Minggu, 27 Juli 2025

 

Infografik: Mengapa Sound Horeg Memecahkan Kaca?

ANATOMI GETARAN

Analisis Fisika Mengapa Fenomena "Sound Horeg" Dapat Memecahkan Kaca Rumah

Seberapa Keras "Sound Horeg"?

"Sound Horeg" adalah sistem suara berdaya ekstrem yang mampu menghasilkan tingkat tekanan suara (SPL) yang luar biasa. Tingkat ini jauh melampaui batas aman pendengaran manusia dan memasuki ranah yang berpotensi merusak struktur fisik.

Puncak SPL Tercatat
135+ dB

Perbandingan Tingkat Tekanan Suara (dB)

Mekanisme Kerusakan: Resonansi Akustik

Kaca pecah bukan karena tekanan suara semata, tetapi karena fenomena fisika yang disebut resonansi. Ketika frekuensi suara sesuai dengan frekuensi alami kaca, getaran kaca diperkuat secara masif hingga melampaui batas elastisnya dan pecah.

πŸ”Š

Sound Horeg

Memancarkan gelombang suara frekuensi rendah

〰️

Frekuensi Cocok

Frekuensi suara sama dengan frekuensi alami kaca

πŸ“ˆ

Resonansi

Amplitudo getaran kaca meningkat drastis

πŸ’₯

Kaca Pecah

Getaran melampaui batas elastis material

Ambang Batas Pecah Kaca

Tingkat tekanan suara yang berbeda memiliki risiko yang berbeda pula terhadap integritas kaca. Sound Horeg beroperasi pada tingkat yang sangat berbahaya.

Frekuensi Alami Kaca Bervariasi

Frekuensi alami sebuah jendela tidak tetap; ia bergantung pada dimensi dan ketebalannya. Ini menjelaskan mengapa beberapa kaca pecah sementara yang lain tidak.

Menentukan Jarak Aman

Intensitas suara berkurang seiring jarak (Hukum Kuadrat Terbalik). Untuk sumber 135 dB pada 1 meter, diperlukan jarak signifikan untuk mencapai tingkat aman (di bawah 95 dB) bagi kaca.

Jarak Aman Minimum Diperkirakan:

≈ 100 meter

Untuk mengurangi SPL dari 135 dB menjadi di bawah 95 dB.

Strategi Mitigasi & Perlindungan

πŸ›‘️

Kaca Berlapis (Laminated)

Lapisan polimer di antara panel kaca meredam getaran dan mengurangi resonansi secara signifikan.

πŸͺŸ

Jendela Panel Ganda (IGU)

Celah udara atau gas di antara panel berfungsi sebagai penyekat suara yang efektif, terutama dengan ketebalan kaca berbeda.

πŸ“œ

Regulasi & Edukasi

Menetapkan batas desibel yang jelas dan mengedukasi publik serta operator tentang risiko dan fisika suara.

© 2025 Analisis Infografik. Data disarikan dari Laporan Penelitian Komprehensif.

Jumat, 18 Juli 2025

Wahyu Makutoromo, Jadi Lakon Pilihan Gelaran Wayang Kulit di Jambangan, Apa Arti Sebenarnya?

 


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Pagelaran wayang kulit sebagai kesenian telah turun-temurun sejak lama, utamanya pada kegiatan bersih desa umumya di pulau jawa. Lantas bagaimana esensi wayang kulit yang hampir wajib ada pada kegiatan bersih desa yang bernotabe sebagai kegiatan sakral dalam rangka sedekah bumi dan selametan desa. 

Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang salah satunya menyelenggarakan pagelaran wayang kulit tak terkecuali tahun ini, wayang kulit yang di dalangi oleh Ki Hadi Siswoko Arjosari Sumberpucung kabupaten Malang ini menyita perhatian dan simpati masyarakat. Dengan kepawaiannya mensabet wayang dan bermain peran, pagelaran wayang yang digelar  depan gedung balaidesa Jambangan ini, berlangsung 8 jam terhitung pukul 20.00 hingga 04.00 WIB tau hampir mendekati shubuh pada Rabu (16/7/25). 

