Minggu, 03 April 2022

Hanya Durasi 32 Jam BKR UM 2022 Berhasil Siapkan 71 Relawan

Anggota BKR dengan BPBD Kab. Malang

Badan Koordinasi Relawan Universitas Negeri Malang (BKR UM) 2022, yang merupakan relawan yang bergerak pada penanggulangan bencana kembali mengadakan kegiatan guna meningkatkan kapasitas relawan. Kegiatan ini berupa Pendidikan dan pelatihan bagi internal pengurus BKR UM 2022 dengan tema “Membentuk Insan Cepat Tangap, Berintelektual Serta Berjiwa Kemanusiaan”. Ini merupakan kegiatan kali pertama BKR UM dalam rangka peningkatan kapasitas relawan.

Apel dan Pembukaan

Dalam keanggotaannya Badan Koordinasi Relawan Universitas Negeri Malang (BKR UM) 2022 terdiri dari 71 relawan/ mahasisswa yang tersebar disemua fakultas pada jenjang S1 dengan komposisi relawan berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi dibandingkan dengan laki-laki.

Kegiatan ini dibuka pada sabtu, 02 April 2022 pukul 07:00 WIB dengan melibatkan 37 relawan yang terdiri dari mahasiswa yang mengikuti pelatihan secara offline di SMK AL ISLAHIYAH dan sisanya mengikuti pelatihan secara sinkron melalui platform zoom teleconferce dan channel youtube.

Diawali dengan pembukaan yang terdiri dari registrasi, apel pengarahan, dan orientasi diklat. Semua peserta terlihat antusias mengikuti baik yang offline maupun yang online, terbukti saat registrasi peserta tempat waktu dan membawa perlengkapan sesuai dengan yang telah ditentukan oleh panitia, begitu pula dengan yang berada di zoom juga mengikuti acara dengan seksama.

Materi pertama yang dimulai adalah Kerelawanan Indonesia, yang dibawakan oleh Bapak Muhammad Amru Khoirus Soni selaku Relawan PW LPBI NU JATIM. Dalam materinya membahas berbagai hal, diantaranya yang paling krusial adalah pengertian, tugas relawan, hak dan kewajiban relawan serta peluang dan ancaman menjadi relawan. Disisi lain juga terdapat sesi diskusi atau pertanyaan yang membahas mengenai relawan yang berada dikampus.

Materi Kerelawanan Indonesia

Materi kedua mengenai Managemen Kebencanaan yang diisi oleh M. Syaiful Kurniawan sebagai purna Sektertaris PC LPBI NU Kabupaten Malang, dalam sesi ini peserta diklat dibagi menjadi berbagai kelompok sesuai okupasinya, mulai dari divisi Humas dan Data Informasi (Humdatin), Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop), Giat Operasional (Giatops), Riset dan Pengembangan (Rispen), Sarana dan Prasarana (Sarpras), Logistik, hingga divisi kesehatan. Semua dituntut untuk memahami tugasnya masing-masih serta dirumuskan menjadi program kerja yang akan dilakukan dalam satu periode mendatang.

Materi Managemen Bencana

Menginjak pada materi yang sedikit menguras tenaga dan pikiran, yaitu materi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana yang disampaikan oleh Bapak Isa Anshori dari BPBD Kabupaten Malang. Materi yang dibahas kali ini cukup detail, terdapat 32 slide yang dipaparkan yang dirangkum dari peraturan, mulai dari peraturan pusat, permendagri, hingga peratuaran daerah dan relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB).

Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Selain ketiga materi diatas, pada hari kedua juga dilakukan berbagai forum diskusi diantaranya perumusan AD/ART, Penyusunan Prosedur Fundraising Donasi, Simposium Proker,Open Forum Hingga Rencana Tindak Lanjut. 

Sesi Diskusi

Hingga berita ini disampaikan, acara berjalan dengan lancar tanpa ada problem apapun, tentunya harapan tinggi untuk bisa memenuhi indikator dan tujuan kegiatan Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) ini dilakukan, serta mendapatkan perhatian mengenai keberadaan BKR UM ini didalam kampus oleh pemangku kebijakan di kampus, karena bagaimanapun UKM yang baru ini harus tetap sinkron dibawah naungan Universitas Negeri Malang.

