Senin, 23 September 2024

Menyala! Siswa Kelas 9B SMP Ibnu Rusyd Dampit Tampilkan Tarian Khas Lombok Damar Mesunar pada Malam Puncak Gelar Budaya Nusantara P5

 


MALANG | JATINSATUNEWS.COM : Melalui pertunjukan tari siswa kelas 9B SMP Ibnu Rusdy Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit berkreasi dengan bebas. Nyatanya kreasi mereka harus diakui oleh kedua jempol tangan karena berhasil menyita perhatian para pengunjung panggung pertunjukan dengan seni tari yang dibawakan. 

Lengkap dengan segala aksesoris yang melekat pada tubuh penari, gerakan tarian serta ekspresi yang dikeluarkan oleh mimik wajah menambah watak dan karakter semakin hidup. Pencahayaan yang dipilih serta musik pengiring juga telah menambah kuat pesan moral yang ingij disampaikan oleh penari kepada penonton. 

Tari Damar Mesunar adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang sarat akan semangat gotong royong, persatuan, dan kekuatan alam. “Damar” merujuk pada lampu atau pelita, sedangkan “Mesunar” dalam bahasa Sasak berarti menyala atau bersinar. Melalui simbolisme cahaya, tarian ini melambangkan harapan dan kekuatan masyarakat Lombok dalam menghadapi tantangan kehidupan. 

Tari Damar Mesunar biasa dipentaskan dalam berbagai acara adat, budaya, dan seremonial sebagai bentuk penghormatan dan syukur kepada Tuhan atas berkah alam. Gerakannya yang luwes dan dinamis, diiringi oleh musik tradisional, mencerminkan keseimbangan antara manusia dan alam serta harmoni antar anggota masyarakat. Selain itu, tarian ini juga menampilkan kesederhanaan dan kekuatan spiritual masyarakat Lombok yang selalu berpegang teguh pada nilai-nilai tradisi dan kebersamaan.

Melalui tari Damar Mesunar, generasi muda diharapkan dapat melestarikan kekayaan budaya daerah dan menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan leluhur.Tarian ini memggambarkan disuatu sore disebuah desa terpencil, terdapat anak-anak yang sedang bermain. Namun ketika malam di desa tersebut tiba-tiba tidak ada penerangan, sehingga ketika malam datang mereka merasa gelisah karena sulit melihat lingkungan sekitarnya.

Kemudian mereka kebingungan untuk mencari pencahayaan, situasi malam tersebut sangat gemuruh dan mereka berusaha mencari penerangan. Ketika mereka sedang berusaha mencari pencahayaan, mereka melihat sebuah sinar cahaya dan mereka menghampiri cahaya tersebut. Merekapun mendapatkan pencahayaan dan mereka sangat gembira karena bisa melihat jelas kembali. Sehingga dari cerita tersebut, kehidupan manusia tidak dapat berlangsung tanpa adanyanya cahaya, karena semua aktivitas membutuhkan penerangan.

Indah dan Estetik, Siswa Kelas X TKJ & Farmasi Persembahkan Tarian Gugur Gunung pada Malam Puncak Gebyar Budaya Nusantara

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Siswa/ Siswi SMK Kelas X jurusan teknik komputer dan jaringan (TKJ) & Farmasi SMK Cendekia Madinah Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit, dalam gebyar budaya nusantara memilih menyuguhkan Tarian Gugur Gunung sebagai persembahan dimalam puncak kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) di Halaman SMK Cendekia Madinah pada sabtu, (21/9/24). 

Tarian Gugur Gunung adalah tarian tradisional Jawa Tengah yang menggambarkan semangat gotong-royong dan kerja keras masyarakat dalam mengatasi pekerjaan berat bersama-sama. Gerakannya dinamis dan enerjik, dengan musik pengiring gamelan, mencerminkan kebersamaan dan kekuatan kolektif. 

Bagi masyarakat pedesaan atau perkampungan seperti diwilayah Dampit kegiatan gugur gunung selalu dipakai untuk kegiatan keberssmaan seperti kerjabakti, kegiatan kebersihan lingkungan atau membantu tetangga yang memiliki hajat pembangunan rumah atau yang lainnya. Sudah menjadi kebiasaan bagi warga atau masyarakat untuk membantu setiap tetangga yang memiliki hajat dengan sukarela tanpa imbalan dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga sekitar.