Lakon Wahyu Makutoromo dihadirkan oleh Ki Hadi Siswoko penuh dengan makna yang mendalam. Tak seperti pagelaran wayangkulit pada umumnya, menariknya, lakon wayang malam ini bukan yang biasanya, bukan seperti Semar Mbangun Jiwo, Lahirnya Gatotkaca, Parikesit Jumeneng Nata, Kumbakarna Gugur atau Srikandi Meguru Manah. Namun lakon hari ini adalah Wahyu Makutoromo. Sebuah lakon yang apik untuk ditelaah pada zaman ini, khususnya untuk anak muda dengan dinamikanya hari ini. 

Wahyu Makutoromo merupakan lakon cerita anugerah kepemimpinan dalam wayang kulit, lakon Ini adalah salah satu lakon pakem atau cerita standar yang sangat populer dalam seni pertunjukan wayang kulit, khususnya di Jawa. Wahyu Makutoromo secara harfiah berarti "wahyu mahkota kepemimpinan" atau "anugerah mahkota raja". Lakon ini biasanya menceritakan tentang turunnya sebuah wahyu ilahi yang akan diberikan kepada seorang ksatria yang pantas untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, membawa kemakmuran bagi rakyatnya.

Didunia ini, mulai zaman dulu hingga sekarang Seringkali, ada berbagai pihak, baik dari golongan baik (Pandawa) maupun jahat (Kurawa), yang berusaha mendapatkan wahyu ini. Mereka melakukan berbagai upaya, mulai dari bertapa, adu kesaktian, hingga intrik politik. Wahyu Makutoromo tidak diberikan secara sembarangan. Hanya ksatria yang memiliki sifat-sifat utama seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, kerendahan hati, pengorbanan, dan dedikasi kepada rakyat yang layak menerimanya.

Tokoh yang sering dikaitkan atau akhirnya menerima Wahyu Makutoromo adalah Pandawa kelima, Puntadewa (Yudhistira). Ia melambangkan kepemimpinan yang adil dan berlandaskan dharma. Namun, ada juga variasi lakon yang mungkin melibatkan tokoh lain dalam upaya mendapatkannya sebelum akhirnya jatuh ke tangan yang berhak.Lakon ini sangat kaya akan simbolisme. Wahyu Makutoromo bukan hanya anugerah kekuasaan, tetapi juga tanggung jawab besar. Ini adalah pelajaran tentang bagaimana seorang pemimpin harus bersikap dan apa yang harus ia perjuangkan.

Wahyu Makutoromo memberikan pesan kepada kita bahwa kepemimpinan sejati bukanlah tentang kekuasaan semata, melainkan tentang pengabdian, keadilan, dan kemampuan untuk membawa kesejahteraan bagi banyak orang.Lakon ini sering dipentaskan karena relevansinya dengan nilai-nilai kepemimpinan dan moralitas, menjadikannya tontonan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.

Apakah lakon tersebut relevan sebagI edukasi kepada pemuda untuk mempersiapkan generasi pemimpin? Jawabannya adalah Sangat relevan! Lakon wayang Wahyu Makutoromo adalah sumber edukasi yang luar biasa untuk mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin. Meskipun berasal dari tradisi kuno, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bersifat universal dan tetap relevan di era modern.

Lakon ini mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati tidak hanya tentang kekuasaan atau jabatan, tetapi tentang karakter dan etika. Pemuda diajarkan pentingnya integritas, kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Tokoh seperti Puntadewa yang akhirnya menerima wahyu adalah contoh ideal pemimpin yang mengedepankan moralitas.

Wahyu Makutoromo tidak didapatkan dengan mudah. Ada proses pencarian, pertapaan, pengorbanan, dan rintangan yang harus dilalui. Ini mengajarkan pemuda bahwa untuk mencapai puncak kepemimpinan yang hakiki, diperlukan dedikasi, ketekunan, dan kemampuan melewati tantangan, bukan jalan pintas.

Inti dari Wahyu Makutoromo seringkali adalah ajaran Hasta Brata, yaitu delapan sifat kepemimpinan yang meneladani watak alam (matahari, bulan, bintang, mendung, bumi, samudra, api, dan angin). 

