Selasa, 15 Juli 2025

Kepala Desa Jambangan: Tabligh Akbar Sholawat 7 Majelis Akhirnya Terwujud Setelah Penantian 5 Tahun


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Rangkaian kegiatan peringatan 1 Asyura atau 1 Muharram 1447 H bersama masyarakat desa Jambangan yang digelar oleh Pemerintah Desa Jambangan bersama Ranting Nahdiatul Ulama sukses dilaksanakan pada Selasa malam (15/7/25).

Secara khidmat rangkaian tabligh akbar sholawat bersama itu menghadirkan 7 group sholawat yang ada di desa Jambangan serta majelis sholawat Nisa’ atau putri dari dusun Jegong bernama majelis Alfassalam. Seluruh masyarakat berkumpul didepan halaman gedung Balai Desa Jambangan setelah waktu isya’.

Momen langka ini kali pertama bisa terlaksana selama lima tahun, sebelumnya belum pernah dilaksanakan tabligh akbar sholawat seperti tahun ini, hal itu dikonfirmasi oleh kepala desa Jambangan, Eko Budi Cahyono,S.T

“Mohon maaf setelah 5 tahun baru bisa mendatangkan sholawat 7 majelis ini, ini bukan karena apa, namun hanya kali ini waktu atau momen yang pas” jar Eko dal am sambutannya.

sementara itu perwakilan Pengurus Ranting NU Desa Jambangan, Bapak Junaedi menyinggung mengenai kondisi lingkungan desa jambangan yang majemuk sehingga tidak dapat dilaksanakan kegiatan sholawat atau keagamaan secara masif.

“Mari kita kompakkan kegiatan kita seperti ini sehingga tercipta kerukunan untuk bisa dicontoh oleh penerus kita yang baru, ditengah zaman yang seperti ini. Kalau kegiatan seperti ini memang pasti sangat sulit tantangannya, tapi kalau ada kegiatan karnaval atau cek sound tidak perlu diundang pasti datang” ungkap Junaedi.

selaln itu, dalan sambutanya kepala desa Jambangan menyampaikan rangkaian kegiatan peringata 1 Muharrom 1447 H/ 2025 yang akan diilaksanakan adalah kirab tumpeng dari gedung balaidesa Jambangan hingga saum Sawah Rodjo. Kegiatan yang biasa disebut nyĆ„dran atau sedekah bumi tersebut merupakan kegiatan Pemerintah desa Jambangan yang bekerjasama dengan kelompok Tani, masyarakat dihimbau ikut. 




Bahkan Ketika Aku Menjadi Guru, Aku Gagal : Kesalahan Dunia Pendidikan

ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Berbicara mengenai dunia pendidikan memang tiada habisnya, apalagi kini aku telah merasakan dampak dari sistem pendidikan yang rasanya kurang jauh dari kata mapan dan sempurna. Kini aku telah pernah merasakan menjadi guru, artinya kegelisahanku ini memili dasar yang konkret bukan hanya omon-omon saja. 

Memang aku tidak bergelar profesor ataupun honoris causa, namun rasanya pantas setiap orang berpendapat dengan pengalaman nyatanya. Aku tidak hanya mengkritik tanpa beproses, aku pernah menjadi seorang murid yang 'ndableg' namun aku juga pernah merasakan berfoto dengan kepala sekolah dan membawa trofi, aku pernah sesekali alpha dengan sengaja namun aku juga pernah memimpin organisasi. Bahkan didalam perkuliahan aku menginisiasi berdirinya suatu organisasi di kampus. 

Dalam prosesnya, aku tidak hanya menjadi guru namun juga aku pernah mendampingi muridku menjadi berprestasi sampai dengan mendampingi seseorang guru honorer yang dipolisikan oleh muridnya karena pukulan sayangnya kepada muridnya. 

Aku sebenarnya langsung saja membahas apa yang menjadi keluh kesahku didalam dunia pendidikan namun hari ini, jika pembaca tidak disuguhkan kata validasi atau afirmasi maka tulisan itu akan diskip. Nyatanya iya, memang agadium jangan liat siapa yang berbicara namun dengarkanlah apa yang dituturkan, ternyata caption yang nyaris tak ada yang mempraktikan. 

Oke aku mulai dari sini, kegagalan dunia pendidikan yang paling fatal adalah tidak berhasil menjadi tutor yang bisa mengantarkan anak kepada bakat dan minat yang ada. Aku dulu memiliki keinginan yang kuat dan bekal yang memadai untuk kemudian menjadi seorang ilmuan fisika. Hal itu telah kugapai dengan kuliah di salah satu universitas negeri di Kota Malang dengan jurusan pendidikan fisika. 

