Sabtu, 08 November 2025

Smart Classroom Berbasis AI dengan Fine-Tuning dan VR untuk Pembelajaran Simulasi Bisnis Properti

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Tim peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM) menghadirkan inovasi pembelajaran mutakhir berupa Smart Classroom berbasis Artificial Intelligence (AI) dengan Fine-Tuning Model Embedding dan Virtual Reality (VR) Immersive. Inovasi ini ditujukan untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa melalui simulasi bisnis properti yang realistis, interaktif, dan kontekstual.

Implementasi perdana sistem tersebut dilakukan di Graha Rektorat UM lantai 6 pada Sabtu, 27 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah mahasiswa dan guru yang berpartisipasi sebagai pengguna awal. Dalam kesempatan tersebut, para peserta dapat langsung menjelajahi lingkungan pembelajaran virtual dan menjalankan berbagai skenario bisnis properti secara imersif.

“Melalui Smart Classroom ini, kami ingin menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya teoritis, tetapi juga memberikan pengalaman praktis layaknya berada di dunia industri sesungguhnya,” ujar Nabihah Alya Az Zahidah, ketua tim peneliti. 

Ia juga menambahkan, bahwa teknologi AI dalam sistem ini berperan penting dalam mempersonalisasi materi dan rekomendasi pembelajaran sesuai kebutuhan pengguna.

Dari hasil uji coba awal, tim peneliti menerima berbagai tanggapan positif, terutama terkait kemudahan penggunaan, tampilan antarmuka, serta potensi penerapan sistem dalam kegiatan belajar mengajar.

Implementasi kedua dilakukan pada Sabtu, 18 Oktober 2025, dalam rangkaian acara Dies Natalis Universitas Negeri Malang yang berlangsung di Graha Cakrawala. Melalui booth Fakultas Sains dan Teknologi (Boot In Saintek), tim kembali memperkenalkan teknologi Smart Classroom dan VR kepada mahasiswa serta para tamu undangan.

“Respons pengunjung sangat luar biasa. Banyak yang antusias mencoba simulasi berulang kali dan memberikan masukan konstruktif untuk pengembangan berikutnya,” tutur Nabihah.

Ia menilai antusiasme tersebut menunjukkan bahwa inovasi pembelajaran berbasis AI dan VR mampu menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan industri.

Penelitian ini melibatkan Muhammad Andhika Bayu Prasetya dan Mohamad Firzon Ainur Roziqin sebagai anggota tim, serta didanai melalui skema Inovasi Mahasiswa Universitas Negeri Malang tahun 2025.

Nabihah menutup dengan harapan teknologi yang sedang ia kembangkan bisa memberikan sumbangsih dalam pembelajaran digital dibidang bisnis properti yang dapat digunakan oleh lembaga pendidikan di Indonesia.

“Kami berharap Smart Classroom berbasis AI dan VR immersive ini dapat menjadi pionir dalam transformasi pembelajaran digital di bidang bisnis properti, sekaligus menjadi model yang dapat direplikasi di berbagai institusi pendidikan di Indonesia.” Pungkasnya.

Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi Dorong Pemberdayaan Keluarga Nelayan Melalui Diversifikasi Hasil Perikanan di Desa Bomo

 

Tim PPK Ormawa Poliwangi Kembangkan Produk Abon Ikan, Nugget, dan Basreng Bersama Istri Nelayan, Wujudkan Blue Economy di Kawasan Pesisir

BANYUWANGI | JATIMSATUNEWS.COM: Sebagai wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung ekonomi biru (Blue Economy) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, Tim PPK Ormawa Politeknik Negeri Banyuwangi melaksanakan kegiatan bertajuk “Pemberdayaan Keluarga Nelayan Melalui Diversifikasi Hasil Perikanan dan Konservasi Kawasan Pesisir Sebagai Upaya Optimalisasi Blue Economy di Desa Bomo.”