Setiap sifat memiliki makna mendalam yang bisa menjadi panduan bagi pemimpin:

1. Matahari: Memberi tanpa pamrih.

2. Bulan: Menerangi di kegelapan, mengayomi.

3. Bintang: Memberi petunjuk, teladan.

4. Mendung: Memberi harapan, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.

5. Bumi: Kuat, jujur, dan memberikan manfaat.

6. Samudra: Berwawasan luas, lapang dada, mampu menampung aspirasi.

7. Api: Berani menegakkan kebenaran dan keadilan.

8. Angin: Merakyat, dekat dengan siapa saja tanpa pandang bulu.

Lakon ini biasanya menampilkan kontras antara pihak yang berhak menerima wahyu (Pandawa) dan pihak yang ambisius namun tidak berintegritas (Kurawa). Pemuda bisa belajar membedakan pemimpin sejati dari pemimpin yang hanya mengejar kekuasaan, serta memahami konsekuensi dari setiap pilihan moral.

Cerita Wahyu Makutoromo mendorong pemuda untuk melakukan introspeksi dan merenungkan sifat-sifat kepemimpinan yang ingin mereka kembangkan dalam diri mereka. Ini bukan hanya tentang menjadi "orang penting," tetapi tentang menjadi "orang yang bermanfaat."

Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal: Mengajarkan lakon wayang juga menjadi cara efektif untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya adiluhung Indonesia kepada generasi muda, sekaligus mengambil pelajaran berharga dari kearifan lokal.

Dengan demikian, lakon Wahyu Makutoromo bukan hanya sekadar hiburan, tetapi sebuah kurikulum kepemimpinan yang abadi dan sangat relevan untuk membentuk calon-calon pemimpin masa depan yang berkarakter dan bertanggung jawab. Mempertimbangkan integrasi nilai-nilai wayang, termasuk lakon Wahyu Makutoromo, ke dalam materi pendidikan karakter atau kepemimpinan di sekolah dan universitas.

Mengadakan pementasan wayang dengan sentuhan modern atau narasi yang lebih relevan dengan isu-isu kontemporer, untuk menarik minat audiens muda. Wayang kulit, sebagai salah satu warisan budaya adiluhung Nusantara, tidak hanya menyajikan pertunjukan seni yang memukau, tetapi juga mengandung filosofi dan ajaran luhur yang relevan sepanjang masa. Salah satu lakon pakem yang kaya akan makna dan nilai-nilai kepemimpinan adalah Wahyu Makutoromo. Memahami lakon ini esensial bagi generasi muda dalam mempersiapkan diri sebagai pemimpin masa depan, sekaligus menumbuhkan apresiasi terhadap kesenian tradisional.

Dengan demikian, Wahyu Makutoromo lebih dari sekadar cerita lama; ia adalah warisan kebijaksanaan yang dapat membimbing generasi muda untuk menjadi pemimpin yang berintegritas, visioner, dan mampu membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara. Mengapresiasi wayang kulit berarti membuka gerbang menuju pemahaman mendalam akan jati diri dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhur kita.



Selasa, 15 Juli 2025

Kepala Desa Jambangan: Tabligh Akbar Sholawat 7 Majelis Akhirnya Terwujud Setelah Penantian 5 Tahun


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Rangkaian kegiatan peringatan 1 Asyura atau 1 Muharram 1447 H bersama masyarakat desa Jambangan yang digelar oleh Pemerintah Desa Jambangan bersama Ranting Nahdiatul Ulama sukses dilaksanakan pada Selasa malam (15/7/25).

Secara khidmat rangkaian tabligh akbar sholawat bersama itu menghadirkan 7 group sholawat yang ada di desa Jambangan serta majelis sholawat Nisa’ atau putri dari dusun Jegong bernama majelis Alfassalam. Seluruh masyarakat berkumpul didepan halaman gedung Balai Desa Jambangan setelah waktu isya’.

Momen langka ini kali pertama bisa terlaksana selama lima tahun, sebelumnya belum pernah dilaksanakan tabligh akbar sholawat seperti tahun ini, hal itu dikonfirmasi oleh kepala desa Jambangan, Eko Budi Cahyono,S.T

“Mohon maaf setelah 5 tahun baru bisa mendatangkan sholawat 7 majelis ini, ini bukan karena apa, namun hanya kali ini waktu atau momen yang pas” jar Eko dal am sambutannya.

sementara itu perwakilan Pengurus Ranting NU Desa Jambangan, Bapak Junaedi menyinggung mengenai kondisi lingkungan desa jambangan yang majemuk sehingga tidak dapat dilaksanakan kegiatan sholawat atau keagamaan secara masif.

