Selasa, 07 Juni 2022

Berorganisasi Sehat Ala Amsterdam

Karena kita sebagai manusia adalah makhluk sosial, kita bila dituntut untuk monoton di suatu kegiatan, suatu tugas atau suatu pekerjaan sangatlah sulit. Malaikat contohnya, jika malaikat mulai dari diciptakan ditugaskan akan istiqomah terus, namun berbeda dengan kita manusia. Teori ini coba kita convert ke kegiatan organisasi, para anggota organisasi tidak bisa selama 24 jam atau seminggu 7 kali untuk memikirkan organisasi. Untuk itu perlu topik lain untuk merefresh dan menjalani suratan takdir untuk tidak bisa istiqomah, bukannya mendukung ketidakistiqomahan itu, namun kita memanagemennya.

Untuk itu, ada beberapa tips dan referensi yang bisa kita lakukan untuk merefresh pikiran dan kejenuhan, tips ini sudah tervalidasi dan terrealisasi oleh kita korcam Amsterdam. Disamping itu korcam Amsterdam ini bukan komposisi anggota yang berorganisasi sehingga perlu adaptasi, tips  itu antara lain sebagai berikut

Mungkin cara ini hanya bisa ditiru berdasarkan polanya, namun secara teknis menyesuaikan kebutuhan dan keadaan dari Analisa masing-masing wilayah. Dikarenakan di Korcam Amsterdam ini pengurusnya terdiri dari orang lapangan, bukan orang pemikir atau konseptor bahkan bukan trah ‘kemegus’ atau gawagis. Jika didampit maka harus dilakukan dengan kegiatan yang hubungannya dengan keolahragaan, karena kegiatan ini yang cocok dengan komposisi yang ada dikorcam Amsterdam, yaitu futsal bersama, hal ini dibungkus pertandingan persahabatan seluruh anggota korcam, sehingga dalam pertandingannya antara kecamatan ampelgading, tirtoyudo, dampit serta turen. 

Kegiatan ini dirasa sangat efektif dengan latar belakang anggota yang ada dikorcam Amsterdam, terbukti mulai dari perencanaan sudah terrealisasi sebanyak dua kali, bahkan dalam rencananya akan ada pembuatan jersey tim untuk menambah semangat dan daya Tarik serta upaya untuk pengembangan dan bentuk keseriusan dalam kegiatan ini.

Kegiatan futsal kedua ini dilakukan pada minggu, 5 juni 2022 di lapangan futsal turen dengan diikuti oleh 4 tim, dengan jadwal pertandingan Dampit Vs Tirtoyudo, Turen Vs Ampelgading, Ampelgading Vs Tirtoyudo, Turen Vs Dampit, Dampit Vs Ampelgading, Turen Vs Titoyudo. Masing-masing pertandingan 20 menit, dimulai sekitar pukul 18.00 sampai sekitar pukul 23.00 WIB. Dalam teknisnya ada beberapa aturan ringan yang diterapkan yaitu, satu pertandingan durasi 20 menit, mendelegasikan 1 orang untuk menjadi wasit dari masing-masing kecamatan yang tidak bertanding, untuk HTM 60.000 bila ada kelebihan akan dimasukkan kepada KAS Korcam Amsterdam, pemain harus berasal/ berdomisili dari masing-masing kecamatan, namun tidak harus kader IPNU, tapi juga harus berusia IPNU.

Koordinator Kecamatan Misbah mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dari korcam dan memperoleh antusias tinggi dari setiap anggota, “bahkan kader dari ampelgading jauh-jauh rela menyempatkan datang, bagi teman-teman ampelgading kami sungguh mengapresiasi, karena mau untuk berangkat ke turen saja sudah sangat terimakasih, mengingat perjalanan kurang lebih 2 jam, dan itu masih kuat untuk mengikuti futsal”. Akhir kegiatan kami memutuskan untuk beristirahat di kantor MWC NU Turen, tidak memungkinkan bagi teman-teman ampelgading untuk melanjutkan perjalanan dengan posisi Lelah, belum lagi suasana malam dan medan yang tidak mendukung, kami waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Disamping kegiatan futsal seluruh akses kebersamaan ini telah menjadikan hubungan personal dan interpersonal berorganisasi yang baik, dan menjadikan dampak yang baik pula untuk kemajuan organisasi, begitulah kiranya ikhtiar yang bisa dilakukan untuk mengharmoniskan dan merefresh susasana berorganisasi. Semoga bermanfaat…..



