Minggu, 13 Juli 2025

Komunitas Run-Run-Run (RRR) Rutin Gelar 32 Lari Sejauh 5KM Setiap Rabu dan Minggu

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Komunitas yang berfokus pada kebugaran jasmani ini bernama RRR (run run run). Sejak berdiri pada 6 Februari 2025 komunitas ini telah menyelenggarakan 32 kali acara lari yang digelar setiap hari Rabu dan Minggu pukul 15.00 WIB dengan jarak tempuh 5 KM. Selain itu, setiap dua minggu sekali pada hari Jumat pukul 19.00 WIB, komunitas ini mengadakan lari malam (night run) dengan jarak 10 KM yang sudah terlaksana dua kali. Titik start berlokasi di setiap kedai kopi dengan tempat dan rute yang berbeda-beda yang ditentukan oleh panitia.  

Rangkaian acara dimulai dengan kumpul dan pemanasan bersama, dilanjut lari santai dengan checkpoint di tengah perjalanan untuk istirahat, menunggu peserta yang tertinggal, dan foto bersama. Kemudian lanjut lari hingga finish di lokasi awal keberangkatan, dilanjutkan peregangan dan sesi dokumentasi.  

Rizal, salah satu pendiri saat ditemui kontributor JatimSatuNews membeberkan latar belakang berdirinya RRR yang berawal dari keprihatinan para inisiator terhadap kebiasaan tidak sehat di kalangan para pemuda.

"Kami ingin mengubah habit anak-anak kabupaten Malang tempatnya di daerah Gondanglegi, sadar atas kesehatan," ujar Rizal salah satu pendiri.  

Ia menambahkan RRR membuka pendaftaran secara gratis. Bagi siapa saja yang ingin bergabung, cukup datang langsung ke lokasi atau ikuti informasi di Instagram @Run.R3n_run.

"Lari bukan soal kecepatan, tapi tentang keberanian memulai langkah positif." Pungkasnya

Sejauh ini partisipasi kegiatan ini terus mengingkat yang terdiri dari 21 tim inti serta peserta yang bisa mencapai kurang lebih 50 orang, dari berbagai wilayah.

#JustForFunForEveryone

Wedangan Rindu Kenangan, Kisah yang Mengalir Lewat Seni di Pameran ArtSura

 

Lukisan Bergaya Ekspresionisme dan Kontemporer di Pameran Artsura

SURAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM : Suasana di Taman Balekambang, kota Surakarta terasa berbeda dari biasanya. Bukan hanya rimbunnya pepohonan atau sejuknya udara yang menjadi daya tarik, tetapi ratusan karya seni yang tertata rapi menyapa setiap langkah pengunjung. Inilah ArtSura, sebuah pameran seni yang digelar pada 21 hingga 29 Juni 2025, mengangkat tema yang begitu lekat dengan budaya Solo: Wedangan Rindu Kenangan.

Lebih dari sekadar pameran, ArtSura menjadi ruang bertemu bagi para seniman, karya, dan masyarakat. Mengusung semangat kolektif, ArtSura menghadirkan lebih dari 200 karya seni mulai dari lukisan, patung, hingga digital art hasil cipta dari berbagai seniman lokal dan nasional.

Fauziadila Ramadhani, salah satu panitia ArtSura menuturkan tema kegiatan ini yang teridentik dengan Solo yaitu angkringan atau wedangan.

“Tema Wedangan Rindu Kenangan kami ambil karena angkringan atau wedangan itu sangat identik dengan Solo. Di sana ada cerita, ada rindu, ada obrolan yang membekas. Dari situ muncul ide menjadikan wedangan sebagai simbol memori dan ekspresi dalam karya seni,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara.