Unsur persatuan misalnya terdapat dalam lirik lagu Gugur Gunung berbunyi sayuk rukun bebarengan ro kancane yang memiliki makna sikap kebersamaan, sedangkan lirik yang berbunyi holobis kontul baris bermakna kebersamaan, tertib, dan kompak yang dianalogikan dengan kontul yaitu hewan sejenis burung yang ada di sawah-sawah berbaris rapi. Judul Gugur Gunung itu sendiri sudah merupakan konsep filosofis yang bermakna gotong royong. Gotong royong atau kerjasama tidak mungkin terwujud jika kerukunan terbengkalai. Dengan adanya kerukunan antar daerah maka persatuan dan integritas bangsa akan terwujud.

Dibawakan dengan gerakan tari secara lugas, dengan properti yang lengkap, tata rias yang elok, musik yang diremix kekinian, serta latar pencahyaan yang mendukung membuat karakter setiap penari menjadi indah nan elok. Akhirnya pesan moral yang ingin dibawakan tertangkap dengan baik oleh penonton. Suatu kebanggan yang luar biasa dan mahakarya istimewa dibawakan oleh peserta didik SMK Cendikia Madinah Dampit terpatri didalam hati para penonton.

Keahlian semacam ini merupakan sesuatu yang harus disalurakn peserta didik agar membawakan sebuah prestasi, hal itu pastinya didukung oleh Civitas akademika SMK Cendekia Madinah sebagai upaya menjadi instansi pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan peserta didik yang unggul sehingga bisa dipercaya oleh masyarakat sekitar dalam menitipkan putra-putrinya dalam mengenyam pendidikan disini. Tentunya SMK Cendekia Madinah Dampit ini siap mengemban kepercayaan masyarakat dalam mendidik generasi penerus bangsa yang unggul.

Memukau! Siswa Kelas VIII A SMP Ibnu Rusdy Dampit Hadiahkan Tarian Gambang Suling pada Malam Puncak Gebyar Budaya Nusantara

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kreativitas, bakat dan kemampuan siswa-siswi SMP Ibnu Rusdy Dampit memang nyata dirasakan oleh pengunjung di panggung kreativitas pada kegiatan, gebyar budaya nusantara proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) sebagai ajang siswa untuk menyalurkan aksi terbaiknya. Aksi pertunjukan ini dilakukan dihadapan seluruh masyarakat desa Amadanom, para walimurid serta seluruh siswa Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf di Halaman SMK Cendekia Madinah pada sabtu, (21/9/24).

Tarian Gambang suling merupakan perpaduan antara gerakan dan iringan lagu daerah asal Jawa Tengah yang begitu populer di seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Lagu Gambang Suling diciptakan oleh Ki Narto Sabdo. Lagu Gambang Suling mengungkapkan kekaguman penciptanya terhadap suling, alat musik tradisional yang memiliki nada indah dan dapat membentuk harmonisasi dan instrumen lainnya.

Gambang suling merupakan suatu judul tembang dolanan yang memiliki arti sebagai simbol kekaguman kepada salah satu alat musik tradisional seruling. Hal yang fundamental ialah karena suling memiliki nada yang khas dan membentuk harmonisasi dengan alat musik sejenisnya sehingga menghasilkan bunyi yang merdu ketika didengar. Makna yang terkandung dalam untaian lirik-liriknya ialah sebagai cerminan bab kehidupan. Dalam menjalani kehidupan harus senantiasa menikmati baik dari segi alur ataupun yang lain dengan timbangan yang seimbang. Syair yang tertera dalam tembang dolanan tersebut memiliki makna baik yang tersirat dan tersurat secara simbolik berupa pesan moral.

Tembang dolanan Gambang Suling berasal dari Jawa Tengah. Tembang ini diungkapkan oleh Ki Narto, beliau ingin mengungkapkan kekagumannya terhadap kemerduan suara seruling saat ditiup. Tembang dolanan ini juga sering digunakan oleh anakanak dalam permainan secara bersama-sama. Dari lirik tembang dolanan Gambang Suling dapat diambil nilai edukai pada anak-anak yaitu, ketentraman suara suling dapat dianalogikan sebagai ketentraman hidup. Dalam nilai edukasi pada anak-anak, tembang dolanan ini juga bertujuan untuk mengajarkan anak untuk senantiasa seimbang dalam menjalankan kehidupan antara duniawi dan beribadah. Selain itu, juga diajarkan untuk bergotong royong karena dalam kehidupan sosial harus seimbang dan saling membantu sebagaimana kita merasakan banyak hakikat kehidupan selalu membutuhkan keseimbangan. Alunan musik dalam tembang ini dapat membuat refleksi kehidupan.