YBM BRILiaN SBO Malang Rayakan Milad ke-21 Tahun.

Malang. Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN Spesial Branch Office (SBO) Malang gelar tasyakuran dalam rangka merayakan ulang tahun/milad nya yang ke-21 tahun. Acara ini digelar secara sederhana namun hangat dan dihadiri oleh seluruh pengurus YBM BRILiaN SBO Malang pada Kamis (02/06) di Majid Baiturrahman, BRI Martadinata Kanwil Malang.

Acara ini diawali dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al-qur`an, laporan kegiatan selama satu semester oleh supervisor dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Pimpinan Wilayah BRI Malang, Mochammad Suratin.

Dalam sambutannya, Mochammad Suratin mengatakan harapan besarnya untuk YBM BRILian yang sudah memasuki umur dewasa. “Selamat milad ke-21 YBM BRILiaN, kami semua berharap semoga ybm ini bisa memberikan manfaat lebih dan barokah bagi masyarakat luas,” ucapnya. 

“Umur 21 ini merupakan umur yang sudah dewasa yang diharapkan mampu untuk memperluas jangkauannya dalam membantu dan berkiprah di masyarakat. YBM BRILiaN ini berbeda dengan BRI Peduli, cakupannya lebih luas. Ini merupakan lembaga yang luar biasa yang mengelola zakat yang diambil dari gaji pokok para pekerja BRI di seluruh Indonesia sebanyak 2,5%. Semoga kedepan, program-progam yang ada disini semakin lancar dan memberikan dampak besar bagi seluruh masyarakat Indonesia,” lanjut Pak Suratin.

YBM BRILiaN adalah sebuah lembaga filantropi islam yang mengelola dana zakat, infak, dan sedekah secara profesional dan sesuai dengan ketetntuan syariat islam. Dana tersebut disalurkan dalam kegiatan-kegiatan sosial dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial.

Pewarta : Luthfi Maulida Rochmah – Kepala Asrama BS 6 UM-UIN

Minggu, 05 Juni 2022

Tentang Menjamurnya Thoriqoh, Bagaimana Kita Menyikapinya? Simak Penjelasannya Berikut!


Oleh : Nur Hamid Abdissalam

    Sebelum membahas lebih lanjut, baiknya perlu diketahui terlebih dahulu apa itu Thoriqoh. Thoriqoh atau yang sering disebut dengan tarekat secara bahasa adalah jalan atau cara menuju Tuhan semesta alam. Dikutip dari kitab Kifayatul Atqiya’ Thoriqoh adalah menjalankan sesuatu dengan hati-hati. Di Indonesia ada banyak sekali aliran thoriqoh bahkan sampai hitungan ratusan. Namun dari banyaknya thoriqoh, NU sebagai ormas terbesar di Indonesia atau bahkan dunia mengatakan ada kurang lebih 45 thoriqoh yang Mu’tabaroh atau terstandar.

    Masih sering dijumpai persepsi keliru masyarakat tentang thoriqoh, yaitu keyakinan mereka jika sudah di jalur thoriqoh tidak perlu lagi menjalankan syariat. Ini merupakan persepsi yang sangat keliru. Disebutkan di kitab Kifayatul Atqiya’ perumpamaan syariat itu seperti kapal, thoriqoh itu seperti lautan, dan haqiqoh atau yang sering disebut dengan hakekat itu seperti mutiara. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengarungi lautan yang begitu luas tanpa menggunakan kapal. Alih-alih mendapatkan mutiara seorang tersebut malah akan mencelakakan dirinya jika mengarungi lautan tanpa kapal. Ibarat lain syariat itu seperti pondasi rumah sedangkan thoriqoh adalah tiangnya sedangkan hakekat adalah atapnya. Jika seseorang ingin membangun rumah tanpa ada pondasinya mustahil rumah itu akan berdiri kokoh, yang ada rumah itu akan mudah roboh dan melukai penghuninya.