Forum FGD Malam

Makan Bersama


Grand Launching Asrama Brightscholarship, Sebagai Bentuk Kontribusi YBM BRILiaN untuk Mensukseskan Pendidikan di Indonesia.

 


Malang. YBM (Yayasan Baitul Maal) BRILiaN SBO (Special Branch Office) Malang sukses menggelar grand launching asrama brightscholarship batch 6 Universitas Negeri Malang (UM) – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang secara luring dengan menerapka ptotokol kesehatan covid-19 yang ketat pada Kamis (31/03) di halaman asrama yang beralamatkan di jalan Sawo No. 7 Kelurahan Klojen Kota Malang. Acara ini dihadiri oleh CEO Regional Office BRI Malang, Mohammad Suratin, Wiwid Nurachmawati, S.P., selaku perwakilan dari UM, Ketua Pengurus YBM BRILian SBO Malang dan jajarannya, mentor dan kepala asrama, para awardee brightscholarship serta para tamu undangan lain.

Dalam sambutannya Mohammad Suratin menyampaikan bahwa YBM BRILiaN merupakan salah satu lembaga unggulan di BRI karena memiliki banyak kelebihan. "Yayasan Baitul Maal BRILiaN merupakan lembaga filantropi islam pengelola dana Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf yang dilaksanakan secara profesional sesuai aturan dan ketentuan dalam syariat islam. YBM BRILiaN berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan mobilitas vertikal keluarga dhuafa melalui serangkaian program pendidikan inklusif, pemberdayaan ekonomi, serta program sosial kemanusiaan, sehingga terwujud masyarakat berdaya. Salah satunya yakni dengan beasiswa Bright atau Bright Scholarship untuk Perguruan Tinggi. Secara umum program Bright punya tujuan besar yakni, membentuk generasi intelektual muda yang memiliki jiwa kepemimpinan dan berkarakter ,berdaya saing dan menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari hari,” ujarnya.



“Para Awardee Bright Scholarship Selain mendapat bantuan pembiayaan pendidikan (UKT), living cost dan fasilitas asrama Selama 3 tahun yang pagi ini akan kita resmikan, mereka juga mendapatkan pembinaan secara intensif baik dari mentor maupun praktisi serta professional. Kelebihan lain adalah para awardee juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan networking bersama alumni serta ikut langsung dalam melakukan pengabdian bersama masyarakat, hal ini selaras dengan visi besar YBM BRILian yakni MEMBERI MAKNA INDONESIA,” lanjut Suratin.



Acara yang digelar secara meriah ini diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Zakat YBM BRILiaN, pemberian paket pendidikan kepada anak yatim yang ada di sekitar lingkungan asrama, dan dilanjut acara inti, yakni pemotongan pita, tumpeng dan tanda tangan plakat peresmian serta dormitory tour oleh semua tamu undangan yang dipandu oleh mentor dan kepala asrama. Selain itu, acara juga semakin lengkap dengan adanya tausiah tentang bagaimana adab seorang pencari ilmu yang disampaikan oleh Dr. Luthfi Hakim, M.Pd., dan penampilan tari dari perwakilan awardee. 



Terakhir, Bapak Suratin menyampaikan harapannya agar asrama dan program brightscholarship bisa memberikan banyak manfaat. “Semoga asrama dan program bright scholarship yang kita resmikan hari ini tidak hanya bermanfaat bagi awardee saja, tapi juga memberikan manfaat bagi warga sekitar asrama brightscholarship batch 6 UM-UIN khususnya dan warga Malang pada umumnya,” pungkasnya.


Pewarta : Luthfi Maulida Rochmah – Kepala Asrama Brightscholarship UM-UIN 

Sabtu, 02 April 2022

Menuju Ramadhan : 6 | Punggahan, Padusan, Megengan

Prosesi Ilustrasi Adat Punggahan/ Padusan/ Megengan

Umat islam memiliki salah satu bulan yang begitu diistimewakan, selain keistimewaan yang datang dari bulan itu sendiri, tuhan atau allah swt melalui rosulnya menegaskan bahwa salah satu bulan itu terdapat ribuan atau bahkan tak terhitung jika dikalkulasi mengenai keistimewaannya, yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang berada diantara bulan mulia pula yaitu bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan hingga Syawal. Semua bulan itu merupakan bulan yang istimewa bagi seluruh umat pemeluk agama islam.

