Selasa, 11 November 2025

Hari Pahlawan: Mengembalikan Esensi Pendidikan Tinggi di Era Pemeringkatan

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Hari Pahlawan adalah momen yang tepat untuk merefleksikan peran pendidikan tinggi dalam membangun bangsa. Namun, di tengah semangat nasionalisme, kita tidak bisa menutup mata terhadap realitas yang terjadi di dunia pendidikan tinggi kita. Pemeringkatan universitas telah menjadi obsesi yang merusak, menggeser fokus institusi dari tujuan utamanya: mencerdaskan bangsa dan mengatasi masalah nyata masyarakat.

Dampak paling merusak dari pemeringkatan adalah distorsi prioritas institusional. Universitas yang seharusnya fokus pada pendidikan berkualitas dan riset bermakna, malah menghabiskan sumber daya untuk konsultan ranking, akuntan yang "mengoptimalkan" data, dan administrator yang memanipulasi angka demi naik beberapa peringkat. Berapa banyak riset relevan lokal yang diabaikan karena dianggap tidak cukup "internasional"? Berapa banyak sumber daya yang dihabiskan untuk pemeringkatan yang seharusnya bisa diinvestasikan untuk laboratorium, beasiswa mahasiswa kurang mampu, atau kesejahteraan dosen?

Pertanyaan yang harus dijawab bukan "Bagaimana kita naik peringkat?" melainkan "Untuk apa universitas kita ada?" Jika jawabannya jelas - untuk mencerdaskan bangsa, mengatasi masalah nyata masyarakat, dan berkontribusi pada kemajuan kemanusiaan - maka ranking akan mengikuti dengan sendirinya, atau menjadi tidak relevan sama sekali.

Kita perlu mengubah paradigma pendidikan tinggi kita. Kita perlu fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Kita perlu menghargai riset lokal yang relevan, bukan hanya riset internasional yang seringkali tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat kita. Kita perlu menginvestasikan sumber daya kita pada hal-hal yang benar-benar penting, seperti pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat.

Pada Hari Pahlawan ini, mari kita berjanji untuk mengembalikan esensi pendidikan tinggi kita. Mari kita fokus pada tujuan utamanya, bukan pada pemeringkatan yang hanya membawa kita ke jalan yang salah. Mari kita jadikan universitas kita sebagai lembaga yang benar-benar mencerdaskan bangsa dan mengatasi masalah nyata masyarakat.

Oleh : dr. Farid Eka Wahyu Endarto

SMPN Gondanglegi 1 Mengadakan Kirab dalam Rangka Hari Pahlawan

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : SMPN Gondanglegi 1 Kabupaten Malang mengadakan kirab dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November. Kirab ini dimulai dari Taman Makam Pahlawan Gondanglegi dan berakhir di SMK MUTU Gondanglegi.

Acara ini bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain itu, kirab ini juga diharapkan dapat membentuk jiwa patriotisme dalam diri murid-murid SMPN 1 Gondanglegi.

Dalam acara ini, murid-murid akan menampilkan drama perjuangan yang menggambarkan bagaimana pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Kepala Sekolah SMPN 1 Gondanglegi, Bapak Moh. Sholeh Mawardi, menyatakan bahwa acara ini tidak hanya mengenang jasa pahlawan, tetapi juga mempersiapkan murid-murid untuk menjadi generasi emas Indonesia tahun 2045.

"Indonesia Cerdas, Indonesia Emas, itu yang kita harapkan," kata Bapak Moh. Sholeh Mawardi. Dengan demikian, SMPN 1 Gondanglegi berharap dapat membentuk generasi muda yang patriotis dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Spikoe Kopi Batik Nusantara, Inovasi Mahasiswa UM Angkat Citra Kopi Dampit

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Potensi kopi Dampit, Kabupaten Malang, kini semakin harum tak hanya di cangkir, tapi juga di dunia kuliner. Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berhasil menyulap biji kopi lokal menjadi spikoe kopi bermotif batik Nusantara — sebuah inovasi yang menggabungkan cita rasa dan budaya dalam satu sajian.

Inovasi ini lahir dari program pengabdian masyarakat yang digagas tim dosen dan mahasiswa UM di Desa Amadanom, Kecamatan Dampit. Mereka memberdayakan 20 petani kopi melalui pelatihan pembuatan kue spikoe berbahan dasar kopi, lengkap dengan sentuhan motif batik yang aman dikonsumsi (food grade).

Kami ingin membantu petani melihat kopi bukan sekadar komoditas mentah, tapi bahan bernilai tinggi yang bisa diolah menjadi produk kreatif dan berdaya jual tinggi,” ujar salah satu anggota tim pengabdian.