Selain karya dari galeri dan seniman, ArtSura juga membuka ruang lewat sistem open call submission, yang memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk turut berpartisipasi menampilkan karya. Menariknya, meski ArtSura baru pertama kali digelar tahun ini, respons dari masyarakat sangat menggembirakan. Terdapat 300-500 pengunjung setiap harinya. Mulai dari kalangan keluarga, pelajar juga wisatawan yang tak sengaja datang.

“Setiap harinya pengunjung bisa mencapai 300 sampai 500 orang, dan itu di luar ekspektasi kami. Banyak keluarga, pelajar, bahkan wisatawan yang sengaja datang hanya untuk menikmati pameran ini,” tambah Fauzia.

Kedepan, panitia berharap ArtSura bisa menjadi agenda tahunan dan tumbuh menjadi platform seni berskala lebih besar.

“Kami ingin ArtSura menjadi ruang ekspresi yang terbuka dan berkelanjutan. Tidak hanya untuk seniman Solo, tapi juga untuk seluruh Indonesia,” tutup Fauzia.

Salah satu seniman yang memamerkan karyanya di ArtSura adalah Mardoni Dwi Pamungkas. Ia menghadirkan sebuah patung berjudul “Titik Kendali”, yang terinspirasi dari pengalaman personalnya. Karya tersebut divisualkan dengan elemen kaki, otak, dan batang sebagai simbol perjalanan hidup.

“Kaki itu metafora perjalanan, otak menyimpan semua kenangan, dan batang itu kendali. Dalam hidup pasti ada memori yang melekat, dan kita perlu pegangan untuk tetap berjalan,” ujar Mardoni.

Mardoni mengaku bangga bisa ikut serta di pameran ini, ia juga mengungkapkan harapan yang mendalam agar pameran ini bisa tumbuh untuk bisa mengangkat seni rupa ke ruang publik.

“Senang sekali karya saya bisa tampil. Harapannya ruang seperti ini bisa terus tumbuh, apalagi seni rupa karna menurut saya masih minim ruang publik untuk berkarya.” Terang Mardoni.

Tak hanya dari sisi seniman, suara pengunjung juga menambah warna dalam pameran ini. Salah satunya adalah Ahmad Zamri, mahasiswa asal Solo yang pertama kali hadir dalam acara ini namun merasakan suasana keseruan yang luar biasa.

“Ini pertama kalinya saya datang ke pameran seni seperti ini, dan ternyata seru banget. Banyak karya yang bikin saya berhenti lama,” ucap Zamri. 

Ia menyebut salah satu karya yang paling menarik perhatiannya adalah “Wonderland#2” karya Zulfian Hariyadi, yang bisa membawa ia nostalgia, beragam harapan juga muncul darinya agar lameran serupa sering digelar, agar masyarakak dekat dengan seni. 

“Lukisan itu mirip banget sama lukisan di rumah lama saya. Bikin nostalgia. Harusnya acara kayak gini lebih sering, biar masyarakat juga makin akrab sama seni. Kalau ada lagi, saya pasti datang.” Tutur Zamri.

ArtSura tak sekadar pameran, tapi juga ruang berkumpul bagi kenangan, visual, dan ekspresi jiwa. Pameran ini menjembatani dialog antara seniman dan masyarakat, dan menciptakan ruang bagi generasi muda untuk memahami bahwa seni bukan hanya tentang keindahan, tapi juga tentang cerita. Dan siapa sangka, dari sebuah “wedangan kenangan”, lahirlah momen-momen yang tak terlupakan di tengah kota budaya ini.

 

Oleh: Zahra Atika Zulfa

Sinergi Asa 2025: BEM FIP UM Gelar Edukasi Seksual Ramah Anak di Batu

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Departemen Sosial Masyarakat (Sosma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) baru saja sukses menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Sinergi Asa 2025”. Berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025, kegiatan ini fokus pada edukasi seksual yang ramah anak dan dilaksanakan di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dasar mengenai pendidikan seks kepada siswa-siswi SD kelas 1 hingga 6 yang menjadi penerima manfaat. Para mahasiswa dari FIP UM bertindak sebagai pelaksana, berinteraksi langsung dengan anak-anak.