Pada intinya aku berhasil berada diposisi itu, namun ada hal yang tidak saya sadari, ketika saya terjun langsung dalam dunia nyata, ternyata saya kurang maksimal dengan profesi yang saya alami, itu karena keadaan yang kurang mendukung. Seorang guru dituntut untuk perproses dan mengasah diri ditengah banyak orang yang dibawah ini sangat menguras tenaga dan waktu.

Nyatanya saya, harus disibukkan untuk memperoleh penghasilan lain karena gaji seorang guru honorer tidaklah cukup untuk bekal hidup ditengah keluargaku yang sangat amat sederhana bahkan menengah kebawah. 

Artinya pendidikan malah difitnah tidak hadap masalah, padahal gurulah yang layah disalahkan disitu. Bila mana aku ketika masa SMA itu dibimbing dengan baik maka mungkin nasibku tidak malah akan seolah-olah menyalahkan dunia pendidikan. Harusnya guru bisa memetakkan mana pendidikan yang digunakan untuk pengakuan dan mana yang digunakan untuk mengangkat harkat dan martabat seseorang. 

Jadi gini....

Maksudku pendidikan sebagai konsep pengakuan adalah pendidikan hanya digunakan sebagai tambahan dan legalitas saja kepada seorang tokoh untuk legalitas dan formalitas. Pada dasarnya ia tidak perlu menempuh pendidikan sekalipun ia tetap sukses dengan ketokohan dan kepemilikan materi yang bergelimang.

Lalu pendidikan sebagai sarana mengangkat harkat dan martabat, ini biasanya ditempuh oleh seseorang yang berjuang meningkatkan harkat dan martabat diri serta keluarganya. Tidak lain seperti kekayaan materi dan pekerjaan yang mapan karena dengan itu, status sosial di masyarakat akan terangkat sendiri, kita berfikir pragmatis saja. 

Ternyata hari ini aku baru menyadari bahwa, ternyata yang aku butuhkan sekarang adalah dunia sebagai mengangkat harkat dan bermartabat. Dimana aku membutuhkan pendidikan adalah untuk memperoleh materi. Namun guru saat itu tidak memikirkan itu, tidak mensarankanku akal hal itu. Mungkin saja ada yang protes ya guru tidak punya waktu untuk itu satu-satu kepada muridnya. 

Nah itu berarti salah satu ketidaksiapan guru dan sistem pendidikan, harusnya guru bisa mengakomodir semua siswanya, bagaimanapun tantangannya. Disekolah juga ada wali kelas, guru BK bahkan konselor sebaya yang bisa diperdayagunakan secara maksimal. Namun nyatanya belum maksimal karena pengalaman pahit ini masih terjadi bahkan saya sendiri yang mengalami. 

Saya sebagai murid sekaligus guru, merasa sangat prihatin dengan hal ini, coba kita tarik rantai permasalahan ini diantaranya, kurang siapnya dunia sumberdaya manusia pelaku pendidikan, kurang adanya kebijakan konkret yang mengatur itu misalnya bagaimana caranya program bimbingan konseling ini bisa maksimal, program job fair hingga pernanan alumni yang telah bekerja. Hal yang utama adalah kesehjateraan guru tidak diperhatikan. Bila mana itu terpenuhi maka seorang guru tidak perlu memikirkan hal lainnya, ia akan fokus untuk berfikir mengenai dunia pendidikan, seperti pada zamanya rosulullah yang bahkan memiliki baitul mal dan baitul hikmah memiliki sistem yang berfokus pada dunia pendidikan dan kesehjateraan guru. 

Semoga kita terilhami, terinspirasi dan memperoleh berkah serta dijadikan orang yang bejo.

Minggu, 13 Juli 2025

Anda Punya Kulit Kambing atau Sapi? Kami Siap Beli dengan Penawaran Menarik!

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Anda Jagal Sapi/ Kambing atau Peternak Sapi/Kambing atau Panitia Kurban dan DKM, siap-siap panen berkah di Hari Raya Idul Adha! Kami hadir untuk membantu Anda memaksimalkan potensi kulit hewan kurban Anda dengan penawaran harga tertinggi dan layanan super mudah.

Tak Perlu Khawatir Soal Hukum Menjual

Kami memahami kekhawatiran Anda terkait hukum menjual kulit hewan kurban. Namun, para ulama telah memutuskanbahwa panitia kurban memiliki hak penuh untuk memutuskan apakah akan menjual atau memanfaatkan kulit kurban tersebut. Jadi, Anda bisa dengan tenang menjual kulit kurban kepada kami dan menggunakan hasilnya untuk kemaslahatan masjid atau kegiatan sosial lainnya.