“Mari kita kompakkan kegiatan kita seperti ini sehingga tercipta kerukunan untuk bisa dicontoh oleh penerus kita yang baru, ditengah zaman yang seperti ini. Kalau kegiatan seperti ini memang pasti sangat sulit tantangannya, tapi kalau ada kegiatan karnaval atau cek sound tidak perlu diundang pasti datang” ungkap Junaedi.

selaln itu, dalan sambutanya kepala desa Jambangan menyampaikan rangkaian kegiatan peringata 1 Muharrom 1447 H/ 2025 yang akan diilaksanakan adalah kirab tumpeng dari gedung balaidesa Jambangan hingga saum Sawah Rodjo. Kegiatan yang biasa disebut nyΓ₯dran atau sedekah bumi tersebut merupakan kegiatan Pemerintah desa Jambangan yang bekerjasama dengan kelompok Tani, masyarakat dihimbau ikut. 




Bahkan Ketika Aku Menjadi Guru, Aku Gagal : Kesalahan Dunia Pendidikan

ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Berbicara mengenai dunia pendidikan memang tiada habisnya, apalagi kini aku telah merasakan dampak dari sistem pendidikan yang rasanya kurang jauh dari kata mapan dan sempurna. Kini aku telah pernah merasakan menjadi guru, artinya kegelisahanku ini memili dasar yang konkret bukan hanya omon-omon saja. 

Memang aku tidak bergelar profesor ataupun honoris causa, namun rasanya pantas setiap orang berpendapat dengan pengalaman nyatanya. Aku tidak hanya mengkritik tanpa beproses, aku pernah menjadi seorang murid yang 'ndableg' namun aku juga pernah merasakan berfoto dengan kepala sekolah dan membawa trofi, aku pernah sesekali alpha dengan sengaja namun aku juga pernah memimpin organisasi. Bahkan didalam perkuliahan aku menginisiasi berdirinya suatu organisasi di kampus. 

Dalam prosesnya, aku tidak hanya menjadi guru namun juga aku pernah mendampingi muridku menjadi berprestasi sampai dengan mendampingi seseorang guru honorer yang dipolisikan oleh muridnya karena pukulan sayangnya kepada muridnya. 

Aku sebenarnya langsung saja membahas apa yang menjadi keluh kesahku didalam dunia pendidikan namun hari ini, jika pembaca tidak disuguhkan kata validasi atau afirmasi maka tulisan itu akan diskip. Nyatanya iya, memang agadium jangan liat siapa yang berbicara namun dengarkanlah apa yang dituturkan, ternyata caption yang nyaris tak ada yang mempraktikan. 

Oke aku mulai dari sini, kegagalan dunia pendidikan yang paling fatal adalah tidak berhasil menjadi tutor yang bisa mengantarkan anak kepada bakat dan minat yang ada. Aku dulu memiliki keinginan yang kuat dan bekal yang memadai untuk kemudian menjadi seorang ilmuan fisika. Hal itu telah kugapai dengan kuliah di salah satu universitas negeri di Kota Malang dengan jurusan pendidikan fisika. 

Pada intinya aku berhasil berada diposisi itu, namun ada hal yang tidak saya sadari, ketika saya terjun langsung dalam dunia nyata, ternyata saya kurang maksimal dengan profesi yang saya alami, itu karena keadaan yang kurang mendukung. Seorang guru dituntut untuk perproses dan mengasah diri ditengah banyak orang yang dibawah ini sangat menguras tenaga dan waktu.

Nyatanya saya, harus disibukkan untuk memperoleh penghasilan lain karena gaji seorang guru honorer tidaklah cukup untuk bekal hidup ditengah keluargaku yang sangat amat sederhana bahkan menengah kebawah. 