Pelaksanaan kegiatan ini dirancang dengan pendekatan yang interaktif dan sesuai usia. Para mahasiswa menggunakan metode bercerita, permainan edukatif, dan diskusi ringan untuk menyampaikan materi tentang pengenalan tubuh, batasan privasi, dan pentingnya menjaga diri dari sentuhan yang tidak nyaman. Suasana yang ceria dan aman diciptakan agar anak-anak merasa nyaman untuk bertanya dan berekspresi.

Dampak yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang pentingnya melindungi diri. Dengan pengetahuan dasar ini, diharapkan mereka memiliki bekal untuk mengenali potensi bahaya dan berani berbicara jika mengalami hal yang tidak diinginkan. Hal ini menjadi langkah awal yang krusial dalam membentuk generasi yang lebih sadar akan keamanan diri sejak dini.

“Kami berharap kegiatan ini nantinya dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang pentingnya melindungi diri dari potensi bahaya yang kemungkinan muncul” ujar Ilham, selaku ketua pelaksana kegiatan ini.

Perwakilan pelaksana dari FIP UM menyampaikan, "Melalui kegiatan yang ramah anak, program ini bertujuan membekali siswa-siswi kelas 1 sampai 6 SD Satu Atap dengan pengetahuan dasar tentang tubuh, privasi, dan perlindungan diri, sekaligus membangun fondasi keberanian bagi mereka untuk melindungi diri sendiri."

Inisiatif "Sinergi Asa 2025" ini menunjukkan komitmen BEM FIP UM dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam aspek perlindungan anak melalui edukasi yang relevan dan krusial.



Sinergi Asa: Gerak Nyata BEM FIP UM Edukasi Anti-Perundungan untuk Anak-Anak Dusun Brau

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Departemen Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (BEM FIP UM) kembali melanjutkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program bertajuk "Sinergi Asa 2025". Program ini berlangsung selama sepekan penuh, dari tanggal 16 hingga 22 Juni 2025, di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi, penguatan karakter, dan praktik langsung yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Salah satu agenda utama dalam program ini adalah kegiatan Sosialisasi Anti-Bullying yang dilaksanakan pada Kamis, 19 Juni 2025, bertempat di SDN Gunungsari 04 (SD Satu Atap). Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai empati, membentuk karakter positif siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan.

Kegiatan ini diprakarsai oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam tim pengabdian BEM FIP UM, bekerja sama dengan guru dan pihak sekolah. Sasarannya adalah siswa kelas 1 hingga kelas 5 SDN Gunungsari 04 yang mengikuti kegiatan dengan antusias dan penuh semangat.

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai pengertian bullying, jenis-jenis perilaku perundungan, serta cara yang tepat dan positif untuk menghadapinya. Selanjutnya, siswa diajak mengikuti berbagai kegiatan interaktif seperti simulasi peran (roleplay), diskusi kelompok, serta permainan edukatif “Baik – Tidak Baik” yang mendorong siswa untuk membedakan perilaku yang layak ditiru dan yang harus dihindari.

Menurut pemateri kegiatan, “Kami ingin menanamkan pada anak-anak bahwa setiap individu berhak merasa aman di sekolah. Mereka juga harus tahu bagaimana bersikap jika mengalami atau melihat bullying, serta berani menolong temannya,” ujar pelaksana kegiatan.

Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya kesadaran siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan, menolak segala bentuk kekerasan, serta menumbuhkan keberanian untuk menjadi agen perdamaian di lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini mempererat sinergi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan budaya pendidikan yang ramah anak.