Tentunya, dalam analogi jika kita akan didatangi sesuatu yang istimewa bagi kita, kita menyiapkan hal yang istimewa pula, mulai dari penyambutan, menjamu hingga mengantarkan pulang. Begitu pula dengan bulan Ramadhan, berbagai usaha dilakukan dalam rangka menyambut, menjamu dan mengantarkan pulang bulan yang istimewa tersebut. Ada banyak cara dan metode yang berbeda yang dilakukan oleh umat pemeluk agama, perbedaan itu disebabkan karena lintas generasi hingga lintas tradisi sesuai dengan adat dan kepercayaan serta etika yang mereka terapkan.

Indonesia salah satunya, ada banyak jalan tempuh yang diterapkan dalam menyambut hingga mengantarkan pulang bulan yang istimewa ini. Perbedaan itu berhasil dihimpun dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Semuanya unik dan memiliki tujuan yang sama, namun beragam filosofi, hal ini yang kemudian menjadi alasan agar semua orang tahu dan dapat memperluas wawasan kita, sehingga tidak sempit wawasan dalam menyimpulkan dan tidak mudah menjustmen seseorang yang konotasinya negatif. Istilah itu kemudian kita mencoba kami ulas filosofinya, kami ulas sebagai berikut :

Punggahan, ini merupakan istilah yang sering dipakai masyarakat malang sebelah selatan dalam melakukan kegiatan berupa syukuran atas nikmat tuhan yang tetap memberika usia hingga bulan suci Ramadhan. Punggahan secara leterlijk mengarahkan arti untuk terus ‘munggah’ atau melakukan peningkatan, utamanya dalam menyambut bulan suci ramdhan. Umumnya kegiatan dilakukan oleh masyarakat berupa kirim do’a kepada para leluhur atau ahli kubur keluarganya dan ditutup dengan kegiatan tukar-menukar hasil bumi, sebagai symbol saling merasakan nikmat yang diterima oleh sesame saudara sesuai dengan kadarnya.

Padusan, istilah ini saya terima berasal dari warga sekitar mojokerto yang memiliki, filosofi menyucikan. Hal ini bisa dilakukan kegiatan berupa mandi dengan niat menyucikan batin, ada juga yang sengaja mandi dilaut atau disalah satu pusat sumber mata air, sebagai bentuk rasa hormat dan menyambut bulan suci Ramadhan haruslah dengan keadaan yang suci pula.

Megengan, ini berasalah dari wilayah jogja dan sekitarnya, secara spesifik filosofi dan bentuk kegiatan dari acara ini saya kurang memahami, hanya tahu mengenai istilahnya saja. Namun saya yakin, bila kegiatan itu adalah upaya yang baik dan benar dalam menyambut bulan suci Ramadhan dengan diakulturasikan dengan budaya, etika dan adat setempat.

Keberagamaan istilah itu adalah bukti kekayaan wawasan dan keluasan ilmu para ulama’ yaitu para wali yang bisa membijaksanai dalam mengambil tindakan bagi warga yang sedah diislamkan, tidak datang dengan paksaan atau kekerasan merupakan prinsip utama munculnya ajaran atau kebiasaan ini. Itulah filosofi sebagian diantara banyak istilah yang ada di nusantara ini, cukuplah menjadi orang baik tanpa memikirkan dasar bila itu sudah pasti dinilai baik dan benar.


Wallahu a’lam bisshawab.

Jumat, 01 April 2022

Menuju Ramadhan : 5 | Hirarki Cinta


Membicarakan cinta memang tidak ada ujungnya, kadang dari sisi mana cinta ini tumbuh dan mengapa cinta itu bisa berubah arah terkadang menjadi misteri bagi setiap insan yang pernah merasakannya. Tentunya berbeda, antara sayang dan cinta tak hanya segi redaksi namun juga hakikat dan falsafahnya memang berbeda, nyatanya Allah swt lebih menyebutkan cinta daripada kata sayang diberbagai kalamnya.