Thoriqoh itu selamanya tidak akan terlepas dari syariat. Seperti syair yang termaktub di kitab Kifayatul Atqiya’

وَطَرِيْقُ كُلِّ مَشَايِخَ قَدْ قُيِّدَتْ * بِكِتَابِ رَبِّيْ وَالْحَدِيثِ تَأَصَّلَا

    Artinya : “Thoriqoh para guru itu terikat dengan keaslian kitab Tuhan (Al-qur’an) dan Hadits”. Dari sini bisa dipahami bahwa tarekat itu tidak akan terlepas dari aturan-aturan (syariat) yang tertulis di Al-Qur’an dan Hadits. Syeikh Abu al-Hasan An-Nuriyy berkata : “Jikalau kamu melihat seseorang yang mengaku bersama Allah sedangkan tingkah lakunya keluar dari batas ilmu syariat, maka jauhilah dia”. Artinya jika ada seseorang yang mengaku bertasawuf, dekat dengan Allah, dan lain sebagainya sedangkan perbuatannya setiap hari keluar dari ilmu maka orang tersebut tidak pantas untuk dijadikan pedoman. Syeikh Abu al-Qosim An-Nashrobadzi berkata : “ Dasar tasawuf adalah mulazamah (terus menerus) dalam koridor Al-Qur’an dan As-Sunnah, meninggalkan hawa nafsu, meninggalkan perkara bid’ah, mengagungkan kemuliaan para guru ”.

    Lalu bagaimana cara menyikapi yang demikian?. Bagi yang menginginkan untuk ikut thoriqoh silahkan. Namun perlu diingat bahwa syariat dan thoriqoh bukanlah rivalitas melainkan dua hal yang saling menguatkan. Maka dari itu silahkan mengikuti thoriqoh yang Mu’tabaroh atau terstandar. “golek bojo ae pilih-pilih, mosok babagan ngene nggak?”.

Sabtu, 04 Juni 2022

Dalam Waktu 3 Bulan, PC. GP Ansor Kabupaten Malang Sudah Melaksanakan 7 Angkatan PKD

Sahabat Hermawanto, SE. MM Ketika Memberikan Materi Kepada Para Peserta

Pasca libur panjang ramadhan dan idul fitri kaderisasi formal pimpingan cabang gerakan pemuda ansor kabupaten malang kembali diawali di dua titik sekaligus, yaitu Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) angkatan ke VI dan VII, hal ini merupakan bentuk langkah konkret dari komitmen PC GP Ansor Kabupaten Malang dalam berkhidmah, bahkan belum dilantik, masih satu setengah bulan pasca konferensi sudah melaksanakan tujuh angkatan Pelatihan Kepemimpinan Dasar. Dua titik tersebut antara lain dilaksanakan di PAC GP Ansor Jabung dan Wagir. 

Menurut sahabat Hermawanto, Kaderisasi adalah proses pembentukan kader yang dilakukan secara terarah, terencana, sistemik, terukur, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan, yang dilakukan dengan tahapan dan metode tertentu, dalam rangka menciptakan kader yang sesuai dengan nilai, prinsip dan cita-cita organisasi. Sedangkan Pelatihan Kepemimpinan Dasar,selanjutnya disebut PKD, adalah pendidikan dan pelatihan kader jenjang awal dalam sistem kaderisasi GP. Ansor yang dimaksudkan untuk mencetak kader pemimpin organisasi dan masyarakat ditingkatan Pimpinan Ranting atau desa/kelurahan dan Pimpinan Anak Cabang atau kecamatan, tandas beliau yang juga anggota Corps Provost Banser Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas).