Pihak sekolah pun menyambut positif kegiatan ini. “Anak-anak jadi lebih tahu bahwa bercanda yang menyakitkan itu bisa termasuk bullying. Kegiatan seperti ini sangat penting dan kami harap bisa berkelanjutan,” ujar guru SDN Gunungsari 04. Dengan kegiatan ini, Sinergi Asa 2025 tidak hanya menjadi momen belajar bersama, tetapi juga menjadi sarana konkret bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembentukan karakter generasi muda di pedesaan.


Yuk, Nikmati Sensasi Petik Stroberi Langsung di Cemoro Sewu

 


MAGETAN | JATIMSATUNEWS.COM : Menjelang akhir pekan, area Cemoro Sewu di Magetan, Jawa Timur, mulai ramai Tidak hanya karena daya tarik Gunung Lawu yang menarik perhatian para pendaki, tetapi juga keberadaan agrowisata yang tengah populer kebun stroberi dengan sistem petik sendiri.

Terletak di lereng gunung lawu dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur, cuaca disini sangat cocok untuk penanaman kebun stroberi di karenakan membutuhkan suhu di daerah pegunungan serta sinar matahari yang cukup untuk proses pertumbuhan yang baik.

Akbar Ramadhani seorang pemilik kebun stroberi di Cemoro Sewu menjelaskan mengenai teknis tata kelola yang berlaku.

"Untuk kebun pribadi sendiri tidak dikenakan biaya tiket masuk, kecuali untuk si petani yang lahan kebunnya melewati tempat wisata, itu dikenakan biaya tiket masuk. Namun pengunjung hanya membayar hasil panen yang dipetiknya, dengan membayar Rp.10.000/ons. Kami juga menawarkan tester gratis maksimal dua buah per orang." ujar pria yang akrab disapa Akbar.

Menariknya, selain bisa memetik stroberi pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Gunung Lawu dan Gunung Mongkrang. Cemoro sewu menjadi salah satu destinasi yang wajib di kunjungi saat berkunjung ke Tawangmangu. Lokasi yang berada di area pegunungan menjadi daya tarik tersendiri.

"Waktu yang cocok untuk memanen buah Stroberi pada bulan Juli hingga bulan Agustus, buah yang dipanen tergantung pada kondisi cuaca." ujar Akbar Ramadhani

Kebun stroberi Cemoro sewu bukan hanya sekedar tempat memetik buah, tetapi juga destinasi wisata yang menawarkan pengalaman yang menyenangkan dan mencoba banyak hal baru dalam memanen buah stroberi.

Kontrubutor : Zalsabela Larasati

Event Doraemon di Pakuwon Mall Solo Baru Jadi Magnet Wisata Keluarga Liburan Sekolah

 

Event Doraemon Pakuwon Mall Solo Baru Sukoharjo.
SOLO | JATIMSATUNEWS.COM : Banyaknya pengunjung memadati Pakuwon Mall Solo Baru, Sukoharjo, dalam rangkaian event bertema Doraemon yang digelar selama liburan sekolah. Anak-anak hingga orang dewasa tampak antusias menikmati suasana penuh warna dan nostalgia.

Libur sekolah menjadi lebih semarak bagi warga Sukoharjo berkat kehadiran karakter ikonik Doraemon di Pakuwon Mall Solo Baru. Dalam event bertajuk ‘Doraemon Fun World’, mall terbesar di Sukoharjo ini menyulap area atriumnya menjadi dunia imajinasi khas serial Doraemon lengkap dengan wahana interaktif dan spot foto yang menarik. Seluruh dekorasi berhasil menarik perhatian pengunjung lintas usia, anak-anak berlarian dengan penuh semangat sementara orang tua tak kalah sibuk mengabadikan moment lewat kamera ponsel.

Event ini tidak hanya menyuguhkan wahana visual tetapi juga menyertakan berbagai pertunjukan seru seperti spectacular firewordks, bubble rain, mini circus show, water drum percussion, cosplay competition, serta terdapat bazar kuliner khas jepang. Tidak heran jika tenant makanan dan booth merchandise bertema doraemon diserbu pengunjung. Bagi para pedagang dan pelaku UMKM yang turut dilibatkan dalam event ini, doraemon bukan hanya membawa nostalgia tetapi juga membawa rezeki. 