Penawaran Harga Spesial untuk Kulit Kurban Anda

Kami menghargai setiap lembar kulit yang Anda hasilkan. Berikut adalah penawaran harga terbaik dari kami, hubungi kami di nomor whatsapp : +62 895-2886-4600

Bagaimana jika ada kulit yang sobek atau bolong? Jangan khawatir! Untuk kulit yang sobek/bolong/afkir, kami akan melakukan penyesuaian harga per tingkatan persentase kerusakan. Kami tetap siap membeli kulit kurban Anda dalam kondisi apapun!

Kemudahan Ekstra untuk Panitia

Kami mengerti kesibukan Anda saat Idul Adha. Oleh karena itu, kami memberikan kemudahan maksimal:

  • Jemput di Lokasi: Anda tidak perlu repot-repot datang jauh ke tempat kami. Cukup koordinasi via WhatsApp, tim kami akan segera menjemput kulit kurban langsung di lokasi Anda!

  • Garam Pengawet Gratis: Untuk memastikan kualitas kulit tetap terjaga selama proses penjemputan, kami akan menyediakan garam pengawet secara gratis!

Jangan Lewatkan Kesempatan Ini!

Manfaatkan momen Idul Adha ini untuk mendapatkan nilai lebih dari kulit kurban Anda. Hubungi kami sekarang dan rasakan kemudahannya!

Kunjungi Website Kami: 

https://amanahkulitmalang.blogspot.com

Alamat Kami:

  • Jl. Raya Pancir RT 16 RW 05 Putat Kidul, Gondanglegi, Kabupaten Malang

Komunitas Run-Run-Run (RRR) Rutin Gelar 32 Lari Sejauh 5KM Setiap Rabu dan Minggu

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Komunitas yang berfokus pada kebugaran jasmani ini bernama RRR (run run run). Sejak berdiri pada 6 Februari 2025 komunitas ini telah menyelenggarakan 32 kali acara lari yang digelar setiap hari Rabu dan Minggu pukul 15.00 WIB dengan jarak tempuh 5 KM. Selain itu, setiap dua minggu sekali pada hari Jumat pukul 19.00 WIB, komunitas ini mengadakan lari malam (night run) dengan jarak 10 KM yang sudah terlaksana dua kali. Titik start berlokasi di setiap kedai kopi dengan tempat dan rute yang berbeda-beda yang ditentukan oleh panitia.  

Rangkaian acara dimulai dengan kumpul dan pemanasan bersama, dilanjut lari santai dengan checkpoint di tengah perjalanan untuk istirahat, menunggu peserta yang tertinggal, dan foto bersama. Kemudian lanjut lari hingga finish di lokasi awal keberangkatan, dilanjutkan peregangan dan sesi dokumentasi.  

Rizal, salah satu pendiri saat ditemui kontributor JatimSatuNews membeberkan latar belakang berdirinya RRR yang berawal dari keprihatinan para inisiator terhadap kebiasaan tidak sehat di kalangan para pemuda.

"Kami ingin mengubah habit anak-anak kabupaten Malang tempatnya di daerah Gondanglegi, sadar atas kesehatan," ujar Rizal salah satu pendiri.  

Ia menambahkan RRR membuka pendaftaran secara gratis. Bagi siapa saja yang ingin bergabung, cukup datang langsung ke lokasi atau ikuti informasi di Instagram @Run.R3n_run.

"Lari bukan soal kecepatan, tapi tentang keberanian memulai langkah positif." Pungkasnya

Sejauh ini partisipasi kegiatan ini terus mengingkat yang terdiri dari 21 tim inti serta peserta yang bisa mencapai kurang lebih 50 orang, dari berbagai wilayah.

#JustForFunForEveryone

Wedangan Rindu Kenangan, Kisah yang Mengalir Lewat Seni di Pameran ArtSura

 

Lukisan Bergaya Ekspresionisme dan Kontemporer di Pameran Artsura

SURAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM : Suasana di Taman Balekambang, kota Surakarta terasa berbeda dari biasanya. Bukan hanya rimbunnya pepohonan atau sejuknya udara yang menjadi daya tarik, tetapi ratusan karya seni yang tertata rapi menyapa setiap langkah pengunjung. Inilah ArtSura, sebuah pameran seni yang digelar pada 21 hingga 29 Juni 2025, mengangkat tema yang begitu lekat dengan budaya Solo: Wedangan Rindu Kenangan.