Karena pada cinta bisa ditaruh kepada apa saja semau kita, bisa kepada benda mati, sesama manusia atau makhluk lain. Pada artikel ini kita akan membahas hal yang telah didiskusikan berdasarkan akal sementara yang telah kita miliki, kita mencoba menggali hakikat cinta apakah valid sesuai apa yang dikatakan para pujangga atau malah lebih tepa tapa yang telah di nasehatkan oleh para sufi mengenai hakikat cinta.

Untuk itu, pada kesempatan ini akan diadaka diskusi yang bermuara dari alur munculnya cinta dan dibahas secara fisik yang diterjemahkan leterlijk, namun menurut saya itu hal yang menarik dan dapat mengalanogikan terjemah cinta secaranya meskipun dari berbagai kalangan masyarakat dapat memahaminya. Selanjutnya, mengenai alur munculnya cinta secara fisik akan dibahas pada literasi bibawah ini.

Pertama, apakah cinta itu buta? Sebelum menjawab itu, kita perlu tahu konteks kata buta yang akan dibahas pada terjemah ini seperti apa, apakah konteks kebutaan yang diartikan secara leterlijk tentang kelainan mata, atau kebutaan dalam hati dan pikiran. Namun jika cinta itu diartikan buta dalam arti leterlijk kelainan pada mata itu merupakan salah besar dan fatal dalam memahami konteks cinta, karena cinta itu tidak tumbuh atau berasal dari mata manusia, bukan “cinta dari mata turun kehati” namun “dari hati menggerakkan mata”, karena bila hanya cinta dimiliki oleh yang memiliki mata bagaimana, makhluk yang diciptakan tanpa memiliki mata, atau secara lengkapnya, seperti ini.

Jika cinta itu syaratnya adalah mata, bagaimana orang yang buta. Dia tidak akan bisa melihat segala sesuatu sehingga dia akan menjadi manusia yang tak memiliki rasa cinta, namun nyatanya tidak. Banyak orang yang buta yang memiliki sifat cinta dan kasih sayang, begitu sebaliknya orang yang memiliki mata namun gila akalnya akan berbuat ‘kerusakan’ yang semua itu bertentangan dari rasa cinta.

Kedua, bila cinta itu mensyaratkan mata sebagai alatnya. Bagaimana manusia dapat mencintai rosulullah saw, banyak manusia yang tidak melihat rosululah bahkan tidak hidup pada zamannya, bisa mencintai bahkan rindu dengan. Sehingga teori mengenai cinta dari mata turun kehati itu jelas tidak bisa dijadikan acuan.

Naik kepada level yang lebih tinggi lagi, apakah mencintai sang Khaliq memerlukan mata, bagaimaa dengan hambanya yang tidak pernah menjumpainya. Cinta tidak melulu tantang mata, Allah swt sangat mudah untuk memberika rasa cinta itu melalui hati dan nurani. Itulah filosofi secara sederhana untuk bisa dicerna, semoga ini menjadi reminder kita dalam berupaya menggapai cinta yang sesungguhnya, karena cinta yang sesungguhnaya akan menghantarka kita pada sesuatu yang baik.


Wallahu a’alam bisshawab

Kamis, 31 Maret 2022

Dosen UM Kawal Bencana Banjir Batu Hingga Perda No. 7 Tahun 2011 Melalui BEM UM

Pemaparan Materi Oleh Ibu Heni Masruroh, S.Pd, M.Sc

Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Universitas Negeri Malang Mengadakan Kegiatan Diskusi Umum Lingkar Studi Lingkungan dengan tema “Penyelarasan Kebijakan dan Realitas Rancangan Tata Ruang Wilayah di Kota Batu” Oleh Kementerian Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang 2022 Oleh Dirjen Lingkungan Hidup periode 2022. “Kegiatan ini merupakan program kerja dari BEM UM Periode 2022” Tutur Rendi Siswandi selaku Ketua Pelaksana.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil peran mahasiswa sebagai akdemisi untuk memecahkan problem yang telah terjadi. Pada 4 November 2021 lalu terjadi bencana banjir bandang kota batu yang menelan kerugian sebanyak 124 Keluarga, 6 Penyintas Selamat, 7 korban meninggal dunia, 75 Rumah Rusak/ Hilang, 57 Kendaraan Rusak/ Hilang, 128 Hewan Ternak, Hingga 8 Lahan terdampak ter-update 14 November 2021. Setidaknya, bencana ini cukup serius mengenai dampaknya. 