Program ini menggunakan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD), di mana pelatihan difokuskan pada aset lokal yang sudah ada — kopi Dampit berkualitas premium dan keterampilan dasar memasak warga. Para peserta tak hanya belajar mengolah kopi menjadi kue, tapi juga diajari strategi branding, pengemasan modern, hingga pemasaran digital.

Hasilnya, semangat para peserta patut diacungi jempol. Sebanyak 90 persen peserta berhasil membuat spikoe kopi batik secara mandiri. Bahkan, pemahaman mereka tentang potensi ekonomi kopi meningkat tajam dari 30 persen menjadi 85 persen setelah pelatihan.

Kegiatan ini membuka wawasan kami. Ternyata kopi bisa jadi makanan yang menarik dan bernilai jual tinggi,” kata salah satu peserta, ibu rumah tangga asal Amadanom.

Meski begitu, tim pengabdi menemukan satu kendala utama: belum tersedianya cold storage untuk penyimpanan bahan dan produk. Fasilitas ini sangat dibutuhkan agar produksi bisa meningkat ke skala UMKM.

Tim berharap, ke depan akan terbentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai wadah produksi dan pemasaran spikoe kopi batik secara berkelanjutan. Dengan dukungan pemerintah daerah dan pihak swasta, mereka optimistis produk ini bisa menjadi ikon baru kuliner khas Dampit.

“Integrasi antara kopi dan batik ini bukan hanya soal rasa dan estetika, tapi tentang identitas budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal,” tutup tim pelaksana.

Melalui inovasi ini, Desa Amadanom kini punya wajah baru — bukan hanya sebagai sentra kopi, tapi juga sebagai pelopor gastro-cultural branding yang memadukan kekayaan rasa dan budaya Indonesia.

Riset dari Dosen UM ini Ungkap Beda Tantangan Supervisi Skripsi Indonesia dan Malaysia

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah studi komparatif terbaru yang meneliti praktik bimbingan skripsi di Indonesia dan Malaysia mengungkap perbedaan fokus yang krusial antara kedua negara. Meskipun sama-sama menganggap peran pembimbing sangat penting, tantangan utama yang dihadapi mahasiswa ternyata berbeda.

Penelitian berjudul "Exploring Supervision Practices of EFL and ESL Undergraduate Thesis Writing: A Comparative Study between Indonesia and Malaysia" oleh Dr. Suharyadi, M.Pd., Dr. Ekaning D. Laksmi, M.Pd., M.A., Nova Ariani, M.Ed., dan Umniyah Juman Rosyidah, M.Pd. menemukan bahwa faktor pembimbingan adalah elemen sentral yang memengaruhi keberhasilan penulisan skripsi di kedua negara.

Meski demikian, riset ini mengidentifikasi perbedaan signifikan dalam praktik supervisi berdasarkan konteks bahasa negara tersebut.

Dalam konteks Indonesia, sebagai negara English as a Foreign Language (EFL), tantangan terbesar terletak pada fase awal. Studi menemukan bahwa pemilihan topik memiliki faktor supervisi tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa EFL membutuhkan perhatian dan arahan lebih intensif dari pembimbing mereka saat menentukan fokus penelitian.

Temuan berbeda didapat dari konteks Malaysia, sebagai negara English as a Second Language (ESL), di mana bahasa Inggris digunakan lebih luas.

Di Malaysia, faktor penentu utama bukanlah topik, melainkan hubungan interpersonal antara dosen pembimbing dan mahasiswa.

Para peneliti menyimpulkan bahwa di konteks ESL, pembimbing perlu lebih aktif memperhatikan dan membangun relasi yang baik dengan mahasiswa bimbingannya. Hubungan yang positif ini terbukti menjadi kunci "untuk memastikan kualitas dan meningkatkan waktu penyelesaian" penulisan tesis mereka.

Studi ini secara jelas menunjukkan bahwa strategi bimbingan skripsi tidak bisa disamaratakan. Institusi di Indonesia disarankan untuk memperkuat mekanisme supervisi pada tahap pemilihan topik, sementara institusi di Malaysia didorong untuk meningkatkan kualitas interaksi dan relasi antara dosen dan mahasiswa.