Meskipun tarian ini berasal dari daerah lain, namun nilai moral dan pendidikannya pantas untuk diterapkan disemua tempat. Masyarakat Dampit juga menyetujui ajaran moral yang disampaikan dalam tarian tersebut tak terkecuali prinsip pendidikan yang dilakukan oleh Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf sebagai lembaga pendidikan yang bertugas mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan agamis.

Melalui tarian ini, siswa diharapkan terhegemoni dan terpengaruh oleh ajaran dan pesan moral yang ingin dibawakan. Lembaga pendidikan juga memberitahukan terhadap umum bahwa Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum AL-Manaf merupakan lembaga pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing.

Persembahkan Tarian Khas Dampit Berjudul ‘Sawung Blanggreng’ Penonton Tertegun Melihat Aksi Kelas 7 SMP Ibnu Rusyd Dampit

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Dengan memanfaatkan sumber daya alam di wilayah desa Dampit, mayoritas Masyarakat bermata pencaharian sebagai petani kopi dan hidup berdampingan dengan kopi. Kebun kopi bukan hanya sekedar kantor bagi para petani, melainkan tempat Dimana anak anak bisa belajar serta bermain. Inilah persembahan dari kelas 7, tari sawung blanggreng.

Tarian Sawung Blanggreng lahir dari refleksi kehidupan masyarakat Desa Amadanom yang erat kaitannya dengan kopi. Nama “Sawung Blanggreng” sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti ayam jantan berwarna merah tua, simbol kekuatan dan ketahanan, yang mencerminkan semangat masyarakat dalam bertani kopi. Tarian ini diciptakan sebagai ungkapan syukur atas berkah alam dan panen kopi yang melimpah.

Gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas sehari-hari para petani kopi, mulai dari menanam, merawat, hingga memanen biji kopi. Para penari mengenakan kostum berwarna cerah dengan aksen merah dan hijau, serta menggunakan properti seperti Joker Merah dan sapu lidi yang melambangkan alat-alat yang digunakan dalam berkebun kopi. Tarian ini tidak hanya mempesona secara visual, tetapi juga sarat makna dan cerita.

Tarian Sawung Blanggreng mengandung berbagai nilai moral yang penting, seperti budi pekerti, kerjasama, dan penghormatan kepada orang tua. Tarian ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, bekerja sama dalam mengelola alam, dan berterima kasih atas hasil yang diberikan oleh tanah yang subur.

Anak-anak desa sejak dini diajarkan untuk berpartisipasi dalam tarian ini sebagai bagian dari pendidikan budaya mereka. Melalui kegiatan ini, nilai-nilai luhur tentang pentingnya kerja keras dan kebersamaan tertanam kuat, membantu mereka untuk lebih mengenal dan menghargai warisan yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka.

Tarian Sawung Blanggreng memiliki Implementasi dan Apresiasi,Tarian Sawung Blanggreng tidak hanya ditampilkan dalam acara adat atau perayaan tertentu, tetapi juga telah menjadi bagian dari kurikulum di sekolah formal Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit. Dengan demikian, setiap anak tumbuh dengan mengenal dan mencintai tarian ini, menjadikannya sebagai bagian integral dari identitas mereka.

Pengakuan terhadap Tarian Sawung Blanggreng tidak hanya datang dari masyarakat setempat, tetapi juga dari pihak luar yang tertarik dengan pesan yang disampaikan melalui gerakannya. Festival-festival budaya dan event pariwisata sering kali menampilkan tarian ini sebagai daya tarik utama, memberikan panggung bagi generasi muda untuk menampilkan kekayaan budaya mereka kepada dunia.

Beskalan Lanang Lengkapi Malam Puncak Gelar Budaya Nusantara, Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tari Beskalan Lanang adalah tarian tradisional khas Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tarian ini awalnya berfungsi sebagai tarian ritual atau upacara, seperti ritual tanah atau kesuburan tanah. Seiring berjalannya waktu, tarian ini kini digunakan sebagai tarian penyambutan tamu. Kata "beskalan" berasal dari kata "bakalan" yang berarti pertama atau dasar dari segala bentuk penghargaan terhadap tamu atau orang. 