Rina (25) salah satu pedagang disana mengatakan bahwa temlat tersebut mendapatkan pengunjung yang begitu banyak.

“Antusias pengunjung rame banget, menurutku wort it banget jualan disini”. Ujarnya.

Event Doraemon ini berlangsung 20 juni 2025 hingga 20 juli 2025 dan terbuka untuk umum setiap harinya tanpa dipungut biaya masuk. Dengan dekorasi yang fotogenik dan nuansa menyenangkan, tak heran jika acara ini menjadi salah satu destinasi favorit selama liburan. (Fatimah Mutiara A).


Ribuan Warga Tumplek Blek di Sedekah Waduk Cengklik 2025, Meriahkan Tradisi dan Lestarikan Budaya

Antusiasme warga berebut gunungan hasil bumi pada acara Kirab Budaya dan Sedekah Waduk Cengklik di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (5/7/2025)

BOYOLALI | JATIMSATUNEWS.COM :
 Ribuan warga dari berbagai daerah memadati Plaza Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, pada Sabtu (5/7/2025), untuk mengikuti tradisi tahunan bertajuk Sedekah Waduk Cengklik. Acara ini digelar sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan manfaat dari alam, khususnya keberadaan Waduk Cengklik yang telah lama menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.

Kegiatan berlangsung semarak dengan berbagai pertunjukan budaya, mulai dari tarian tradisional hingga kirab budaya yang menampilkan 25 gunungan berisi hasil bumi dan perairan dari waduk.

Rangkaian kegiatan diawali dengan kirab budaya yang melibatkan perwakilan dari 12 desa di Kecamatan Ngemplak. Peserta kirab memulai perjalanan dari bendungan sisi timur Waduk Cengklik menuju Plaza Waduk Cengklik. Masing-masing membawa tumpeng dan gunungan yang berisi hasil pertanian serta produk-produk unggulan dari pelaku UMKM lokal. Dengan mengenakan busana adat khas daerah, para peserta juga menampilkan kesenian tradisional yang memukau dan menyemarakkan suasana.

Setibanya di plaza, acara dilanjutkan dengan doa bersama sebagai wujud syukur atas berkah alam yang telah diberikan. Tak berselang lama, belasan gunungan hasil bumi mulai disusun di tengah area acara. Warga yang telah menunggu sejak pagi langsung memadati area gunungan dan berebut aneka hasil bumi seperti sayur-mayur, tahu kuning, buah-buahan, hingga ikan nila bakar.

Rukayah (47), warga asal Kartasura, mengaku sengaja datang sejak pagi untuk mengikuti seluruh rangkaian acara.

“Saya datang sejak pagi bersama keluarga, sekalian jogging terus mampir. Antusias sekali, karena momen seperti ini jarang ada. Tadi kami dapat buah dan ikan dari gunungan,” ujarnya.

Antusiasme warga juga tampak saat panitia membagikan 1.000 nasi berkat secara gratis. Dalam waktu singkat, seluruh nasi berkat ludes dan disantap bersama di sekitar lokasi acara, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh keceriaan.

Bupati Boyolali, Agus Irawan, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan tradisi ini. Ia berharap Sedekah Waduk Cengklik dapat terus digelar secara rutin sebagai sarana pelestarian budaya sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan.

“Dengan adanya Sedekah Waduk Cengklik ini, kita tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga melestarikan alam, merawat waduk, sekaligus mencari berkah dari keberadaan Waduk Cengklik ini,” ujarnya.

Tradisi Sedekah Waduk Cengklik tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya lokal, tetapi juga momentum untuk memperkuat rasa syukur, kebersamaan, dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Kontributor/ pewarta : Dwi Parwati 

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...