Program ini dibimbing oleh Dosen Pendamping, Siska Aprilia Hardiyanti, S.Pd., M.Si., dan melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan yang tergabung dalam satu tim kolaboratif, yaitu: Agung Wibowo, Zydan Rizal Ahmad, M. Rizki Miftah Al Fareza, Mochamad Khairul Fatkurahman, Arini Saputri, Annisa Fara Fatikhul Falih, Intan Nuraini, Lintang Lutfiana Budiastuti, Mohamad Rizki Khoiri, Alva Fairus Attalah, dan Pegi Andhika Bagaskara.

Kegiatan yang berlokasi di Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi ini berfokus pada pelatihan pengolahan hasil perikanan menjadi produk bernilai jual tinggi, yakni abon ikan, nugget dan basreng (baso goreng ikan).

Pelatihan ini melibatkan kelompok istri nelayan sebagai pelaku utama dalam proses produksi, dengan tujuan meningkatkan pendapatan keluarga nelayan melalui usaha kreatif berbasis hasil laut lokal.

Selain pelatihan produksi, tim juga memberikan pendampingan dalam desain branding produk dan pengemasan agar memiliki tampilan profesional dan daya tarik pasar.

Peserta juga mendapatkan pembekalan mengenai pemasaran digital melalui e-commerce dan media sosial, mencakup pembuatan akun bisnis di Shopee, TikTok Shop, dan Instagram Business, serta strategi membuat konten promosi yang efektif.

Kegiatan ini merupakan bagian dari penerapan konsep Blue Economy, yang menekankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Melalui pendekatan ini, masyarakat pesisir tidak hanya menjadi pelaku ekonomi, tetapi juga penjaga kelestarian ekosistem laut.

Dosen pendamping Siska Aprilia Hardiyanti, S.Pd., M.Si menyampaikan bahwa program ini diharapkan mampu menumbuhkan kemandirian ekonomi keluarga nelayan melalui inovasi pengolahan hasil laut dan penguatan kapasitas digital, sehingga masyarakat pesisir bisa bersaing di era ekonomi kreatif dan digital.

"Ya Semoga program ini bisa membuat keluarga nelayan utamanya istri bisa mandiri secara ekonomi, melalui pengelolaan hasil laut yang memiliki nilai lebih, termasuk dengan cara memanfaatkan teknologi digital" tulis Siska pada wartawan JSN.

Tim PPK Ormawa Poliwangi Kembangkan Produk Abon Ikan, Nugget, dan Basreng Bersama Istri Nelayan, Wujudkan Blue Economy di Kawasan Pesisir

Tim mahasiswa juga berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa pesisir lainnya dalam mengembangkan potensi lokal melalui semangat kolaborasi dan keberlanjutan.

Pendidikan Seni Rupa UNJ Sukses Membawa Nuansa Jepang pada Kegiatan P2M di RPTRA Kebon Sirih, Jakarta Pusat

 

Gambar 1. Peserta dan Tim P2M Prodi Pendidikan Seni Rupa UNJ

JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM : Dalam era globalisasi ini, kolaborasi silang budaya melalui dongeng dapat menjadi media yang efektif untuk membangun pemahaman lintas budaya, terutama bagi generasi muda. Salah satu cara inovatif untuk menghidupkan kembali dongeng-dongeng tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam bentuk picture book interaktif. Pemanfaatan  kecerdasan  buatan  (artificial intelligence/AI) sebagai landasan untuk penyusunan  naskah  yang  dikembangkan  menjadi  media  pembelajaran menjadi opsi untuk menunjang  pengembangan  media. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengeksplorasi sastra anak dan mengintegrasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pembuatan media digital picture story book. Dengan teknologi AI ini, cerita-cerita tradisional dari kedua negara, seperti Momotaro dari Jepang dan Timun Mas dari Indonesia, dapat diramu menjadi kisah silang budaya yang unik, menggabungkan nilai-nilai universal dengan karakteristik khas masing-masing cerita.

 Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), sukses menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) bertema “Visual Exploration of Cross-Cultural Folktales: Nyi Roro Kidul-Ryujin (Indonesia-Japan) in Kamishibai” pada hari Sabtu, 31 Mei s/d Minggu, 1 Juni 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring, yakni berlangsung di RPTRA Kebon Sirih, Kelurahan Kebon, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Dengan dihadiri lebih dari 17 peserta dari berbagai jenjang peserta didik mulai dari Taman Kanak Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).

Upaya pengenalan dan pelestarian dongeng nusantara dan dongeng jepang, eksplorasi teknik kamishibai menjadi media baru naratif dengan pendekatan nusantara, kolaborasi berbagai disiplin ilmu seperti; Pendidikan Seni Rupa, Bahasa dan Sastra Inggris, Pendidikan Seni Musik, Pendidikan Seni Tari dalam menghasilkan karya inovatif dan kolaboratif, kamishibai sebagai media baru naratif yang memiliki unsur 2 budaya (Indonesia-Jepang) berbasis tradisi dengan pendekatan kekinian (modern).

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bapak Heru Tri Prasetyo selaku Lurah Kebon Sirih Jakarta Pusat. yang menekankan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan budaya pada anak anak yang ada di lingkungan RPTRA Kelurahan Kebon Sirih. Ketua penyelenggara sekaligus Koordinator Program Studi Pendidikan Seni Rupa UNJ, Dr. Rizki Taufik Rakhman, S.Sn, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi akademik dalam mendukung pencapaian SDGs melalui silang budaya dongeng populer Indonesia-Jepang, dengan menggunakan berbagai macam teknik seni rupa dalam pengajaran yang dilakukan.

Gambar 3. Tim P2M Prodi Pendidikan Seni Rupa memberikan arahan simulasi dongeng

Pada Sabtu, 31 Mei 2025, 17 peserta yang hadir akan di bimbing untuk membuat Kamishibai, yaitu teknik bercerita menggunakan media kertas yang dapat digeser ke atas untuk mengganti adegan cerita. Dari 17 peserta yang hadir, dibagi menjadi 5 kelompok yang masing masing kelompok akan dibimbing oleh mahasiswa Pendidikan Seni Rupa UNJ. Setiap kelompok diagi untuk mengerjakan adegan cerita yang berbeda beda dan berurutan, Tidak lupa untuk menyertakan referensi yang sudah dicontohkan oleh pemateri kegiatan.

Hari Kedua, 1 Juni 2025, para peserta tidak lagi melanjutkan gambar adegan cerita, tapi sudah harus siap memperagakan masing masing adegan yang didapat oleh kelompok mereka dengan drama teater bersamaan presentasi hasil pengerjaan gambar adegan cerita.

Ketika Sains Bertemu Budaya: STEM Rumah Tradisional Limasan Jadi Model Pembelajaran Inovatif di Pacitan

 


PACITAN | JATIMSATUNEWS.COM : Penelitian yang dilakukan oleh tim Universitas Negeri Malang menghadirkan pendekatan baru dalam dunia pendidikan sains melalui integrasi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dengan budaya rumah tradisional Limasan. Pendekatan ini menjadi inovasi pertama yang diimplementasikan di Kabupaten Pacitan, sekaligus langkah awal untuk membangun model pembelajaran yang menghubungkan sains modern dengan kearifan lokal Indonesia.