Artinya pendidikan malah difitnah tidak hadap masalah, padahal gurulah yang layah disalahkan disitu. Bila mana aku ketika masa SMA itu dibimbing dengan baik maka mungkin nasibku tidak malah akan seolah-olah menyalahkan dunia pendidikan. Harusnya guru bisa memetakkan mana pendidikan yang digunakan untuk pengakuan dan mana yang digunakan untuk mengangkat harkat dan martabat seseorang. 

Jadi gini....

Maksudku pendidikan sebagai konsep pengakuan adalah pendidikan hanya digunakan sebagai tambahan dan legalitas saja kepada seorang tokoh untuk legalitas dan formalitas. Pada dasarnya ia tidak perlu menempuh pendidikan sekalipun ia tetap sukses dengan ketokohan dan kepemilikan materi yang bergelimang.

Lalu pendidikan sebagai sarana mengangkat harkat dan martabat, ini biasanya ditempuh oleh seseorang yang berjuang meningkatkan harkat dan martabat diri serta keluarganya. Tidak lain seperti kekayaan materi dan pekerjaan yang mapan karena dengan itu, status sosial di masyarakat akan terangkat sendiri, kita berfikir pragmatis saja. 

Ternyata hari ini aku baru menyadari bahwa, ternyata yang aku butuhkan sekarang adalah dunia sebagai mengangkat harkat dan bermartabat. Dimana aku membutuhkan pendidikan adalah untuk memperoleh materi. Namun guru saat itu tidak memikirkan itu, tidak mensarankanku akal hal itu. Mungkin saja ada yang protes ya guru tidak punya waktu untuk itu satu-satu kepada muridnya. 

Nah itu berarti salah satu ketidaksiapan guru dan sistem pendidikan, harusnya guru bisa mengakomodir semua siswanya, bagaimanapun tantangannya. Disekolah juga ada wali kelas, guru BK bahkan konselor sebaya yang bisa diperdayagunakan secara maksimal. Namun nyatanya belum maksimal karena pengalaman pahit ini masih terjadi bahkan saya sendiri yang mengalami. 

Saya sebagai murid sekaligus guru, merasa sangat prihatin dengan hal ini, coba kita tarik rantai permasalahan ini diantaranya, kurang siapnya dunia sumberdaya manusia pelaku pendidikan, kurang adanya kebijakan konkret yang mengatur itu misalnya bagaimana caranya program bimbingan konseling ini bisa maksimal, program job fair hingga pernanan alumni yang telah bekerja. Hal yang utama adalah kesehjateraan guru tidak diperhatikan. Bila mana itu terpenuhi maka seorang guru tidak perlu memikirkan hal lainnya, ia akan fokus untuk berfikir mengenai dunia pendidikan, seperti pada zamanya rosulullah yang bahkan memiliki baitul mal dan baitul hikmah memiliki sistem yang berfokus pada dunia pendidikan dan kesehjateraan guru. 

Semoga kita terilhami, terinspirasi dan memperoleh berkah serta dijadikan orang yang bejo.

Minggu, 13 Juli 2025

Anda Punya Kulit Kambing atau Sapi? Kami Siap Beli dengan Penawaran Menarik!

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Anda Jagal Sapi/ Kambing atau Peternak Sapi/Kambing atau Panitia Kurban dan DKM, siap-siap panen berkah di Hari Raya Idul Adha! Kami hadir untuk membantu Anda memaksimalkan potensi kulit hewan kurban Anda dengan penawaran harga tertinggi dan layanan super mudah.

Tak Perlu Khawatir Soal Hukum Menjual

Kami memahami kekhawatiran Anda terkait hukum menjual kulit hewan kurban. Namun, para ulama telah memutuskanbahwa panitia kurban memiliki hak penuh untuk memutuskan apakah akan menjual atau memanfaatkan kulit kurban tersebut. Jadi, Anda bisa dengan tenang menjual kulit kurban kepada kami dan menggunakan hasilnya untuk kemaslahatan masjid atau kegiatan sosial lainnya.

Penawaran Harga Spesial untuk Kulit Kurban Anda

Kami menghargai setiap lembar kulit yang Anda hasilkan. Berikut adalah penawaran harga terbaik dari kami, hubungi kami di nomor whatsapp : +62 895-2886-4600

Bagaimana jika ada kulit yang sobek atau bolong? Jangan khawatir! Untuk kulit yang sobek/bolong/afkir, kami akan melakukan penyesuaian harga per tingkatan persentase kerusakan. Kami tetap siap membeli kulit kurban Anda dalam kondisi apapun!