Pada acara pembukaan yang dilaksanakan sekitar pukul 16.00 WIB dalam sambutannya ketua panitia pelaksana PKD menyampaikan, PKD kali ini adalah agenda pertama pada program kerja PAC GP Ansor Kecamatan Jabung, disisi lain uniknya beliau juga menyampaikan daya tarik dan minat dari Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) mengalami kesenjangan yang sangat jauh hampir 50%, bahkan dalam aturan ansor sebelum mengikuti diklatsar harus telah mengikuti PKD. Namun ini kehebatan dari NU yang bisa menyikapi hal-hal seperti ini.

Acara Foto Bersama Pasca Pembukaan

Disisi lain Ketua PAC GP Ansor yang baru saja di lantik, Sahabat Mulyono menyampaikan bahwa kader juga berasal dari mahasiswa dan juga pelajar SMA yang telah lulus, sehingga dari 100 yang terdaftar sebagian besar yang bisa mengikuti acara pembukaan adalah calon kader dengan latar belakang mahasiswa, karena kader yang lain sedang memiliki kesibukan yang lain misalnya, hari sabtu pada minggu ini berbarengan dengan acara pembagian raport, sehingga peserta yang lainnya akan menyusul maksimal pada acara materi yang pertama, yaitu materi orientasi pengkaderan.

Dua acara yang sama tersebut serentak dilakukan bahkan bersamaan berdasarkan waktu pembukaan dan penutupannya, berdasarkan dari data sementara dari masing-masing panitia pelaksana peserta terdaftar lebih dari 100 orang yang telah mendaftar. 

Diharapkan dari kaderisasi formal berupa PKD yang telah terlaksana minimal di masing-masing tingkatan Pimpinan Anak Cabang (PAC), dapat menjadi momentum akselerasi untuk meningkatkan kader Ansor yang ada di Kabupaten Malang baik secara kuantitas maupun kualitas, kader yang telah menempuh PKD sengaja dipersiapkan untuk melanjutkan tonggak estafet kepemimpinan dan memperjuangkan visi dari Jamiyyah Nahdlatul Ulama'.

Peserta PKD PAC Ansor Jabung

Akhir literasi, semua stake holder yang diberikan kesempatan untuk melakukan sambutan, beliau-beliau semua berharap untuk kegiatan PKD membawa kemanfaatan untuk ummat,  khususnya pada kecamatan jabung atau untuk semuanya secara umum, selama kita masih memegang al-qur'an dan as-sunnah.






PKD Ansor Wagir

Jumat, 03 Juni 2022

Miskonsepsi Berorganisasi

Mendalami Miskonsepsi Berorganisasi


Berproses diorganisasi adalah salah satu jalan yang ditempuh manusia sebagai makhluk sosial untuk mengasah skil, baik skill memimpin, mengatur diri sendiri serta mengatur waktu atau masih banyak lagi motivasi-motivasi setiap orang yang dicanangkan dalam mengikuti organisasi. Terlepas dari itu selain tujuan dan manfaat yang akan didapatkan didalam proses berorganisasi, pasti juga akan berlinangan haling rintang dan hambatan yang akan dilalui, untuk itu setiap aktivis organisasi lebih baik dan akan lebih sempurna bila bisa bijak dalam menyikapi suatu fenomena atau problem yang ada di dalam organisasi. Salah satunya dengan memahami teori-teori serta bisa mempraktekkan mengenai manajemen dan resolusi konflik, memahami konsep-konsep berorganisasi sehingga tidak terjadi miskonsepsi, serta mengerti hubungan personal dan interpersonal dalam sebuah organisasi, dalam argument yang singkat melalui tulisan ini, kami ingin mengulas mengenai satu diantara indikator diatas, yaitu miskonsepsi.

