alternatif perpustakaan formal yang belum tersedia di sekolah. Kehadirannya memungkinkan siswa menikmati buku cerita, pengetahuan umum, dan bacaan edukatif tanpa harus menunggu perpustakaan resmi.

Kini, Pojok Baca menjadi warisan bermakna yang dapat dinikmati adik-adik kelas berikutnya. Program ini juga menyimpan kenangan antara mahasiswa KKN dan siswa kelas 6, Saffa, siswa kelas 6 SDN 03 Sitirejo mengungkapkan kegembiraanya atas diadakanya pojok baca yang mebuat suasana lebih seru dan menarik untuk belajar

“Terima kasih Kakak KKN Unikama sudah membuatkan Pojok Baca di kelas kami. Sekarang kami jadi lebih senang membaca, punya tempat seru untuk belajar, dan bisa menemukan banyak buku yang menarik.” Ujarnya.

Hidroponik di Atas Kolam Ikan Lele (Mina Padi), Menggabungkan ikan lele dan sayuran dalam satu sistem

Setelah menghadirkan inovasi literasi di sekolah, mahasiswa KKN Universitas PGRI Kanjuruhan Malang juga berinovasi dalam pemanfaatan lahan secara efisien dengan membangun hidroponik di atas kolam ikan lele. Tidak hanya di bagian atas kolam, tetapi juga di sekelilingnya ditanami sayuran seperti kangkung, cabai, selada, tomat, dan sawi dengan memanfaatkan galon bekas serta polybag sebagai media tanam sederhana. Program ini memadukan budidaya ikan lele dengan penanaman sayuran, sehingga menghadirkan lahan percontohan yang hijau, produktif,dan bernilai edukatif bagi masyarakat.

Semangat gotong royong mahasiswa terlihat sejak awal. Mereka menyiapkan bibit ikan dan sayuran, serta memanfaatkan galon bekas dan polybag sebagai pot ramah lingkungan. Sistem Mina Padi ini diharapkan menjadi contoh pertanian terpadu yang sederhana, praktis, dan berkelanjutan bagi masyarakat desa.

Implementasi Mina Padi menunjukkan potensi besar bagi warga. Integrasi budidaya ikan lele dan sayuran tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan warga melalui hasil panen.

Saat ditemui, yaitu Ika salah satu mahasiswa menyatakan puas atas program ini yang bertujuan meningkatkan minat literasi dan upaya penghijauan. 

Kami bangga telah menorehkan jejak KKN di Desa Sitirejo, meningkatkan minat literasi melalui Pojok Baca dan menghijaukan kolam lele dengan hidroponik.” ungkap Ika.

Kehadiran kedua program membawa angin segar bagi warga Desa Sitirejo. Lahan hidroponik di atas kolam ikan menjadi sarana edukasi dan praktik langsung, sementara Pojok Baca menghadirkan ruang kelas yang kreatif dan inspiratif. 

Kolaborasi mahasiswa dan warga mencerminkan nilai gotong royong yang masih kuat. Warga mendapatkan pendampingan langsung, sementara mahasiswa memperoleh pengalaman nyata tentang pengabdian dan pemberdayaan. Dampak sosial yang tercipta meliputi penguatan hubungan antarwarga, lahirnya optimisme baru mengenai kemandirian desa, serta terbukanya peluang keberlanjutan di sektor pangan dan pendidikan.

Program Hidroponik di atas Kolam Ikan Lele dan Pojok Baca menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara masyarakat dan mahasiswa mampu menghadirkan inovasi yang bermanfaat bagi pendidikan dan lingkungan. Kegiatan ini bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan pondasi berharga bagi masyarakat Desa Sitirejo untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri, cerdas, dan berdaya saing.

Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, Desa Sitirejo melangkah maju menuju masa depan yang lebih lestari dan berkelanjutan. Kedua program ini diharapkan tidak hanya menjadi inspirasi bagi KKN berikutnya, tetapi juga dapat dijadikan model pengembangan desa di berbagai daerah, serta membuka peluang lahirnya inovasi berkelanjutan yang membawa manfaat jangka panjang bagi warga.