Delegasi Badan Koordinasi Relawan (BKR) UM Ikut Berdiskusi

Kegiatan yang dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB pada Kamis, 31 Maret 2022 di Gedung Aula Ava  Gedung D14 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang ini berjalan dengan lancar, kegiatan dimulai sesi diskusi dan dilanjutkan dengan pertanyaan. Sebagai pemateri Heni Masruroh, S.Pd, M.Sc  Dosen Geografi Universitas Negeri Malang, Pradipta Indra Ariono WALHI JATIM, Talbyahya Herdy Putra Malang Corruption Watch, pada kesempatan tadi Ibu Heni menyampaikan mengenai Kondisi Geografi. Alumni S2 Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada ini juga sedang melakukan riset yang berjudul "Optimalisasi Mitigasi Bencana Bagi Masyarakat Menuju Desa Tangguh Bencana Di Desa Taji Kecamatan Jabung Kabupaten Malang" hal ini sangat relevan menghadirkan beliau sebagai pemantik sekaligus pembicara dalam diskusi ini. Mas Indra berbicara mengenai regulasi pemerintah dan politik, begitu pula dengan pemateri ketiga. Terbukti dari ketiga pemateri yang sangat konsen pada bidangnya dan sejalan dengan program yang dilaksanakan.

Para Pemateri

Kegiatan ini digadang dan dipelopori oleh muculnya fenomena akan direvisinya Perda No. 7 Tahun 2011 Kota Batu mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu, yang dinilai akan merusak lingkungan. Namun sayang diskusi yang diadakan tadi seperti kurang merujuk pada tujuan dalam penyelesaian masalah yang ada, terlepas dari pemateri yang dihadirkan. Pemateri yang dihadirkan sangatlah bagus, namun mungkin panitia kurang maksimal dalam mengonsep, TOR atau kurikulum materi yang dirancang atau arah diskusi yang kurang spesifik.

Suasana Diskusi

Harusnya, jika diskusi difokuskan untuk menyelesaikan masalah, dalam hal ini agar tidak ada revisi mengenai perda, seharusnya dari awal acara dibuka dengan menghadirkan fakta yang ada, kemudian disusul solusi paling tepat, lalu barulah dimunculkan mengenai kehadiran rencana revisi perda tersebut yang dirasa bertolak belakang dari solusi yang paling tepat atau malah merugian. Baru dari sini setiap stakeholder yang diundang bisa memberikan pandangan umum, masukan atau solusi bahkan diskusi hangat, dari sini mungkin diskusi akan mengalir, dan tidak seperti tadi yang hanya diisi pemaparan. Kita sendiri sebagai mahasiswa tentunya paling ‘banter’ dan trend-nya hanya ‘diskusi’, maka itu harus kita ubah. Terobosan atau kegiatan seperti tadi harusnya memiliki keberlanjutan yang jelas, misalkan hasil diskusi tadi benar-benar direkap dan dikawal oleh pihak yang memiliki wewenang, atau bahkan saat diskusi bisa menghadirkan pejabat terkait untuk bisa memfasilitasi dan memberikan tindak lanjut, agar tidak berhenti sampai diskusi.

Atau, dengan yang lebih elegan, BEM membuat artikel ilmiah yang bisa dipublikasian melalui seminar nasional yang diadakan oleh pemerintah/ pemerhati masalah yang ada, misalkan BRIN, DLH, atau pihak yang lainnya, dari sini kegiatan serupa akan menghasilkan output yang real dan nyata.