Banyak yang mengira dan merasa memahami konsep-konsep berorganisasi, singkatnya hanya ego yang semakin besar karena dipupuk rasa ‘kemiter’ itulah yang akan tumbuh subur, bahkan yang sering terjadi didalam organisasi yang mana itu semua ternyata bukanlah problem atau masalah berorganisasi, miskonsepsi yang dianggap sebagai masalah didalam beorgnasiasi itu diantaranya, seperti :

1. Miskomunikasi

Miskomunikasi sering diartikan sebagai kegagalan berkomunikasi, singkatnya miskomunikasi ini bila terjadi akan menyebabkan kesalahpahaman dan akan menyebabkan hambatan dalam proses berorganisasi. Miskomunikasi ini menurut kami pribadi adalah miskonsepsi berorganisasi, mudahnya akan kami coba untuk narasikan seperti ini 
Sehingga apa kesimpulanya, ego kita lah yang berperan banyak disini, aturlah ego dari masing-masing dari kita, karena kita semua tahu bahwa tentang berorganisasi adalah banyak kepala namun satu tujuan, banyak kepala boleh namun harus tatap mempertahankan asas untuk satu tujuan. Lalu imbasnya apa kalau sudah demikan.

Tak hanya diorganisasi, dengan skala yang lebih real konsep ini juga akan berguna, hal itu bisa kita buktikan ke-validannya.

Analogi lain alasan menengai miskomunikasi itu bukan suatu masalah dalam berorganisasi, dalam beorganisasi level tertinggi adalah mengganggapnya sebagai keluarga, dalam berkeluarga tidak ada yang namanya miskomunikasi, misalkan sesorang ayah yang akan mengajak anaknya berliburan kepantai tiba-tiba mengabarkan dengan mendadak, namun apa yang terjadi kita akan taat untuk megikutinya karena tidak bertabrakan jadwal, semua itu karena seorang ayah telah memikirkan mengenai waktu yang tepat untuk mengajak ayahnya. Pada organisasi juga seperti itu, terkadang ada seseorang yang memutuskan sepihak mengenai suatu keputusan, orang yang menganggap organisasi itu keluarga akan menyadari, bahwa keputusan yang dibuat mungkin keputusan yang baik, keputusan yang telah melalui pemikiran yang matang dan panjang. Sehingga bila ada yang berargumen berorganisasi adalah berkeluarga namun masih menanggap miskomunikasi dalam berorganisasi itu masih ada, masih diragukan argumennya.

2. Statemen ‘iku-iku ae, sing aktif’

Terakadang, pemikiran ini muncul ketika seorang telah Lelah berproses sendirian dalam organisasi, tapi jika kita ingat ini juga bukan sebuah masalah atau hambatan, karena jika kita ingat ketika awal kita di lantik atau di baiat, orang yang dituntut proses adalah hanya itu saja, jika semuanya masuk berproses maka yang terjadi bukanlah suatu organisasi atau suatu struktur organisai, tapi yang terjadi adalah jamaah atau komunitas. Sehingga jangan mudah menilai diri kita dengan skala orang lain, jangan mudah menjadikan orang lain sebagai barometer kita, kalau sama mengapa Allah menciptakan beragam makhluk, kalau sama cukuplah Allah swt menciptakan satu makhluk saja. Terakhir, pandailah dalam mengatur waktu, dan mengatur kadar kepemimpinan. Semoga kita menjadi pemuda yang  

Kamis, 02 Juni 2022

Menyikapi Setelah Lulus, Putus atau Terus?




