Sabtu, 31 Mei 2025

Polres Kediri Terkesan Remehkan Kasus Dugaan Pencurian Sebuah Unit Laptop Senilai Belasan Juta Rupiah

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kasus dugaan pencurian terhadap sebuah Laptop di Camp Edelwis (Kampung Inggris) Jalan Lamtana Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri pada Selasa, 4 Maret 2025 belum mengalami titik terang. 

Baca Juga : Kronologi Kasus Dugaan Pencurian Laptop di Kampung Inggris Pare Kabupaten Kediri

M. Thareq Warga Desa Singosari Kabupaten Malang, merupakan seorang yang telah dimintai Undangan Wawancara Klarifikasi Perkara pada 21 April 2025 merasa dirugian atas proses penanganan yang lambat ini. Diketahui Thareq adalah pemilik usaha toko online jual beli laptop, yang ikut dalam perkara kasus ini karena telah membeli laptop dari seorang berdomisili Surabaya (CompRijal) yang diduga hasil pencurian. 

"Dari awal dihubungi pihak kepolisian, lalu proses pengambilan barang bukti hingga memenuhi panggilan BAP ke polres Kediri kami sudah kooperatif sepenuhnya, dan kami pun terbuka dan mengikuti semua arahan dari kepolisian" ujar Thareq.

Thareq telah memenuhi undangan klarifikasi secara kooperatif sebagai warga yang patuh hukum, akan tetapi beberapa hari setelah selesai pada tahap wawancara yaitu pada tanggal 1 Mei, 6 Mei, 10 Mei, dan 13 Mei 2025 ia telah menanyakan perkembangan kasus yang telah berjalan namun tidak mendapatkan respon.

"Kami belum menerima laporan hasil penyelidikan sama sekali hingga detik ini. Kami juga sudah menghubungi pihak penyidik dan Buser polres Kediri untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan hasil penyelidikan, sudah kami chat sejak tanggal 6 Mei sebanyak 3x pesan chat WA, dan hasilnya tidak ada respon sama sekali ." Imbuhnya. 

Kemudian, pada tanggal 18 Mei 2025 Thareq telah mengirim surat resmi kepada polres kediri tentang Surat Permohonan Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), lagi-lagi tidak ada respon. 

"Kami juga sudah mengirimkan surat secara resmi kepada Penyidik. Yaitu Surat Permohonan Pemberitahuan Hasil Penyelidikan, dengan tujuan agar kami mengetahui sejauh mana proses hukum yang telah dilakukan terhadap laporan tersebut, demi kejelasan dan kepastian hukum" Ungkap Thareq. 

Thareq berharap, agar kepolisian menjalankan fungsi dan aturan sesuai dengan prosedur hukum, adanya transparansi juga menjadi titik utama. Dari awal ia telah menyampaikan juga agar dirinya difasilitasi berupa mediasi bersama pelaku untuk kemudian bisa mengembalikan kerugian sebesar 7.000.000 sebagai modal pembelian laptop tersebut. 

Teori Hukum "Equality Before the Law" seharusnya menjadi dasar jangan sampai ada yang berat sebelah. Hari ini kepolisian sedang diuji akan hal itu, banyak kasus di Indonesia ini yang mempertaruhkan citra kepolisian sebagai aparat penegakan hukum, tinggal sekarang kepolisian mampu atau tidak. 

Mahasiswa AM UM Hadirkan Pembelajaran Bahasa Inggris Seru di SDN Sawojajar 02 Kelas Rendah

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Setiap hari Selasa, saya bersama rekan saya, Alima, mengajar bahasa Inggris di kelas 1 dan 2 SDN Sawojajar 02. Pembelajaran kami dirancang tidak sekadar mengenalkan kosakata, tapi menjadi pengalaman menyenangkan penuh lagu, permainan, dan aktivitas interaktif. Kami ingin bahasa Inggris menjadi teman bermain yang seru, bukan momok yang menakutkan.

Kami menggunakan metode learning by doing, dengan alat bantu seperti lagu ceria, tebak gambar, dan kartu kosakata. Musik menjadi senjata rahasia untuk membantu anak mengingat kata baru dengan cepat. Anak-anak pun tampak antusias setiap sesi mereka bernyanyi, menari, dan tertawa bersama. Salah satu siswa kelas 1, Azalea, terlihat sangat bersemangat. 