Penelitian berjudul “Kajian Pembelajaran Transdisiplin Berbantuan STEM Berbasis Rumah Tradisional: Integrasi Sains, Teknologi, dan Budaya untuk Mendorong Inovasi Guru dan Siswa” ini menempatkan rumah Limasan sebagai media pembelajaran yang sarat makna ilmiah dan nilai budaya. Struktur arsitektur rumah tradisional tersebut mengandung prinsip-prinsip sains dan rekayasa yang relevan, mulai dari sistem ventilasi alami, penyesuaian terhadap iklim tropis, hingga efisiensi penggunaan material lokal. Dengan mengkaji dan mengadaptasi nilai-nilai ini, siswa tidak hanya mempelajari konsep ilmiah, tetapi juga belajar memahami hubungan antara teknologi, lingkungan, dan budaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran STEM berbasis budaya lokal mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa, serta memperkuat inovasi guru dalam merancang pembelajaran yang kontekstual dan adaptif. Guru menjadi fasilitator yang mendorong eksplorasi ilmiah berbasis lingkungan sekitar, sementara siswa berperan sebagai perancang solusi yang berakar pada budaya dan kebutuhan komunitas mereka sendiri.

Inovasi ini menegaskan bahwa pendidikan STEM tidak harus selalu bergantung pada teknologi tinggi, tetapi dapat tumbuh dari pemahaman terhadap kearifan lokal yang telah terbukti berkelanjutan selama berabad-abad. Integrasi antara sains dan budaya ini membuka jalan bagi model pembelajaran yang humanis, partisipatif, dan relevan dengan karakter bangsa, sekaligus menjadi kontribusi nyata Universitas Negeri Malang dalam memperkuat ekosistem pendidikan berbasis riset di Indonesia.

Minggu, 02 November 2025

Penguatan Efektivitas Manajemen PPG melalui Job Cards dan Activity Control di Universitas Negeri Malang

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan bagian penting dari kebijakan nasional untuk mencetak guru profesional dan kompeten. Namun, dalam praktiknya, pelaksanaan PPG sering menghadapi berbagai kendala manajerial, seperti tumpang tindih jadwal kegiatan, koordinasi lintas unit yang kurang optimal, serta pelaporan keuangan yang tidak seragam. Menjawab tantangan ini, tim peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan inovasi sistem manajemen berbasis job cards dan activity control untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan program PPG.

Penelitian yang dipimpin oleh Yuli Soesetio bersama tim yang terdiri atas Ratna Ekawati, Bima Wahyu Pratama, Ervira Mayasari, dan Lifa Rosiana Putri ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job cards berperan penting dalam memperjelas pembagian tugas, alur kerja, serta jadwal kegiatan setiap unit pelaksana. Sementara itu, activity control system memperkuat fungsi pemantauan dan evaluasi secara real-time, sehingga setiap penyimpangan kegiatan dapat diidentifikasi sejak dini dan segera dikoreksi. Kombinasi kedua instrumen ini menciptakan sistem manajemen yang lebih terstruktur, efisien, dan akuntabel.

Selain meningkatkan disiplin kerja, penerapan dua sistem ini juga menumbuhkan budaya kerja kolaboratif di antara unit pelaksana. Dengan peran yang jelas dan sistem kontrol yang terintegrasi, koordinasi antarbagian menjadi lebih cepat, dan laporan keuangan dapat disusun dengan lebih tepat waktu dan akurat. Temuan ini sekaligus memperkuat praktik good governance dalam pengelolaan pendidikan tinggi, khususnya pada program PPG yang kompleks dan melibatkan banyak pihak.

Menariknya, penelitian ini juga merekomendasikan langkah lanjutan yang lebih inovatif. Temuan ini dapat ditindaklanjuti dengan membangun aplikasi sistem elektronik berbasis web maupun cloud yang mengintegrasikan aspek akademik dengan keuangan, sehingga proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dapat dilakukan secara lebih akurat, cepat, terukur, dan holistik antarunit. Langkah ini dinilai penting karena durasi antarproyek atau skema kegiatan dalam PPG relatif pendek dan sering kali tumpang tindih antarperiode pelaksanaan.