Tari Beskalan Lanang merupakan tari tradisional yang berasal dari kabupaten Malang tepatnya di desa Ngadireso kecamatan Poncokusumo. Beskalan Lanang menggambarkan kesatria yang gagah dan kokoh pendirian di tengah hidupnya yang sendiri tanpa kedua orang tua. Terdapat keunikan ditinjau dari bentuk penyajiannya yaitu terdapat ragam gerak bau sikon yang mirip gerakan silat.

Selain ragam gerak juga terdapat keunikan tata busananya yaitu terdapat skoder mirip pangkat jendral. Gerakan tari Beskalan Lanang banyak dipengaruhi dari gerakan tari Remo. Kabupaten Malang sendiri mengenai tari Beskalan Lanang. Hal ini yang menjadi latar belakang untuk mendeskripsikan tentang bentuk penyajian tari Beskalan Lanang. Tari Beskalan Lanang disajikan dengan meliputi ragam gerak tata busana tata rias dan musik iringannya memiliki keterkaitan yang menunjukkan satu kesatuan yang utuh. Satu kesatuan tersebut berkaitan dengan karakter masyarakat Malang yaitu memiliki sikap berani di depan bukan hanya berani di belakang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah adu arep . 

Hal tersebut berkaitan juga dengan karakter gerak tari Jawa Timuran yang meliputi 5 unsur penjiwaan yaitu madeg majeg manteb mapan dan mapag. Tari Beskalan Lanang yang dibawakan oleh tim inti pada kegiatan gelar budaya nusantara, proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf yang terdiri dari, SMP Ibnu Rusdy dan SMK Cendikia Madinah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan wawasan dan data tertulis tentang bentuk penyajian tari Beskalan Lanang sehingga mampu menumbuh kembangkan rasa cinta bagi siswa dan masyarakat terhadap nilai-nilai luhur kesenian daerah sendiri agar tidak tergeser oleh budaya asing.

Tentu penonton yang hadir saat itu yang terdiri dari wali murid, siwa-siwi dan masyarakat dibuat takjub oleh penampilan ini. Karena tarian yang begitu kompleks mampu dibawakan oleh siswa-siswi yayasan pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit. Pasti dengan tarian ini, masyarakat yang hadir mengakui kualitas lembaga pendidikan ini mampu mendidik peserta didiknya berprestasi dan mampu menyalurkan bakat minatnya. Itu sesuai dengan komitmen lembaga pendidikan ini yang akan terus perupaya menghasilkan dan mencetak generasi penrus bangsa yang berjiwa unggul, berdaya saing, berwawasan luas serta memiliki budi perekti yang luhur melalui ajaran agama yang mumpuni.

Tim Inti Seni Tari Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Dampit, Meriahkan Kegiatan Gebyar Budaya Nusantara dengan Tarian Bapang Khas Malang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tari Bapang adalah salah satu tarian khas Kota Malang yang menggambarkan tokoh Bapang Jayasentika dari Kadipaten Banjarpatoman. Tari ini memiliki tema kepahlawanan atau heroisme. Tari Bapang merupakan salah satu karakter dalam drama tari topeng. Tari Bapang masuk dalam kriteria nilai pendidikan karakter, seperti toleransi, nasionalisme, independen, dan integritas.

Tari Topeng Bapang merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya akan sejarah dan keindahan. Dikenal sebagai salah satu bentuk seni tradisional Jawa, tarian ini memiliki ciri khas tersendiri yang menarik perhatian penikmat seni. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai asal-usul Tarian ini, gerakan khas yang memukau, dan bagaimana keberadaannya terus meramaikan perhelatan seni di Tanah Air. 

Topeng Bapang berasal dari Jawa, Indonesia, khususnya Malang dan memiliki akar sejarah yang dalam. Kata “Topeng” berasal dari bahasa Indonesia yang berarti topeng atau masker, sementara “Bapang” mengacu pada karakter dalam tarian ini. Tarian ini awalnya dipentaskan sebagai bentuk hiburan di istana kerajaan Jawa, menjadikannya bagian integral dari kehidupan istana pada masa lalu.

Salah satu daya tarik utama tarian tersebut terletak pada gerakannya yang indah dan maknanya yang mendalam. Setiap gerakan memiliki arti simbolis dan menceritakan kisah atau ajaran moral yang diwariskan dari generasi ke generasi. Gerakan tarian ini menciptakan suasana magis yang memikat penonton, membuat mereka terhanyut dalam alur cerita yang disampaikan oleh para penari. 