“Kakak-kakak pengajar seru banget! Aku suka nyanyi lagu ‘Hello Song’ dan main tebak-tebakan gambar bahasa Inggris!" Teriaknya begitu energik.

Selain aktivitas, lembar kerja yang kami gunakan juga menarik secara visual dan mendorong siswa untuk menyelesaikannya dengan semangat. Respon positif datang dari berbagai pihak.

“Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sungguh menyenangkan dan inspiratif. Anak-anak jadi aktif, percaya diri, dan tidak takut lagi belajar bahasa asing. Salut untuk inovasi pembelajarannya!” ujar salah satu wali murid siswa kelas rendah SDN Sawojajar 02 saat ditemui setelah kegiatan belajar berlangsung.

Dukungan juga datang dari orang tua wali murid terkait acara tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi metode pembelajaran ini. Anak saya selalu menantikan hari Selasa dan sering menyanyikan lagu bahasa Inggris di rumah. Ini luar biasa!” ungkap Bu Novi, wali kelas 2 SDN Sawojajar 02.

Tidak hanya itu, rekan sesama mahasiswa juga melihat dampak positif dari program ini. Salah satu teman sejawat mengatakan,

“Program ini membuktikan bahwa pembelajaran bisa menyenangkan jika dikemas kreatif. Anak-anak bukan hanya belajar bahasa, tapi juga membangun rasa percaya diri dan semangat kerjasama.” ujar Chenda, salah satu mahasiswa asistensi mengajar yang terlibat dalam kegiatan.

Kami percaya, pendekatan seperti ini mendukung pencapaian SDGs poin 4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan suasana belajar yang positif, inklusif, dan kreatif, anak-anak akan tumbuh sebagai generasi yang siap menghadapi dunia global dengan percaya diri dan semangat tinggi. Dengan begitu, mimpi besar mereka untuk menggapai dunia tidak lagi sekadar angan, melainkan kenyataan yang dapat diraih dengan penuh percaya diri dan kegembiraan.

 

 

Tawarkan Solusi Tekan Residivisme Lewat Pendekatan Psikologis di Lapas Malang

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Memperhatikan kesejahteraan psikologis narapidana residivis bukan hanya soal belas kasih, tetapi juga bagian dari pendekatan pemasyarakatan yang komprehensif dan berorientasi pada kemanusiaan. Negara, masyarakat, dan institusi terkait memiliki peran penting dalam memastikan bahwa setiap individu—termasuk mereka yang tersandung masalah hukum berulang kali—mendapatkan perlakuan yang adil dan peluang untuk memperbaiki hidupnya.

Hal inilah yang mendorong Zalfa Awwala Q.A., mahasiswi Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) bersama Mochammad Sa`id, S.Psi., M.Si., selaku pembimbing melakukan penelitian kepada para narapidana residivis mengenai uji pengaruh kesiapan kerja yang ditinjau dari Grit (Ketekunan) dan Future Time Perspective (Pandangan atau Perspektif Masa Depan). 

Penelitian yang dilaksanakan pada Senin (19/05/2025) ini dilakukan di Lapas Kelas I Malang dan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang yang memiliki beberapa Narapidana Residivis dengan berbagai macam kasus pidana. Proses pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang dibagikan kepada Narapidana Residivis dan wawancara terbatas. Proses tersebut dibantu oleh staff pegawai Lapas Kelas I Malang dan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang.

Narapidana Residivis merupakan mereka yang terjerat kasus hukum yang kedua kalinya atau melakukan pengulangan tindak pidana.

"Para narapidana mengaku alasan terbesar mereka melakukan pengulangan tindakan tersebut dikarenakan faktor ekonomi yang membuatnya terpaksa untuk kembali ke dunia lamanya setelah bebas dari hukuman yang pertama. Ditambah lagi, jika mereka belum memiliki kesiapan kerja yang memadai," jelas Zalfa.

"Selanjutnya berdasarkan data primer yang saya dapatkan lalui pengisian kuesioner menunjukkan hasil terdapat pengaruh signifikan dari Grit dan Future Time Perspective terhadap Kesiapan Kerja bagi para narapidana residivis. Artinya, jika narapidana residivis memiliki ketekunan dan pandangan positif terhadap masa depan, mereka cenderung lebih siap untuk kembali bekerja," lanjutnya.

Melalui penelitian ini diharapkan lembaga pemasyarakatan mampu meningkatkan program kegiatan yang dapat membantu para narapidana agar lebih siap bekerja pada sektor yang layak serta mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8.