Studi Baru: Ketenangan Spiritual Jadi Kunci Mahasiswa EFL Cepat Selesaikan Skripsi

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah penelitian terbaru mengungkap faktor non-akademik yang memiliki pengaruh signifikan terhadap durasi pengerjaan skripsi mahasiswa. Studi berjudul "Exploring EFL Learners’ Spiritual Levels and Efforts During the Thesis Writing" menemukan adanya hubungan positif antara tingkat spiritualitas mahasiswa EFL dengan kecepatan mereka dalam menyelesaikan tugas akhir.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Suharyadi, M.Pd., Dr. Ekaning D. Laksmi, M.Pd., M.A., Nova Ariani, M.Ed., dan Umniyah Juman Rosyidah, M.Pd. ini menunjukkan bahwa semakin tinggi level spiritualitas seorang mahasiswa, semakin cepat pula mereka merampungkan skripsinya.

Temuan kunci dari riset ini adalah bagaimana spiritualitas tersebut memengaruhi psikologis mahasiswa. Mahasiswa dengan tingkat spiritualitas yang lebih tinggi dilaporkan cenderung menjalani ibadah dengan lebih rajin selama masa pengerjaan skripsi dibandingkan dengan hari-hari biasa.

"Aktivitas ibadah yang meningkat ini berdampak langsung pada kondisi mental mereka," jelas Dr. Suharyadi, M.Pd., 

Ia juga mewakili tim peneliti menyampaikan bahwa dampak bisa dirasakan secara langsung dalam proses penyusunan skrpsi.

"Hal tersebut terbukti membuat mereka merasa lebih tenang dan rileks dalam menjalani proses skripsi yang seringkali penuh tekanan." Ujarnya

Menariknya, penelitian ini juga menyoroti peran teknologi dalam menunjang kebutuhan spiritual mahasiswa. Para responden mengaku bahwa mereka secara aktif mendapatkan informasi-informasi terkait aktivitas spiritual dari media sosial.

"Mereka mencari konten spiritual di media sosial secara khusus dengan tujuan untuk diberi kelancaran ketika mengerjakan skripsinya," tambah Dr. Suharyadi, M.Pd.

Temuan ini mengindikasikan bahwa faktor ketenangan batin dan kedekatan spiritual memegang peranan penting dalam membantu mahasiswa mengelola stres akademik, yang pada akhirnya memperlancar proses penyelesaian studi mereka.

UM Menyelenggarakan Pelatihan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Akuntansi SMK

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Tim pengabdian kepada masyarakat Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang menyelenggarakan pelatihan dengan tema “Meningkatkan Profesionalisme Guru Akuntansi SMK Melalui Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Berbasis Canva AI” pada kamis (31/7/25)

Kegiatan ini dihadiri oleh tim pengabdian kepada masyarakat yang terdiri dari Dudung Ma’ruf Nuris, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku ketua pelaksana, serta Umi Nuraini, S.Pd., M.Pd., Ph.D dan Primasa Minerva Nagari, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku anggota pelaksana. Peserta kegiatan ini terdiri dari guru-guru akuntansi yang berasal dari SMK PGRI 2 Malang selaku tuan rumah pada acara ini. Selain itu, beberapa guru akuntansi di Malang juga menjadi peserta pada kegiatan ini.

Acara dibuka oleh Ibu Rosidah, S.Pd yang menjabat sebagai Kepala SMK 2 PGRI Malang dan dilanjutkan sambutan perwakilan dari Universitas Negeri Malang dalam hal ini diwakili oleh ketua pelaksana, Dudung Ma’ruf Nuris, Ph.D. Kepala sekolah berpesan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi guru akuntansi terutama dalam hal pemahaman mengenai deep learning, dimana konsep ini baru dimulai pada awal tahun ini.

Pada pembelajaran berbasis deep learning, guru dituntut untuk menguasai aspek mindfull learningmeaningfull learning, dan joyfull learning ujar ibu Rosidah. Sambutan berikutnya disampaikan oleh ketua pelaksana yang menekankan pada pentingnya guru professional memperbarui pengetahuan pendidikan yang berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yaitu mengenai “Pentingnya Menyusun Bahan Ajar Bagi Guru Profesional” yang disampaikan oleh Primasa Minerva Nagari, Ph.D. Beliau mengungkapkan bahwa bahan ajar yang disusun harus berbasis pembelajaran mendalam. Bahan ajar disusun dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik serta diberikan pemahaman konkrit terkait kehidupan sehari-hari. Bahan ajar yang disusun hendaknya memuat aspek interaktif sehingga pembaca akan merasa mengalaminya secara langsung.