“Inovasi sederhana seperti job cards dan activity control telah membuktikan dampak besar terhadap efektivitas pengelolaan program. Jika dikembangkan menjadi sistem digital terpadu, manajemen PPG akan semakin adaptif, transparan, dan berkelanjutan,” ujar Yuli Soesetio, Ketua Tim Peneliti.

Ia menambahkan bahwa model ini dapat direplikasi oleh institusi pendidikan tinggi lainnya sebagai praktik baik (best practice) dalam tata kelola akademik berbasis akuntabilitas dan data.

Sumber:

Penelitian berjudul “Enhancing the Management Effectiveness of the Teacher Educational Program through Job Cards and Activity Control” diterbitkan dalam Journal of Economics and Management Sciences (Vol. 8, No. 1, 2025).

Kamis, 30 Oktober 2025

Manfaatkan Teknologi Nano, Mahasiswa UM Ubah Ekstrak Jarak Pagar dan Limbah Jeruk Jadi Spray Pereda Skabies

 

Tim Riset Bersama Sandiaga S.Uno Menparekraf RI 2020-2024

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah terobosan ilmiah datang dari tim mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang sukses mengembangkan SKASPRAY, formulasi topikal untuk mengatasi gejala skabies. Dengan mengaplikasikan nanoteknologi, mereka mengubah ekstrak herbal menjadi partikel berukuran nano yang mampu meresap lebih optimal ke dalam lapisan kulit.

Produk ini dirancang sebagai solusi alternatif untuk merawat kulit gatal dan iritasi ringan akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Keunikan SKASPRAY terletak pada komposisi bahan bakunya yang berasal dari ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas) dan pemanfaatan limbah kulit jeruk (Citrus sinensis), yang dikenal memiliki senyawa aktif bermanfaat bagi kulit.

Messy Cipta Handayani, selaku ketua tim riset, menjelaskan bahwa proyek ini didasari oleh keinginan untuk menghadirkan solusi kesehatan yang efektif namun tetap terjangkau dan berkelanjutan.

"Kami menggabungkan potensi fitokimia dari tanaman lokal dengan keunggulan nanoteknologi untuk meningkatkan efikasi produk," ujarnya.

Keunggulan SKASPRAY dibangun di atas beberapa pilar inovasi yang terintegrasi. Produk ini memanfaatkan senyawa aktif dari daun jarak dan kulit jeruk yang berbasis bukti ilmiah, memberikannya fungsi ganda sebagai antiinflamasi dan antimikroba. Efektivitas formula tersebut kemudian ditingkatkan secara signifikan oleh aplikasi teknologi nano-spray, yang mengubah larutan menjadi partikel halus untuk mempercepat penetrasi ke kulit. Semua keunggulan ini didukung oleh desain kemasan yang praktis, higienis, dan ekonomis, memastikan produk ini mudah diakses oleh masyarakat luas.

Proyek yang dikembangkan dalam kerangka Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini juga secara langsung mendukung agenda global, seperti SDGs poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

"Melalui pengembangan ini, kami ingin menunjukkan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal dapat ditingkatkan nilainya melalui sentuhan teknologi. SKASPRAY adalah bukti nyata dari komitmen tersebut," pungkas Messy.

Dengan fundamental riset yang kuat, SKASPRAY diproyeksikan menjadi produk herbal fungsional yang siap untuk pengembangan lebih lanjut.

Pemuda Desa Sidodadi Ngantang Menggagas EcoChar : Solusi Pertanian Berkelanjutan dengan Biochar

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Desa Sidodadi menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan lokal yang inovatif dan berdampak melalui program EcoChar. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Tim PKM-PM Universitas Negeri Malang dan Karang Taruna Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, yang mengusung Semangat Pemberdayaan Pemuda melalui Penerapan Biochar dan Pupuk Organik berbasis Bioresource sebagai Solusi Nyata bagi Tantangan Pertanian Desapada Jum'at (5/9/25).