Oleh : Nur Hamid Abdissalam
Santri Yang Memiliki Mimpi di Perguruan Tinggi

Telah diketahui bersama bahwa sekarang merupakan masa dimana para siswa telah dinyatakan lulus dari sekolah. Hal ini terkadang menimbulkan kebimbangan bagi beberapa siswa antara melanjutkan pendidikannya atau tidak. Bagi yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya pun terkadang masih bingung antara memilih sekolah formal atau ke pondok pesantren. Hal ini tidak bisa dihindari oleh para siswa dari beberapa kalangan, karena adanya dogma para orang tua tentang pentingnya belajar agama daripada yang lain. Masih sering ditemui perkataan orang tua "lapo se sekolah dukur-dukur. luweh penting belajar agomo". Memang belajar agama sangatlah penting tapi tidaklah dibenarkan pula ketika memandang sebelah mata pendidikan formal terlebih terhadap wanita. Sering pula kita dengar perkataan "gawe opo se sekolah dukur-dukur? ujung-ujunge yo dadi ibu rumah tangga". Terkadang perkataan-perkataan tersebut menyebabkan menurunnya semangat belajar anak. Nah, bagaimana cara menyikapi hal-hal yang demikian? simak penjelasannya berikut.

Belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang, namun terkadang apa yang akan kita pelajari menjadi salah satu hal yang membingungkan, terlebih adanya dogma-dogma seperti diatas. disamping itu  ada salah satu hadits Rasulullah SAW yang menyinggung masalah tersebut,:

لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِآَخِرَتِهِ وَلَا آخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيْبَ مِنْهُمَا جَمِيْعًا, فَإِنَّ الدُّنْيَابَلَاغٌ إِلَى الْآخِرَةِ, وَلَا تَكُوْنُوْا كَلًّا عَلَى النَّاسِ (رواه ابن عساكر عن انس)

Artinya : Bukanlah orang yang paling baik diantara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain. (HR. Ibnu Asakir dari Anas ).

Dari hadits di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa belajar agama sangatlah penting tapi tidaklah dibenarkan pula ketika sepenuhnya meninggalkan sekolah formal. Terlebih untuk era saat ini pendidikan formal menjadi akses ke segala bidang untuk hidup.  Terlebih untuk para wanita sebagai calon ibu, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Sebagaimana diketahui madrasah merupakan tempat belajar, sebagaimana tempat belajar umumnya haruslah memiliki bahan ajar. Jika wanita dihalangi berpendidikan tinggi, lantas bagaimana mungkin tempat belajar tidak ada bahan ajarnya?

Apa Motivasinya





Apa Motivasinya


Sepintas angan, kembali hadir pada nuansa keramaian

Sajak tak bertuan juga tak berujung sengaja tertumpahkan

Pada Selayang kehidupan, tak sengaja siang nan malam


Kecil bukanlah tujuan

Remaja tak dicitakan

Dewasa tak direncanakan

Tua sebagai penantian

Begitulah rupanya metamorvosa 

Kehidupan. 


Tak pandang kuat atau ‘ngantuk’an’

Gawagis atau slengean

Bahkan rupawan atau sekedar rai pas-pasan

Metamorvosa itu mutlak dijalankan


Lantas! Tahu begitu mengapa masih dipertahankan.

Pagi ini.

Disujud inspirasi tempat para cendikiawan

Konon rujukan para mahasiswa malang untuk bergumam,

Sajak ini tetap tertuliskan. Rupanya telah mencapai bait keempat.


Ditemani, semilir angin pagi

Nyamung yang mulai mengais rezeki

Suara dedaunan yang sedang melawan derasnya sapu oleh petugas kebersihan

Tiba-tiba, pertanyaan itu datang dengan kebingungan ‘apa motivasinya’


Kenapa manusia termotivasi untuk bermotivasi

Mengapa beralasan hanya untuk sekedar beralasan

Tidur hanya untuk menyembuhkan kantuk

Padahal dia tak perlu semua itu untuk selesaikan

Mengapa perlu penyelesaian dari setiap hal yang akan diselesaikan


Namun, sesekali hati ini seraya berkata, apakah rahasia itu semua, derap langkah menuju sesuatu telah disesuatukan. Nasib kiranya tengah diniscayakan, mungkin hati ini ialah tujuan, entahlah. Prosesnya kian hari kian membingungkan. 


Carilah motivasinya

Motivasinya carilah

Lah motivasinya cari


Membingungkan, namun harus demikian. Tuk dibingungkan


2 juni 2022

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...