"Saya yakin dengan adanya bukti hasil penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bersama, sehingga pemberdayaan narapidana di lembaga pemasyarakatan bisa lebih fokus dan terarah dalam peningkatan ketekunan dan pandangan masa depan yang stabil. Semoga dengan itu juga mampu mengurangi angka risiko kasus residivisme yang ada di Indonesia," pungkas Zalfa.

Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang di SDN Lesanpuro 1 Kota Malang Menghadirkan Festival Sains dan Sosial yang Menarik

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Kegiatan Festival Sains dan Sosial (FESS) yang diadakan di SDN Lesanpuro 1 merupakan sebuah perayaan yang penuh warna dan makna. Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan Parenting, Kartini, dan Edukasi (PARAS), menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat pada Selasa (29/4/25).

FESS bukan sekadar ajang pameran, melainkan sebuah platform yang mengajak siswa untuk menunjukkan kreativitas dan pengetahuan mereka di hadapan masyarakat sekolah. Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas bagi semua.

Di tengah keramaian acara, perwakilan dari setiap kelas tampil dengan percaya diri, mempresentasikan hasil media pembelajaran yang telah mereka siapkan. Setiap siswa membawa media yang tidak hanya menarik, tetapi juga edukatif, seperti Poster Puzzle Pemilahan Sampah yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, atau About Family Culture yang merayakan keragaman budaya di Indonesia. Ada juga Pasang Pintar Tumbuhan yang mengajarkan bagian-bagian tanaman, Flora Fauna Explorer yang mengenalkan keanekaragaman hayati, serta 

Aksi Siklus Air yang menjelaskan perjalanan air di Bumi. Setiap presentasi diakhiri dengan sesi tanya jawab, memberikan kesempatan bagi pendengar untuk berinteraksi dan mendalami materi yang disampaikan. Para orang tua juga sangat antusias untuk mengikuti sesi tanya jawab dengan peserta didik yang sedang melakukan presentasi dari media pembelajaran yang mereka paparkan.

Ketika masuk pada pemaparan aksi siklus air dan perwakilan bertanya “apa yang terjadi ketika air terkena matahari” dengan semangat para siswa beserta para orang tua menjawab serentak “akan mengalami penguapan” dan semua pertanyaan-pertanyaan yang lain juga dijawab dengan sangat antusias. Ketika memasuki sesi demonstrasi aksi siklus air dan MC pada acara ini bertanya “siapa yang mau mencoba untuk menggunakan media aksi siklus air?” sontak suara nyaring keluar dari para siswa “saya”, dan kegiatan akhir berisikan kegiatan refleksi dengan menyebutkan pesan dan kesan selama kegiatan berlangsung. Dari kelas 4 yang diwakili oleh siswa yang bernama Jamal menyebutkan bahwa “Kegiatan sangat seru sekali”. Dan banyak siswa yang setuju dengan pendapat Jamal.

Melalui kegiatan ini, kita semua diajak untuk merenungkan peran kita dalam mendukung pendidikan yang berkualitas. FESS bukan hanya sekadar festival, tetapi sebuah gerakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Mari kita dukung dan berpartisipasi dalam setiap langkah menuju pendidikan yang lebih baik, karena masa depan anak-anak kita ada di tangan kita. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi Instagram @am.um.sdnlesanpuro01.

Mahasiswa Magang PLS FIP UM Sukses Jalankan Program Beasiswa EVL Foundation Smart Tax Scholarship

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Mahasiswa magang dari Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM) berhasil menyukseskan rangkaian pelaksanaan Program Beasiswa “Smart Tax Scholarship” yang diselenggarakan oleh Education Visionary Lab (EVL) Foundation bekerja sama dengan Piranha Smart Center (PSC).

Program ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari mahasiswa magang PLS FIP UM dalam mendukung pengembangan pendidikan nonformal berbasis keterampilan profesional. Melalui peran aktif dalam kepanitiaan dan pelaksanaan teknis, mahasiswa menunjukkan kapasitasnya dalam manajemen program, koordinasi kegiatan, hingga layanan administrasi peserta.

Proses pelaksanaan beasiswa dimulai dari tahap pendaftaran dan pengunggahan berkas pada 5–15 Maret 2025. Selanjutnya, pengumuman hasil seleksi administrasi dan berkas dilakukan pada 17 Maret 2025. Dari ratusan pendaftar, hanya sebagian yang lolos ke tahap berikutnya.