Bahan ajar yang diberikan kepada siswa saat ini perlu diintegrasikan pada perkembangan teknlogi informasi terutama perkembangan artificial intelligence (AI). Saat ini segala sesuatu yang berkaitan tentang pembelajaran dapat diakses dengan mudah melalui platform berbasis AI, hanya saja sebagai guru kita harus menghindari plagiasi karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Materi kedua disampaikan oleh Umi Nuraini, S.Pd., M.Pd., Ph.D yang memaparkan tentang pentingnya menyusun media pembelajaran berbasis AI. Salah satu yang dipakai dalam pembuatan media pembelajaran berbasis AI adalah aplikasi canva. Canva AI menyajikan berbagai fitur untuk membuat video pembelajaran, power point, dan animasi pembelajaran. Aplikasi ini dapat memfasilitasi guru maupun peserta didik untuk memanfaatkan AI dalam pembelajaran.

Setelah pemateri menyampaikan materi, kegiatan selanjutnysa yaitu praktik membuat media pembelajaran berbasis AI. Guru-guru tampak antusias dalam mempraktikkan pembuatan media pembelajaran karena merasa terbantu saat membuat perangkat pembelajaran. Pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis AI ini dapat membuka ilmu pengetahuan baru berdasarkan perkembangan teknologi bagi guru-guru ekonomi atau calon guru ekonomi. Kegiatan ditutup oleh Dudung Ma’ruf Nuris, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku ketua pelaksana.

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Kembangkan Media AR “ARELE”, Bikin Siswa SMA di Jawa Timur Belajar Ekosistem Tundra Serasa di Kutub!

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Pembelajaran biologi kini semakin menarik. Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berhasil mengembangkan media pembelajaran berbasis Augmented Reality (AR) bernama ARELE (Augmented Reality Ecosystem Learning Environment), yang membuat siswa SMA di Jawa Timur bisa menjelajahi ekosistem tundra dan memahami dampak perubahan iklim tanpa harus keluar kelas.

Melalui ARELE, siswa dapat mempelajari flora dan fauna khas tundra dalam bentuk visual 3D interaktif, menyimulasikan efek perubahan iklim, hingga melakukan eksplorasi ekologis secara digital. Media ini dikembangkan dengan pendekatan EcoMOBILE (Ecological Mobile Outdoor Learning Environment), yang menggabungkan observasi lapangan dan eksplorasi digital berbasis inquiry learning.

Salah satu mahasiswa yang mengembangkan media pembelajaran ini merasa siswa yang awalnya kesulitan membayangkan ekosistem ekstrem seperti tundra karena tak bisa diamati secara langsung, kini bisa berkat adanya ARELE.

Siswa sering kesulitan membayangkan ekosistem ekstrem seperti tundra karena tidak bisa diamati langsung. Dengan ARELE, mereka bisa ‘mengunjungi’ dan memahami proses ekologi secara interaktif dan menyenangkan,” ujar salah satu mahasiswa pengembang dari Universitas Negeri Malang.

Penelitian ini menggunakan model Four-D (Define, Design, Develop, Disseminate) dan diuji pada 60 siswa SMA di Jawa Timur. Validasi dilakukan oleh tiga ahli (materi biologi, media, dan teknologi pendidikan) dengan hasil Aiken’s V sebesar 0,87, menunjukkan bahwa media ini sangat valid dan layak digunakan dalam pembelajaran biologi.

Hasil uji efektivitas menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman siswa dengan N-gain sebesar 0,72 (kategori tinggi). Dari sisi kemudahan penggunaan, ARELE juga meraih skor System Usability Scale (SUS) sebesar 82,4, termasuk kategori “Excellent” atau sangat mudah digunakan.

Siswa jadi jauh lebih antusias. Mereka merasa seperti benar-benar belajar di lapangan, tapi dalam versi digital,” ungkap salah satu guru biologi peserta uji coba di Jawa Timur.

Selain meningkatkan hasil belajar, ARELE juga menumbuhkan kesadaran ekologis dan literasi iklim di kalangan siswa. Hasil survei pengalaman pengguna (UEQ) menunjukkan tanggapan sangat positif dengan skor rata-rata 1,67, terutama pada aspek kebaruan dan daya tarik visual.

Tim mahasiswa UM menyebut keberhasilan ARELE sebagai bukti bahwa teknologi AR dapat menjadi jembatan antara teori dan pengalaman belajar nyata, sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis eksplorasi dan pemecahan masalah autentik.

Kami ingin menghadirkan pembelajaran biologi yang tidak hanya menarik, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap isu lingkungan global,” ujar ketua tim pengembang.

Ke depan, tim mahasiswa Universitas Negeri Malang berencana memperluas pengembangan ARELE untuk topik ekosistem lain seperti hutan hujan tropis dan terumbu karang, agar pembelajaran sains di sekolah semakin kontekstual, menyenangkan, dan selaras dengan tantangan abad ke-21.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...