Semarak Maulid Nabi, Warga Karangasem Gondanglegi Gelar Kirab Maulid

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum tersendiri bagi seluruh umat islam tak terkecuali masyarakat Indonesia. Dengan berbagai kearifan dan budaya lokal, segala bentuk peringatan dikemas untuk memeriahkan hari kelahiran manusia mulia yang menjadi idola dan teladan bagi umat Islam. 

Tak terkecuali warga dusun Karangasem desa Gondanglegi Wetan Kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang, juga ikut memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H pada Sabtu, (6/9/25). 

Kegaitan dikemas dengan acara kirab layaknya grebeg maulid, yaitu dengan cara berkeliling sekitar kampung. Jika dulu kirab hanya dilakukan dengan melibatkan arak-arakan tumpeng, kini dengan berbagai macam kebudayaan yang ada juga membawa kirab sound sistem, kirab camilan ringan yang disusun seperti tumpeng, membawa obor bambu, pertunjukan kembang api dan lain-lain. 

Meski demikian, tidak merubah tujuan atau maksud dari diadakannya peringatan maulid tersebut. Filosofi kirab Maulid ini pada dasarnya sebagau bentuk rasa syukur dan penghormatan umat Islam atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang bertujuan untuk mengenang perjuangan, ajaran, dan akhlak beliau, serta memperkuat iman dan ukhuwah Islamiyah

Hervina Andriany, salah seorang warga menyampaikan kegembiraannya dalam mengikuti kirab, ia juga berharap agar peringatan ini kontinyu dilaksanakan bahkan supaya bisa lebih meriyah lagi. 

"Seneng sih ikut kegiatan ini, semoga tahun depan lebih meriah lagi" tuturnya. 

Dimulai setelah waktu isya' kemudian dilanjutkan berkeliling dengan rute yang telah ditentukan, warga kirab yang tergabung pada RT 25 hingga RT 32 tersebut berakhir dihalaman masing-masing dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

Warga terlihat antusias dan begitu bersemangat, terlebih lagi dibalur dengan kearifan lokal yang telah menjadi trending di wilayah kabupaten Malang belakangan ini, menjadikan suasana menjadi hidup, tidak hanya diikuti oleh anak-anak saja, bahkan remaja hingga dewasa juga ikut meramaikan acara tersebut.

Senin, 18 Agustus 2025

Gotong-Royong Bersihkan Sungai, Warga Pamotan Dampit Temukan Bayi Hanyut

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Warga Dusun Ubalan, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, dikejutkan dengan penemuan mayat bayi laki-laki yang mengapung di sungai pada Minggu pagi, 10 Agustus 2025. Penemuan tragis ini terjadi saat warga sedang melakukan kerja bakti membersihkan sungai.

Salah satu warga sekaligus saksi mata, Yudi, mengatakan bahwa mayat bayi tersebut ditemukan dalam kondisi tengkurap dan tersangkut di aliran sungai. Meskipun belum ada informasi mengenai identitas orang tua bayi, Yudi menduga bahwa bayi tersebut bukan berasal dari warga setempat karena tidak ada laporan orang hilang.

"Sementara ini belum ada motif dan kronologinya, yang jelas sepertinya diwarga sini tidak ada yang kehilangan bayi" tuturnya. 

Menurut Yudi, bayi tersebut diperkirakan telah meninggal selama 3-4 hari dan baru saja dilahirkan, ditandai dengan masih utuhnya tali pusar yang menempel.

"Melihat bentuknya sudah lama (tenggelam), kira-kira 3-4 hari dan masih ada tali pusarnya" ungkap Yudi.

Kepala Dusun Ubalan, Totok Setya Budi, segera berkoordinasi dengan Polsek dan Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) setempat. Jenazah bayi kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD Kanjuruhan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini.