Tes akademik atau pre-test dalam bidang perpajakan dilaksanakan pada 19 Maret 2025, yang menjadi indikator utama kemampuan dasar peserta dalam memahami sistem perpajakan di Indonesia.

Tahap wawancara pada 20 Maret 2025 menjadi bagian penting dari seleksi, yang tidak hanya menilai kompetensi akademik, tetapi juga semangat kontribusi peserta terhadap masyarakat. Hasil akhir pengumuman awardee diumumkan pada 24 Maret 2025, disusul dengan pemberkasan dan penandatanganan surat perjanjian beasiswa pada 25–27 Maret 2025.

Di hari yang sama dengan pengumuman awardee, dilakukan pula pembentukan kepengurusan penerima beasiswa EVL Foundation, yang akan menjadi bagian dari pelaksana program sosial dan edukatif di bawah naungan lembaga tersebut.

Program ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan berhasil menjaring peserta terbaik dari berbagai daerah di Indonesia.

Program beasiswa EVL Foundation: Smart Tax Scholarship bertujuan tidak hanya untuk membekali peserta dengan pengetahuan teknis di bidang perpajakan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, serta kemampuan pemecahan masalah yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan pengabdian masyarakat.

Menurut pernyataan dari Tim EVL Foundation, beasiswa ini dirancang sebagai bentuk edukasi alternatif nonformal yang berorientasi pada pembangunan kompetensi. Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa magang PLS, tim EVL, dan PSC, program ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari keterlibatan aktif mahasiswa magang PLS yang menjalankan peran sebagai tim administrasi, pengelola teknis pelaksanaan Zoom, moderator, hingga tim dokumentasi. Keterampilan komunikasi, problem solving, dan koordinasi lintas tim menjadi bukti bahwa mahasiswa PLS memiliki kesiapan dalam dunia kerja serta pengelolaan program berbasis masyarakat.

Salah satu mahasiswa magang, Muhammad Dany Alifudin, mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberinya wawasan luas tentang pentingnya tata kelola beasiswa berbasis digital. “Kami belajar langsung bagaimana memproses pendaftaran, mengatur jadwal, hingga memfasilitasi wawancara. Ini menjadi pengalaman luar biasa yang tidak hanya memperkuat teori di kampus, tapi juga praktik di lapangan,” ungkap Dany.

Seluruh tahapan dilakukan secara online untuk menjangkau peserta secara nasional. Tahapan ini disambut antusias oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi tinggi dari peserta, mitra, dan pihak penyelenggara. Ke depan, diharapkan kerja sama antara dunia pendidikan dan lembaga nonformal seperti EVL Foundation dan PSC dapat terus berlanjut, terutama dalam memberikan akses pendidikan keterampilan kepada generasi muda Indonesia.

Dengan berakhirnya rangkaian kegiatan ini, diharapkan para awardee tidak hanya mendapatkan manfaat finansial dan akademik, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan yang cakap dalam bidang perpajakan dan pendidikan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan program beasiswa EVL Foundation ini menjadi salah satu bukti bahwa sinergi antara lembaga pendidikan tinggi dan masyarakat dapat berjalan selaras untuk mencetak generasi unggul di masa depan.

Tanah Dibeli Dituduh Warisan, Kayu dan Tebu Diduga Dicuri: Konflik Keluarga di Karang Sari Memanas

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sebuah konflik keluarga memanas dan memicu kegaduhan warga Desa Karang Sari, Kecamatan Bantur. Permasalahan yang mencuat adalah dugaan penyalahgunaan hak atas tanah pekarangan milik almarhumah Ibuk Ati, yang diklaim secara sepihak oleh beberapa anggota keluarganya sendiri. Tak hanya penyerobotan lahan, terdapat pula dugaan pencurian hasil tanaman tebu dan kayu di atas tanah tersebut.

Menurut keterangan Pak Riaman, anak kandung dari almarhumah Ibuk Ati, kejadian bermula sejak 22 September 2021, ketika saudara dan saudari almarhumah – yakni Suin, Sunai, Budi, dan Mbok Sini – diduga mengambil alih paksa lahan milik ibunya dan di bulan September 2022 mereka memanen tebu serta menebang kayu di atasnya tanpa izin.