Lebih dari sekadar pameran, ArtSura menjadi ruang bertemu bagi para seniman, karya, dan masyarakat. Mengusung semangat kolektif, ArtSura menghadirkan lebih dari 200 karya seni mulai dari lukisan, patung, hingga digital art hasil cipta dari berbagai seniman lokal dan nasional.

Fauziadila Ramadhani, salah satu panitia ArtSura menuturkan tema kegiatan ini yang teridentik dengan Solo yaitu angkringan atau wedangan.

“Tema Wedangan Rindu Kenangan kami ambil karena angkringan atau wedangan itu sangat identik dengan Solo. Di sana ada cerita, ada rindu, ada obrolan yang membekas. Dari situ muncul ide menjadikan wedangan sebagai simbol memori dan ekspresi dalam karya seni,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara.

Selain karya dari galeri dan seniman, ArtSura juga membuka ruang lewat sistem open call submission, yang memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk turut berpartisipasi menampilkan karya. Menariknya, meski ArtSura baru pertama kali digelar tahun ini, respons dari masyarakat sangat menggembirakan. Terdapat 300-500 pengunjung setiap harinya. Mulai dari kalangan keluarga, pelajar juga wisatawan yang tak sengaja datang.

“Setiap harinya pengunjung bisa mencapai 300 sampai 500 orang, dan itu di luar ekspektasi kami. Banyak keluarga, pelajar, bahkan wisatawan yang sengaja datang hanya untuk menikmati pameran ini,” tambah Fauzia.

Kedepan, panitia berharap ArtSura bisa menjadi agenda tahunan dan tumbuh menjadi platform seni berskala lebih besar.

“Kami ingin ArtSura menjadi ruang ekspresi yang terbuka dan berkelanjutan. Tidak hanya untuk seniman Solo, tapi juga untuk seluruh Indonesia,” tutup Fauzia.

Salah satu seniman yang memamerkan karyanya di ArtSura adalah Mardoni Dwi Pamungkas. Ia menghadirkan sebuah patung berjudul “Titik Kendali”, yang terinspirasi dari pengalaman personalnya. Karya tersebut divisualkan dengan elemen kaki, otak, dan batang sebagai simbol perjalanan hidup.

“Kaki itu metafora perjalanan, otak menyimpan semua kenangan, dan batang itu kendali. Dalam hidup pasti ada memori yang melekat, dan kita perlu pegangan untuk tetap berjalan,” ujar Mardoni.

Mardoni mengaku bangga bisa ikut serta di pameran ini, ia juga mengungkapkan harapan yang mendalam agar pameran ini bisa tumbuh untuk bisa mengangkat seni rupa ke ruang publik.

“Senang sekali karya saya bisa tampil. Harapannya ruang seperti ini bisa terus tumbuh, apalagi seni rupa karna menurut saya masih minim ruang publik untuk berkarya.” Terang Mardoni.

Tak hanya dari sisi seniman, suara pengunjung juga menambah warna dalam pameran ini. Salah satunya adalah Ahmad Zamri, mahasiswa asal Solo yang pertama kali hadir dalam acara ini namun merasakan suasana keseruan yang luar biasa.

“Ini pertama kalinya saya datang ke pameran seni seperti ini, dan ternyata seru banget. Banyak karya yang bikin saya berhenti lama,” ucap Zamri. 

Ia menyebut salah satu karya yang paling menarik perhatiannya adalah “Wonderland#2” karya Zulfian Hariyadi, yang bisa membawa ia nostalgia, beragam harapan juga muncul darinya agar lameran serupa sering digelar, agar masyarakak dekat dengan seni. 

“Lukisan itu mirip banget sama lukisan di rumah lama saya. Bikin nostalgia. Harusnya acara kayak gini lebih sering, biar masyarakat juga makin akrab sama seni. Kalau ada lagi, saya pasti datang.” Tutur Zamri.

ArtSura tak sekadar pameran, tapi juga ruang berkumpul bagi kenangan, visual, dan ekspresi jiwa. Pameran ini menjembatani dialog antara seniman dan masyarakat, dan menciptakan ruang bagi generasi muda untuk memahami bahwa seni bukan hanya tentang keindahan, tapi juga tentang cerita. Dan siapa sangka, dari sebuah “wedangan kenangan”, lahirlah momen-momen yang tak terlupakan di tengah kota budaya ini.