Itulah saran yang bisa saya berikan, mohon maaf, saya menyadari ada pepatah mengatakan “mengevaluasi itu lebih mudah” namun dengan seperti ini, kita semua bisa melakukan perbaikan dan bisa meningkatkan kualitas diri bahkan dapat memberikan nama baik almamater kita, dan tak hanya itu saya siap mengambil peran sebagai konsekuensi saya atas masukan yang telah saya usulkan, tinggal nanti didiskusikan lebih lanjut. Karena sebagai salah satu pengurus Badan Koordinasi Relawan UM kami merasa harus ada tindakan yang nyata disetiap isu yang sedang beredar, isu bukan hanya untuk mengangkat eksistensi suatu organisasi saja, melainkan untuk diselesaikan dan saling mengambil peran. Mahasiswa harus bisa dan pandai untuk menganalisis terkait mengambil peran dan menjalin kemitraan stakeholder yang tepat dan benar untuk setiap penyelesaian masalah.

Partisipan Kegiatan


Terimakasih kawan-kawan mahasiswa

Terimakasih kawan-kawan UM

Salam Tangguh

Salam Lestari

Mohon Maaf



Kegiatan Dihadiri Oleh:

 

1. Ketua Badan Koordinasi Relawan (BKR)

2. Ketua UKM Bhumi

3. Ketua UKM Gempita 

4. Ketua UKM Gerakan Pramuka

5. Ketua UKM GERMAN

6. Ketua UKM Jonggring Salaka

7. Ketua UKM KSR PMI

Menuju Ramadhan : 4 | Allah Maha Suci

Sejuk


Banyak sudah teori yang menjelaskan allah swt itu adalah maha suci, namun sekarang bukan untuk membahas teori yang sudah kuat atau bahkan sudah teruji karena dicetuskan oleh ulama’ masyhur. Catatan ini lebih berfungsi sebagai sarana menyimpan memori atau bukti bahwa diri ini pernah berfikir, meskipun diri ini kadang berifikir tanpa batas selayaknya berfikir, atau melebihi kerangka dalam berfikir. 


Berbicara mengenai ‘maha’ suci, pada dasarnya tidak perlu pembuktian, karena adanya sifat suci atau kata suci itu sendiri berasal dari sang pemberi kesucian itu sendiri, yaitu ‘maha’ suci. Kesucian itu bukan hanya terbebas dari najis namun dalam semua urusan kontens kehidupan, bahkan ini dipredisikan kata ‘suci’ yang sebenarnya boleh jadi bukan hanya makna sempit yang selama ini kita definisikan sendiri, boleh jadi suci dalam konteks aslinya lebih mengagumkan dan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia, yang terpenting kita sebagai manusia selalu ingat koidah kalimat “subhanallah wal hamdulilillah”.


Masih berputar pada filosofi jari, sebelumnya kita telah membahas mengenai semua jari yang ada pada telapak tangan, namun lagi-lagi semua itu bisa menjadi berkembang. Terdapat banyak rahasia-rahasia yang bisa diterjemahkan menjadi filosofi yang mengandung ‘pitutur luhur’ atau nasehat-nasihat kebaikan. Untuk itu kita awali lagi pembuktian ini dengan analogi yang sederhana agar akal bisa kita bisa menjangkaunya, namun tidak keluar dari konteks, sehingga tujuan dalam menggali filosofi itu tercapai yaitu semata-mata hanya untuk meningkatkan kualitas diri kita kepada tuhan atau Allah swt.


Pada kesempatan ini, bisa memulai dengan menganalogikan jari jempol. Jari jempol merupakan tokoh utama dalam memfungsikan semua jari, tanpa jari jempol atau bahkan kelebihan jari jempol maka fungsi telapak tanganpun tidak bisa berfungsi dengan sempurna. Bagi anda yang diberika kelebihan atau tidak memiliki jari jempol itu merupakan kuasa takdir Allah yang sangat indah, namun dengan takdir itu, bersama itu pasti Allah swt juga menghadirkan kelebihan untuk beradaptasi dengan keadaan sehingga fungsi dari telapak tangan bisa sempurna seperti tetap memiliki jari jempol yang utuh, kelebihan itu bisa melalui adaptasi (sensorik) yang langsung bisa menggantikan fungsi dari jari jempol itu, atau bahkan kelebihan yang lain untuk dapat menutupi kekurangan tersebut, seperti kecerdasan, kekuatan fisik atau yang lainnya.