“Tanah itu bukan warisan. Ibuk saya beli sendiri dari hasil kerja kerasnya bertani, beternak sapi dan emas, sejak tahun 60-an. Tapi sejak September 2021, setelah kami panen tebu, tanah itu diserobot oleh mereka,” ujar Pak Riaman kepada Jatim Satu News.

Pak Riaman menambahkan, kayu yang berada di lahan tersebut bahkan sudah ditawar oleh pembeli dengan nilai mencapai Rp40 juta. Sementara hasil panen tebu diperkirakan menghasilkan Rp8 juta per tahun. Namun semua itu kini dikuasai oleh Suin dan saudara-saudaranya tanpa kejelasan hukum.

Tak hanya itu, investigasi Jatim Satu News menemukan fakta mencengangkan: lahan tersebut ternyata telah digadaikan oleh Suin kepada seseorang bernama Haji Said warga Desa Rejoyoso, Dusun Karang Lawas, Kecamatan Bantur, seharga Rp27 juta dengan bukti tertulis bermaterai.

“Suin menggadaikan ke saya karena butuh uang. Soal tanah itu warisan atau bukan, saya kurang tahu. Kalau nanti ada masalah, saya akan minta uang saya kembali ke Suin,” terang Haji Said kepada pewarta.

Permasalahan ini telah dilaporkan ke pihak berwajib sejak tahun 2022, namun hingga kini belum ada kejelasan hukum yang memuaskan pihak pelapor. Pak Riaman berharap hukum bisa ditegakkan seadil-adilnya sesuai wasiat almarhumah ibunya sebelum wafat pada Maret 2025.

“Ibuk saya sempat berwasiat: tanah itu hasil membeli, bukan warisan. Beliau minta kami mencari keadilan seadil-adilnya,” tegas Pak Riaman.

Terkait hal ini, menurut informasi dari Buku Leter C Nomor 695 Persil 04 dan Surat Pernyataan Tanah Tidak Sengketa yang dikeluarkan oleh pihak desa, tanah tersebut memang sah milik Ibuk Ati dan bukan merupakan warisan bersama ataupun obyek sengketa.

Kasus ini diduga melanggar Pasal 385 KUHP tentang Penyerobotan Tanah, yang dapat diancam pidana hingga 4 tahun penjara. Selain itu, juga dapat dijerat Pasal 362 KUHP tentang Pencurian, dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun.

Saat ini, kasus masih ditangani oleh LBH Sakur yang mewakili Pak Riaman. Menurut pihak LBH, mereka masih menunggu hasil verifikasi dari laporan yang telah masuk sejak dua tahun lalu.


Pewarta: M. Fiqih

Redaksi: Jatim Satu News



---

Tiga Pilar Kemajuan: Mahasiswa UM dan SDN Madyopuro 3 Gelar Pesta Budaya Penuh Semangat

 


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madyopuro 3 Kota Malang menjadi saksi dari serangkaian kegiatan yang penuh makna dalam rangka memperingati HUT ke-111 Kota Malang, Hari Kartini, dan Hari Pendidikan Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Malang yang berkolaborasi dengan sekolah. Dengan tema “Tiga Pilar Kemajuan: Belajar, Berkarya, dan Cinta Budaya dalam Negeri”, acara ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan, tetapi juga untuk meningkatkan semangat belajar, kreativitas, dan pengenalan budaya lokal di kalangan siswa pada kamis (07/05/2025).

Dimulai dari beberapa hari sebelum acara seluruh elemen sekolah sangat antusias untuk menyambut acara ini. Dimulai dari siswa, guru, hingga wali murid sangat bersemangat. Ada beberapa siswa yang kebingungan untuk memilih baju adat yang akan mereka kenakan untuk acara “Tiga Pilar”. Ada salah satu siswa yang merasa kebingungan untuk keperluan baju adat mereka, merekapun inisiatif untuk menyewa. 

Ih aku bingung nih, besok mau pakai baju apa ya?” Gumam salahsatu siswa. 

Pembukaan acara ini merupakan momen yang sangat dinanti. Diawali dengan pembukaan oleh MC kemudian sambutan oleh Ketua Pelaksana, Pradana Yogi Harliyatno, S.Pd, dan Kepala Sekolah Wihelmus Jehadung, S.Pd., M.Pd, suasana semakin meriah dengan penampilan lagu Indonesia Raya. Sebagai simbolis, penerbangan balon menandai dimulainya kegiatan Tiga Pilar Kemajuan. Antusiasme siswa, guru, dan wali siswa terlihat jelas semua siswa teriak dengan semangat saat penerbangan balon, menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan kebersamaan. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membangun karakter dan identitas budaya.