 

Oleh: Zahra Atika Zulfa

Sinergi Asa 2025: BEM FIP UM Gelar Edukasi Seksual Ramah Anak di Batu

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Departemen Sosial Masyarakat (Sosma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) baru saja sukses menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Sinergi Asa 2025”. Berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025, kegiatan ini fokus pada edukasi seksual yang ramah anak dan dilaksanakan di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dasar mengenai pendidikan seks kepada siswa-siswi SD kelas 1 hingga 6 yang menjadi penerima manfaat. Para mahasiswa dari FIP UM bertindak sebagai pelaksana, berinteraksi langsung dengan anak-anak.

Pelaksanaan kegiatan ini dirancang dengan pendekatan yang interaktif dan sesuai usia. Para mahasiswa menggunakan metode bercerita, permainan edukatif, dan diskusi ringan untuk menyampaikan materi tentang pengenalan tubuh, batasan privasi, dan pentingnya menjaga diri dari sentuhan yang tidak nyaman. Suasana yang ceria dan aman diciptakan agar anak-anak merasa nyaman untuk bertanya dan berekspresi.

Dampak yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang pentingnya melindungi diri. Dengan pengetahuan dasar ini, diharapkan mereka memiliki bekal untuk mengenali potensi bahaya dan berani berbicara jika mengalami hal yang tidak diinginkan. Hal ini menjadi langkah awal yang krusial dalam membentuk generasi yang lebih sadar akan keamanan diri sejak dini.

“Kami berharap kegiatan ini nantinya dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang pentingnya melindungi diri dari potensi bahaya yang kemungkinan muncul” ujar Ilham, selaku ketua pelaksana kegiatan ini.

Perwakilan pelaksana dari FIP UM menyampaikan, "Melalui kegiatan yang ramah anak, program ini bertujuan membekali siswa-siswi kelas 1 sampai 6 SD Satu Atap dengan pengetahuan dasar tentang tubuh, privasi, dan perlindungan diri, sekaligus membangun fondasi keberanian bagi mereka untuk melindungi diri sendiri."

Inisiatif "Sinergi Asa 2025" ini menunjukkan komitmen BEM FIP UM dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam aspek perlindungan anak melalui edukasi yang relevan dan krusial.



Sinergi Asa: Gerak Nyata BEM FIP UM Edukasi Anti-Perundungan untuk Anak-Anak Dusun Brau

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Departemen Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (BEM FIP UM) kembali melanjutkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program bertajuk "Sinergi Asa 2025". Program ini berlangsung selama sepekan penuh, dari tanggal 16 hingga 22 Juni 2025, di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi, penguatan karakter, dan praktik langsung yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Salah satu agenda utama dalam program ini adalah kegiatan Sosialisasi Anti-Bullying yang dilaksanakan pada Kamis, 19 Juni 2025, bertempat di SDN Gunungsari 04 (SD Satu Atap). Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai empati, membentuk karakter positif siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan.

Kegiatan ini diprakarsai oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam tim pengabdian BEM FIP UM, bekerja sama dengan guru dan pihak sekolah. Sasarannya adalah siswa kelas 1 hingga kelas 5 SDN Gunungsari 04 yang mengikuti kegiatan dengan antusias dan penuh semangat.

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai pengertian bullying, jenis-jenis perilaku perundungan, serta cara yang tepat dan positif untuk menghadapinya. Selanjutnya, siswa diajak mengikuti berbagai kegiatan interaktif seperti simulasi peran (roleplay), diskusi kelompok, serta permainan edukatif “Baik – Tidak Baik” yang mendorong siswa untuk membedakan perilaku yang layak ditiru dan yang harus dihindari.

Menurut pemateri kegiatan, “Kami ingin menanamkan pada anak-anak bahwa setiap individu berhak merasa aman di sekolah. Mereka juga harus tahu bagaimana bersikap jika mengalami atau melihat bullying, serta berani menolong temannya,” ujar pelaksana kegiatan.

Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya kesadaran siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan, menolak segala bentuk kekerasan, serta menumbuhkan keberanian untuk menjadi agen perdamaian di lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini mempererat sinergi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan budaya pendidikan yang ramah anak.

Pihak sekolah pun menyambut positif kegiatan ini. “Anak-anak jadi lebih tahu bahwa bercanda yang menyakitkan itu bisa termasuk bullying. Kegiatan seperti ini sangat penting dan kami harap bisa berkelanjutan,” ujar guru SDN Gunungsari 04. Dengan kegiatan ini, Sinergi Asa 2025 tidak hanya menjadi momen belajar bersama, tetapi juga menjadi sarana konkret bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembentukan karakter generasi muda di pedesaan.


Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...