Lahir dari keresahan akan ketergantungan tinggi terhadap pupuk kimia, minimnya pengolahan limbah organik, serta rendahnya partisipasi pemuda dalam sektor pertanian, EcoChar hadir sebagai jawaban yang tidak hanya teknis, tetapi juga sosial dan kultural.

Kepala Desa Sidodadi, Ernawanto menyampaikan bahwa belum ada program terstruktur yang melibatkan Karang Taruna dalam isu pertanian dan pengelolaan limbah. Padahal, mayoritas mata pencaharian warga Sidodadi adalah bertani dan beternak.

Ia menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan partisipasi generasi muda terhadap mata pencaharian lokal, karena merekalah yang kelak akan menjadi pewaris desa. Kekhawatiran ini diperkuat oleh temuan di lapangan, di mana hasil pengukuran pH tanah menunjukkan angka 2,5 sangat asam dan tidak ideal untuk pertanian. Berdasarkan wawancara dengan ketua kelompok tani serta beberapa petani desa, penyebab utama kondisi tersebut adalah penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, yang diperparah oleh terbatasnya akses terhadap pupuk organik serta distribusi pupuk kimia dari pemerintah.

Di balik tantangan tersebut, Sidodadi menyimpan potensi besar berupa bioresource lokal, yakni limbah dari peternakan sapi perah. Limbah ini dapat diolah menjadi biochar dan pupuk organik cair (POC), yang mampu meningkatkan kualitas tanah sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Maka lahirlah pendekatan EcoChar yang memadukan teknologi sederhana, sistem kerja kolektif, dan edukasi partisipatif. Program ini dirancang agar pemuda desa tidak hanya menjadi pelaksana, tetapi juga perancang, pengelola, dan pewaris sistem yang mereka bangun sendiri. Setiap tahapan kegiatan dikemas dengan cara yang menyenangkan, fleksibel, dan regeneratif, sehingga membangun rasa kepemilikan dan kebanggaan lokal.

Program EcoChar tidak terlepas dari peran lima mahasiswa Universitas Negeri Malang: Binti Aulia Azizah, Hizammia Kanaku, dan Fedyca Ananta Difalsafillah dari Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Hannata Wijayanto dari Prodi S1 Teknik Mesin dan Industri, serta Moh. Faqih Akbar dari Prodi S1 Teknik Sipil. Mereka merancang program dalam tiga subprogram utama: EcoChar Skill-Up sebagai ruang pelatihan dan peningkatan kapasitas, EcoChar Action sebagai tahap produksi dan penerapan biochar dan POC di lahan pertanian, serta EcoChar Legacy sebagai sistem keberlanjutan yang mencakup branding, SOP kerja, dan kemitraan lintas sektor.

Hasil dari program ini sangat nyata dan berdampak. Terbentuklah Tim Jawara EcoChar dari Karang Taruna, yang berhasil memproduksi 8 kg biochar dan 15 liter POC pada tahap awal. Pengukuran ulang pH tanah menunjukkan peningkatan signifikan dari 2,5 menjadi 5,5. Modul panduan mitra berhasil disusun untuk mendukung transfer pengetahuan, dan Tim Jawara mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa berupa perizinan, fasilitas, serta penerbitan SK resmi. Tim juga berhasil membuat branding produk lokal dan memasarkan melalui e-commerce, menyusun SOP kerja yang disahkan oleh Kepala Desa, serta menjalin kerja sama dengan petani, peternak, dan BUMDes sebagai wujud keberlanjutan program.

EcoChar bukan sekadar tentang pupuk. Ini adalah tentang pemuda yang bergerak, desa yang bernapas, dan sistem yang bisa diwariskan. Dengan semangat gotong royong dan pendekatan yang menyenangkan, Sidodadi membuktikan bahwa inovasi besar bisa lahir dari desa kecil, asal dijalankan bersama, dengan hati, keberanian, dan kebanggaan lokal.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...