Fakta yang unik dari jari jempol itu ketika kita membersihkan hidung, maka lazim jari jempol itu tidak bisa digunakan dengan baik, padahal keempat jari lainnya bisa. Hal ini menandakan sifat analogi yang pada jari jempol tidak bisa digunakan untuk hal yang kotor, hal ini bisa disimpulkan Allah swt suci secara harfiah dan fungsinya, walaupun ini pemikiran yang dangkal namun setidaknya analogi singkat ini bisa diterima di semua kalangan.


Kedua, ketika kita melakukan istinja’ jar jempol tidak ikut andil dalam kegiatan itu, maknanya juga sama dengan fakta yang berada diatas. Namun, ada koidah lain, yaitu tuhan akan selalu melihat atau bersama kita walaupun ditempat yang tersembunyi sekalipun, tuhan akan tetap bersama kita meskipun dalam keadaan melakukan hal yang kotor maupun tidak, dalam keadaan berbuat baik atau buruk, Allah swt selalu memantau kita.


Semoga tulisan yang singkat dan ‘ngawur’ itu bisa membuat hati kita terbuka dan menambah rasa keimanan kita kepada tuhan atau Allah swt.

Waallahu a’lam bisshawab


Mahasiswa PLS UM Ajak Ibu-Ibu Warga Semanding Olah Buah Beligo Menjadi Berbagai Kue Lebaran


Oleh : Nur Hamid Abdissalam

Suasana Setelah Perlombaan dan Pemaparan Hasil
Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang kembali mengadakan studi lapangan pada Rabu, 30 Maret 2022. Kali ini sasaran mereka adalah para ibu warga Semanding Sumbersekar Dau Malang. Berbeda dengan kegiatan sebelumnya yang melibatkan keseluruhan mahasiswa PLS UM angkatan 2021 Offering D, kegiatan kali ini hanya melibatkan 7 mahasiswa saja. Kegiatan yang dihadiri oleh 19 ibu-ibu dan 7 mahasiswa ini dibimbing oleh Bapak Dr. M. Ishaq, M.Pd selaku dosen dari mahasiswa PLS UM Offering D. Kegiatan ini didukung oleh M. Hasanuddin Wahid anggota DPR RI komisi 10. 

Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Bapak Dr. M. Ishaq, M.Pd dan istrinya, serta doa bersama. Perlombaan dimulai pukul 09.00 WIB setelah para peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdapat satu mahasiswa sebagai pendamping kelompoknya. Perlombaan ini diselenggarakan di perkebunan milik dosen pembimbing. Proses produksi ini memakan waktu cukup lama karena pemrosesannya yang dilakukan mulai pengupasan, perendaman, hingga memasaknya. Walaupun demikian proses produksi ini hanya dibatasi hingga pukul 12.00 WIB. Setelah matang, setiap kelompok melakukan presentasi untuk dinilai oleh para juri.

Presentasi

Dari perlombaan ini menghasilkan berbagai macam olahan, diantaranya selai beligo, jemblem beligo, nastar, dan lumpia beligo. Kegiatan ini mendapat banyak apresiasi dari peserta lomba. “Saya senang sekali lho, bu.karena kegiatan ini saya baru tahu kalau selai itu bisa dibuat dari buah beligo, biasanya kan selai itu dibuat dari nanas” ucap salah satu peserta perlombaan. Selain itu, para peserta juga sangat senang karena momentum perlombaa ini mendekati lebaran yang bisa menjadi referensi untuk membuat kue lebaran. Perlombaan ini ditutup dengan pengumuman pemenang perlombaan dan pembagian hadiah.

Pemberian Hadiah
Stakeholder Pendukung

Mahasiswa Yang Terlibat :

1. Aliya Salsabila Putri Ismail
2. Bella Asih Atika Putri
3. Claudy Gabrielle Fiesta
4. Firdaus Yunico Prastyo
5. Mariana Kusuma Dewi
6. Mario Sebastian
7. Nur Hamid Abdissalam



Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...