Tari ini tidak hanya menjadi pertunjukan seni belaka, tetapi juga memainkan peran penting dalam pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia. Dengan terus dipentaskan di berbagai acara seni dan festival budaya, Tari Topeng Bapang membantu melestarikan warisan budaya yang berharga. Generasi muda diajak untuk menghargai dan memahami kekayaan budaya mereka melalui penontonan tarian ini. 

Dalam era digital ini, Tari Topeng Bapang telah menarik perhatian dunia melalui media sosial dan platform online. Video pertunjukan tarian ini sering dibagikan secara luas, memperkenalkan keindahan seni tradisional Indonesia kepada publik global. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mendukung promosi dan pelestarian Tari ini agar tetap dikenal dan dihargai oleh generasi mendatang.

Meskipun hanya ditampilkan oleh 2 orang, namun aksi kedua orang ini telah menyita perhatian para penonton sudah mewakilkan karakter dan pesan moral yang ingin disampaikan. Pada intinya kesenian budaya yang didik oleh Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf ini berhasil memberikan pemahaman bagi semua bahwa santri didalam pondok pesantren memiliki potensi dan kesempatan sama untuk belajar kesenian dan budaya.

Menajubkan! Pembawaan Seni Tari Drupadi Murca pada Kegiatan Gebyar Budaya Nusantara, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pertunjukan Spektakuler dilakukan oleh Tim Tari Inti Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit, dimana kesenian tari yang dibawakan oleh siswi ini merupakan kisah tokoh Drupadi yang diangkat dari cerita Mahabarata. Mengisahkan tentang perasaan sedih dan kecewa atas takdir yang menimpanya, berkaitan dengan Drupadi yang harus menikahi lima orang sekaligus dari Pandawa.

Hidup Drupadi seperti kutukan penderitaan yang tak berujung. Ia dijadikan taruhan dan dilecehkan oleh Dursasana, anggota Wangsa Kurawa, yang mencoba melucutinya di balairung Kerajaaan Hastinapura. Kemarahan yang merangkum perjalanan serta perasaan Drupadi menjadi puncak keputusan yang diambilnya dengan tegas dan lantang, yaitu menggugat takdirnya sendiri dengan sumpah.

Sesuai dengan alur, tari ini dibawakan oleh belasan siswi Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf dengan properti dan atribut lengkap yang mendukung latar suasananya. Iringan musik gamelan modern yang telah diremix membuat tarian ini relevan untuk menyita kaum milenial. Latar panggung dan pencahayaan serta kesuksesan penari dalam olah wirasa, wiraga dan wirama membuat pesan moral yang ingin disampaikan mudah untuk ditangkap.

Drupadi merupakan putri sulung Prabu Drupada, Raja Cempalaradya. Ia dilahirkan oleh Api Suci melalui upacara Putrakama Yadnya yang dilakukan oleh ayahnya. Drupadi memiliki lima suami, yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa yang kemudian disebut Pancapandawa.

Begitulah yang terjadi pada Drupadi, dia yang menanamkan sikap setia dan welas asih terhadap Pandawa, dia pula yang menjadi alasan perubahan jaman dengan adanya perang Baratayuda hingga sumpahnya bisa terlaksana yaitu mencuci rambutnya dengan darah Dursasana. Dari sikap Drupadi dapat dipetik sebuah pesan moral bahwa setiap pengorbanan, doa dan penantian tidak akan siasia Tuhan hanya menunggu waktu yang tepat ntuk dianugerahkan kepada hambanya, oleh sebab itu manusia hendaklah sabar, sareh dan semeleh dalam menjalani kehidupan.

Drama kolosal berjudul Drupadi Murca ini merupakan salah salah satu pertunjukan inti dalam kegiatan gebyar budaya nusantara dalam malam puncak gelar karya proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf Dampit yang terdiri dari SMP Ibnu Rusdy dan SMK Cendekia Madinah Dampit. Dengan dipersembahkan tarian ini, semoga kaum perempuan menyadari untuk bangkit dari keterpurukan dalam hal ini kebodohan akan ajaran yang sesat, serta memiliki motivasi bahwa derajat perempuan sama dihadapan publik dengan laki-laki untuk memperoleh hak asasi manusia yang sama, utamanya dalam meraih mimpi atau kesuksesan. Maka dari itu, Yayasan Pondok Pesantren Mifathul Ulum Dampit selal berupaya menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, semuanya memiliki kesempatan yang salam dalam belajar dan berprestasi.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...