Anggota DPRD Kab Malang, Ukasyah Ali Serap Aspirasi Masyarakat Dapil VII, Jawab Puluhan Isu dan Tampung Saran Usulan Masyarakat

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kegiatan Musyawarah Penjaringan Aspirasi Masyarakat sekaligus dalam rangka Reses Anggota DPRD Kabupaten Malang Daerah Pemilihan 7, masa persidangan ketiga tahun pertama, telah sukses dilaksanakan di Jalan Wisnuwardhana Dusun Jago RT 10 RW 08 Desa Tumpang Kecamatan Tumpang, pada Jum'at (8/8/25). 

Dihadiri langsung oleh H. Muhammad Ukasyah Ali Murtadho Anggota DPRD Kabupaten Malang 2024-2029 Fraksi Partai Gerindra, yang juga mengundang perwakilan masyarakat dapil 7 yaitu Wajak, Tajinan, Poncokusumo, Tumpang dan Jabung beragam aspirasi diserap dan didengarkan. 

Berapa isu yang dibahas antara lain Infrastruktur, Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa, Potensi Olahraga, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Koperasi Merah Putih, dan lain-lain.

Badrus, perwakilan masyarakat Gubugklakah kecamatan Poncokusumo menyampaikan aspirasi yang telah dilakukan oleh Ukasyah Ali selama ini, yang meliputi pembangunan jalan masyarakat. Ia juga menanyakan mengenai program koperasi merah putih yang sedang dilincurkan pemerintah. 

"Alhamdulillah gus, sudah dibangunkan jalan, sekarang sudah enak. Saya mau menanyakan mengenai koperasi merah putih yang merupakan bagian dari bapak Presiden sudah sejauh mana" ujar Badrus. 

Disisi lain, Ahmad Wahyudi warga desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo juga menanyakan perihal potensi olahraga yang potensial yaitu sepakbolayang harus diadakan serta didukung.

"Saya hari ini sudah merasakan beberapa pembangunan yang mulai berjalan, terimakasih gus. Namun saya usul agar Gala Desa Liga Remaja ini diadakan lagi, fasilitas diperhatikan. Termasuk kejelasan program saat mengikuti SSB, sebab ini ada hubungannya dengan perizinan dengan orangtua" ungkap Wahyudi. 

Sementara itu Pamadhani Putra Andika warga Tangkilsari Kecamatan Tajinan mengeluhkan drainase ditempatnya yang harus diperhatikan, termasuk juga UMKM yang ada didesanya yaitu Warung Tower harus mendapatkan sentuhan. Ia juga menambahkan bahwa di desa Tangkilsari terdapat Aremania yang aktif, beberapa hari kedepan akan dilaksanakan sinau bareng untuk itu perlu membutuhkan support. 

"Saya mau mengusulkan pembangunan drainase didesa saya, termasuk UMKM RW 02 Warung Tower agar diperhatikan fasilitasnya, karena didesa saya potensian apalagi pemudanya, ini dalam waktu dekat Aremania Tangkilsari akan mengadakan sinau bareng, untuk itu mungkin bisa disupport" ucap Putra disela-sela diskusi. 

Menanggapi hal diatas, Ukasyah Ali telah mendengarkan aspirasi yang telah disampaikan masyarakat, ia menghargai dan akan memproses satu demi satu, sekaligus memperhatikan skala prioritas serta prinsip keadilan dan program ini terealisasi sama rata. 

"Terimakasih atas masukan panjenenngan semua, semua usulan dan laporan yang kepada saya insyaallah sudah tercatat semua. Sebagian sudah saya jawab tadi langsung, sebagian memang harus diputuskan dalam persidangan, mari kita sama-sama menunggu dan nanti akan kami informasikan lebih lanjut" jawab pria yang akrab disapa Gus Ali tersebut. 