Kemudahan Ekstra untuk Panitia

Kami mengerti kesibukan Anda saat Idul Adha. Oleh karena itu, kami memberikan kemudahan maksimal:

  • Jemput di Lokasi: Anda tidak perlu repot-repot datang jauh ke tempat kami. Cukup koordinasi via WhatsApp, tim kami akan segera menjemput kulit kurban langsung di lokasi Anda!

  • Garam Pengawet Gratis: Untuk memastikan kualitas kulit tetap terjaga selama proses penjemputan, kami akan menyediakan garam pengawet secara gratis!

Jangan Lewatkan Kesempatan Ini!

Manfaatkan momen Idul Adha ini untuk mendapatkan nilai lebih dari kulit kurban Anda. Hubungi kami sekarang dan rasakan kemudahannya!

Kunjungi Website Kami: 

https://amanahkulitmalang.blogspot.com

Alamat Kami:

  • Jl. Raya Pancir RT 16 RW 05 Putat Kidul, Gondanglegi, Kabupaten Malang

Komunitas Run-Run-Run (RRR) Rutin Gelar 32 Lari Sejauh 5KM Setiap Rabu dan Minggu

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Komunitas yang berfokus pada kebugaran jasmani ini bernama RRR (run run run). Sejak berdiri pada 6 Februari 2025 komunitas ini telah menyelenggarakan 32 kali acara lari yang digelar setiap hari Rabu dan Minggu pukul 15.00 WIB dengan jarak tempuh 5 KM. Selain itu, setiap dua minggu sekali pada hari Jumat pukul 19.00 WIB, komunitas ini mengadakan lari malam (night run) dengan jarak 10 KM yang sudah terlaksana dua kali. Titik start berlokasi di setiap kedai kopi dengan tempat dan rute yang berbeda-beda yang ditentukan oleh panitia.  

Rangkaian acara dimulai dengan kumpul dan pemanasan bersama, dilanjut lari santai dengan checkpoint di tengah perjalanan untuk istirahat, menunggu peserta yang tertinggal, dan foto bersama. Kemudian lanjut lari hingga finish di lokasi awal keberangkatan, dilanjutkan peregangan dan sesi dokumentasi.  

Rizal, salah satu pendiri saat ditemui kontributor JatimSatuNews membeberkan latar belakang berdirinya RRR yang berawal dari keprihatinan para inisiator terhadap kebiasaan tidak sehat di kalangan para pemuda.

"Kami ingin mengubah habit anak-anak kabupaten Malang tempatnya di daerah Gondanglegi, sadar atas kesehatan," ujar Rizal salah satu pendiri.  

Ia menambahkan RRR membuka pendaftaran secara gratis. Bagi siapa saja yang ingin bergabung, cukup datang langsung ke lokasi atau ikuti informasi di Instagram @Run.R3n_run.

"Lari bukan soal kecepatan, tapi tentang keberanian memulai langkah positif." Pungkasnya

Sejauh ini partisipasi kegiatan ini terus mengingkat yang terdiri dari 21 tim inti serta peserta yang bisa mencapai kurang lebih 50 orang, dari berbagai wilayah.

#JustForFunForEveryone

Wedangan Rindu Kenangan, Kisah yang Mengalir Lewat Seni di Pameran ArtSura

 

Lukisan Bergaya Ekspresionisme dan Kontemporer di Pameran Artsura

SURAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM : Suasana di Taman Balekambang, kota Surakarta terasa berbeda dari biasanya. Bukan hanya rimbunnya pepohonan atau sejuknya udara yang menjadi daya tarik, tetapi ratusan karya seni yang tertata rapi menyapa setiap langkah pengunjung. Inilah ArtSura, sebuah pameran seni yang digelar pada 21 hingga 29 Juni 2025, mengangkat tema yang begitu lekat dengan budaya Solo: Wedangan Rindu Kenangan.

Lebih dari sekadar pameran, ArtSura menjadi ruang bertemu bagi para seniman, karya, dan masyarakat. Mengusung semangat kolektif, ArtSura menghadirkan lebih dari 200 karya seni mulai dari lukisan, patung, hingga digital art hasil cipta dari berbagai seniman lokal dan nasional.