Salah satu agenda yang sangat dinanti adalah fashion show yang melibatkan seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Ketika MC bertanya apakah udah siap untuk fashion show hari ini? dengan serentak “sudah” MC menghampiri ke salah satu siswa kelas 1 ia berkata,

“Saya sangat tidak sabar mengikuti lomba fashion show dan kemarin malam saya gabisa tidur karna gasabar buat makeup”. Ucap siswa dengan energik.

Dengan beragam pakaian unik dan menarik, masing-masing siswa menunjukkan keberanian dan kreativitas mereka di panggung. Bahkan para guru dan wali siswa turut berpartisipasi, menampilkan pakaian adat, Yogi salah satu guru mengatakan, antusiasmenya siswa dalam kegiatan ini dan ia pun merasa harus lebih antusias.

“Anak-anak antusias untuk acara ini saya sebagai guru juga harus antusias menggunakan pakaian adat, saya menggunakan pakaian adat khas papua” ujar Yogi.

yang kaya akan nilai budaya. Melihat para siswa percaya diri di atas panggung adalah kebanggaan tersendiri dan menunjukkan bahwa mereka siap menjadi generasi penerus yang menghargai budaya bangsa.

Setelah fashion show, acara dilanjutkan dengan lomba menyanyi solo. Penampilan merdu dari siswa-siswa ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menunjukkan bakat terpendam mereka. Setiap suara yang bergema menambah kehangatan acara dan menggugah semangat semua yang hadir. Suasana semakin hidup dengan kehadiran para sponsor yang menyediakan makanan dan minuman, menjadikan kegiatan ini lebih meriah. Interaksi antara siswa, guru, dan orang tua di bazar menciptakan rasa kebersamaan yang tak ternilai.

Sebelum puncak acara, lomba mewarnai juga diadakan, di mana seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6 berpartisipasi. Sketsa pahlawan nasional dan pemandangan Kota Malang menjadi media untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Melihat hasil karya siswa yang penuh warna dan imajinasi adalah gambaran nyata dari potensi yang dimiliki anak-anak kita. Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap sejarah dan budaya bangsa.

Puncak dari kegiatan Tiga Pilar ini ditutup dengan pengumuman pemenang dari setiap cabang lomba. MC bertanya siapa yang mau jadi juara? sontak suara nyaring keluar dari para siswa “saya” Momen ini merupakan puncak kegembiraan, di mana siswa-siswa yang berprestasi mendapatkan pengakuan atas usaha dan kerja keras mereka. Salah satu pemenang dari cabang lomba mewarnai yang bernama Aleya memberikan pesan dan kesan selama kegiatan berlangsung.

Kegiatan ini sangat seru sekali ada 3 cabang perlombaan dan juga ada bazar, semoga acara ini terus ada disetiap peringatan”. Ungkapnya.

Selain itu, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk sponsor, menunjukkan rasa syukur dan penghargaan atas dukungan yang diberikan. Sponsor seperti Pie Susu Dava, Bank BRI, dan lainnya telah memainkan peran penting dalam kesuksesan acara ini.

Kegiatan Tiga Pilar bukan hanya sekadar lomba dan pertunjukan, tetapi lebih dari itu, ini adalah sebuah momentum untuk memperkuat karakter dan identitas budaya siswa. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya termotivasi untuk belajar, tetapi juga untuk berkarya dan mencintai budaya lokal. Budaya adalah akar dari sebuah bangsa, dan melalui kegiatan ini, mahasiswa asistensi mengajar berupaya menanamkan nilai-nilai tersebut dalam diri siswa.

Secara keseluruhan, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sukses. Melalui kerja keras dan kolaborasi antara mahasiswa, guru, dan siswa, acara ini berhasil menciptakan pengalaman yang berharga. Harapan kami adalah kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan, sehingga dapat menjadi pemicu semangat belajar dan berkarya bagi semua yang terlibat. Pendidikan adalah perjalanan yang tidak hanya mengandalkan buku, tetapi juga pengalaman yang membentuk karakter dan identitas.

Mahasiswa PLB Universitas Negeri Malang Tanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini di SDN Lowokwaru 5

  MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan Sosialis...