Diakhir diskusi ia mengucapkan banyak terimakasih terhadap partisipan dalam kegiatan reses ini, ia mengingatkan bahwa usulan dan diskusi yang telah dilaksanakan ini sangat berdampak terhadap pembangunan dan kemajuan di kabupaten Malang khususnya Daerah Pemilihan 7 yang meliputi Wajak, Tajinan, Poncokusumo, Tumpang, dan Jabung. 

Ia juga meminta maaf bila mana ada kekurangan selama ini, untuk itu saran dan kritik selalu terbuka untuk dirinya. Dan ia berharap masyarakat tetap guyup rukun dan mendukung pemerintah dalam memajukan kabupaten Malang. 






Dari Kampus ke Desa: Mahasiswa FKEP UNEJ Luncurkan Posko Pemberdayaan Penuh Aksi di Puger Kulon

 


JEMBER | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah tonggak sejarah baru tercipta dalam langkah transformasi desa. Di tengah semangat gotong royong dan pemberdayaan, BEM Fakultas Keperawatan Universitas Jember melakukan peresmian Posko PPK Ormawa BEM FKEP UNEJ di lantai 2 balaidesa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Posko ini menjadi pusat kendali sekaligus simbol komitmen mahasiswa hadir nyata di tengah masyarakat pada Sabtu, (2/8/25).

Peresmian posko dilakukan bersamaan dengan launching Program Pemberdayaan Masyarakat (PPK) Ormawa, yang tahun ini mengusung tema besar: “Sagara Pangarupin: Laut Sebagai Harapan”. Program ini menargetkan percepatan pembangunan desa melalui bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan dengan pendekatan berbasis potensi maritim.

Acara dihadiri langsung oleh Wakil Rektor 3 Universitas Jember, Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H., Dekan Fakultas Keperawatan, Dr. Ns. Rondhianto, M.Kep, serta mitra internasional, pihak OPD Kabupaten Jember, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat setempat. Dalam sambutannya, WR III menyampaikan bahwa posko ini bukan sekadar tempat tinggal mahasiswa, tetapi menjadi "ruang aksi" yang menyatukan ide, strategi, dan langkah nyata pemberdayaan desa.

“Posko ini adalah laboratoorium sosial mahasiswa. Di sinilah teori diuji, dan masyarakat menjadi mitra sejati dalam perubahan. Saya berharap posko ini menjadi pusat inovasi dan inspirasi bagi desa dan kampus, “ Ujar Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H.

Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Jember, Dr. Ns. Rondhianto menambahkan bahwa posko ini harus menjadi tempat yang hidup dan berdenyut dengan aktivitas positif setiap hari.

“Biarkan masyarakat merasa bahwa posko ini milik mereka juga,” ungkapnya.

Kepala Desa Puger Kulon, Nurhassan, menyambut baik kehadiran posko mahasiswa ini. Ia menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya desa merasakan kehadiran langsung mahasiswa secara terstruktur, terorganisasi, dan menyatu dengan masyarakat.

“Kami percaya kolaborasi ini akan membawa angin segar,” ucapnya.

Ketua Pelaksana PPK Ormawa, Dimas Anang Musa, menyampaikan bahwa posko akan menjadi titik awal segala bentuk kegiatan—mulai dari edukasi kesehatan, pelatihan UMKM, hingga kampanye lingkungan.

“Kami siap hadir, tinggal, dan bergerak bersama masyarakat selama program berjalan. Posko ini bukan sekadar basecamp, tapi rumah bersama harapan dan perubahan,” tegasnya. 

Usai pemotongan pita secara simbolis oleh WR III, seluruh tamu undangan diajak meninjau langsung fasilitas posko yang sederhana namun penuh semangat gotong royong. Dinding posko dihiasi peta rencana kerja, dokumentasi kegiatan, serta fasilitas peninjau program. Dengan semangat kolaboratif, posko PPK Ormawa ini diharapkan menjadi pusat inovasi berbasis masyarakat yang mampu mewujudkan Puger Kulon sebagai Desa Maritim Unggul di masa depan.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...