Fauziadila Ramadhani, salah satu panitia ArtSura menuturkan tema kegiatan ini yang teridentik dengan Solo yaitu angkringan atau wedangan.

“Tema Wedangan Rindu Kenangan kami ambil karena angkringan atau wedangan itu sangat identik dengan Solo. Di sana ada cerita, ada rindu, ada obrolan yang membekas. Dari situ muncul ide menjadikan wedangan sebagai simbol memori dan ekspresi dalam karya seni,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara.

Selain karya dari galeri dan seniman, ArtSura juga membuka ruang lewat sistem open call submission, yang memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk turut berpartisipasi menampilkan karya. Menariknya, meski ArtSura baru pertama kali digelar tahun ini, respons dari masyarakat sangat menggembirakan. Terdapat 300-500 pengunjung setiap harinya. Mulai dari kalangan keluarga, pelajar juga wisatawan yang tak sengaja datang.

“Setiap harinya pengunjung bisa mencapai 300 sampai 500 orang, dan itu di luar ekspektasi kami. Banyak keluarga, pelajar, bahkan wisatawan yang sengaja datang hanya untuk menikmati pameran ini,” tambah Fauzia.

Kedepan, panitia berharap ArtSura bisa menjadi agenda tahunan dan tumbuh menjadi platform seni berskala lebih besar.

“Kami ingin ArtSura menjadi ruang ekspresi yang terbuka dan berkelanjutan. Tidak hanya untuk seniman Solo, tapi juga untuk seluruh Indonesia,” tutup Fauzia.

Salah satu seniman yang memamerkan karyanya di ArtSura adalah Mardoni Dwi Pamungkas. Ia menghadirkan sebuah patung berjudul “Titik Kendali”, yang terinspirasi dari pengalaman personalnya. Karya tersebut divisualkan dengan elemen kaki, otak, dan batang sebagai simbol perjalanan hidup.

“Kaki itu metafora perjalanan, otak menyimpan semua kenangan, dan batang itu kendali. Dalam hidup pasti ada memori yang melekat, dan kita perlu pegangan untuk tetap berjalan,” ujar Mardoni.

Mardoni mengaku bangga bisa ikut serta di pameran ini, ia juga mengungkapkan harapan yang mendalam agar pameran ini bisa tumbuh untuk bisa mengangkat seni rupa ke ruang publik.

“Senang sekali karya saya bisa tampil. Harapannya ruang seperti ini bisa terus tumbuh, apalagi seni rupa karna menurut saya masih minim ruang publik untuk berkarya.” Terang Mardoni.

Tak hanya dari sisi seniman, suara pengunjung juga menambah warna dalam pameran ini. Salah satunya adalah Ahmad Zamri, mahasiswa asal Solo yang pertama kali hadir dalam acara ini namun merasakan suasana keseruan yang luar biasa.

“Ini pertama kalinya saya datang ke pameran seni seperti ini, dan ternyata seru banget. Banyak karya yang bikin saya berhenti lama,” ucap Zamri. 

Ia menyebut salah satu karya yang paling menarik perhatiannya adalah “Wonderland#2” karya Zulfian Hariyadi, yang bisa membawa ia nostalgia, beragam harapan juga muncul darinya agar lameran serupa sering digelar, agar masyarakak dekat dengan seni. 

“Lukisan itu mirip banget sama lukisan di rumah lama saya. Bikin nostalgia. Harusnya acara kayak gini lebih sering, biar masyarakat juga makin akrab sama seni. Kalau ada lagi, saya pasti datang.” Tutur Zamri.

ArtSura tak sekadar pameran, tapi juga ruang berkumpul bagi kenangan, visual, dan ekspresi jiwa. Pameran ini menjembatani dialog antara seniman dan masyarakat, dan menciptakan ruang bagi generasi muda untuk memahami bahwa seni bukan hanya tentang keindahan, tapi juga tentang cerita. Dan siapa sangka, dari sebuah “wedangan kenangan”, lahirlah momen-momen yang tak terlupakan di tengah kota budaya ini.

 

Oleh: Zahra Atika Zulfa

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...